Anda di halaman 1dari 9

No.

ID dan Nama Peserta :


/ dr. Ahmad Andi Sameggu
No. ID dan Nama Wahana :
/ RS Arifin Nu'mang Sidrap
Topik: Visum et Repertum kasus Vulnus excoriatum
Tanggal (kasus) : 23/12/ 2014
Nama Pasien : Tn.B
No. RM : 002072
Tanggal presentasi : 29 Desember 2014
Pendamping: dr. A. Azizah Yusuf
Tempat presentasi: RS Arifin Nu'mang Sidrap
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 33 tahun, datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah
mengalami kecelakaan ditabrak oleh sepeda motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak
tempat setelah kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda dua lainnya
1 jam yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan, siku tangan kiri,
lutut kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang bervariasi. Luka lecet pasien dibersihkan
dengan NaCl 0,9% karena lukanya tampak kotor oleh pasir, dan diberikan betadine sebagai
antiseptik.
Tujuan : Menentukan cara pembuatan Visum et Repertum yang tepat dan penanganan pertama
pada pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas.
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus

Audit

bahasan:
Cara

Pos

pustaka
Diskusi

membahas:

Presentasi dan

E-mail

diskusi

Data Pasien: Nama: Tn.B


Nama klinik
UGD RS Arifin Nu'mang Sidrap
Data utama untuk bahan diskusi:
Gambaran Klinis

No.Registrasi: 002072

Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah mengalami kecelakaan
ditabrak oleh sepeda motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak tempat setelah
kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda dua lainnya 1 jam
yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan, siku tangan kiri, lutut
kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang bervariasi. Nyeri pada daerah dada disangkal oleh
pasien. Rasa sesak atau berat saat bernafas juga disangkal oleh pasien. Penglihatan kabur
disangkal. Adanya pingsan ataupun muntah setelah tabrakan juga disangkal oleh pasien.
Riwayat Kesehatan / Penyakit
1

Tidak diketahui
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui
Riwayat Gizi
Status gizi baikKualitas dan kuantitas cukup
Riwayat Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi cukup.
Riwayat Kebiasaan, Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik
Pasien tinggal dengan istri dan kedua anaknya.
Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E5V4M6)
Antropometri : BB = 60 kg, PB = 165 cm, Status gizi = baik
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup
RR : 24 x/menit, reguler, gerakan dada simetris.
S : 36,8C
Kepala : Normocephali
Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, alopecia (-)
Mata : Pupil bulat 4mm/4mm, isokor, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks
cahaya langsung/tak langsung +/+, eksoftalmus (-)
THT : Telinga normotia, liang telinga lapang, hiperemis, benda asing (-), serumen (+),
membran timpani utuh.
Hidung deviasi septum (-), konka eutrofi, mukosa hiperemis, pernapasan cuping hidung (-)
Tenggorokan tonsil-faring tidak hiperemis Saluran napas paten, tidak ada benda asing
Leher : Trakea lurus ditengah, KGB dan tiroid tidak teraba Membesar, JVP = 5-2 cmH2O
Thoraks
Inspeksi : Kelainan dinding dada seperti parut bekas operasi (-), pelebaran
vena-vena superfisial (-), retraksi otot-otot interkostal (-)
Kelainan bentuk dada seperti pectus excavatum (-), pectus
carinatum (-), Barrel chest (-), Kifosis (-), Lordosis (-), Skoliosis (-).
2

