Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Ahmad Iqbal S. F. (160311600239)
Ainur Rizki (160311604679)
Novita Agsi P. (160311600216)
Nugroho Tunggal K. (160311600215)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ......................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
Tujuan ...................................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
Pengertian Lingkungan Pendidikan ......................................................................... 3
Tri Pusat Pendidikan ................................................................................................ 4
Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat ...................... 15
Bab III Penutup
Simpulan .................................................................................................................. 20
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 21

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran
pihak-pihak yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan
dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula sebaliknya
kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas pendidikan tersebut kelak
akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap
peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga
unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai
tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan
pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur
lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan
peserta didik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar
pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa rumusan masalah yaitu :


1. Apa pengertian tentang lingkungan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan tripusat pendidikan?
3. Bagaimana peran pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat?
4. Bagaimana hubungan keluarga , sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian tentang lingkungan pendidikan.
2. Mengetahui tentang pengertian dari tripusat pendidikan
3. Mengetahui peran lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Memgetahui hubungan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
sebagai lingkungan pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Lingkungan Pendidikan


Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi

dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,
namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang disadari
atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan
fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan
lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu
peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri anak dalam alam
semesta ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga berlangsungnya proses
pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya (fisik, sosial, dan budaya), dan utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Selain itu, penataan lingkungan
pendidikan tersebut terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien
dan efektif.

Pada hakikatnya, lingkungan pendidikan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.


Teori pembelajaran konstuktivisme mengajarkan kepada kita bahwa peserta didik harus dapat
membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang diambil dari sumber sumber
pembelajaran yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
B.

Tri Pusat Pendidikan


Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah,

dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang akan
mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
2.2.1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil
orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga
inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping
inti ada orang lain: kakek, nenek, adik/ipar, pembantu dan lain-lain). Keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar
berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama
karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan.
Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak
adalah dalam keluarga.

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan


peranan dalam pendidikan, yaitu:
1.

Pengalaman pertama masa kanak kanak.


Di dalam keluaga anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus
disadari dan dimengerti oleh tiap keluaga, bahwa anak dilahirkan di dalam
lingkungan keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak
melepaskan diri dari ikatan keluarga. Lembaga pendidikan keluarga
memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam
perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan kelurga ini sangat penting
diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbagan jiwa dalam perkembangan

2.

individu selanjutnya ditentukan.


Menjamin kehidupan emosional anak.
Kehidupan emosional merupakan salah satu faktor yang terpenting di
dalam membentuk pribadi seseorang. karena rasa kasih sayang dapat
dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, jika didasarkan atas dasar

3.

cinta kasih sayang yang murni.


Menanamkan dasar pendidikan moral.
Penanaman moral bagi anak tercermin dalam sikap dan prilaku orang
tua sebagai teladan yang dapat di contoh oleh anak dan segala nilai yang
dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang disenangi dan
dikaguminya, dan melalui inilah salah satu proses yang ditempuh anak
dalam mengenal nilai.

4.

Memberikan dasar pendidikan sosial.


Keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Perkembagan kesadaran sosial pada anak dapat di
pupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan kelurga yang penuh

dengan rasa tolong-menolong, gotong-royong secara kekeluargaan dan lain


sebagainya.
5.

Peletakan dasar-dasar keagamaan


Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan
dasar dasar hidup beragama. Anak-anak di biasakan ikut serta ke mesjid
bersama sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan khotbah atau
ceramah-ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar pengaruhnya
terhadap kepribadian anak kehidupan dalam keluarga hendaknya,
memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup
keagamaan.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat


yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan
pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil
tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai
pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar tanggung
jawab orang tua terhadap anaknya, meliputi:
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua
dan anak.
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang
tua terhadap anaknya.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan
menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
4. Memelihara dan membesarkan anaknya.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
6

