PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) masih merupakan penyakit yang banyak didapatkan di
negeri yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik pada anak maupun pada
orang dewasa yang juga dapat menjadi sumber infeksi. 1 Prevalensi penularannya
pada usia kurang dari 6 tahun 23,6%, usia 7-14 tahun 42,6%, lebih dari 15 tahun
76%. Prevalensi Basil Tahan Asam (BTA) positif adalah sebesar 0,5-0,8 %. 2
Angka perawatan TB berat (TB milier, meningitis, TB paru berat dan lain-lain) di
berbagai rumah sakit masih tinggi. Penyakit TB anak merupakan penyakit
sistemik yang dapat bermanifestasi pada berbagai organ terutama paru. Sifat
sistemik ini karena adanya penyebaran hematogen dan limfogen setelah terjadinya
infeksi primer Mycobacterium tuberculosis.3Tuberkulosis pada anak harus diobati
sedini mungkin dan tepat untuk menghindari komplikasi yang berat dan reinfeksi
pada waktu dewasa.1
Adanya interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi telah lama
diketahui. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. 4Pada infeksi
terjadi peningkatan kebutuhan energi, peningkatan katabolisme, nafsu makan
menurun, serta penurunan absorbsi gizi oleh usus. 5 Malnutrisi, walaupun masih
ringan, mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap
infeksi.4Kurang gizi menyebabkan gangguan integritas epitel, sekresi asam
lambung dan lisosim, penurunan fungsi imunitas seperti penurunan fungsi sel T,
penurunan aktivitas komplemen, penurunan aktivitas mikrosidal. 5 Hubungan ini
sinergis, sebab malnutrisi disertai infeksi pada umumnya mempunyai konsekuensi
yang lebih besar daripada sendiri-sendiri.4Mekanisme interaksi antara infeksi,
Kurang Energi Protein(KEP), dan penekanan imunitas digambarkan sebagai
berikut:5
Anoreksia
Muntah
Defisiensi
gizi
Infeksi
Malabsorbsi
Penekanan imunitas
B. TUJUAN
Tujuan laporan kasus besar ini adalah agar mahasiswa kedokteran mampu
menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaan awal yang tepat berdasarkan
data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
dan pengelolaan penderita dengan TB milier, dan marasmus.
C. MANFAAT
Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa kedokteran dalam menegakkan diagnosis dan mengelola
penderita dengan TB milier dan marasmus.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. AH
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 6 tahun 4 bulan
Alamat
Masuk CILII
: 22 Desember 2003
Nomor CM
: 729419
Bangsal
: CILII
Nama Ayah
: Tn. R
Umur
: 42 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh Tani
Nama Ibu
: Ny. Z
Umur
: 30 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
B. DATA DASAR
ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal 23 Desember 2003 pukul
14.30 WIB di CILII dan catatan medik penderita.
Keluhan utama :perut kanan bawah terasa sakit (pindahan dari bangsal A2)
Riwayat Penyakit Sekarang
-
2 tahun pada leher kanan timbul beberapa bekas luka yang tidak sakit
dengan warna seperti warna kulit sekitar, perlahan-lahan sembuh.
3 minggu yang lalu dibawa ke RSU Salatiga dan dirawat selama 3 hari
namun tidak ada perbaikan, dirujuk ke RSDK. Sejak 4 Desember
dirawat di RSDK bagian bedah dengan diagnosis tumor abdomen.
Tanggal 22 Desember 2003 dipindahkan ke bagian anak karena di
diagnosis TB milier.
23 Juli 1996
11 Agustus 1997
Riwayat Kelahiran
Lahir bayi dari ibu G3P3A0
DPT
: 3x (2,3,4 bulan)
Polio
: 4x(1,2,3,4 bulan)
Campak
: 1x (9 bulan)
Hepatitis
Kesan
4 6 bulan
6 9 bulan
habis. Buah
: 2 bulan
Miring
: 3,5 bulan
Tengkurap
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Gigi keluar
: 8 bulan
Merangkak
: 8 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Berjalan
: 11 bulan
Sekolah
C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 23 Desember 2003 jam 15.00 WIB di CILII.
