Anda di halaman 1dari 8

POLIO

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Kata polio berasal dari [bahasa Yunani] atau bentuknya yang lebih mutakhir, dari
"abu-abu" dan "bercak".
Sejarah

Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir
kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan
dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanakkanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.

Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan


kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita
meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio
menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu
disebut momok semua orang tua, karena menjangkiti anak-anak terutama yang
berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak
mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah
dan bahkan gereja tutup.
Virus polio

Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat
menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi
dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen
kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio
dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.


Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diamdiam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki
gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus masuk
ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, virus
akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi
penularan virus.

Jenis Polio
Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel


tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot
tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang
dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio
menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding
usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang
dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul
gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau
belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang
saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem
saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang
biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf
motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang
berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf
pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini
disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat
menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan
abdomen (perut), disebut quadriplegia.
Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang
otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur
pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang
mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori
yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses
menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan
saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan
yang mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima
hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal

ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi
setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah
bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada
fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali
dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan
yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga
sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung).
Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan
mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah,
paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan
mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru.
Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan
kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita.
Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup
dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal
sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio
paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh yang mendekati normal.
Anak-anak dan polio

Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan
dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki
sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita
polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu
pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika
diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak
mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot;
gejala ini disebut sindrom post-polio.
Vaksin efektif pertama

Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk
mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti
halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal
adalah vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio
anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23
Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.
Usaha pemberantasan polio

Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi


Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan
merawat mereka yang sudah terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes.
Ibu-ibu melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, anak-anak membantu
melakukan sesuatu untuk orang lain, bioskop memasang iklan, semuanya
bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang masuk waktu
itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk yang menghasilkan
vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio.
Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak
divaksin, di Amerika hanya ada 396 kasus polio.

Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika


akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio.
Informasi ini diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.

Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk
menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350
ribu kasus polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum
terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio
tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi
masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah
melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di
Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa
mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan
menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta WHO untuk
melakukan vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali menyebar ke seluruh
Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal dan perang saudara di
Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit pemberian vaksin polio.

Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio
meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003.
Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763
penderita, India 129, dan Sudan 112.

Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat
strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa
dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia
yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal
lainnya.

Apakah Polio itu ?

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan
sebagian besar menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Polio tidak ada
obatnya, pertahanan satu-satunya adalah imunisasi.Virus polio masuk ke tubuh
melalui mulut, dari air atau makanan yang tercemar kotoran penderita polio.
Juga disebabkan kurang terjaganya kebersihan diri dan lingkungan. Virus ini
menyerang system syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup
dalam waktu beberapa lama.

Bagaimana Gejala Polio?

Demam

Rasa lelah

Sakit kepala

Muntah-muntah

Rasa kaku pada leher

Rasa sakit pada kaki atau tangan

Bagaimana mencegah dan membasmi polio dari muka bumi?

Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui pemberian


vaksin polio, yaitu :

Pemberian imunisasi polio lengkap kepada bayi (usia kurang dari 12 bulan)
melalui program imunisasi rutin, atau

Pemberian imunisasi polio kepada bayi dan balita (usia 0 59 bulan) melalui
imunisasi massal, yang disebut PIN (Pekan Imunisasi Nasional)

Apakah PIN 2006 itu?

PIN (Pekan Imunisasi Nasional) adalah hari-hari yang dicanangkan secara


nasional untuk memberikan imunisasi polio dengan 2 (dua) tetes vaksin polio
kepada semua bayi dan balita (usia 0 59 bulan). Adalah sangat penting bagi
para orang tua untuk membawa setiap bayi dan balita ke pos PIN terdekat untuk
memastikan anak-anaknya mendapatkan perlindungan terhadap polio.

Apakah Vaksin Polio Aman?

Vaksin polio sangatlah aman dan efektif bagi anak-anak, bahkan yang sedang
sakit. Pastikan imunisasi polio diberikan kepada anak walaupun mereka sedang
sakit batuk, pilek, atau diare. Dan pastikan pula anak Anda memperoleh

imunisasi penuh, karena setiap dosis tambahan akan memberikan perlindungan


lebih bagi anak-anak.

Mengapa perlu PIN lagi?

Setelah selama 10 tahun Indonesia bebas polio, penyakit ini kembali menyerang
Indonesia dan telah melumpuhkan lebih dari 300 anak.

Virus polio mencari kelompok-kelompok anak yang tidak terimunisasi di


Indonesia.

Penyakit polio SANGAT MENULAR. Satu orang anak yang belum diimunisasi
berisiko menimbulkan penyakit polio pada anak-anak disekitarnya. Karenanya,
PIN datang lagi untuk melindungi anak cucu kita dari ancaman penyakit polio
dan memutuskan mata rantai penyebaran virus polio di Indonesia, sehingga
Indonesia benar-benar bebas polio.

Bagaimana Pelaksanaan PIN 2006?

PIN dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia dalam 2 (dua) putaran


lanjutan. Putaran IV tanggal 27 Februari 2006 dan putaran V tanggal 12 April
2006.

Pelayanan imunisasi polio dilakukan di pos PIN yang berlokasi di Posyandu,


Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit, dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan lainnya, baik pemerintah maupun swasta.

Tempat-tempat strategis lainnya diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai Pos


PIN, seperti terminal, stasiun, pasar, taman kanak-kanak, kelompok bermain,

panti asuhan, dan tempat penitipan anak dengan dukungan sumber daya dari
masyarakat dan pemerintah daerah.

Pos PIN memberikan layanan imunisasi secara GRATIS. Jangan ada lagi yang
lumpuh seumur hidup karena Polio. Mari, Lindungi Anak-anak Kita dari
Polio..!

Anda mungkin juga menyukai