Frekuensi pernapasan 24x/menit


Jenis pernapasan abdominotorakal
Tidak terdengar bunyi wheezing, stridor, dan suara serak
Palpasi : Kedua paru mengembang simetris
Ictus cordis teraba 2 jari medial dari garis midclavicularis kiri,
Vokal fremitus dalam batas normal
Nyeri tekan pada dinding dada (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : Jantung : BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : SN vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-,
Abdomen :
Inspeksi : datar, simetris, peristaltik usus (-), pelebaran vena (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) N
Ekstremitas : Akral hangat, oedem , sianosis , jari tabuh (-),
Refleks fisiologis +/+ , Refleks patologis -/Status Lokalis
Di region frontalis didapat 1 luka lecet ukuran 2 x 2 cm
Di region olecranon dextra didapat luka lecet ukuran 2 x 1 cm
Di region olecranon sinistra didapat luka lecet ukuran 3 x 5 cm
Di region patella sinistra didapat luka lecet ukuran 3 x 3 cm
Di region maleolus lateralis sinistra didapat luka lecet ukuran 1 x 1 cm
Diagnosis
Multiple vulnus excoriatum
Tatalaksana IGD

Wound toilet
Inj ATS 1000 IU im
Cefadroksil 2 x 500 mg po
Asam mefenamat 3 x 500 mg po
Vitamin C 1 x 250 mg po
Prognosis
3

Ad vitam
: ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
Daftar Pustaka:
a. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.
b. Adams et al. Treatment & Medications for Horsemens. 1st ed. Equine Research
Publication. Texas, USA. 1990.
c. Cut
and
Puncture

Wounds.

Dalam:

www.nlm.noh..gov/

medlineplus/ency/artikel/000043.html. 2005.
d. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice. Edisi
16.USA: W.B Saunders companies.2002
e. Guntur, P.J.L. Penerapan Visum et Repertum sebagai Alat Bukti dalam Peradilan Pidana.
HUT FK-UGM ke-54 RSUP Dr Sardjito ke-18, Yogyakarta. 2000.
f. Soegandhi, R. Arti Dan Makna Bagian-Bagian Visum Et Repertum. Ed.2 Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik FK-UGM, Yogyakarta. 2001.
g. Soegandhi, R. Pedoman Pemeriksaan Jenazah Forensik dan Kesimpulan Visum et
Repertum di RSUP Dr. Sardjito, Ed.2. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK-UGM,
Yogyakarta. 2001.

Rangkuman Hasil Pembelajaran


Subjective
Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah mengalami kecelakaan
ditabrak oleh sepeda motor. Pasien datang dengan luka lecet di banyak tempat setelah
kendaraan roda dua yang dikendarainya ditabrak oleh kendaraan roda dua lainnya 1 jam
yang lalu. Luka lecet ditemukan pada daerah dahi, siku tangan kanan, siku tangan kiri, lutut
kiri, dan mata kaki kiri dengan ukuran yang bervariasi. Nyeri pada daerah dada disangkal
oleh pasien. Rasa sesak atau berat saat bernafas juga disangkal oleh pasien. Penglihatan
kabur disangkal. Adanya pingsan ataupun muntah setelah tabrakan juga disangkal oleh
pasien.
Objective
Pada pemeriksaan fisis ditemukan keadaan tampak sakit sedang, TD 120/80 mmHg, nadi
80x/menit, frekuensi pernapasan 24 kali/menit dalam, suhu axilla 36,5C, dan ditemukan
luka lecet di dahi, siku tangan kanan dan kiri, lutut kiri dan mata kaki kiri.
4

