Anda di halaman 1dari 15

LAPSUS

ILMU KESEHATAN ANAK


KEJANG DEMAM SEDERHANA

Oleh :
Mark Chrisatya Bolla
07700195
Disusun oleh:
Mark Chrisatya Bolla
NIM. 07700195

Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar T. B., Sp.A
dr. Ramzi Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati, Sp.A
SMF Anak RSUD Dr. Soebandi Jember
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2013
1

I. Identitas Penderita
Nama

An. D

Umur

3 tahun

Jenis kelamin

laki - laki

Agama

Kristen

Alamat

Tgl MRS

06 maret 2013

Tgl Pemeriksaan :

07 maret 2013

No. RM

427193

Nama Ayah

Tn. JD

Umur

43 tahun

Pendidikan

S1

Pekerjaan

Wiraswasta

Agama

Kristen

Suku

Jawa

Nama Ibu

Ny. W

Umur

37 tahun

Pendidikan

S1

Pekerjaan

IRT

Agama

Kristen

Suku

Jawa

II. Anamnesis
Heteroanamnesis dilakukan pada orang tua pasien pada tanggal 07 mei 2013
II.1

Riwayat Penyakit

II.1.1

Keluhan Utama
Kejang

II.1.2

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien kejang pada saat subuh, kejang terjadi pada saat pasien tertidur. Kejangnya
berlangsung selama kurang lebih 10 menit. Kejangnya terjadi pada seluruh tubuh dan
kaki tangan pasien. Saat kejang pasien tidak sadar, saat kejang pasien tidak mengeluarkan
busa dari mulutnya, tidak menggigit lidahnya, pasien tidak mengompol pada saat kejang.
Setelah kejang pasien sadar dan kemudian tertidur. Kejang hanya berlangsung satu kali
sampai pasien dirujuk ke RS.
8 jam SMRS, pasien mulai demam pada saat sore hari, pasien demam tanpa batuk
dan pilek. Demam awalnya hanya sumer-sumer, lalu naik perlahan. Pasien masih mau
diajak maen seperti biasa saat malamnya panas pasien mulai tinggi. Pasien kemudian
diberi obat paracetamol oleh ibunya. Kemudian demamnya turun. Pasien nafsu makannya
tetap seperti biasa. Makanannya tetap dihabiskan. Pasien tidak mengeluh sakit saat
menalan makanan, pasien tidak muntah, pasien tidak mencret, BAB seperti biasa, BAK
seperti biasa, warna kuning jernih dan tidak mengeluh sakit saat kencing. Pasien tidak
mengeluarkan cairan dari telinga ataupun sakit pada telinga.
3 jam SMRS, sekitar jam 00:15 pasien demam tinggi dan pasien kejang. Sebelum
kejang pasien berteriak dan saat kejang pasien tidak sadar. Kejangnya berlangsung sekitar
10 menit dan setelah kejang pasien sadar kembali, sempat menyahut saat diajak bicara
oleh ibunya dan kemudian pasien tertidur. Setelah kejang demam pasien masih ada, tapi
sudah tidak setinggi yang pertama. Pasien tidak sampai dikompres oleh orangtuanya.
Kejang hanya berlangsung satu kali. Setelah kejang oleh orangtuanya pasien dibawa ke
RS S di jember.
Pada saat dilakukan pemeriksaan (7 maret 2013):
Pasien dalam keadaaan yang normal seperti anak seumurannya, pasien masih demam
sumer sumer, pasien agak rewel saat mau diperiksa, pasien batuk tapi tidak pilek.
Pasien sudah tidak kejang selama di RS. Pasien nafsu makannya normal, tidak mengeluh
sakit saat menelan makan ataupun sakit pada telinga. Pasien BAB dan BAK nya lancar
dan tidak ada keluhan. Fesesnya padat dan berwarna kekuningan. Pada saat BAK pasien
tidak mengeluh nyeri ataupun sakit pada pinggang.

II.1.3

Riwayat Penyakit Dahulu

Sekitar dua minggu yang lalu pasien terkena radang tenggorokan, pasien demam
kurang lebih 3 hari dan selama demam tidak terjadi kejang. Pasien dibawa ke bidan, di
bidan pasien mendapat obat sirup dan setelah itu tidak ada keluhan. Keluarga tidak ada
yang pernah menderita epilepsi.
II.1.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat kejang demam
Keluarga pasien tidak ada yang batuk maupun pilek.

