Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN

Disusun oleh :
Risky Dyah Ariani
22010112220206

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Semarang
2015

NIFAS
1. Definisi
Masa pulih kembali, dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan
6 minggu (42 hari) untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi meliputi upaya pencegahan,
deteksi dini, dan pengobatan komplikasi dan penyakit serta penyediaan pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu.
2. Pemeriksaan yang dilakukan
a. Keadaan umum
- Tekanan Darah untuk mengevaluasi tekanan darah ibu meningkat/ normal/
menurun,
-

bila

meningkat

hipertensi,

normalkeadaan

ibu

baik,

menurunperdarahan post partum.


Nadi bradikardi/takikardi, bila terjadi bradikardi pasca persalinan ibu dalam
keadaan istirahat penuhakan kembali lagi, bila takikardi bisa terjadi gejala

syok akibat adanya infeksi (apabia disertai kenaikan suhu)


Respiratory rate lambat/ normal/ cepat, bila lambat/normal ibu dalam
keadaan pemulihan/ dalam kondisi istirahat, cepatkarena adanya tanda-tanda

syok.
Temperatur dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui suhu tubuh ibu pasca
persalinan, karena waspada adanya demam yang mengarah ke infeksi/sepsis nifas.

b. Perineum melakukan pemeriksaan pada jahitan laserasi, apakah ada oedem,

hemoroid, dan hematoma atau tidak


c. Vesica urinaria untuk mengetahui apakah vesica urinaria ibu penuh/ tidak, apabila

penuh segera dilakukan pengosongan vesica urinaria bisa dengan cara pemasangan
kateter.
d. Rectum dapat dievaluasi apabila adanya robekan perineum grade IV
e. Pengeluaran per vaginam = Lochia

Lochia merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina pada masa
nifas.
Jenis lochia :
- Lochia rubra
-

: keluarnya darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel


desisua, lanugo dan mekoneum (2 hari pasca persalinan)
Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir (3-7 hari
pasca persalinan)
Lochia serosa
: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi (7-14 hari
pasca persalinan)
Lochia alba
: berwarna putih (2 minggu pasca persalinan)
Lochia purulenta
: cairan seperti nanah dan berbau busuk akibat adanya

infeksi.
f. Uterus
1. Memeriksa Tinggi Fundus Uteri apakah sesuai dengan involusi
Involusi
Bayi lahir
Placenta lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu

Tinggi Fundus Uteri


Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal

2. Apakah kontraksi uterus baik atau tidak


3. Apakah konsistensi lunak atau keras
3. Edukasi
a. Menjaga hygienitas genital
Menjaga hygienitas pada genital supaya tidak timbul adanya infeksi dan dapat
mempercepat penyembuhan laserasi saat persalinan
b. Pemberian ASI
Memberikan ASI dimulai 1 jam pasca persalinan untuk memberikan kehangatan
dengan cara kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi, dan pemberian ASI minimal
diberikan sampai usia bayi 6 bulan karena ASI merupakan nutrisi optimal pada bayi
baru lahir, memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.
c. Perawatan bayi
d. Kontrasepsi
Setelah 6 minggu pasca persalinan diperlukan kontrasepsi seperti penggunaan pil
progestin, injeksi DMPA (depot medroksi progesterone asetat), AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)
e. Nutrisi
Ibu pasca persalinan harus mengkonsumsi makanan bergizi dan cukup kalori
f.

(makanan mengandung protein, sayur dan buah)


Imunisasi
Pemberian imunisasi pada bayi sangat diperlukan, setelah bayi lahir segera diberikan
imunisasi BCG supaya tidak terserang penyakit Tuberculosis, imunisasi Polio dan
Hepatitis.

PREEKLAMSIA
1. Definisi
Suatu keadaan dimana tekanan darah systole 140mmHg sedangkan diastole 90mmHg,
dimana systole mengalami kenaikan 30mmHg dan diastole 15mmHg yang timbul
setelah 20 minggu usia kehamilan disertai proteinuria 300mg/24jam (dipstick +1) dan
edema atau keduanya.
2. Faktor Risiko
- Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
- Gemelli
- Penyakit yang menyertai kehamilan
- Index Massa Tubuh 35
- Penyakit vaskular dan pembuluh darah
- Usia ibu 40 tahun
- Nulipara/kehamilan pertama pada pasangan baru/kehamilan sebelumnya telah
-

berjarak 10tahun
Riwayat preeklamsi pada ibu dan saudara perempuan
Tekanan darah diastole 80mmHg
Proteinuria (dipstick 1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara

kuantitatif 300mg/24jam)
3. Komplikasi
a. Ibu
- Sindrom HELLP (hemolisis, elevated liver enzym, low platelet)
Sindrom cepat dapat mengancam jiwa bagi ibu dan bayi. Gejala sindrom HELLP
termasuk mual dan muntah, sakit kepala, dan nyeri perut kanan atas. Sindrom
HELLP sangat berbahaya karena bisa terjadi sebelum tanda-tanda atau gejala
preeklampsia muncul.