Assessment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah multipel vulnus
excoriatum.
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang disebabkan
karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai perdarahan (Anonimus
2005). Vulnus (luka terbuka) sering terjadi pada kuda karena kuda memiliki aktivitas motorik
yang tinggi apalagi jika berada pada lingkungan kandang yang tidak terawat dengan baik
(Baxter, 1990).
Menurut Carville, (1998) kasus vulnus biasanya disebabkan oleh trauma benda tajam (paku,
sisa pohon, kawat pagar dan sebagainya) atau benda tumpul (batu, batang pohon, tali pelana dan
sebagainya). Vulnus dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya antara lain: saddle druck (luka
dipunggung akibat pemasangan pelana yang tidak sempurna), strackle (luka di bagian medial
kaki), vulnus punctio (luka akibat tusukan benda tajam), vulnus serrativa (luka akibat goresan
kawat), vulnus incisiva (luka akibat tusukan benda tajam), vulnus traumatica (luka akibat
hantaman benda tajam).
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan dan pembekuan
darah, kontaminasi bakteri, kematian sel (Morris dan Malt, 1995).
Gejala yang tampak di lapang berupa robeknya sebagian kulit, pengerasan daerah sekitar
kulit dan kadang berbau busuk dan eksudat di daerah vulnus menjadi mukopurulen jika telah
berlangsung lama. Eksudat di daerah vulnus yang telah mukopurulen merupakan indikasi telah
terjadi infeksi sekunder dari bakteri lingkungan yang menghasilkan nanah, misalnya
Streptococcus dan Stahpylococcus. Gejala-gejala yang muncul jika tidak segera ditangani dapat
memicu terjadinya miasis (Darwis dan Widasari, 2008).
TIPE VULNUS
1.Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)
Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi
luka tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.
2.Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)
Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit
5

merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.


3.Vulnus Punctum (Luka Tusuk)
Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan
luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai
abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).
4.Vulnus Contussum (Luka Kontusio)
Penyebab: benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari
kerusakan pada soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah
(hematoma) bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam
terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius.
5.Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)
Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka
akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.
6.Vulnus Schlopetorum (Lika Tembak)
Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa
tidak teratur kadang ditemukan corpus alienum.
7.Vulnus Morsum (Luka Gigitan)
Penyebab adalah gigitan binatang atau manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka
tergantung dari bentuk gigi.
8.Vulnus Perforatum (Luka Tembus)
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak
atau proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
9.Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)
Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka
membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi
tinggi, terdapat gejala pathom limb.
10.Vulnus Combustion (Luka Bakar)
Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan
berbagai derajat mulai dari lepuh (bula carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau
anesthesia.
Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik yang
6

berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun mati, ataupun
bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk
kepentingan peradilan.
Perbedaan Visum et Repertum dengan Catatan Medis
Catatan medis adalah catatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta tindakan
pengobatan atau perawatan yang dilakukan oleh dokter. Catatan medis disimpan oleh dokter atau
institusi dan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka kecuali dengan izin dari pasien atau atas
kesepakatan sebelumnya misalnya untuk keperluan asuransi. Catatan medis ini berkaitan dengan
rahasia kedokteran dengan sanksi hukum seperti yang terdapat dalam pasal 322 KUHP.
Sedangkan Visum et Repertum dibuat berdasarkan Undang-Undang yaitu pasal 120, 179
dan 133 KUHAP dan dokter dilindungi dari ancaman membuka rahasia jabatan meskipun Visum
et Repertum dibuat dan dibuka tanpa izin pasien, asalkan ada permintaan dari penyidik dan
digunakan untuk kepentingan peradilan.
Jenis Visum et Repertum
Ada beberapa jenis Visum et Repertum, yaitu:
1. Visum et Repertum Perlukaan atau Keracunan
2. Visum et Repertum Kejahatan Susila
3. Visum et Repertum Jenazah
4. Visum et Repertum Psikiatrik
Tiga jenis visum yang pertama adalah Visum et Repertum mengenai tubuh atau raga manusia
yang berstatus sebagai korban, sedangkan jenis keempat adalah mengenai mental atau jiwa
tersangka atau terdakwa atau saksi lain dari suatu tindak pidana. Visum et Repertum perlukaan,
kejahatan susila dan keracunan serta Visum et Repertum psikiatri adalah visum untuk manusia
yang masih hidup sedangkan Visum et Repertum jenazah adalah untuk korban yang sudah
meninggal. Keempat jenis visum tersebut dapat dibuat oleh dokter yang mampu, namun
sebaiknya untuk Visum et Repertum psikiatri dibuat oleh dokter spesialis psikiatri yang bekerja
di rumah sakit jiwa atau rumah sakit umum.
Pada kasus ini, permintaan visumnya adalah Visum et Repertum perlukaan.
Plan
Penatalaksanaan