II.1.5

Riwayat Pemberian Obat

Pasien diberi parasetamol sirup sebanyak satu kali, lalu demam turun. Kemudian
pasien demam lagi
II.1.6

Silsilah Keluarga

Keterangan :
Ayah Penderita (43 tahun)
Ibu Penderita (37 tahun)
Penderita (3 tahun )
II.2

Riwayat Pribadi
4

II.2.1

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Kehamilan :

Selama hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan sekali ke
bidan, mulai usia kehamilan satu bulan sampai usia kehamilan sembilan bulan. Ibu pasien
mendapat imunisasi TT pada waktu umur kehamilan tiga bulan, dan selalu diberi vitamin
dan pil penambah darah oleh bidan. Umur ibu pasien pada waktu hamil adalah 34 tahun.
Ibu pasien tidak pernah sakit, demam, muntah berlebihan, tekanan darah tinggi maupun
perdarahan selama hamil. Berat badan ibu pasien terus bertambah seiring bertambahnya
umur kehamilan. Pola makan dan minum ibu pasien dari segi kualitas dan kuantitas
cukup, selain itu ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau minum jamu
selama hamil.
Persalinan :
Ibu pasien bersalin di Rumah Sakit S dengan operasi atas indikasi plasenta previa ,
pasien dilahirkan cukup bulan. Pada waktu lahir bayi langsung menangis. Perawatan tali
pusar dilakukan oleh perawat di RS itu sendiri. Berat badan pada waktu lahir adalah 3000
gram, panjang badan ibu pasien lupa
Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan secara SC atas indikasi plasenta
previa
II.2.2

Riwayat Pemberian Makanan

Pasien dari lahir sampai berumur 6 bulan diberi ASI saja, setiap hari sekitar 8-12
kali. Sejak pasien berumur 6 bulan, pasien mulai diberi bubur SUN sebanyak 1/2
mangkuk kecil sebanyak 2x sehari dan tetap diberi ASI serta susu formula sehari sekitar 8
kali. Saat umur 7 bulan pasien diberi nasi tim dan diberi susu formula sehari sekitar 8
kali. Saat umur 11 bulan pasien sudah diberi nasi disertai susu SGM 2 sehari sekitar 3
kali
Kesan : Riwayat pemberian makan dari segi kualitas dan kuantitas baik

II.2.3

Riwayat Tumbuh Kembang dan Sosial


Riwayat Pertumbuhan :

BBL

3 kg

BBS

12,5 kg

PBL

52 cm

Riwayat penambahan berat badan telah tercatat lengkap di KMS, tetapi KMS tidak
dibawa. Menurut ibu pasien, berat badan pasien tidak pernah di bawah garis merah dan
pasien rutin dibawa ke posyandu hingga sekarang.
Kesan : Riwayat pertumbuhan baik
Riwayat Perkembangan :
Motorik Kasar :
Pasien mulai bisa mengangkat kepala umur 3 bulan
Pasien mulai bisa tengkurap umur 4 bulan
Pasien mulai bisa merangkak umur 6 bulan
Pasien mulai bisa duduk tanpa dibantu umur 8 bulan
Pasien mulai bisa berdiri dan jalan dituntun umur 10 bulan
Pasien mulai bisa jalan sendiri umur 12 bulan
Pasien mulai bisa lari pada umur 16 bulan
Motorik Halus :
Pasien mulai memegang benda-benda kecil/ mainan pada umur 7 bulan
Pasien mulai bisa mengucapkan kata pada umur 8 bulan
Kesan :

Riwayat perkembangan baik

Riwayat Bahasa :

Bicara tidak jelas: 8 bulan

Menirukan kata-kata : 1 tahun

Mulai panggil ibu

: 1 tahun

Mulai bercerita

: 2 tahun

Menyebut nama lengkap anak

: 3 tahun

Sosial dan kemandirian

Melambaikan tangan: 11 bulan

Bermain dengan ank seusianya

Berpakaian sendiri

: 3 tahun
6

: 2 tahun

Berani BAK/BAB sendiri : 3 tahun

II.2.4 Riwayat Imunisasi


-

Hepatitis B
BCG
POLIO
DPT

: (+) sebanyak 4 kali, pada usia 0, 1, dan 6 bulan


: (+) pada usia 1 bulan
: (+) sebanyak 5 kali, pada usia 0,2,4,6 dan 18 bulan
: (+) sebanyak empat kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan serta

18 bulan
Campak

: (+) pada usia 9 bulan

Kesan : Riwayat imunisasi baik.