Anak laki-laki umur 6 tahun 4 bulan, berat badan 11,9 kg, tinggi badan
102cm.
Kesan umum
Tanda vital
Nadi (N)
Suhu(t)
: 370 C
Kulit
Kepala
Mata
reflek
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorok
Leher
Dada
Paru :
I
: Simetris,
statis,
(-),
stem
Au
Jantung :
I
Pa
Pe
: Batas kiri
Batas atas
Abdomen
I
Au
Pa
: Hepar tak teraba, lien tak teraba. Teraba massa di kanan bawah,
4 cm , kenyal, rata.
Pe
Anggota gerak:
superior
inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Edema
-/-
-/-
<2 detik
<2 detik
Muscle wasting
+/+
+/+
Reflek Fisiologis
+N/+N
+N/+N
Reflek Patologis
-/-
-/-
Capilary refill
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 4-12-03:
Hb
: 9 gr%
Ht
: 30,2 %
MCV
: 74,4 femtoliter
MCH
: 22,4 picogram
MCHC
: 29,9 gr/dl
Eritrosit
: 4,04 juta/mm3
Leukosit
: 2900/mm3
Trombosit
: 268000/mm3
Na
:129 mEq/l
10
:4,1 mEq/l
Cl
:105 mEq/l
Glukosa
:108mg%
Ureum
: 11mg%
Creatinin
: 0,53 mg%
Tanggal 6-12-03:
LED 1 jam
: 65
2 jam
: 97
Hitung jenis
: E0/B0/St7/Sg74/L15/M4/Promielosit0/Mielosit0/Metamielosit0
Urin:
Sedimen:epitel:2-3
Leukosit:2-3
Erytrosit:Kristal Ca oxalat:+
Silinder :SG
: 1,010
PH
:7
Leukosit
:-
Nitrogen
:-
Protein
:-
Glukosa
:N
Keton
: 15 mg/dl
UBG
:N
Bil
:-
Eritrosit
:-
TP
Globulin
Albumin
Tanggal 18-12-2003
Darah :
Hb
: 12,4 gr%
Ht
: 39,5 %
MCV
: 79,8 femtoliter
MCH
: 25,1 picogram
MCHC
: 31,4 gr/dl
Eritrosit
: 4,95 juta/mm3
Leukosit
: 3200/mm3
Trombosit
: 443000/mm3
1,4
Kesan : Gizi buruk ( Marasmus )
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Tuberkulosis milier
DD:
-
Limfadenitis TB
TB abdominal
TB milier
2. Gizi buruk
DD:
-
Kwashiorkor
Marasmus kwashiorkor
Marasmus
H. DIAGNOSIS SEMENTARA
1. TB milier
2. Marasmus
I. PENGELOLAAN
Inf D10% 480/20/5 tetes makro
+NaCl 5% 10 cc
+KCl Ots 12 cc
Inf Aminofusin 120/5/5
Inj. Cefotaksim 2x500 mg
Inj. Cloramfenikol 3x400 mg iv
Inj.Streptomisin 1x250 mg im
po
Rifampicin
1x125 mg
PZA
1x250 mg
INH
1x 125mg
hari ke 18
13
Vit. B6
1x10 mg
Prednison
3x4mg
Mineral mix
3 x cth I
Asam folat
1 x 1 mg
Vit. Bc
3 x 1 tablet
Kcl
3 x cth I
ZnSO4
3 x cth I
Diet :
-
12 x 100 cc Vitaplus
Cairan (cc)
1547
Kalori (kkal)
1190
Protein (gr)
23,8
Infus D 10%
480
163,2
Aminofusin paed
120
12
12 x 100cc Vitaplus
1200
1320
3,3
Total
1800
1483,2
12,3
AKG %
116 %
124 %
51 %
Lumbal pungsi
Pengawasan:
-
Akseptabilitas diet.
Berat badan.
