Anda di halaman 1dari 6

MODUL PERKULIAHAN

Matematika
Teknik
Pendahuluan

Fakultas

Program Studi

Teknik

Teknik Industri

Tatap Muka

02

Kode MK

Disusun Oleh

MK16007

Siti Nur Chotimah, S. Si, MT

Abstract

Kompetensi

Modul ini meliputi bahasan Persamaan


Diferensial Biasa Linear.

Mahasiswa mendapatkan pengertian


Persamaan Diferensial Biasa Linear
dalam bentuk Persamaan Bernoulli
beserta solusi untuk persamaan
diferensial homogen dan tak homogen.

Pendahuluan
Persamaan Diferensial Linear
Pada modul 1, telah dibahas mengenai metode pemisahan variabel untuk menyelesaikan
persamaan diferensial. Muncul persoalan saat tidak semua persamaan diferensial dapat
dipisahkan. Misalnya, dalam persamaan diferensial

Sulit bagi kita untuk memisahkan


satu ruas serta

dan semua ekspresi yang berkaitan dengan y pada

dan semua ekspresi yang berkaitan dengan x pada ruas yang lain. Oleh

karena itu diperlukan metode lain untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang tidak
dapat dipisahkan variabel-variabelnya. Kabar baiknya adalah persamaan tersebut dapat
diletakkan dalam bentuk
( )

( )

Suatu persamaan diferensial biasa orde-1 dikatakan linear jika dapat diubah secara aljabar
dalam bentuk standar
( )

( )

( )

Dan dikatakan tak linear jika tidak dapat diubah dalam bentuk standar tersebut. Istilah orde1 mengacu pada turunan dalam persamaan adalah turunan pertama. Perhatikan bahwa
fungsi yang tidak diketahui

dan turunannya

berbentuk linear sedangkan

dan

dapat berupa sebarang fungsi dalam .


Keluarga semua penyelesaian persamaan diferensial disebut solusi/penyelesaian umum.
Faktanya, banyak masalah memerlukan bahwa penyelesaian memenuhi syarat

ketika

dengan a dan b diketahui. Syarat demikian disebut syarat awal, dan fungsi yang
memenuhi persamaan diferensial dan syarat awal disebut penyelesaian khusus.
Persamaan diferensial biasa yang dapat ditransformasikan dalam bentuk linear adalah
contoh dari pemodelan beberapa fenomena alam. Antara lain dalam bidang fisika, biologi,
dinamika populasi dan ekologi.

Contoh 1.
Persamaan diferensial
cara membagi kedua ruas dengan

13

Matematika Teknik
Siti Nur Chotimah, S. Si., MT

dapat diubah dalam bentuk standar (1) dengan


. Sehingga diperoleh

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dalam bidang rekayasa, fungsi ( ) di sebelah kanan ruas sering disebut sebagai input
sedangkan fungsi ( ) disebut sebagai output atau respon terhadap input dan syarat batas
(jika ada).

Persamaan Diferensial Linear Homogen


Misalkan kita akan mencari penyelesaian dari bentuk standar persamaan diferensial (1)
. Kasus yang paling sederhana adalah jika r( )

dalam selang

untuk setiap

dalam selang tersebut. Maka bentuk standar (1) dapat ditulis dalam bentuk
( )

( )

Persamaan diferensial dalam bentuk (2) dinamakan persamaan diferensial homogen.


Untuk menyelesaikan persamaan diferensial tersebut, pertama gunakan metode pemisahan
variabel sehingga
( )
( )
Kemudian integralkan kedua ruas
( )

| |

( )

Selanjutnya gunakan eksponen e pada kedua ruas,


( )

| |

diperoleh
( )
dengan

jika

( )

( )

Apabila kita ambil nilai c = 0 maka kita akan memperoleh solusi trivial y(x) = 0 untuk setiap
nilai x di dalam selang.