Beberapa metode dalam melaksanakan pendidikan keluarga, yaitu:


a) Metode Pemberian Contoh Baik
Metode pemberian contoh teladan yang baik, sangat cocok untuk
diterapkan sebagai salah satu metode mendidik agama dalam keluarga.
Yaitu dengan pemberian contoh tauladan dari orang tua dalam segala sikap,
kata-kata maupun dalam perbuatannya. Karena anak-anak pertama kali
yang akan ditiru adalah orang tuanya baru kemudian guru-guru atau
masyarakat sekitarnya.
b) Metode Nasehat atau Ceramah
Metode pemberian nasehat adalah metode yang sangat tepat untuk
diterapkan dalam pendidikan keluarga. Dengan memberikan nesehat
dengan tutur kata yang lemah lembut akan memberikan pendidikan bagi
anak supaya dalam masa perkembanngnya anak juga meniru apa yang
dilakukan orang tua nya, dan nasihat yang dinerikan orang tuanya bisa
dimengerti oleh anak karena kelamah lembutan orang tua dalam
menyampaikannya.
c) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ini dapat dipergunakan dalam pendidikan keluarga,
karena pada umumnya anak-anak sejak kecil mereka sering bertanya,
misalnya tentang siapa yang membuat bumi seisinya, siapa Tuhan dan lainlain sebagainya. Semakin besar anak tersebut, maka pertanyaannya juga
semakin beragam. Karena itu maka orang tua harus pandai-pandai dalam
menjawab pertanyaan itu, agar jangan menimbulkan keraguan dalam jiwa
anak.
d) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu, memperlihatkan kepada anak car-cara
melakukan suatu perbuatan, seperti misalnya cara wudlu, cara sholat dan
lain sebagainya. Metode demonstrasi ini sangat penting artinya bagi
7

pendidikan keluarga, yang dipergunakan untuk mengajarkan kepada anak


caracara melakukan ibadah. Setelah diperlihatkan kepada mereka cara-cara
berwudlu dan cara-cara melakukan sholat, maka selanjutnya melatih
mereka untuk melakukannya sendiri.
e) Metode Musyawarah dan Diskusi
Adakalanya dalam mendidik anak dalam keluarga, kita mempergunakan
metode musyawarah, dimana anak-anak dilihatkan untuk ikut memecahkan
suatu masalah. Sehingga dengan demikian anak-anak merasa diakui
keberadaannya, terutama baik anak yang sudah remaja.
2.2.2. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga yang
menjadi jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan
kehidupan dalam masyarakat kelak. Sekolah memegang peranan penting dalam proses
pendidikan karena sekolah merupakan lembaga sosial yang telah terpola secara
sistematis, memiliki tujuan yang jelas, kegiatan-kegiatan yang terjadwal, tenaga-tenaga
pengelola yang khusus dan didukung oleh fasilitas pendidikan (Hasan Basri, 2012: 62).
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak, dimana anak akan mendapatkan
pendidikan yang intensif sehingga potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Semua
usaha pendidikan yang diselenggarakan di sekolah tertuju kepada satu tujuan umum,
yaitu untuk membantu perkembangan dirinya dan membentuk peserta didik mencapai
kedewasaannya, sehingga ia mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
1. Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah yaitu:
Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki
hubungan hierarki.
Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus
diselesaikan
8

Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan mendatang
2. Sekolah memiliki tanggung jawab yang berdasar atas asas-asas yang berlaku,
meliputi:
Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat
pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan
pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuanketentuan jabatannya
3. Sifat-sifat lembaga pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang
bersifat formal namun tidak kodrati. Dari kenyataan tersebut maka sifat-sifat
pendidikan sekolah tersebut adalah:
1.

Tumbuh sesudah keluarga

2.

Lembaga pendidikan formal


Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk
yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan
teratur dan ditetapkan dengan resmi. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat
kodrati, maksudnya lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah
antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan
hubungan yang bersifat kedinasan.

4. Fungsi dan peranan sekolah


Sekolah berperan dalam sebagian besar pembentukan kecerdasan,
sikap dan minat sebagai bagian dari pembentukan kepribadian. Fungsi
sekolah anatara lain:

1. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan


pengetahuan.
2. Spesialisasi, sekolah sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya
dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Efisiensi, sekolah dengan program tertentu dan sistematis
mendidik sejumlah besar anak secara sekaligus. Misal tidak ada
sekolah, hanya keluarga yang mendidik, sehingga tidak efisien
karena orang tua sibuk atau tidak memiliki pengetahuan banyak.
4. Sosialisasi, proses membantu perkembangan individu menjadi
makhluk sosial yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat.
5. Konservasi dan transmisi kultural, memelihara warisan budaya
yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan
warisan kebudayaan kepada anak didik.
6. Transisi dari rumah ke masyarakat, melatih berdiri sendiri dan
tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat
(Suwarno, 1985: 70).
7. Evaluatif dan inovatif, yakni anak didik diberi kesempatan untuk
menilai secara kritis, dengan sekolah bergerak sesuai perubahan
yang terjadi di masyarakat.
5. Ditinjau dari segi sifatnya, pendidikan sekolah dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam
spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Termasuk dalam hal ini
adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b. Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak
untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK
(MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
6. Pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu

10

1.

Mencerdaskan kehidupan masyarakat

2.

Membawa bibit pembaruan bagi perkembangan masyarakat

3.

Menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi


kepentingan kerja di lingkungan masyarakat

4.

Memunculkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat


sehingga tercipta integrasi (keharmonisan dan keutuhan) sosial
yang harmonis di tengah-tengah masyarakat

7. Peranan sekolah dalam perkembangan kepribadian anak didik, antara lain:


a. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak
didik, dan antara anak didik dengan orang tua yang bukan guru
(karyawan).
b.

Anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah.

c.

Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang


berguna bagi agama, bangsa dan negara. (Zahara Idris, 1981: 69)

8. Sekolah berperan besar dalam pengembangan berbagai aspek dari anak didik,
terutama untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sehingga sekolah
menjadi ujung tombak dan punya peran sangat strategis. Beberapa sumbangan
sekolah bagi pendidikan anak antara lain:
a. Sekolah melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta
memperbaiki, memperluas tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarga.
b. Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menjadi pribadi
dewasa susila, sekaligus warga negara dewasa susila.
c. Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan
memiliki kebudayaan bangsa.

11

d. Lewat bidang pengajaran, sekolah membantu anak didik


mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja,
sehingga anak didik memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut
membangun bangsa dan negara (Hasbullah, 2009: 54)
2.2.3. Masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah
pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat
dengan ikatanikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari
diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun
pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan
bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan
sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembagalembaga sosial budaya,
yayasanyayasan, organisasiorganisasi, perkumpulanperkumpulan yang semuanya
itu merupakan unsurunsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.

12

Masingmasing kelompok tersebut melakukan aktifitasaktifitas keterampilan,


penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masingmasing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsurunsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa
masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat
pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan
pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang
pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan
yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi
tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
Dalam pendidikan nonformal, kepribadian seseorang dapat tumbuh dan
berkembang sesuai situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang selektif
berdasarkan rasio, idealisme, dan falsafah hidupnya. Pada umumnya, kepribadian
seseorang terbentuk melalui pendidikan. Maka kepribadian pada hakikatnya adalah
gejala sosial. Kepribadian individu bertalian erat dengan kebudayaan
lingkungannya. Misalnya, individu yang hidup dalam lingkungan orang-orang
berpendidikan ( akademisi ) cenderung suka belajar. Individu yang hidup di
lingkungan yang religius, cenderung menjadi orang yang tekun beribadah. Kita
selalu cermat dalam memilih lingkungan hidup, atau sebagai orangtua, guru, atau
pemimpin masyarakat agar cermat menciptakan lingkungan sosial yang
menguntungkan perkembangan individu (Gunawan, 2000 : 57-59).
Di Indonesia pendidikan nonformal meliputi:
(1) pendidikan kecakapan hidup,
13

(2) pendidikan anak usia dini,


(3) pendidikan kepemudaan,
(4) pendidikan pemberdayaan perempuan,
(5) pendidikan keaksaraan,
(6) pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
(7) pendidikan kesetaraan, serta
(8) pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
C.

Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat


2.3.1. Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan
sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya.
Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu
terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik
yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan
kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus
berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini
saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial
yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan
mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka
terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered.
Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan

14

proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat.


Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut
serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
Fungsi kasih sayang
Fungsi ekonomi
Fungsi pendidikan
Fungsi perlindungan/penjagaan
Fungsi rekreasi
Fungsi status keluarga
Fungsi agama
2.3.2

Pengaruh sekolah terhadap masyarakat


Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-

tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran
produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa
pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah
dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting
bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia
disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh
masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan
masyarakat, yaitu:
1.

Mencerdaskan kehidupan masyarakat

2.

Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.

15

3.

Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja
di lingkungan masyarakat.