Pada

vulnus

excoriatum,
7

prinsip

penatalaksanaannya

adalah

membersihkan daerah luka terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kontaminasi daerah luka.
Membersihkan luka dilakukan dengan menggunakan cairan isotonic seperti NaCl 0,9% atau
ringer laktat. Setelah dibersihkan, diberikan betadine sebagai antiseptic. Bila ada luka robek,
maka luka tersebut harus dijahit. Bila luka tersebut kotor, ada baiknya dilakukan pemberian anti
tetanus serum untuk mencegah terjadinya tetanus di kemudian hari.
Tindakan yang diberikan pada pasien ini berupa wound toilet, injeksi ATS 1000 unit secara
intramuscular, dan diberikan obat minum antibiotika cefadroksil 2x500 mg, analgetik asam
mefenamat 3x500 mg dan vitamin C 1x250mg.
Pada tanggal 12 Juni 2013, pasien pulang setelah lukanya dibersihkan dan mendapat obat
minum. Pasien diminta datang 3 hari lagi untuk mengambil Visum et Repertumnya untuk
diserahkan ke polisi.
Edukasi

Asupan makanan yang cukup sehingga luka cepat kering. Yang dikonsumsi diutamakan

makanan yang mengandung protein tinggi seperti putih telur, tahu, tempe, dan ikan.
Menjaga kebersihan luka sehingga luka cepat kering.
Lebih berhati-hati dalam berlalu lintas.
Konsultasi : Pasien tidak dikonsul
Rujukan : Pasien tidak dirujuk
Kontrol : Pasien kontrol ke puskesmas bila ada keluhan.
Visum et Repertum

PRO JUSTICIA
Sehubungan dengan surat saudara Rahmat Latif, Pangkat AKP NRP. 66010335, Jabatan Kasat
Reskrim, mengatasnamakan Kepala Kepolisian Resor Rappang, tanggal dua puluh tiga bulan
Desember tahun dua ribu empat belas, Nomor Polisi : VER/34/XII/2014/Reskrim, maka yang
bertanda tangan dibawah ini Dokter Ahmad Andi Sameggu, Dokter Umum pada Rumah Sakit
Arifin NuMang menerangkan bahwa pada tanggal dua puluh tiga bulan Desember tahun dua
ribu empat belas, telah memeriksa seorang laki-laki di Kamar Jenazah bernama Beddu Bin Latjo
berumur tiga puluh tiga tahun, beralamat di Jl. Pramuka no 11 RT 02 Kel. Rappang Kec. Pitu
Riajang Kab. Sidrap, korban diduga karena kelalaian dalam berlalu lintas..
Adapun hasil pemeriksaan kami sebagai berikut :
Keadaaan Umum : Baik.
8

Kepala

: Ditemukan luka lecet di dahi berukuran dua kali dua sentimeter.

Leher

: Tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Dada

: Tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Perut

: Tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Anggota gerak atas : Ditemukan luka lecet di siku tangan kanan dengan ukuran dua kali satu
sentimeter dan di siku tangan kiri dengan ukuran tiga kali lima sentimeter.
Anggota gerak bawah : Ditemukan luka lecet di lutut kaki kiri dengan ukuran tiga kali tiga
sentimeter dan di mata kaki kiri dengan ukuran satu kali satu sentimeter.
Lain-lain

: Tidak ada tanda-tanda kekerasan.

Kesimpulan

: Ditemukan luka lecet di daerah dahi, siku tangan kanan dan kiri, lutut kiri dan
mata kaki kiri yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

Demikianlah Visum Et Repertum ini kami buat dengan sebenarnya, mengingat sumpah pada
waktu menerima jabatan.
Rappang, tanggal dua puluh tiga bulan Desember dua ribu empat belas
Dokter Pemeriksa
dr. Ahmad Andi Sameggu
Sidrap,29 Desember 2014

Pembimbing,
dr. A. Azizah Yusuf

Anda mungkin juga menyukai