Anda di halaman 1dari 4

BUDIDAYA TANAMAN TEBU

1. PERSIAPAN PEMBUKAAN LAHAN


Secara Teknis Pembukaan Lahan Tanaman Tebu dikenal adanya Sistem Reynoso ( Manual )
dan Sistem Mekanisasi ( Plough Out ). Pekerjaan pendahuluan yang perlu dilakukan adalah
Pasang Ajir ( Nyiku ). Pekerjaan ini bertujuan menentukan arah tegak lurus antara Got
Malang dengan Got Mujur atau Juringan.
2. PEMBUKAAN LAHAN
a. SISTEM MEKANISASI ( Plough Out )
Adalah Sistem yang menggunakan Traktor / Mekanisasi sebagai Alat Kerjanya. Uruturutanya adalah 2 kali BAJAK dengan arah berbeda ( Cross ) yang selanjutnya dibuat
KAIRAN. Setelah itu dilakukan Pembuatan Got dan selanjutnya Tanam.
b. SISTEM REYNOSO ( Manual )
Adalah Sistem yang dikerjakan dengan Sistem Manual / Orang dan berprinsip pada
Pembuatan Gog-got untuk Penampungan dan Pembuangan Air. Urut-urutanya adalah :
- Pembuatan Patusan / Saluran Pembuangan / Afvoer
Tujuannya adalah untuk Membuang air yang masih didalam kebun apabila terjadi kelebihan
air. Kedalamannya adalah 90 cm, dan Lebar 80 cm.
- Pembuatan Got Keliling
Got Keliling merupakan Got-got yang mengelilingi sesuai bentuk Kebun. Got Keliling
berfungsi menampung kelebihan air dari Got-got didalam kebun. Ukurannya adalah Dalam
70 cm, dan Lebar 80 cm.
- Pembuatan Got Mujur
Got Mujur berfungsi menampung kelebihan air dari Got Malang. Arah Got Mujur tegak lurus
dengan Got Malang atau Juringan. Ukuran Got Mujur adalah Dalam 70 cm, dan Lebar 60 cm.
- Pembuatan Got Malang
Got Malang berfungsi untuk menampung kelebihan air dari Juringan, menurunkan
Permukaan Air Tanah dan menahan Air sementara guna pekerjaan Sirat / Ebor. Arah Got
Malang adalah searah dengan Kemiringan Tanah. Ukuran Got Malang adalah Dalam 60 cm,
dan Lebar 50 cm.
- Pembuatan Lubang I ( Cemplong )
Pekerjaan ini meliputi penentuan PKP 104 cm, kemudian diolah menggunakan Lencek
selebar 50 cm dan kedalaman 20 cm.
- Pembuatan Lubang II ( Garbon )

Yang dilakukan adalah memperdalam Lubang I menggunakan Alat Garbu sedalam 20 cm.
Sehingga kedalaman akhir Juringan diharapkan mencapai 35 cm.
3. PENGADAAN BAHAN TANAM / BIBIT
Bibit terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu Masak Awal, Masak Tengah dan Masak Akhir.
Penentuan Komposisi Bibit secara Umum dikaitkan dengan Tingkat Kemasakannya, Masa
Tanam, Iklim, Kondisi Lahan serta Lamanya Musim Giling. Bibit-bibit yang ditanam
diharapkan mempunyai kriteria :
- Mempunyai Potensi Kuintal Tebu dan Rendemen tinggi.
- Mempunyai Tingkat Kemurnian tinggi ( > 90 % )
- Bebas dari Hama dan Penyakit
- Mempunyai Daya Kecambah tinggi
- Tahan terhadap kekeringan dan Kepras serta Tidah roboh.
4. PERSIAPAN TANAM DAN TANAM
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah :
a. Alat yang digunakan; antara lain Pisau Bibit / Gobet, Kandang Rese dan Keranjang / zak
tempat ecer bibit.
b. Disinfectan; yang bertujuan untuk membunuh Bakteri pada Pisau Bibit.
c. Bibit Bagal 2 3 mata yang berasal dari Kebun Bibit Datar ( KBD ) yang sudah berumur 6
7 bulan.
d. Didahului Pekerjaan Pendahuluan yaitu :
- Jugrug, yait menurunkan tanah halus dari atas guludan sebagai media tanam.
- Potol Bokong, yaitu tanah di masing-masing juringan di tarik ke tengah selebar +/- 75 cm
sebagai jalan pekerja tanam, tempat bibit dan tempat tanah got.
- Ebor / Pemberian Air pada Tanah Kasura.
Dan yang disebut Tanam sendiri adalah meletakan / menencapkan bibit kedalam Kasuran /
Media Tanam. Rata-rata jumlah bagal tiap juring adalah 35 bibit atau tergantung kesediaan
bibitnya.
5. PEMELIHARAAN KEBUN TEBU GILING
a. S u l a m
Tujuannya adalah untuk melengkapi jumlah populasi tanaman setiap juringnya agar sesuai
dengan standar yang ditentukan. Pelaksanaan Sulam I dilakukan 2 minggu setelah Tanam,
dan Sulam II dilakukan 1 bulan setelah Tanam.
b. Pemupukan
Tujuannya adalah untuk menembah unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman. Dosis Pupuk Standar yang diberikan setiap daerah berbeda dengan daerah lainnya
tergantung dari hasil Analisa Hara dalam tanah. Contoh Dosis yang lazim diberikan adalah
ZA = 8 kui / ha; SP-36 = 2 kui / ha dan KCl = 2 kui / ha. Pupuk diberikan 2 tahap yaitu :
- Pupuk I = ZA 4 kui / ha dan SP-36 2 kui / ha diberikan bertepatan dengan tanam atau 7 hari
setelah tanam.
- Pupuk I = ZA 4 kui / ha dan KCl 2 kui / ha diberikan 1 bulan setelah tanam.

c. Penyiraman / Pengairan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan Air bagi Proses Pertumbuhan Tanaman.
Kekurangan air akan sangat berpengaruh pada Produksi. Dalam pelaksanaannya Pengairan
meliputi :
- Ebor Muka Tanam, dilakukan sebelum bibit ditanam untuk membuat kondisi tanah basah.
- Sirat Patri, dilakukan 3 4 hari setelah tanam dengan tujuan memacu perkecambahan tunas
dan mempercepat pertumbuhan akar.
- Ebor Pupuk I, dilakukan setelah Pupuk I dengan tujuan melarutkan pupuk supaya segera
dapat diserap oleh Tanaman.
- Ebor Pupuk II, dilakukan setelah Pupuk II dengan tujuan melarutkan pupuk supaya segera
dapat diserap oleh Tanaman.
- Ebor Muka Bumbun II, bertujuan untuk menghancurkan lungko agar dalam pelaksanaan
Bumbun II nantinya akan didapatkan tanah yang halus.
- Ebor Muka Bumbun III, bertujuan untuk memberikan air yang cukup untuk tanaman juga
untuk memudahkan pelaksanaan Bumbun III.
- Ebor Garbu Muka Gulud, diberikan dalam jumlah yang cukup banyak karena tanah yang
diolah adalah tanah waras. Tujuannya adalah untuk memudahkan pelaksanaan Garbu.
- Ebor Muka Gulud, diberikan pada tanah guludan yang telah digarbu. Tujuannya adalah agar
tanah blabagan menjadi gembur dan mudah dibuat guludan.
d. Pembumbunan / Tamping
Pembumbunan bertujuan memberikan tanah sebagai media tumbuh disekitar tanaman tebu,
menutup bagal dan pupuk, memberi makanan tanaman, mempercepat pertumbuhan akar,
mempercepat pertumbuhan anakan, menghambat pertumbuhan Gulma dan memperkokoh
tegaknya tanaman.
Pembumbunan yang dilakukan antara lain :
- Tamping I ( Kriwil ), dilakukan 3 4 minggu setelah tanam. Caranya adalah dengan
menurunkan butiran tanah yang kering dan halus +/- 5 7 cm.
- Tamping II ( Gombeng ), dilakukan 5 6 minggu setelah tanam. Caranya adalah
menurunkan tanah kering sebesar telur dengan ketebalan sedikit dibawah tanah waras. Tanah
yang disisakan di Guludan +/- sepertiga bagian.
- Tamping III ( Tamping habis ), dilakukan 11 12 bulan setelah tanam. Bumbun III ini juga
berfungsi untuk membatasi jumlah anakan ( 70 75 batang per juring ) sehingga besar tiap
batang bisa merata.
- Gulud Akhir, dilakukan pada Awal Musim Hujan antara Desember Januari. Sebelum
pelaksanaan Gulud terlebih dahulu dilakukan Rewos. Caranya adalah blabagan yang sudah
digarbu kemudian diberi air cukup, kemudian tanah diipukan pada pangkal batang,
dirapatkan dan diinjak-injak sehingga guludan menjadi padat.
e. Pengendalian Gulma
Tujuannya adalah untuk membersihkan kebun dari segala macam jenis gulma yang ada.
Apalagi dalam kondisi tanaman masih kecil dan perakaran masih dangkal, maka gulma yang
berada di sekitar tanaman menjadi Saingan dalam mendapatkan Hara. Pekerjaan ini bisa
dilakukan baik secara Manual atau Chemis ( Herbisida ). Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan 1
2 hari setelah tanam menggunakan Gesapax 2 kg / ha dicampur dengan DMA 6 1,5 ltr / ha.
Dengan Manual dilakukan berbarengan dengan Pekerjaan Tamping / Bumbun.