14
K. DAFTAR MASALAH
No
Problem Aktif
1 TB milier
2 Marasmus
3
Tgl
22-12-2003
22-12-2003
Problem Inaktif
Tgl
22-12-2003
L. INITIAL PLAN
1. Assesment : TB milier
Diagnosis : Subyektif:Obyektif : Lumbal pungsi,
Terapi : Inj.Streptomisin 1x250 mg im
Rifampicin
1x125 mg
PZA
1x250 mg
INH
1x 125mg
Vit. B6
1x10 mg
Prednison
3x4mg
hari ke 18
Monitoring:
-
Efek samping obat: mual, ikterik, pembesaran hati, tes fungsi hati
Edukasi:
-
Menjelaskan pada orang tua bahwa pengobatan yang akan dijalani oleh
penderita adalah pengobatan dalam jangka waktu lama yang membutuhkan
kepatuhan.
15
Menjelaskan pada orang tua mengenai efek samping obat yang mungkin
terjadi, misalnya tanda-tanda anak menjadi kuning, hepar membesar,
gangguan pendengaran.
2. Assesment : Marasmus
Diagnosis : Subyektif:Obyektif:Terapi: Inf D10% 480/20/5
+NaCl 5% 10 cc
+KCl Ots 12 cc
Inj. Cefotaksim 2x500 mg
Inj. Cloramfenikol 3x400 mg iv
Inf. Aminofusin paed 120 cc/5 cc/5 tetes
Mineral mix
3 x cth I
Asam folat
1 x 1 mg
Vit. Bc
3 x 1 tablet
Kcl
3 x cth I
ZnSO4
3 x cth I
Diet :
-
12 x 100 cc Vitaplus
Monitoring:
-
Akseptabilitas diet.
Jaga kehangatan.
Edukasi:
-
M. PERJALANAN PENYAKIT
Tanggal
24 Des
2003
07.00
BB:11,4kg
Pemeriksaan Fisik
Terapi / Program
25 Des 03
07.15
17
Th/
Infus D10% 480/20/5 tts
+NaCl 5% 10cc
+KCl Ots 12cc
dalam 500cc D10%
Inj cefotaxim 2 x 500mg iv (11)
Inj Kloramfenikol 3 x 400 mg iv (14)
Inj Streptomisin 1 x 250 mg im (14)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(19)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Vit B comp
3 x 1 tab
Prednison
3 x 4 mg (19)
Diet: (NGT)
12 x 100 cc Vitaplus
Program:
Pengawasan tanda-tanda akut
abdomen, KU, TV
Ulang darah rutin, GDS
O2 masker 5 l/menit
Inj diazepam 6 mg iv
kejang berhenti
Inj Phenobarbital im
Th/ tetap
Program:
Pengawasan tanda-tanda akut
abdomen, kejang, KU, TV
LP
26 Des 03
08.00
BB: 11,5kg
GDS:321
Na:128
K:2,8
Cl:101
Ca:2,26
Th/ tetap
Urin:
PH:6,5, Leu:-, Nit:-, Prot:-, Glu:norm, Ket:-,
UBG:N, bil:-, eri:-, warna kuning, jernih,
Sedimen:epitel:2/3, leuko:0/2, eri:-, silinder:Ass: TB milier
Marasmus
29 Des 03
06.30
BB: 11,5kg
Kel: (-)
KU : sadar, kurang aktif
TV: N:100 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR:24 x/menit
t : 37 C
PF: tetap
Ass: tetap
18
Th/
Infus D10% 480/20/5 tts
+NaCl 5% 10cc
+KCl Ots 12cc
dalam 500cc
D10%
Inj cefotaxim 2 x 500mg iv (16)
Inj Streptomisin 1 x 250 mg im (19)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(24)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Vit B comp
3 x 1 tab
Prednison
3 x 4 mg (24)
Luminal
3 x 15 mg
Diet: (NGT)
12 x 100 cc Vitaplus
3 x LLS
Program:
Pengawasan kejang berulang, KU, TV
2 Jan 04
07.00
BB: 12 kg
Th/
Inj Streptomisin 1 x 250 mg im (23)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(28)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
3 x 3 mg
Luminal
3 x 15 mg
Diet:
12 x 100 cc Vitaplus
Program:
Pengawasan KU, TV
Schonstein, konsul bedah anak
Infus D 10%
O2 nasal 2 lt/menit
Cek elektrolit Na, K, Cl, Ca
X foto abdomen
3Jan 04
07.00
BB:11,9kg
Th/
Infus 2A N 720/30/8