4.

Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,


sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah
masyarakat.

Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan


kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a.

Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di


masyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta
teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah
dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan
yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi
timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat

b.

Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan


kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan
pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum
untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.

c.

Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi


oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut
berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana,
fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.

2.3.3. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah


Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan
berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas tersendri sesuai
dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan alamiahnya.masyarakat sebagai satu

16

totlitas memiliki physical environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim,


kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai
agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya.
Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan
sangatmempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik,
maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan
yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah
dan tingkat orang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya
pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan
pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual
tetapi juga dari segi sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini,
secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruhpengaruh yang dimaksud adalah:
1.

Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan

Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa


pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini
adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan
dari, oleh untuk masyarakat.
Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum,
didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka
tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang
pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.

17

Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program


pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan
pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan
masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu
periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak
pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu
disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat yang terjadi.
2.

Terhadap proses pendidikan di sekolah

Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu


yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah.
Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose
belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik
didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan
pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen
manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini pengaruh
tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena itulah
hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas
proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Sementara itu perubahanperubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan
disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.

18

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah tersebut adalah timbal balik
antara keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan sama-sama media sosialisasi. Keluarga
merupakan media utama sedangkan sekolah adalah pembimbing menuju sosialisasi yang
lebih tinggi. Setelah dididik dari lingkup keluarga, bimbingan dari sekolah juga perlu
sekaligus menambah luas lingkup pergaulan anak. Keluarga adalah media sosialisasi primer,
sedang sekolah adalah media sosialisasi sekunder. jadi sekolah adalah merupakan kelanjutan
dari sosialisasi yang dilakukan di dalam keluarga. Dalam masyarakat yang lebih maju maka
pendidikan di dalam keluarga tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan
pada lembaga pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi berbagai
pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan pribadi, pengetahuan
untuk bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi lebih lanjut. Pendidikan di sekolah dilaksanakan secara
bertingkat-tingkat, pada dasarnya dibedakan pendidik dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Anak yang telah selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan
keterampilan tertentu dapat masuk pada pendidikan nonformal dalam lembaga pendidikan
masyarakat. Setelah mendapatkan tambahan keterampilan maka ia terjun kedunia kerja dalam
masyarakat. Akan tetapi ada juga yang setelah selesai pendidikan pada tingkat pendidikan
tertentu langsung memasuki dunia kerja dalam masyarakat. Masyarakat sebagai pemakai
hasil tiga pendidikan itu akan memberi balikan bagi masing-masing penyelenggara
pendidikan dalam ketiga lingkungan pendidikan.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Tripusat Pendidikan, (http://hanzputra.blogspot.co.id/2012/12/makalahtripusat-pendidikan.html) diakses tanggal 03 November 2016.


Anonim. 2012. Tripusat Pendidikan Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Peserta
Didik, (http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/tripusat-pendidikan-danpengaruhnya.html) diakses tanggal 4 November 2016.
Anonim. 2011. Tri Pusat Pendidikan, (http://pustakaaslikan.blogspot.co.id/2011/11/tripusatpendidikan.html) diakses tanggal 4 November 2016.
Defila, Februl. 2011. Fungsi dan Peranan Lembaga Pendidikan,
(https://febroeldefila.wordpress.com/2011/12/01/fungsi-dan-peranan-lembagapendidikan/#more-2700) diakses tanggal 5 November 2016
Erviana. 2013. Pengaruh antara Tripusat dengan Perkembangan Peserta Didik,
(http://ervianazk.blogspot.co.id/2013/06/tripusat-pendidikan.html) diakses tanggal 03
November 2016.
Joesafira. 2011. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak,
(http://delsajoesafira.blogspot.co.id/2011/12/tanggung-jawab-orang-tua-terhadap.html)
diakses tanggal 6 November 2016
Kholivah, Ana. 2013. Tripusat Pendidikan, (http://titinkita.blogspot.co.id/2013/04/tri-pusatpendidikan.html) diakses tanggal 4 November 2016.
Seni, Abdul. 2016. Sinergi Peran Tripusat Pendidikan,
(http://abdulseni.blogspot.co.id/2016/01/makalah-sinergi-peran-tripusat.html) diakses tanggal
4 November 2016.
Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.

20

Anda mungkin juga menyukai