Makalah Ekwan
Makalah Ekwan
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Habitat dan Relung
Setiap organisme mempunyai habitat sesuai dengan kebutuhannya. Apabila ada
gangguan yang menimpa pada habitat akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
komponen habitat, sehingga ada kemungkinan habitat menjadi tidak cocok bagi organisme
yang menggunakannya (Indriyanto, 2006)
Relung atau niche merupakan cara hidup dari mahluk hidup dalam habitatnya. Seperti
burung ada yang memakan buah atau biji, ada pula yang memakan ulat dan semut, adapula
yang memakan ikan dan kodok, atau kembang bangkai yang memakan bangkai. Niche ada
yang bersifat umum dan ada yang bersifat spesifik. Seperti ayam termasuk mempunyai niche
umum karena dapat memakan cacing, padi, daging, ikan, rumput dan lainnya. Termasuk
manusia yang memakan segalanya. Dalam hal ini manusia dan ayam disebut polifag, yang
berarti makan banyak jenis. Ada pula yang memakan beberapa jenis disebut oligofag. Bahkan
ada pula yang hanya memakan satu jenis, yang disebut monofag (Djamal, 1992).
1. Pengertian Habitat
Habitat adalah tempat tinggal berbagai jenis organisme hidup melaksanakan
kehidupannya. Dalam ekosistem yang menjadi habitatnya ada bermacam-macam, seperti
perairan, daratan, hutan atau sawah. Istilah habitat dapat berarti juga sebagai tempat tinggal
atau tempat menghuni seluruh populasi atau komunitas makhluk hidup dalam ekosistem.
Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan makhluk hidup yang
menghuninya. Batas bawah persyaratan hidup itu disebut titik minimum dan batas atas
disebut titik maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat titik optimum. Ketiga titik itu yaitu
titik minimum, titik maksimum dan titik optimum disebut titik cardinal. Apabila sifat habitat
berubah sampai diluar titik minimum atau maksimum, makhluk hidup itu akan mati atau
harus pindah ke tempat lain. Misalnya jika terjadi arus terus-menerus di pantai habitat bakau,
dapat dipastikan bakau tersebut tidak akan bertahan hidup . Apabila perubahannya lambat,
misalnya terjadi selama beberapa generasi, makhluk hidup umumnya dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi baru di luar batas semula.Melalui proses adaptasi itu sebenarnya telah
terbentuk makhluk hidup yang mempunyai sifat lain yang disebut varietas baru atau ras baru
bahkan dapat terbentuk jenis baru.
Habitat makhluk hidup dapat lebih dari satu, misalnya burung pipit, habitat untuk
mencari makannya adalah di sawah dan habitat untuk bertelur adalah pohon-pohonan di
kampung. Ikan salem yang terkenal di Eropa dan Amerika utara, waktu dewasa mempunyai
habitat di laut. Waktu akan bertelur ikan itu berenang ke sungai sampai ke hulu. Di daerah
hulu ikan bertelur. Anak ikan untuk beberapa tahun tinggal di sungai. Kemudian pergi ke laut
untuk menjadi dewasa sampai saatnya ikan akan bertelur.
2.
Struktur Trofik
5. Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan
daging atau burung pemakan serangga demikian pula kaki burung elang berbeda
dengan kaki bebek karena cara memperoleh makanannya juga berbeda.
di atap-atap bangunan gedung SC, gedung rektorat dan gedung Psikologi. Namun untuk
sarang secara pastinya masih belum ditemukan itu hanya menurut prediksi sementara.
Berdasarkan pengamatan pada sore hari burung gereja, burung pipit dan burung-burung yang
berukuran kecil dan berwarna gelap yang ada di sekitar UIN Malang sering hinggap di Ujung
bangunan SC, di antenna belakang rektorat dan pohon-pohon kadang sedikit yang berputarputar di awan. pengaruh terhadap keanekaragaman jenis suatu hewan. Semakin
beranekaragam struktur habitat maka semakin besar keanekaragaman jenis hewan, hal ini
karena habitat menyediakan sumberdaya yang cukup, khususnya sebagai tempat untuk
mencari makan, berlindung, dan berkembang biak.
Konservasi habitat burung di UIN malang masih sedikit burung yang tinggal tetap
atau hinggap, dan mempunyai sarang di kampus UIN Malang. Sehingga ini menandakan
bahwa di kampus UIN Malang berdasarkan rantai makanan yang di dapat disana masih
kurang. Apalagi pepohonan, dan makanan yang di dapat di kampus tidak terlalu banyak
sehingga ini menyebabkan kepadatan populas burung di UIN Malang masih minim dan juga
banyak bangunan-bangunan tinggi yang luas sehingga makanan pun semakin sedikit.