f. K l e n t e k
Tujuan Klentek adalah :
- Memperbaiki Sirkulasi Udara di dalam kebun sehingga dapat mencegah Hama dan
Penyakit.
- Mempercepat kerasnya batang tebu dan mempercepat Fase Kemasakan.
- Menghindari Tebu Roboh
- Memperkecil peluang Tebu Terbakar
- Menunjang Kualitas Kebersihan Tebangan
Pekerjaan Klentek meliputi :
- Rewos, dengan cara membuang 3 5 daun kering sebelum Gulud.
- Klentek I, dengan cara membuang 5 6 daun kering saat tebu telah mencapai 8 10 ruas.
- Klentek II, dengan cara membuang 5 6 daun kering saat tebu telah mencapai 22 ruas.
g. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pekerjaan ini dapat dilakukan secara Manual ( Roges ) dan secara Chemis dengan
menggunakan Insektisida ( contoh = Demicron 50 SC untuk Kutu Bulu Putih dan Supracide
untuk Cabuk Hitam, dll. ). Salah satu alternatif Dalam Pemberantasan Hama dan Penyakit
adalan dengan menggunakan Metode Pengendalian Hayati seperti Jenis Trichograma sp yang
bisa untuk memberantas telur Penggerek Pucuk.
5. TEBANG DAN ANGKUT TEBU
Pelaksanaan Tebang Muat Angkut harus direncanakan secara matang dengan dibuat Daftar
Nominasi Tebang per Kebun, karena Tebu adalah Tanaman Semusim yang nilai Produksinya
sangat ditentukan oleh suatu batasan waktu.
Dasar Pertimbangan Tebang Muat Angkut adalah :
- Nilai Kemasakan Tebu, dengan adanya Analisa Pendahuluan untuk mengetahui Faktor
Kemasakan, Kosien Peningkatan dan Kosien Daya Tahan.
- Rencana Kapasitas Giling Pabrik
- Faktor-faktor lain, seperti Keadaan Visual Tanaman, Situasi Kebun Sulit, Serangan Hama
dan Penyakit, Tebu Terbakar dan Faktor Keamanan Kebun.
5. PEMELIHARAAN TANAMAN KEPRASAN
Pekerjaan Kepras harus dilakukan secepat mungkin setelah ditebang. Hal ini bertujuan agar
Tunas yang dikepras masih dalam keadaan segar sehingga pertumbuhan tunas nantinya baik.
Sebelum Keprasan perlu dilakukan Pembersihan dan Pembakaran sisa-sisa tanaman dan
daduk. Keprasan dilakukan dengan cara manual menggunakan cangkul. Bentuk hasil
Keprasan melihat apakah tanaman tersebut bekas TS I atau bekas keprasan yang sudah
dikepras berulang-ulang. Untuk bekas tanaman TS I dibuat Model U, sedangkan untuk
bekas keprasan yang sudah dikepras berkali-kali dibuat Model W.
Pemeliharaan Tanaman Keprasan pada dasarnya sama dengan Pemeliharaan Tanaman TS I,
hanya yang membedakan adalah :
- PEDOT OYOT, dilakukan segera setelah dikepras. Tujuannya adalah untuk memutus akar
lama dan mendorong tumbuhnya akar-akar baru yang sehat dan kuat, juga berguna

Anda mungkin juga menyukai