Inj Streptomisin 1 x 250 mg im (24)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(29)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
3 x 3 mg
Luminal
3 x 15 mg
Diet:
12 x 100 cc Vitaplus
3 x LLS
Program:
Pengawasan KU, TV
4 Jan 04
08.00
Th/
tetap
19
5 Jan 04
07.00
BB:11,8kg
Th/
tetap
6 Jan 04
07.00
BB: 12kg
Kel: (-)
KU : sadar, cukup aktif
TV: N:96 x/menit, isi dan tegangan cukup
T:105/70 mmHg
RR:24x/menit
t : 37 C
PF: tetap
Ass: tetap
Th/
Inj Streptomisin 1 x 200 mg im (27)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(32)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
3 x 3 mg
Luminal
3 x 15 mg
Diet:
12x 100 cc Vitaplus
3 x LLS
Program:
Pengawasan KU, TV
8 Jan 04
07.00
BB:11,6kg
Th/
Infus D10% 480/20/5 tts
Inj Streptomisin 1 x 200 mg im (29)
Inj Cefotaxim 2 x 500 mg
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(34)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
3 x 3 mg
Diet:
12 x 100 cc Vitaplus
Program:
Pengawasan KU, TV
20
9 Jan 04
07.00
BB:11,6kg
Th/
Infus D 5% 480/20/5
Inj Streptomisin 1 x 200 mg im (30)
Inj Cefotaxim 2 x 500 mg iv (2)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(35)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
3 x 3 mg (35)
Ekstra paracetamol syr I cth
Diet:
8 x 150 cc Vitaplus
3 x LLS
Program:
Pengawasan KU, TV
11 Jan 04
07.00
Th/ tetap
13 Jan 04
07.00
BB:11,6kg
Kel: panas
KU : sadar, kurang aktif
TV: N:120 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR:24x/menit
t : 38 C
PF:tetap
Ass:tetap
Th/
Inj streptomisin 1 x 200 mg im (31)
PO
Cefadroxil 2 x 175 mg (1)
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(39)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
2 x 3 mg (39)
Diet:
8 x 150 cc Vitaplus
3 x nasi
Program:
Pengawasan KU, TV
Hb:12
Ht:37
Leuko:4400
Trombo:
200000
21
14 Jan 04
07.00
BB:11,5kg
Kel: (-)
KU : sadar, kurang aktif
TV: N:108 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR:24x/menit
t : 37,8 C
PF:tetap
Ass: tetap
Th/
Inj streptomisin 1 x 200 mg im (32)
PO
Rifampisin 1 x 125 mg
INH
1 x 125 mg
Vit B6
1 x 10 mg
(40)
PZA
1 x 250 mg
Mineral mix 3 x 1 cth
KCl
3 x 1 cth
ZnSO4
3 x 1 cth
Asam folat
1 x 1 mg
Prednison
2 x 3 mg
Diet:
8 x 150 cc Vitaplus
3 x nasi
Program:
Pengawasan KU, TV
Ukuran
: 10 m x 10 m.
Halaman
Atap rumah
: genting tanah, sama sekali tidak ada genting kaca, tanpa eternit,
saat hujan bocor.
Teras rumah
Ventilasi
: tidak ada
: kurang
22
Sumber air
23
24
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. DIAGNOSIS
1. TUBERKULOSIS MILIER
Tuberkulosis milier adalah penyebaran hematogen sehingga terjadinya
tuberkel multipel di seluruh tubuh. 2
Menurut Time Table Wallgreen perjalanan tuberkulosis adalah sebagai
berikut :2
1.
2.
3.
Enam bulan pertama setelah komplek primer dapat terjadi perforasi bronkus,
dapat mengganggu saluran pernafasan sehingga menyebabkan penyumbatan
dengan akibat paru distal mengalami atelektasis atau bronkiektasis. Kelenjar
yang melekat pada bronkus dapat menengahi mukosa bronkus dengan
menimbulkan bronkitis tuberkulosis yang kronis. Dapat juga menembus
dinding bronkus sehingga masa keju dengan tuberkulosa masuk ke dalam
lumen bronkus menyebar dengan akibat penyebaran bronkogen.