Persamaan Diferensial Linear Tak Homogen


Sebelumnya kita telah mencari solusi persamaan diferensial jika r ( )

. Pada

pembahasan kali ini kita akan mencari solusi dari persamaan diferensial tak homogen,
yakni apabila ( )

untuk setiap nilai x dalam selang

. Dalam hal ini, bentuk

standar (1) dapat diselesaikan dengan menggunakan faktor pengintegral. Misalkan

( )

adalah faktor pengintegral, kalikan kedua ruas dari bentuk standar (1) dengan ( ). Kita
dapat memperoleh
13

Matematika Teknik
Siti Nur Chotimah, S. Si., MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Ruas kiri merupakan turunan (

Persamaan

dari

jika

dapat ditulis sebagai

Kemudian, dengan metode pemisahan variabel diperoleh

Dengan menggunakan pengintegralan

Kita dapat menuliskan

, lalu

| |
Dari hasil

dan

, tuliskan kembali

(
(

)
)

Integralkan kedua ruas, diperoleh

Kemudian bagi kedua ruas dengan

sehingga didapat formula


(

( )

Perhatikan persamaan (4). Jika kita tulis ulang persamaan tersebut sebagai

maka dapat kita lihat bahwa satu satunya nilai yang bergantung terhadap syarat awal adalah
C, sehingga
Total Input = Respon terhadap input r + Respon terhadap syarat awal

(5)

Persamaan Bernoulli, Reduksi ke Bentuk Linear


Banyak aplikasi yang berbentuk taklinear tetapi dapat dimodelkan sebagai persamaan
diferensial linear. Salah satu aplikasi yang sering digunakan adalah persamaan Bernoulli.
( )

13

Matematika Teknik
Siti Nur Chotimah, S. Si., MT

( )

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

( )

Jika

atau

maka persamaan (6) berbentuk linear. Selainnya adalah taklinear.

Oleh karena itu, kita tulis


[ ( )]

( )

Turunkan persamaan di atas lalu subtitusikan

dari persamaan (6), diperoleh

(
(

)
)

(
Kita ketahui bahwa

)(

, sehingga

dapat disederhanakan menjadi


(

)(

Selanjutnya kita dapat memperoleh persamaan diferensial linear


(

( )

Contoh 2. (Persamaan Logistik)


Selesaikan persamaan Bernoulli berikut yang dikenal sebagai persamaan Logistik.
( )
Penyelesaian
Ubah terlebih dahulu persamaan (8) ke bentuk persamaan (6).

Dapat dilihat bahwa


subtitusikan

, sehingga

. Turunkan persamaan

dan

dari persamaan (8).


(

Karena untuk permasalahan ini

maka

Perhatikan bahwa bentuk ini adalah persamaan diferensial linear dengan solusi umum dari
persamaan (4)

Karena

, maka

. Ini memberikan kesimpulan bahwa solusi dari

persamaan diferensial (11) adalah

13

Matematika Teknik
Siti Nur Chotimah, S. Si., MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dari persamaan (11) kita pun dapat mengetahui

( ( )

) juga

merupakan solusi.

]Gambar 1. Contoh Model Populasi Logistik dengan

[1].

Persamaan logistik sangat bermanfaat untuk mempelajari dinamika populasi yaitu suatu
bidang yang memodelkan evolusi populasi tumbuhan, hewan dan manusia sepanjang waktu
.

Latihan Soal
Selesaikan masing masing persamaan diferensial berikut.
1.
2.

3.
4.
5.

; y = 3 ketika x = 1

6.

ketika x = 0

Daftar Pustaka
1.

Kreyszyg, Erwin, . Advanced Engineering Mathematics, Edisi 10, John Wiley and Sons.

2.

Purcell, Edwin, J., Kalkulus, Jilid I, Edisi 8, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003.

3.

Purcell, Edwin, J., Kalkulus, Jilid II, Edisi 8, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003.

13

Matematika Teknik
Siti Nur Chotimah, S. Si., MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai