Anda di halaman 1dari 22

BAB III

AKTIFITAS PRAKTIK KERJA INDUSTRI

3.1. Tempat Penugasan


Praktik Kerja Industri adalah kegiatan praktik kerja yang dilaksanakan
oleh mahasiswa di industri. Program Praktik Kerja Industri ini harus ditempuh
oleh mahasiswa untuk memenuhi persyaratan kurikulum jurusan Perawatan dan
Perbaikan Mesin. Dalam hal ini Praktik Kerja Industri dilaksanakan pada
perusahaan PT Agri Makmur Pertiwi, Pare - Kediri. Selama melaksanakan
Praktik Kerja Industri pada PT. Agri Makmur Pertiwi, Penulis di tempatkan pada
bagian Transportasi Material di Gudang B (Bag. Mesin Conveyor). Penulis juga
telah melakukan aktifitas kerja dengan proses yang baik dan sesuai Standard
Operational Procedure (SOP).

Gambar 3.1.Layout Penugasan


28

Sumber: Dokumentasi penulis (2016)


Pelaksanaan Praktik Kerja Industri di PT. Agri Makmur Pertiwi dimulai
tanggal 1 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 1 Agustus 2016. Aktifitas
praktik kerja industri dilaksanakan sesuai hari jam kerja seperti karyawan pada
PT. Agri Makmur Pertiwi yaitu dimulai senin sampai sabtu, mulai pukul 07.30
sampai 15.30 WIB.

3.2. Macam dan Uraian Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan penulis selama prakerin pada PT. Agri Makmur
Pertiwi adalah sesuai dengan yang ditugaskan oleh bapak Maghfur selaku
pembimbing penulis dari pihak perusahaan. Kegiatan prakerin penulis di PT. Agri
Makmur Pertiwi diantaranya: membuat spesifikasi mesin conveyor, instalasi
transformator lampu, pengecekan, dan pengamatan mesin transport material.
Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah melakukan pengamatan terhadap
mesin-mesin yang ada khususnya alat dan mesin transport material, hal ini
dikarenakan

membutuhkan

ketelitian

yang

mendetail

untuk

menambah

pengetahuan serta kebutuhan untuk penyelesaian laporan.


Pengerjaan yang dilakukan penulis selama melaksanakan Program
Praktek Kerja Industri di PT. Agri Makmur Pertiwi, penulis melaksanakan
beberapa macam kegiatan yaitu
1. Kegiatan Umum
2. Kegiatan Khusus.
3.2.1. Kegiatan Umum
Kegiatan umum adalah kegiatan yang dilakukan secara kelompok atau
secara rutin ditempat penugasan. Tempat penugasan itu adalah di Bagian
Material Transport bagian mesin conveyor yang berlokasi di Gudang B PT. Agri
Makmur Pertiwi.

29

Dalam kegiatan prakerin ini penulis menjalankan tugas sesuai instruksi


dari pembimbing pihak perusahaan. Kegiatan umum yang dilakukan penulis
selama prakerin adalah melakukan pengamatan terhadap alat dan mesin
transport material yang ada di PT. Agri Makmur Pertiwi. Termasuk yang menjadi
kegiatan didalamnya yaitu pembuatan spesifikasi alat dan mesin transport
material.
Berikut uraian kegiatan penulis selama Praktik Kerja Industri:
1

Melakukan pengamatan dan pembuatan data spesifikasi seluruh conveyor


yang ada di gudang B PT. Agri Makmur Pertiwi, yang meliputi:
-

Conveyor meja sortir

Conveyor naik bak

Conveyor datar (statik dan mobile)

Conveyor out bak

Conveyor in pipil

Conveyor out pipil

Conveyor in silo

Conveyor out silo

dan menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen.


2

Men-support bagian processing (pemasangan selang atas silo dan


membersihkan kotoran disekitar silo).

Membuat tabel perbandingan dimensi roller, motor listrik, dan gearbox dari
keseluruhan conveyor.

Men-support bagian sortir jagung.