4.
5.
25
2. Reaksi cepat BCG, yaitu timbul kemerahan di lokasi suntikan dalam 3-7
hari setelah imunisasi BCG.
3. Gejala umum TB:
Berat badan yang turun atau malnutrisi tanpa sebab jelas, atau berat
badan kurang yang tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan
gizi.
Nafsu makan tidak ada dengan gagal tumbuh dan berat badan
tidak naik dengan tatalaksana gizi yang adekuat.
Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, dapat disertai
keringat malam.
Gejala-gejala respiratorik:
-
Gejala gastrointestinal:
-
TB kulit / skrofuloderma.8
Harus curiga TB apabila terdapat lesi kulit:
Ulkus yang tidak sakit, terjadi setelah ruptur spontan dari abses
subkutan yang tidak sakit.
Lesi dapat tunggal atau multipel, tidak sakit, dan perlahan-lahan sembuh.
TB abdomen: 8
-
Sakit perut.
Dapat terjadi obstruksi usus yang disertai rasa sakit dan muntah.
Obstruksi disebabkan perlekayan usus dengan sekumpulan kelenjar
limfe.
Konsolidasi segmental/lober
Atelektasis
Milier
Kavitas
Kalsifikasi
7. Pemeriksaan mikrobiologik.
Pemeriksaan langsung BTA (mikroskopis) dari sputum (pada anak dari
bilasan lambung karena sputum sulit didapat pada anak).
8. Pemeriksaan patologi anatomik (hanya pada indikasi)
27
Anamnesis
Nafsu makan menurun, terutama sejak 2 bulan terakhir. Anak terlihat makin
kurus.
Anak sering demam tanpa sebab yang jelas, panas ngelemeng (+), keringat
malam (+).
Pada leher kanan timbul beberapa bekas luka yang tidak sakit dengan warna
seperti warna kulit sekitar, perlahan-lahan sembuh.
Timbul benjolan pada kedua sisi leher,sebesar biji asam, beberapa buah,
tersusun berantai seperti tasbih, tidak nyeri tekan.
Pemeriksaan Fisik
Pada kasus ini, dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan umum: Sadar, kurang aktif, sesak nafas (-), tampak sangat kurus.
Leher
: Simetris,
pembesaran
Abdomen I
Au
Pa
Pemeriksaan Khusus
EDEMA
( % baku )
80-60 %
<60 %
++
Kwashiorkor
Marasmikwashiorkor
-kurang gizi
marasmus
Marasmus dapat terjadi sebagai adaptasi pada intake makanan yang tidak
adekuat. Marasmus adalah hasil dari keseimbangan energi yang negatif.
29
Komposisi tubuh.
Cadangan lemak tubuh dapat menurun sampai secara makroskopis
menjadi tidak terlihat.
Total cairan tubuh meningkat sesuai dengan beratnya derajat KEP.Hal ini
berhubungan dengan hilangnya lemak tubuh yang sedikit mengandung air,
dengan meningkatnya total cairan tubuh, cairan ekstraseluler juga
meningkat.
Pada
awal
terapi,
cairan
ekstraseluler
bergerak
ke
Protein dapat menurun sampai 30% pada derajat berat. Otot menjadi atrofi,
jaringan otot diinfiltrasi oleh lemak dan jaringan fibrosa. Dibutuhkan
waktu yang lama untuk pemulihan.
Perubahan metabolisme
Energi
Berkurangnya asupan energi, mengakibatkan berkurangnya aktivitas fisik.
Kehilangan berat badan terjadi pertama-tama karena berkurangnya lemak,
kemudian
berkurangnya
massa
otot
yang
dapat
diukur
dengan
Metabolisme protein.
Asam amino yang dilepaskan dari hilangnya massa otot yang kemudian di
daur ulang oleh hepar untuk pembentukan protein esensial. Total protein
plasma, termasuk albumin menurun.
Metabolisme karbohidrat.
Kadar
glukosa
menurun,
cadangan
glikogen
juga
menurun.