II.2.5

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal serumah dengan ayah, ibu, satuorang saudara kandung,. Rumahnya
berukuran kira-kira 10 x 12 meter, terdiri dari 2 kamar tidur, kamar mandi, dan dapur.
Ventilasi rumah banyak, sinar matahari yang masuk banyak. Kamar mandi memiliki
jamban, dan digunakan untuk BAB, BAK, dan mandi. Sumber air minum berasal dari air
minum kemasan. Ayah pasien bekerja secara wiraswasta dengan penghasilan sekitar Rp.
2.500.000,00 per bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sedangkan si ibu tidak
bekerja
Kesan : Riwayat sosial ekonomi cukup.
II.3

Anamnesis Sistem
Sistem serebrospinal

: kejang (+) 1 kali selama 15 menit, tidak


pusing, tidak nyeri kepala, tidak ada penurunan
kesadaran,

Sistem kardiovaskular

: tidak berdebar-debar

Sistem pernapasan

: tidak sesak, batuk, tidak pilek, tidak ada


pernafasan cuping hidung,

Sistem gastrointestinal : tidak mual, tidak muntah, BAB (+), nafsu


makan baik
Sistem urogenital

: BAK lancar dan tidak nyeri, tidak ada darah dan


lendir

Sistem integumentum

: turgor kulit normal, tidak ada bengkak, tidak


kuning dan tidak bintik-bintik merah

Sistem muskuloskeletal : tidak odema, tidak atrofi, tidak ada deformitas


Kesan : Pasien mengalami demam disertai dengan kejang seta pasien batuk
III.

Pemeriksaan Fisik

III.1

Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum

: cukup

2. Keadaan Sakit

: sedang

3. Kesadaran

: compos mentis

4. Status Gizi :
Berdasarkan WHO NCHS yaitu indeks berat badan menurut umur untuk
anak 4 tahun adalah :
BB Ideal

: (3x2) + 8 = 14 kg

BB Sekarang

: 12,5 kg

Status Gizi

: (12,5 : 14) x 100% = 89 % (Gizi Baik)

5. Vital Sign :
HR

: 100 x / menit

Pernafasan : 29 x / menit
Suhu

: 37,8 oC

CRT

:2

6. Pernapasan

: vesikuler

7. Turgor Kulit

: dBN

8. Kelenjar Limfe

: tidak ada pembesaran

9. Otot

: tidak ditemukan atrofi otot

10. Tulang

: tidak ada deformitas


8

Kesan : Pada pemeriksaan umum ditemukan adanya febris


III.2

Pemeriksaan Khusus
1. Kepala :
Bentuk : bulat, simetris
Rambut : lurus, warna hitam
Mata

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : sekret -/-, bau -/-, perdarahan -/Hidung : sekret -/-, bau -/-, perdarahan -/Mulut

: sianosis (-)

Bibir

: sianosis (-)
oedem

(-)

perdarahan (-)

Mukosa : pucat (-)


hyperemi (-)
perdarahan (-)
2. Leher

Bentuk

: simetris

Pembesaran KGB

: (-)

Kaku kuduk

: (-)

3. Thorax :
Jantung :

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi
Auskultasi
Paru

: redup
: S1 S2 tunggal

Kanan
Depan

Kiri

I = simetris, retraksi (-)

I = simetris, retraksi (-)

P = fremitus raba (+), P = fremitus raba (+),

4.
Abdomen :

Belakang

dBN
P = redup

dBN
P = redup

A = rh (-), wh (-)

A = rh (-), wh (-)

I = simetris

I = simetris

P = fremitus raba (+), P = fremitus raba (+),

Inspeksi
:
cembung

dBN
P = sonor

dBN
P = sonor

A = rh -, wh -

A = rh -, wh -

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Perkusi

: timpani

Palpasi

: soepel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan (-),
turgor kulit dBN

5. Anus dan genital

: genital laki-laki, anus (+)

6. Ekstremitas :
Superior

Inferior

Akral Hangat :

+/+

Oedem

-/-

Sianosis

-/-

Akral Hangat :

+/+

Oedem

-/-

Sianosis

-/-

Kesan : Pada pemeriksaan khusus kesannya dalam batas normal


7. Status Neurologis :
a. GCS : 4-5-6
b. Meningeal sign : Kaku kuduk (-), Brudzinky I (-), Brudzinky II (-),
Kernig (-), Laseque (-)
c. Nervus cranialis : N.III : isokor, 3/3 mm, refleks pupil (+)
N.VII : simetris
d. Motorik : kekuatan otot 5 5
5 5
10