Support bagian engineering (instalasi travo pada lampu).

3.2.2. Kegiatan khusus

30

Penulis juga melakukan kegiatan khusus, dari kegiatan ini penulis


menjadikan sebagai judul laporan Praktek Kerja Industri. Pada saat penulis
melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT Agri Makmur Pertiwi, kegiatan khusus
yang dilakukan penulis pada saat melakukan prakerin yaitu mencari data untuk
menyusun

laporan

pembuatan

Standard

Operational

Procedure

(SOP)

Perawatan Belt Conveyor Naik Bak, yang terdapat di Gudang B PT Agri Makmur
Pertiwi.

3.2.2.1. Pengertian Conveyor


Conveyor pada PT Agri Makmur Pertiwi adalah conveyor yang di desain
dan dibuat sendiri oleh pihak PT Agri Makmur Pertiwi yang juga telah melewati
beberapa proses penyempurnaan tiap tahunnya. Dan merupakan suatu sistem
mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke
tempat yang lain. Conveyor jenisi ini banyak dipakai di industri untuk transportasi
barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan.
Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai
ekonomis dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut.
Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari
satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai
lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelemahan
sistem ini adalah tidak mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang
dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu.
Conveyor

mempunyai

berbagai

jenis

yang

disesuaikan

dengan

karakteristik barang yang diangkut. Jenis-jenis conveyor tersebut antara lain:


1. Apron conveyor,
2.Flight conveyor,
3. Pivot conveyor,
31

4.Overhead conveyor,
5. Loadpropelling conveyor,
6. Car conveyor,
7. Bucket conveyor,
8. Screw conveyor,
9. Belt conveyor,
10. Roller conveyor,
11. Vibrating conveyor,
12. Pneumatic conveyor,
13. Hydraulic conveyor.
Dari sekian banyak jenis dari conveyor, maka penulis akan mengambil salah satu
jenis conveyor yang akan dibahas yaitu belt conveyor.
3.2.2.2. Belt Conveyor
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling
efisien dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truck untuk
jarak jauh, karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung
disain belt itu sendiri. Material yang ditransport dapat berupa powder, granular
atau lump dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang seiring
dengan kemajuan disain belt itu sendiri.
Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis long curve, yaitu belt
dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan radius minimum 400 m,
sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak jauh. Keuntungan lainnya
penggunaan belt adalah kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan,
tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200 0C. Dengan belt conveyor, material
dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu juga pengeluarannya.

32

3.2.2.2.1. Jenis belt


Secara umum belt memiliki beberapa jenis model atau bahan yang bermacammacam menurut kegunaannya, namun memiliki prinsip kerja yang sama. Berikut
ini akan dijelaskan jenis-jenis belt tersebut:
1. Textil Rubber Belt
2. Metal Belt
3. Steel Cord Belt
Jenis yang paling banyak dipakai adalah jenis textil rubber belt. Lintasan
belt dapat direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal.
Sudut kemiringannya tergantung koefisien gesek antara material yang diangkut.
Dalam prakteknya sudut inklinasi berkisar antara 7 o 10o lebih kecil dari sudut
gesek material belt. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan belt (belt sag)
antara idler roller, sehingga inklinasi lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri.

Gambar 3.2. Belt Conveyor


Sumber: Dokumentasi penulis (2016)

33

3.2.2.3. Komponen Utama Belt

Gambar 3.3. Komponen Utama Belt Conveyor


Sumber: justoperator.files (2016)

1. Drive system
Bagian penggerak head pulley dengan menggunakan motor listrik yang
diteruskan ke gear reducer dengan coupling diteruskan kembali ke head pulley.
Kelangkapan alat ini ada yang dipasangi holdback / back stop untuk mencegah
belt mundur saat berhenti ketika ada muatan, ini digunakan pada belt conveyor
yang menanjak. Pada bagian bawah head pulley biasanya dilengkapi dengan
pembersih / belt cleaner, fungsinya untuk membersihkan material yang
menempel pada belt setelah material dituangkan.
2. Conveying component