Metabolisme lemak.
Kadar lipid darah biasanya rendah. Mobilisasi cadangan lemak untuk
energi dibawah kontrol dari growth hormon dan adrenalin.
31
Perubahan anatomi.
Saluran pencernaan
Permukaan mukosa usus menjadi halus dan tipis, fungsi sekresinya
terganggu. Asam
lambung
mengalami
penurunan,
mengakibatkan
Sistem endokrin
Protein dari otot dirubah menjadi asam amino yang digunakan untuk
sintesa lipoprotein di hepar. Lipoprotein ini yang memobilisasi trigliserida
dari hepar. Pada kwashiorkor, fungsi ini terganggu, sehingga terjadi
perlemakan hepar yang biasanya tidak ada pada marasmus.
Sistem hematopoetik
Anemia normositik normokromik atau normositik hipokromik ringan
biasanya terjadi, disebabkan defisiensi besi dan folat, infeksi parasit,
malaria, atau infeksi kronis. Cadangan besi tertimbun di hepar, maka dari
itu suplementasi besi secara awal tidak dianjurkan.
Sistem imun
Penurunan sistem imun dan terjadinya infeksi sering diasosiasikan dengan
marasmus. Imunitas seluler paling tepengaruh, yang bisa menyebabkan
tuberkulin anergi. Produksi antibodi tetap dipertahankan. Pemulihan
sistem imun biasanya cepat, kecuali terjadi campak.
Sistem saraf
32
Sistem kardiovaskuler
Kardiak output menurun sejalan dengan menurunnya berat badan. Dengan
menurunnya fungsi jantung, penambahan volume vaskuler selama
rehidrasi dapat berakibat fatal. Pada awal pemulihan, pemberian nutrisi
menyebabkan perubahan metabolisme, energi, dan elektrolit, dapat
meningkatkan resiko aritmia.
Marasmus dapat terjadi pada semua umur, tapi yang sering dijumpai
adalah pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberikan makanan
pengganti yang adekuat, atau sering terkena diare. Marasmus juga terjadi akibat
berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau
jantung, malabsorbsi.4
Gejala klinis yang didapatkan pada marasmus adalah :4,11,12
-
Sangat kurus, kulit keriput, dimana jaringan lemak dan otot di bawah kulit
menghilang, pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/baggy
pants.
Lemak pipi menghilang sehingga wajah anak tampak seperti orang tua.
Iga gambang.
Mula-mula anak tampak penakut,cengeng dan rewel akan tetapi pada keadaan
yang lebih lanjut menjadi apatis.
Anak tampak lapar. anak masih menangis walaupun telah mendapat minum
atau disusui
33
Pemeriksaan antropometri.
Menurut WHO, penentuan status gizi adalah dengan WHZ, HAZ, dan adanya edema.
Klasifikasi
Malnutrisi berat
Ada(edematus malnutrisi)
SD < -3 ( 70 %)
Malnutrisi sedang
Tidak ada
-3 SD < -2
Edema
WHZ
HAZ
(70 79 %)
wasting
-3 SD < -2
( 85 89 %)
stunting
Anak-anak dengan WHZ dibawah 3SD atau kurang dari 70% median, atau dengan
edema yang simetris, terutama pada kaki, dikategorikan malnutrisi berat. Pada
marasmus WHZ dibawah 3SD tanpa ada edema.13
Komplikasi dari Marasmus :12
-
Diare
Dehidrasi
Anemia
Riwayat pola makan anak dengan kualitas dan kuantitas kurang, karena
sejak kecil anak makan hanya sedikit, dengan protein hewani yang
kurang.
0-4 bulan
4 6 bulan
6 9 bulan
habis. Buah
Menderita TBC
Pemeriksaan fisik pada penderita ini didapatkan :
edema.
Pemeriksaan antropometri pada penderita ini didapatkan
Laki-laki, 6 tahun 4 bulan, Berat badan : 11,9kg, tinggi badan:102 cm, t = 37 oC
Status gizi menurut Z Score:
WAZ = = - 3,95 SD, HAZ = = - 3,2 SD,WHZ = = -3,14 SD
Kesan : Gizi buruk ( Marasmus )
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
antropometri tersebut, ditegakkan diagnosis kurang energi protein berat tipe
marasmus.