Tonus otot

Refleks fisiologis
Biceps

Triceps

Patella

Achilles

Refleks patologis
Hoffman

Tromner

Chadok

oppenheim -

Babinski

e. Sensorik : dbn
f. Autonom : BAB (+) normal, BAK (+) normal
g. Columna vertebra : dbn
IV.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal

Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
SGOT
SGPT

Hasil
12,8
30,8
37,1
648
35
15

Rujukan
13,4-17,7 mg/dL
4,3-10,3 x 109 /L
38-42 %
150-450 x 109 /L
10-35
9-43

11

Warna
PH
BJ
Protein
Glukosa
Urobilin
Bilirubin
Nitrit
Eritrosit
Leukosit
Epitel skuamos
Epitel renal
Kristal
Silinder
Bakteri/yeast/trichomo
Keton
Kesan

Kuning jernih
6,0
1,015
negatip
normal
normal
negatif
negatif
0-2
0-2
0-2
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

4,8 7,5
1,015 1,025
negatip
normal
Normal
Negatif
Negatif
0-1set/Lpb
1-4set/Lpb
5-15/Lpb
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya peningkatan jumlah

leukosit dan trombosit dan pada pemeriksaan urin lengkap kesan dalam batas
normal
Foto Thorax
Tidak dilakukan
V.

Resume
Anamnesis :
-

Pasien laki laki berusia 3 tahun

Pasien demam sejak 1 hari yang lalu tanpa disertai batuk dan pilek

Pasien saat demam terjadi kejang

12

Kejang terjadi kurang lebih 10 menit, kejang pada seluruh tubuh, kejang nya
tonik dan klonik, saat kejang pasien tidak sadar, mulut pasien tidak berbusa,
pasien tidak mengompol dan setelah kejang pasien sadar

Kejang hanya terjadi 1 kali dan pasien dibawa ke RS

Riwayat kehamilan dan persalinan : bayi lahir secara SC atas imdikasi


plasenta previa pada umur kehamilan kurang lebih 9 bulan.

Riwayat imunisasi ; imunisasi PPI lengkap sesuai dengan standar IDAI

Riwayat makan dan minum : baik sesuai dengan pertambahan umur

Riwayat tumbuh kembang : baik sesuai dengan perkembangan psikomotor


anak seusianya.

Riwayat sosial dan ekonomi ; lingkungan rumah dan sanitasi baik, ekonomi
juga mencukupi

Pemeriksaan Fisik : keadaan umum cukup dan kesadaran compos mentis serta didapatkan
febris
Pemeriksaan Penunjang : peningkatan kadar leukosit dan trombosit
VI. Diagnosis Banding
(-)
VII. Diagnosis
Kejang demam sederhana
VIII. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita kejang demam kompleks ini (disesuaikan dengan
kondisi penderita dan fasilitas yang ada), meliputi :
1. penanganan pada saat kejang dan setelah kejang
Saat kejang:
- pengobatan suportif : bebaskan jalan nafas dan beri O2 2 L / menit
- beri diazepam per rektal sediaan 5 mg ---(max.2x, atau 10 menit masih kejang)
diazepam 0,5 mg / kgBB iv (masih kejang) phenytoin 20 mg / kgBB iv (kejang
belum berhenti) fenobarbital 20 mg/kgBB iv transfer ke ruang rawat intensif

13

Setelah kejang:
- bila ada demam beri antipiretik : paracetamol 10-15 mg / kgBB / kali PO (diberikan
3 x / hari k/p), kompres dengan air biasa bila perlu.
- terapi kausal : injeksi ceftriaxon 2 x 500 mg (50-100 mg/kgBB/hari)
2. pencegahan kejang berulang
- bila demam segera kompres dengan air biasa
- pemberian antipiretik: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali per oral (diberikan 3x/ hari
k/p), kompres dengan air biasa bila perlu.
- diazepam per oral (0,5 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3 dosis)

3. terapi
- Cairan:
Kebutuhan cairan harian = 1500 ml/hari
Infus PD4 40tpm (mikro)
- Nutrisi
Kebutuhan kalori = 1125 kkal/hari
Kebutuhan protein = 25 gram/hari
Diet : nasi tim
4. edukasi pada keluarga penderita
- meyakinkan bahwa kejang demam umumnya benign
- memberitahukan cara penanganan kejang
- memberi informasi kemungkinan kejang kembali
- terapi mencegah berulangnya kejang

IX. Prognosis
Ad bonam

14

15

Anda mungkin juga menyukai