34

Komponen utama dari alat ini adalah head pulley, tail pulley, take up
pulley, idler roller dan rubber belt. Head pulley berguna untuk menarik belt,
sedang tail pulley untuk memutar balik belt dan take up pulley sebagai beban
tetap yang menjaga ketegangan pulley agar didapat friksi yang cukup sehingga
tidak slip. Untuk idler terdiri dari carry roller, return roller dan training roller. Carry
roller untuk menahan material transport di sisi atas sedang return roller untuk
menahan belt yang kembali dari head pulley dan training roller berfungsi sebagai
self alignment roller yang bertujuan agar belt tetap berada di tengah lintasannya.
Bentuk bentuk pulley :

35

Gambar 3.4. Bentuk-bentuk Pulley


Sumber: justoperator.files (2016)

36

Gambar 3.5. Rubber Belt


Sumber: Dokumentasi penulis (2016)
Rubber belt adalah komponen utama untuk membawa material , dimana
kekuatannya tergantung kepada kapasitas material yang ditransportnya. Rubber
belt terbuat dari karet yang direinforcment (diperkuat) oleh carcas, yaitu rajutan
dari benang nilon atau lainnya yang sangat kuat, sedang untuk belt dengan
lintasan yang cukup jauh dibutuhkan belt dengan kekuatan tarik yang cukup
besar, sehingga belt ini di reinforcment dengan anyaman kawat baja / steel cord.
Rubber belt ini dibuat dengan panjang tertentu, sehingga diperlukan sambungan,
baik dengan sistem mechanical atau pun vulcanized (dingin atau pemanasan).
Secara umum persyaratan belt adalah sebagai berikut :

Tahan beban tarik

Tahan beban kejut

Perpanjangan spesifik yang rendah

Fleksibel

37

Tidak menyerap air

Belt terdiri dari beberapa lapis :

top cover (rubber)

Breaker ply (pelindung carcass)

Fabrik Carcass (canvas/ply)

Bottom cover

Gambar 3.6. Pulley


Sumber: Dokumentasi penulis (2016)
3.2.2.4. Prinsip Kerja Belt conveyor
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan
setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt
digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan
drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.

3.2.2.5. Perawatan Pada Mesin Conveyor


38

Perawatan pada mesin Conveyor meliputi perawatan harian, perawatan


mingguan, perawatan bulanan, dan perawatan tahunan.

Gambar 3.7. Mesin Conveyor


Sumber: Dokumentasi Penulis (2016)
3.2.2.6. Metode perawatan dan jadwal perawatan
Pemeliharaan mesin dan peralatannya sangat diutamakan, sebab bahan
bahan yang di produksi sangat korosif terhadap peralatan sehingga alat alat
mudah berkarat, akibatnya kerusakan dari peralatan semakin cepat, untuk
menghindari atau membatasi kerusakan kerusakan yang ditimbulkan akibat
pengaruh, diperlukan sistem pemeliharaan secara preventive.
3.2.2.6.1. Perawatan Preventif Pada Mesin Conveyor
Aktivitas pekerjaan pada perawatan preventif pada mesin perkakas adalah
sebagai berikut:

39

Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Perawatan Preventive Conveyor


Sumber: dokumentasi Penulis (2016)
1. Pembersihan
Seluruh permukaan dan bagian-bagian dari peralatan atau mesin harus
dibersihkan agar bebas dari segala kotoran, debu dan pertikel-partikel yang
dapat mengganggu pekerjaan mesin. Pembersihan mesin dapat dilakukan
dengan aturan setiap hari hingga yang bersifat tahunan.
a. Pembersihan Harian
Umumnya dikerjakan oleh semua pihak setelah menggunakan mesin atau
peralatan dan setelah bersih biasanya elemen yang sifatnya presisi diberi lapisan

40

penyekat korosi dan biasa yang digunakan adalah oli atau greas yang
direkomendasikan oleh pabrikan atau yang tertera di manual books.
b. Pembersihan Bulanan
Pembersihan dilakukan secara periodik setiap bulannya, kegiatan yang
dilakukan adalah:

Pembersihan kotoran pada seluruh mesin conveyor dan komponen

komponennya secara keseluruhan.