B. PENGELOLAAN
1. TUBERKULOSIS MILIER
Pengelolaan pada penderita ini meliputi preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif.
1. Preventif
Upaya pencegahan supaya penderita tidak terkena TB lagi, maka :
35
2. Promotif
Dalam penanganan kasus ini diperlukan kerjasama dengan orang
tua penderita terutama dengan ibunya dimotivasi untuk :
-
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
serta
kesehatannya.
-
3. Kuratif
a. Aspek keperawatan
Penderita datang dengan TB milier dan marasmus perlu terapi
yang intensif dan pengawasan ketat untuk mencegah jatuhnya keadaan
yang lebih parah, keadaan umum, tanda vital, kepatuhan minum obat,
efek samping obat.
b. Aspek medikamentosa
Terapi untuk TB ini diberikan :
Injeksi streptomisin 1 x 250 mg im
Rifampisin: 125mg ( 10 20 mg/kg BB/hari,
maksimum 600 mg/hari )
PZA
INH
Vit. B6
: 10 mg
Prednison :3 x 4 mg
36
No
FASE
STABILISASI
Hari ke 1-2
Hipoglikemia
Hipotermia
Dehidrasi
Elektrolit
Hari ke 2-7
37
TRANSISI
REHABILITASI
Minggu ke 2
Minggu ke 3-7
Infeksi
Mulai
Pemberian
Makanan
Tumbuh Kejar /
Peningkatan
Pemberian
8
Makanan
Mikronutrien
Stimulasi
10
Tindak Lanjut
1.
tanpa Fe
dengan Fe
Mengatasi/mencegah hipoglikemia
Anak dengan malnutrisi beresiko mengalami hipoglikemi dan harus
Mengatasi hipotermi :
38
Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu)
Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala,
letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau
peluk anak didada ibu, selimuti (metode kangguru)
Periksa suhu dubur setiap 2 jam sampai suhu mencapai >36,5 oC
Mencegah hipotermia
4.
Berikan
kalium
2-4
mEq/kgBB/hari(=150-300mg
3 x cth I
Asam folat
1 x 1 mg
Vit. Bc
3 x 1 tablet
Kcl
3 x cth I
ZnSO4
3 x cth I
c. Aspek dietetik
Untuk memulai pemberian makanan,. pada penderita ini diberikan Vitaplus
12 x 100 cc mulai hari perawatan 1 dan selanjutnya mulai hari ke 7 ditambahkan
makanan lunak lauk saring 3 x sehari
Vitaplus mengandung: (per 100 ml)
Energi
Protein
Lemak
As.Linoleat
As. Linolenat
DHA
Karbohidrat
Laktosa
FOS
Mineral
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin C
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B6
Vitamin B12
Niasinamida
As.Pantotenat
98,2 kkal
3g
4g
462 mg
31,5 mg
6,3 mg
12,75 mg
3 mg
63 mg
0,65 g
199,5 IU
49,75 IU
2,3 IU
4 mcg
10 mg
0,25 mg
0,2 mg
0,3 mg
0,6 mg
2 mg
0,65 mg
As.folat
Biotin
Kholin
Inositol
L.carnitin
K
Cl
Ca
Fosfor
Na
Mg
Besi
Seng
Mangan
Tembaga
Yodium
Molibdenum
Selenium
Kromium
Air
20 mcg
29,8 mcg
29,8 mg
8 mg
1,7 mg
129,5 mg
99,5 mg
99,5 mg
79,5 mg
40 mg
20 mg
2 mg
2 mg
247,5 mcg
63 mcg
13,85 mcg
5,2 mcg
4,2 mcg
2,95 mcg
0,65 g
Per 100 ml
F 75
F 100
F 135
g
g
g
ml
ml
2,5
10
3
2
100
8,5
5
6
2
100
9
6,5
7,5
2,7
100
42
Energi
Protein
Laktosa
Kalium
Natrium
Magnesium
Seng
Tembaga
kkal
g
g
mmol
mmol
mmol
mg
mg
75
0,9
1,3
3,6
0,6
0,43
2
0,25
100
2,9
4,2
5,9
1,9
0,73
2,3
0,25
135
3,3
4,8
6,3
2,2
0,8
3
0,34
Formula yang dianjurkan untuk penanganan gizi buruk oleh WHO adalah F 75
dan F 100. Selain banyak kandungan gizi juga murah, dapat dibuat sendiri dengan
bahan yang mudah didapat. Namun pada penderita digunakan Vitaplus karena
penderita lebih menyukainya, mudah dalam penyajian, dan kandungan gizinya
setara dengan F 100.