Burung-gereja erasia (Passer montanus) atau dalam bahasa Inggris dikenal juga
sebagai Eurasian Tree Sparrow adalah spesies burung pengicau dalam famili Passeridae.
Deskripsi
Panjang tubuh sekitar 14 cm. Pada jantan, bagian atas kepala berwarna merah bata,
tenggorakan berwarna hitam dengan tepi leher berwarna putih. Bagian perut putih kebuabuan. Pada betina mirip jantan, namun kesuluruhan warnanya sedikit pucat.
Upaya konservasi habitat di Kampus UIN Malang dan sekitarnya perlu dilakukan
untuk menjaga keseimbangan ekosistem, hal ini karena berdasarkan hasil pengamatan
menunjukkan bahwa kondisi habitat di Kampus UIN Malang sesuai bagi kehidupan fauna
seperti halnya burung. Rusaknya habitat merupakan hal yang amat merugikan dalam
konservasi fauna. Kondisi vegetasi Uin Malang yang saat ini ada mulai dari tingkat semai
sampai pohon perlu tetap dipertahankan, seperti area -area penghijauan,hutan mini, dan
embung. Apabila area-area tersebut akan diubah fungsinya seharusnya perlu dipertimbangkan
apakah lokasi-lokasi tersebut merupakan habitat fauna tertentu. Apabila lokasi tersebut
merupakan habitat fauna tertentu khususnya habitat untuk berkembangbiak, maka sebaiknya
lokasi tersebut tetap dipertahankan.
Gangguan manusia secara langsung terhadap kelompok hewan di Kampus Uin
Malang saat ini jarang terjadi, tetapi secara tidak langsung dapat terjadi pada habitatnya.
Makin meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam,
mengakibatkan berubahnya komposisi organisme di dalam ekosistem, yang pada gilirannya
menjadi ancaman bagi kehidupan jenis fauna. Pada umumnya hewan akan meninggalkan
habitatnya yang telah berubah, bahkan dapat mati karena tidak dapat menemukan
makanannya yang cocok. Oleh karena itu, konservasi insitu tetap perlu diperhatikan dalam
upaya melindungi biodiversitas di kampus UIN Maliki Malang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Upaya konservasi habitat di Kampus UIN Malang dan sekitarnya perlu
dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem, hal ini karena berdasarkan
hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi habitat di Kampus UIN
Malang sesuai bagi kehidupan fauna seperti halnya burung. Rusaknya habitat
merupakan hal yang amat merugikan dalam konservasi fauna. Kondisi
vegetasi Uin Malang yang saat ini ada mulai dari tingkat semai sampai pohon
perlu tetap dipertahankan, seperti area -area penghijauan,hutan mini, dan
embung.
2. Habitat aves di UIN Malang ini berdasarkan pengamatan memiliki habitat
lebih dari satu tempat, misalnya burung pipit, habitat untuk mencari makannya
adalah di sawah dan habitat untuk bertelur adalah pohon-pohonan. Jenis-jenis
burung yang dominan di UIN Malang adalah burung pipit, Mereka biasanya
membuat sarang di pepohonan besar, di atap bangunan dan ditempat-tempat
yang aman serta tempat tinggi. Seperti halnya yang ada di UIN Maliki Malang
terdapat jenis-jenis burung yaitu burung pipit, burung gereja airasia dan
beberapa spesies yang belum diketahui nama spesiesnya dan jenisnya.
3. Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia.
Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah
didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging
maupun telurnya.
3.2 SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan
bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Reece, Mitcaell, JILID 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Djamal. Zoeraini. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta: Penerbit P.T Bumi
Aksara
Hadi, Mochamad. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogjakarta: Penerbit Graha Ilmu
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit P.T Bumi Aksara
Odum, E.P. Dasar-dasar Ekologi edisi ketiga. Penerjemah: Tjahyono Samingan. Jogjakarta:
Penerbit Universitas Gadjah Mada.
Porat. Emanuel. 2008. Menakar Manfaat Predator di Kawasan Wanatani Kopi. Departemen
Kehutanan. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Balai
Konservasi Sumber Daya Alam
Storer, Tracy. Tanpa tahun. Dasar-dasar Zoologi. Tangerang Selatan: Penerbit Binarupa
Aksara
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. Malang: Penerbit UIN Maliki Malang
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.