Membersihkan greas pada bagain yang saling bergesekan dan mengganti
dengan greas yang baru
c. Pembersihan Tahunan

2. Pelumasan
Komponen seperti roda gigi, ring, bantalan dan elemen-elemen mesin yang
lain yang permukaannya bergesekan harus diberi pelumasan secara benar dan
teratur agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian
pelumas perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang
diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya. Untuk menunjang sistem
pelumasan yang baik perlu disiapkan jadwal pelumasan yang harus diikuti
dengan tepat dan benar.

3. Perencanaan dan Penjadwalan


Setiap aktivitas perawatan preventif perlu direncanakan secara detail
berdasarkan hasil analisa yang telah ditentukan. Jadwal program perawatan
harus disiapkan dan ditaati dengan benar. Program perawatan preventif perlu
dibuat secara lengkap dan terperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti
halnya jadwal harian, mingguan maupun bulanan. Untuk mempersiapkan jadwal
bulanan, perlu dipersiapkan data masing-masing jenis mesin yang ada pada

41

bengkel atau workshop. Dengan demikian siklus dan periode perawatan preventif
dari masa ke masa reparasi berturut-turut, dibuat sesuai dengan peraturan dari
pabrik pembuat mesin yang ada pada buku petunjuk pemeliharaan. Disamping
itu pula dapat dilakukan atas dasar pengalaman selama menjadi tenaga
maintenance. Penggantian pelumas hendaknya mengikuti petunjuk yang ada
pada buku petunjuk pemeliharaan mesin. Jika dalam bengkel tersebut tidak
mempunyai buku petunjuk pemeliharaan maka dapat menggunakan dasar
pedoman sebagai berikut, dengan asumsi bahwa mesin bekerja dalam satu hari
adalah 8 jam.
Pada umumnya satu mesin perkakas mempunyai penampungan pelumas
lebih dari satu dan juga jenisnya serta kapasitasnya tidak sama. Adanya
perbedaan jenis tersebut tidak menguntungkan apabila dilakukan penggantian
yang berbeda. Pelumas yang ada pada sebuah mesin penggantiannya
dilaksanakan pada waktu yang bersamaan yaitu pada waktu perawatan preventif.
Saat pembuatan jadwal preventif, hendaknya semua jenis mesin yang ada
dibengkel atau workshop beserta spesifikasi atau karakteristiknya didaftar.

4. Pencatatan dan Analisis


Catatan yang terpelihara dengan baik merupakan hal pokok untuk menunjang
keberhasilan perawatan preventif. Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk
membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:

Buku Manual operasi


Manual instruksi perawatan
Kartu riwayat mesin
Daftar permintaan suku cadang
Kartu inspeksi
Catatan kerusakan

42

Dengan adanya catatan tersebut maka pekerjaan perawatan tidak akan


terjadi kesalahan. Selain itu catatan tersebut akan banyak membantu dalam
menentukan perencanaan dan keputusan yang akan diambil.
Analisis yang yang dibuat berdasarkan catatan akan membantu dalam hal:

Melakukan pencegahan kerusakan


Mengetahui tingkat keandalan mesin
Menentukan umur mesin
Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk perbaikannya

sebalum terjadi kerusakan


Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi
Menetukan untuk pembelian mesin yang lebih baik berdasarkan pengalaman

3.2.2.6.2. Perawatan Periodik Pada Mesin Conveyor


Sistem perawatan merupakan alternatif yang dapat dilakukan pada semua
jenis mesin atau peralatan industri. Namun demikian sistem perawatan tersebut
tidak mutlak dilakukan, hal ini ditinjau dan dipertimbangkan menurut kebutuhan
dan sesuai dengan kondisi pabrik. Program perawatan dapat ditempuh dengan
cara lain yang berdasarkan perhitungan dianggap lebih menguntungkan, yaitu
perawatan periodik yaitu dengan mempertimbangkan:

Kebutuhan Industri
Waktu
Biaya
Keterhandalan tenaga perawatan
Kondisi peralatan
Kemudaan atau umur

43

Gambar 3.9. Diagram Alir Proses Perawatan Periodik Conveyor


Sumber: dokumentasi Penulis (2016)
Kegiatan yang dilakukan pada sistem perawatan periodik adalah:
1. Perbaikan
Perawatan dengan cara penggantian banyak diterapkan pada pabrik atau
industri kecil, karena mudah pelaksanaanya. Perawatan ini dilakukan dengan
cara mengganti peralatan yang sudah tidak baik, karena peralatan pengganti
lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatan dan perbaikanya.
Alternatif lain adalah untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang sangat
cepat. Dalam hal tertentu peralatan tidak dirancang untuk tahan lama, apabila
rusak pada waktunya dapat segera diganti dengan peralatan yang lebih modern.

44

Banyak komponen jika sudah rusak tidak memungkinkan dapat diperbaiki


kembali karena komponen itu dirancang untuk tidak diperbaiki.
Tindakan perbaikan dapat diartikan sebagai tindakan untuk menghindarkan
mesin dari kerusakan, kegiatan yang dilakukan adalah mengganti alat-alat atau
komponen yang rusak dengan yang baru. Tujuan dari perbaikan adalah:

Menghidupkan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat dipakai


Meningkatkan kualitas mesin yang telah rusak dan kembali kekondisi yang

baik
Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya
Yang dimaksud dengan kegiatan perbaikan adalah tindakan-tindakan yang

dikerjakan oleh teknisi pada setiap melakukan perbaikan mesin, kegiatan tesebut
adalah:
a. Pemeriksaan kerusakan
Merupakan penjelasan dari operator mengenai kerusakan yang terjadi,
informasi yang diberikan oleh pemakai belum dapat dikatakan sebagai dasar
merencana kegiatan perbaikan yang tepat. Baru setelah teknisi melakukan
pemeriksaan langsung di bagian mesin yang rusak dapat membuat rencana
perbaikan.
b. Rencana perbaikan
Dalam membuat rencana perbaikan harus berpegang pada prinsip
ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit
waktunya dan rencana perbaikan harus diketahui oleh pimpinan produksi

c. Pembongkaran mesin

45

Tujuan dari pembongkaran komponen mesin adalah untuk mengambil


elemen

mesin

yang

mengalami

kerusakan

dan

memudahkan

dalam

perbaikannya. Urutan pembongkaran mesin harus selalu diingat dan biasakan


membuat suatu catatan langkah pembongkaran sehingga tidak terjadi kesalahan
yang berulang pada saat akan memasang mesin.
d. Penyatuan komponen mesin
Jika pada waktu pembongkaran dicatat urutannya dan letaknya maka pada
saat penyatuan kembali tidak akan mengalami kesulitan. Kekuatan penyetelan
akan dijamin baik jika pengikat elemen mesin dengan kekuatan yang terukur,
gunakan alat pengikat seperti baut, pasak, paku keling, pengelasan sesuai
dengan perhitungan kekuatan.
e. Pemeriksaan akhir
Yang dimaksud dengan pemeriksaan akhir adalah tindakan pemeriksa
komponen mesin yang telah selesai diperbaiki, tes akhir dapat dilakukan secara
dinamis dan secara statis.

2. Penggantian yang direncanakan


Sistem penggantian yang direncanakan ini sering diterapkan pada banyak
cabang industri khususnya untuk fasilitas seperti mesin perkakas, generator,
komputer, dan kendaraan bermotor. Dengan adanya penggantian fasilitas
tersebut berarti industri tidak memerlukan waktu yang lama untuk melakukan
perawatan, kecuali hanya untuk perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan
dan penyetelan agar kondisinya tetap baik. Ketika fasilitas tersebut sudah
menurun kondisinya maka segera diganti atau dengan membeli yang baru.

3. Pembaharuan komponen
46

Merupakan tindakan penggantian komponen pada mesin atau peralatan


yang biasanya sudah disiapkan digudang dengan pertimbangan inspeksi yang
dilakukan.

4. Pembuatan suku cadang


Kegiatan ini biasanya dilakukan dibengkel kerja pada industri dengan
memperhatikan lokasi industri, maka diharapkan dapat membuat sendiri
komponen-komponen peralatan atau mesin
Dalam perbaikan mesin ada tiga kejadian dalam perbaikan mesin yaitu:
1. Mesin dapat diperbaiki langsung
Jika tindakan perbaikan mesin dapat dikerjakan tanpa melakukan
perbaikan berat pada elemen atau penggantian elemen dan umumnya
kerusakan dapat diatasi dengan penyetelan yang baik, tindakan tersebut
dinamakan perbaikan langsung.
2. Memperbaiki elemen mesin
Hal ini banyak terjadi pada kerusakan berat seperti kerusakan
poros utama .
3. Mengganti elemen mesin
Kejadian ini hampir sama dengan kejadian diatas, perbedaannya bahwa
elemen mesin yang diperlukan dalam perbaikan dapat diperoleh dari luar,
tindakan perawatan tetap mengajukan elemen mesin yang diperlukan ke
bagian material atau pengadaan barang pada suatu departemen dalam
sebuah perusahaan.

3.3. Masalah yang Dihadapi

47

Pada waktu penulis melakukan program Praktek Kerja Industri di PT


Agri

Makmur

Pertiwi,

Pare-Kediri.

Penulis

hampir

tidak

menemukan

permasalahan yang dihadapi pada mesin seluruh conveyor yang berada di


Gudang B PT Agri Makmur Pertiwi di karenakan seluruh mesin dan komponen
pada mesin conveyor tersebut semuanya masih dalam kondisi baru. Adapun
permasalahan yang sering penulis hadapi untuk mesin conveyor di lokasi yaitu
hanya permasalahan pada belt yang sering berhenti bergerak dengan sendirinya
atau macet yang dikarenakan faktor kelebihan beban angkut material. Pada
Komponen material transport khususnya conveyor, penulis belum pernah
mendapatkan teorinya secara mendalam diperkuliahan, maka dari itu perlu lebih
banyak waktu untuk mempelajari tentang mesin material transport khususnya
mesin conveyor mulai dari prinsip kerja, cara kerja, dan perawatan komponen
mesin conveyor.

3.4. Penanganan Masalah


Untuk menyikapi masalah tersebut di perlukan waktu untuk membiasakan
diri dengan karyawan juga dengan lingkungan PT Agri Makmur Pertiwi Dari
permasalahan yang telah Penulis alami selama program melaksanakan Praktik
Kerja Industri, Penulis telah berhasil menangani masalah-masalah tersebut,
berkat kerjasama dari Karyawan-karyawan Maintenance, juga rekan-rekan
Peserta Praktek Kerja Industri.
berikut

penanganan

masalah

yang

telah

Penulis

alami

selama

melaksanakan Praktek Kerja Industri:


1. Penulis membaca manual book yang berkaitan dengan masalah sistem
kerja pada mesin tersebut dan mendengarkan penjelasan secara detail
mesin tersebut dari Kepala Bengkel langsung yang sekaligus menjadi
pembimbing yang mendampingi penulis di lapangan secara langsung

48

selama melakukan Program Praktek Kerja Industri di PT Agri Makmur


Pertiwi, Pare-Kediri.

2. Berkomunikasi secara langsung kepada pembimbing atau karyawan


yang sudah ahli dibidangnya hal-hal apa saja dirasa penulis ingin
tanyakan lebih mendalam tentang mesin tersebut.

49

Anda mungkin juga menyukai