d. Aspek Edukatif
-
Mengingatkan
orangtua
untuk
terus
memantau
pertumbuhan
dan
perkembangan anak.
C. REHABILITASI
Pada penderita dibutuhkan ASUH, ASIH dan ASAH untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
-
Sandang
Kasih sayang dari orang tua dan keluarga akan menciptakan ikatan
yang erat, dan memenuhi kebutuhan emosional anak yang dapat
menunjang perkembangannya.
Anak
membutuhkan
psikososial,
stimulasi
kecerdasan,
untuk
ketrampilan,
mengembangkan
kemandirian,
mental
kreativitas,
44
BAB IV
RINGKASAN
Telah dilaporkan kasus seorang anak laki-laki 6 tahun 4 bulan
dengan TB milier dengan marasmus yang dirawat di RSDK mulai tanggal 4
Desember 2003 di bagian bedah, kemudian dipindahkan ke bagian anak sejak
tanggal 22 Desember 2003.
Diagnosis TB milier dan marasmus ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Nafsu makan menurun, terutama sejak 2 bulan terakhir. Anak terlihat makin
kurus.
Anak sering demam tanpa sebab yang jelas, panas ngelemeng (+), keringat
malam (+).
Pada leher kanan timbul beberapa bekas luka yang tidak sakit dengan warna
seperti warna kulit sekitar, perlahan-lahan sembuh.
Timbul benjolan pada kedua sisi leher,sebesar biji asam, beberapa buah,
tersusun berantai seperti tasbih, tidak nyeri tekan.
Riwayat pola makan anak dengan kualitas dan kuantitas kurang, karena sejak
kecil anak makan hanya sedikit, dengan protein hewani yang kurang, tidak
pernah ditambah minyak atau mentega.
0-4 bulan
4 6 bulan
6 9 bulan
45
habis. Buah
Keadaan umum: Sadar, kurang aktif, sesak nafas (-), tampak sangat kurus.
Leher
: Simetris,
pembesaran
Abdomen I
Au
Pa
edema.
Dari hasil X foto Thorax didapatkan kesan TB paru milier.
Selanjutnya penderita dikelola sebagai penderita TB milier dengan
marasmus dibangsal IRNA CILII RSUP Dr kariadi dengan terapi yang meliputi
aspek perawatan, medikamentosa dan dietetik. Penderita dikelola dengan
46
berpedoman pada 10 langkah penting pengelolaan penderita KEP berat/ gizi buruk
di rumah sakit dan penanganan TBC.
Pada saat masuk penderita dikelola dan diberi terapi yaitu, Inf D10%
480/20/5 tetes makro +NaCl 5% dan KCl Ots ,Inj. Cefotaksim 2x500 mg, Inj.
Cloramfenikol 3x400 mg iv, Inj.Streptomisin 1x250 mg im, Rifampicin
1x125
mg, PZA 1x250 mg, INH 1x 125mg, Vit. B6 1x10 mg, Prednison 3 x 4mg,
Mineral mix
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Hassan R, Alatas H, Latief A, dkk.. Buku kuliah 2 Ilmu kesehatan Anak.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak edisi 4. Jakarta: Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1985: 573-93.
2. Trastotenojo
MS.
Tuberkulosis Anak.
Semarang:
Balai
Penerbit
Anonym.
Gizi
Buruk
Mengancam
Anak
Indonesia.
http://www.infokes.com; 2001.
7.
Severe Malnutrition:a
Manual for Physicians and Other Senior Health Workers. Geneva: World
Health Organization; 1999: 1-19.
48
49