Gagal jantung
Dapat terjadi akibat perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh peningkatan
cardiac afterload akibat hipertensi dan penurunan preload akibat hipovolemia

Gagal ginjal
Karena adanya perubahan fungsi ginjal yang menurun, yaitu menurunnya aliran
darah ke ginjal akibat hipovolemiaoliguria dan anuria, adanya kerusakan sel
glomerulus yang mengakibatkan permeabilitas membran basalis sehingga terjadi
kebocoran dan mengakibatkan proteinuria. Gagal ginjal akut terjadi akibat
nekrosis tubulus ginjal, bila sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami

nekrosis.
Edema paru
Dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh

darah kapiler paru dan menurunnya diuresis.


Eklampsia
Bila preeklamsia tidak dikendalikan, eklampsia yang pada dasarnya preeklampsia
ditambah kejang - bisa berkembang. Gejala eklampsia meliputi sakit kepala parah,
masalah penglihatan, dan perubahan status mental, seperti kewaspadaan menurun.
Eklampsia permanen dapat merusak organ vital ibu, termasuk, hati otak dan
ginjal.Waktu tidak diobati, eklampsia dapat menyebabkan koma, kerusakan otak
dan kematian bagi ibu dan bayi.

b. Janin
- IUGR (intra uterine growth retardation)
Dapat terjadi akibat kegagalan invasi - migrasi sel trofoblas yang masuk ke dalam
arteria miometrium. Sel trofoblas berfungsi untuk menggantikan sel otot
pembuluh darah untuk tetap melebarkan lumen pembuluh darah, karena sel
trofoblas tidak dapat dipengaruhi hormon yang mengendalikan vasokonstriksi dan
vasodilatasi arteriol otot uterus. Masuknya sel trofoblas sampai ke arteriol otot
uterus menyebabkan pembuluh darah melebar dan menjamin sirkulasi ke
retroplasenter tetap terpelihara. Jika terjadi gangguan invasi dan migrasi sel
trofoblas sampai ke arteria miometrium atau arteriol otot uterus maka pembuluh
-

darah dapat vasokonstriksi dan suplai oksigen dan nutrisi akan kurang.
BBLR (berat badan lahir rendah) pada preeklampsia terjadi penurunan perfusi
utero plasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh

darah plasenta dimana kelainan pembuluh darah plasenta pada ibu preeklampsia
dapat menyebabkan hipoksia kronis dan gangguan nutrisi janin sehingga sering
terjadi retardasi pertumbuhan janin yang dapat berakhir pada berat badan lahir
-

rendah (BBLR).
Prematuritas
Preeklamsia mempengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta
Kurangnya aliran darah ke plasenta Jika plasenta tidak mendapatkan cukup
darah, bayi mungkin menerima oksigen dan nutrisi lebih sedikit

mengakibatkan kelahiran prematur dan kesulitan bernapas untuk bayi


Solutio placenta
Dimana plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan. Abrupsio
yang parah dapat menyebabkan perdarahan berat dan kerusakan pada plasenta,

yang dapat mengancam jiwa bagi ibu dan bayi.


Kematian janin
Pada hipertensi pertumbuhan janin terganggu gawat janin hingga kematian

janin akibat kurangnya oksigenisasi untuk janin.


4. Penatalaksanaan
a. Rawat jalan
Pada ibu dengan preeklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Ibu dianjurkan
untuk banyak istirahat (berbaring/tidur miring).
Pada umur kehamilan >20mggtirah barng dengan posisi miring menghilangkan
tekanan rahim pada vena cava inferiormeningkatkan aliran darah balik dan akan
menambah curah jantung meningkatkan aliran darah ke organ vital
Dianjurkan diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan
fungsi ginjal.
b. Rawat inap
Kriteria preeklamsia ringan perlu dirawat di rumah sakit: bila tidak ada perbaikan
dalam tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu, adanya satu atau lebih
gejala dan tanda-tanda preeklamsia berat. Dilakukan pemeriksaan fisik dan
laboratorium, pemeriksaan kesejahteraan janin berupa pemeriksaan USG dan doppler
untuk mengevaluasi pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion.
c. Perawatan obstetri yaitu sikap terhadap kehamilannya
Pada kehamilan preterm (<37mgg) bila tekanan darah
normotensifpersalinannya ditunggu sampai aterm

mencapai

Pada kehamilan aterm (>37mgg) persalinan ditunggu sampai waktu persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran persalinan.
Sumber :
-

Sarwono

P.

Ilmu

Kebidanan.

Jakarta:

PT.

Bina

Pustaka

Sarwono

Prawiroohardjo.2010
Manuaba C, Manuaba F. Buku Pengantar Kuliah Obstetri, 1thed. Jakarta : Penerbit

BukuKedokteran EGC,2009
Prof.Rustam M. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Ed.2
Williams. Obstetri Williams. Jilid 23

Anda mungkin juga menyukai