DIARE
DIARE
Penguji
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Ari Setyaningrum
NIM
Fakultas
: Kedokteran
Judul
Bagian
Penguji
Pembimbing
Penguji
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh ujian
Kepaniteraan Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dwi Wastoro,Sp.A(K) sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan waktu.
2. dr. Anzar Ahlian, sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan,
petunjuk serta bantuan dalam penyusunan tugas ini .
3. Ayah, dan ibu, yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas ini
4. Teman-teman satu stase di bagian anak yang telah memberikan bantuan, baik
material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Penulis sangat berharap agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Semarang, Agustus
2005
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ...................................................................................................
ii
Kata Pengantar.....................................................................................................
iii
iv
Bab I.
Pendahuluan
B. Tujuan ......................................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................
Bab II.
Laporan Kasus
10
D. Diagnosis ................................................................................................
10
E. Penatalaksanaan ......................................................................................
11
12
14
19
23
24
B. Hiperkalemi...........................................................................................
34
C. Gizi baik...............................................................................................
38
D. Saran.....................................................................................................
39
E. Prognosis................................................................................................. 40
Bab IV. Ringkasan...........................................................................................
41
Daftar Pustaka.....................................................................................................
42
Lampiran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare
didefinisikan
sebagai
peningkatan
dari
frekuensi
tinja
atau
konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Untuk
keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan
sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari. (1)
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak
yang sebelumnya sehat. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral melalui makanan
dan minuman yang tercemar. (2)
Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2
tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi
sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.(1)
Penyebab diare akut paling sering adalah faktor infeksi. Pada garis besarnya
dibagi menjadi 2 golongan yaitu infeksi parenteral dan enteral. Infeksi enteral
merupakan infeksi dalam usus dimana 50 % diare pada anak disebabkan karena
virus.(3)
Hiperkalemia adalah suatu kedaan dimana kadar kalium serum 5,5 meq/L
atau lebih. Hiperkalemi dapat memberi efek neuromuskular yaitu parestesi yang
dapat berlanjut menjadi paralisis flaksid. Jantung juga sangat peka denan keadaan
hiperkalemi.(4)
Dalam penulisan ini akan dilaporkan seorang anak dengan diare akut
dehidrasi ringan sedang dan hiperkalemia dengan tujuan untuk mengetahui cara
menegakkan diagnosa dan mengelola penderita sehingga dapat mencegah komplikasi
lebih lanjut.
B. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis dan
mengelola pasien dengan Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang dan hiperkalemia
sekaligus untuk mengevaluasi tindakan yang telah diberikan dengan kepustakaan
yang ada, sehingga dapat dijadikan media belajar yang baik bagi mahasiswa.
C. Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran
untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan dan mengetahui
komplikasi yang terjadi pada penderita Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang dan
hiperkalemia.
BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. W
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 2 tahun 9 bulan
Alamat
Masuk RSDK
: 16 Juli 2005
Keluar RSDK
No CM
: 5121637
: Tn S
Umur
: 31 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Nama Ibu
: Ny A
Umur
: 33 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal 16 Juli 2005 pukul 14.00
WIB di bangsal C1LII.
Kurang lebih 2 hari anak muntah lebih dari 3 kali terutama setelah
makan atau minum, @ gelas belimbing,. Muntahan cair seperti apa
yang diminum, tidak nyemprot, tidak ada darah. Anak juga mencret,
lebih dari 10 kali, @ 1 sampai 2 sendok makan. Mencret berwarna
kuning, cair, ampas sedikit, tidak nyemprot, tidak ada lendir, tidak ada
darah, tidak berbau asam, tidak kembung. Disertai panas, tidak batuk,
tidak pilek. Kemudian anak dibawa ke dokter, diberi obat puyer dan
sirup tapi belum ada perubahan.
-
Kurang lebih
Riwayat perubahan pola makan dan perubahan susu tidak ada. Air
minum diambil dari sumur dan dimasak sampai mendidih, keluarga
dan tetangga tidak ada yang sakit diare.
Sejak lahir anak diberikan susu formula Frisian flag untuk umur 0-6
bulan, pengenceran susu setiap 60 cc air 2 sendok takar. Saat ini sudah
memiliki 5 dot. Setelah pemberian susu dot langsung dicuci dengan
sabun kemudian direbus 5 menit setelah itu dikeringkan. Anak suka
mengempeng saat tidak sedang minum susu.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
Kriteria Bistok
Pendidikan Kepala Keluarga
Penghasilan/bulan
Status pemilikan rumah
Keadaan bangunan rumah
Sumber air minum
Penerangan malam hari
Barang mewah
Jumlah anak
Tempat tinggal
SD
Rp. 400.000,Kontrak
Semi permanen
Sumur
Listrik
Tidak ada
1
Pinggir kota
Skor
3
2
1
2
1
3
3
2
17
Riwayat Postnatal
Periksa di Puskesmas, anak dalam keadaan sehat.
Riwayat Imunisasi
BCG
DPT
: 2x (2,3 bulan )
Polio
: 2x (0,2 bulan )
Campak
: belum
Hepatitis B: 1x (3 bulan )
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur.
seperti pisang, jeruk dan apel, diberikan kurang lebih 3 kali seminggu,
semau anak.
Kesan : kualitas dan kuantitas cukup.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 16 Juli 2005 pukul 14.30 WIB
, 2 tahun 9 bulan , BB: 11,9 kg, PB : 92 cm
a. Keadaan Umum: sadar, kurang aktif, tampak kehausan dan rewel, tanda
dehidrasi (+),sesak nafas (-)
b. Tanda Vital
: HR
: 120 x / menit,
RR
: 38,1C
c. Status Internus
Kepala
: mesosefal , LK = 49 cm
UUB
Rambut
Kulit
Mata
Hidung
Telinga
: discharge (-)
Mulut
Gigi
: belum tumbuh
Tenggorok
Leher
Dada
Paru
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: SD: Vesikuler
Perkusi
: sulit dinilai
Auskultasi
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
Genital
Kelenjar
Ekstremitas :
superior
inferior
Sianosis
Akral dingin
Oedem
Capillary refill
<2
< 2
Tonus
normotoni
Klonus
normotoni
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
+/+
+/+
Anus
: ekskoriasi (-)
3. Pemeriksaan Laboratoriu
Darah rutin : (tanggal 16 Juli 2005)
Hb
: 10,70 g % (N)4
Ht
: 32,20 %
Leukosit
: 12.700 /mm3
: 3.000.000/mm3
MCV
: 82,10 fl
MCH
: 27,10 fl
MCHC
: 33,30 g/dl
:5,9 mmol/l
Cl
:115 mmol/l
Ca
:2,48 mmol/l
Kesan : hiperkalemi
Preparat darah hapus: (16 juni 2005)
Hitung jenis
Stadium eritropetik
60
krenasi (-)
Stadium granulopoetik: hipersegmentasi (-), hipergranulasi (-),
vakuolisasi (-), limfosit teraktifasi (-)
Stadium trombopoetik : bentuk normal, tersebar rata, clump cell (-)
Kesan : sistem eritropoetik
: +
:+
Jamur
lekosit
:-
eritrosit
:-
: -
Clinitest : +
4. Pemeriksaan lain (17 Juni 2005)
EKG : Dalam batas normal
Konsul THT : Telinga : serumen +/+, hiperemi -/-, discharge -/Hidung : dalam batas normal
Tenggorok : sulit dinilai karena tertutup lidah
kesan orofaring hiperemis (-)
4. Pemeriksaan Antropometri
, umur 3 bulan, BB = 5800 kg, PB = 62 cm, t = 37 C
WAZ =
5,8 6
= - 2, HAZ =
1,00
62 61,1
= 0,35 , WHZ =
5,8 6,2
2,60
= -0,57
0,7
10
No
Masalah Pasif
Tanggal
3.
Hiperkalemi
16-6-2005
4.
5.
Pemberian
susu 16-6-2005
formula
Ibu belum mengikuti 16-6-2005
program KB
D. DIAGNOSIS
1. Diagnosis Banding
1. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
DD :
-
Faktor Psikis
Faktor Konstitusi
Faktor Makanan
2. Hiperkalemia
3. Gizi baik
2.Diagnosis Sementara
1. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
2. Hiperkalemia
3. Gizi baik
E. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
- infus Kaen 3B 960/40/10 tetes/menit
-
3. Diet
-
8 x 60 cc LLM
ASI ad libitum
11
BB koreksi
Cairan
1254
Kalori
580
Protein
11,6
960
163,20
8x 60 cc LLM
480
317,42
8,45
Total
1440
480,62
8,45
AKG (%)
114,83 %
82,86 %
72,84 %
ASI ad libitum
4. Perawatan
Pasien dirawat di bangsal C1L2 selama 5 hari
: Subjektif
Objektif
Tx
Diet : 8 x 60 cc LLM
ASI ad libitum
Mx
Ex
12
: Subjektif : Objektif : -
Tx
:-
Mx
Ex
13
14
G. PERJALANAN PENYAKIT
Tanggal
16/06/05
23.15
15
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Darah
Hb : 10,27gr/dl
Ht : 32,20%
Lekosit : 12700/mm3
Trombosit :352 000 /mm3
Eritrosit :3.000.000 /mm3
MCV : 82,10 fl
MCH : 27,10 pg
MCHC : 33,30 gr/dl
Kesan: dalam batas normal
Assesment
- Diare akut
- Infus D5 %
Dehidrasi
960/40/10tetes/mnt
Ringan
+Nacl 5% 7 cc dlm
Sedang
500cc D5%
- Hiperkalemi - Inj. Ampisillin 3x200
- mg i.v
Gizi
- Oralit
baik 100cc tiap
mencret
- Paracetamol 3x1/2
cth (jika panas)
Terapi
-Diare akut
tanpa tanda
dehidrasi
Tanggal
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Clorida : 115 mmol/L
Kesan : hiperkalemi
04.00
Mencret 2x @1/4
cangkir, cair,kuning,
ampas (+), darah(-),
lendir(-), nyemprot
(-), bau asam(-),
muntah (-), panas (-),
anak mau minum
Terapi
- hiperkalemi
Tetap
TV : HR: 130x/mnt
N: isi dan tegangan cukup
RR: 30x/mnt
T: 37,5 C
Balance cairan =
+71,17
PF : Kepala
Mata
16
Assesment
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher:
Dada
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
Diuresis =
2cc/kgBB/jam
Tanggal
17/05/05
07.00
17
Keluhan
Mencret 2x @1/4
cangkir, kuning,
lembek, ampas (+),
nyemprot (-), lendir
(-), darah (-), bau
asam (-). Panas (-),
muntah (-)., anak
ngompol 6 x
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Elektrolit
TV : HR:120 x/mnt
N : isi dan tegangan cukup
RR: 30 x/mnt
T : 37C
Na
: 135 mmol/L
Kalium : 5 mmol/L
Clorida : 112 mmol/L
Calcium : 2,48 mmol/L
Kesan : hiperchloremi
PF : Lain-lain tetap
Feses rutin
Bau
: khas
: Khas
Konsisten
: lunak
Warna
: kuning
:
Hijau
Darah
: (-)
Lendir
: (-)
Telur cacing
: (-)
:
(-)
Amoeba tropozoit : (-)
Sisa pencernaan : (+)
Protein
: (+)
Lemak
: (+)
Karbohiodrat
: (+)
Clinitest
: (+)
Bakteri
: (+)
Lekosit
: (-)
Eritrosit
: (-)
Sudan III
: (++)
Kesan : intoleransi laktosa
ringan
malabsorbsi lemak
ringan
Assesment
- Diare
akutTanpa
Tanda
Dehidrasi
- serumen
ADS
Terapi
-
Infus D5%
960/40/10 tetes /mnt
+ Nacl 5% 7cc dlm
inj.
Ampicillin 3x200 mg
iv
paracetamo
l 3x cth
vit. BC 3x
tab
carbolglyse
rin tetes telinga 3x/hr
oralit 100
cc/mencret
diet : 8 x 60 cc LLM
ASI ad libitum
Program :
Pengawasan KU, TV,
jumlah, frekuensi dan
konsistensi tinja ,tanda
dehidrasi, tanda syok,
feses rutin
Tanggal
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Assesment
Terapi
18/06/05
07.00
Mencret(-),
berak KU : Sadar, kurang aktif, tanda dehidrasi (-)
lembek 1x jam 5 pagi
1-2 sdm,
kuning, TV : HR :120x/mnt
ampas (+), lendir
N : isi dan tegangan cukup
(-),darah (-) nyemprot
RR : 30 x/mnt
(-), bau asam (-),
T : 37 0C
muntah (-), panas (-),
ngompol 6x
PF :Lain-lain tetap
18
Feses rutin
Bau
: khas
: Khas
Konsisten
: lunak
Warna
: kuning
:
Hijau
Darah
: (-)
Lendir
: (-)
Telur cacing
: (-)
:
(-)
Amoeba tropozoit : (-)
Sisa pencernaan : (+)
Protein
: (+)
Lemak
: (+)
Karbohiodrat
: (+)
Tetap
Infus D5%
480/20/5
Tts/mnt
Inj.
Ampicillin 3x200
mg iv
Paracetamo
l 3x1/2 cth
Vit
BC
3x1/4 tab
Carboglyse
rin tetes telinga
3x/hr
Diet : tetap
Program :
Pengawasan KU, TV,
jumlah, frekuensi dan
konsistensi
mencret,tanda
dehidrasi, tanda syok,
Bakteri
: (+)
Lekosit
: 1-2/lpb
Eritrosit
: (-)
Sudan III
: (++)
Kesan : malabsorbsi lemak
ringan
19/06/05
07.00
Tetap
Oralit
100cc/mencret
Paraceta
mol 3x1/2 cth
Tanggal
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Assesment
RR : 28 x/mnt
T : 38,8 0C
Terapi
-
PF : lain-lain tetap
Vit BC
3x1/4 tab
Diet: tetap
Program : tetap
20/06/05
07.00
19
Diare akut
tanpa tanda
dehidrasi
perbaikan
Paracetamo
l 3x1/2 cth
Vit
BC
3x1/4 tab
Diet:8x60 cc SGM 1
Asi add libitum
Program : pulang
20
Keadaan Rumah
Status rumah
Ukuran
Teras rumah
: ada
Dinding rumah
: tembok
Lantai rumah
: keramik
Ruangan
Ventilasi
: di ruang tamu dan kamar tidur ada jendela kaca yang dapat
dibuka.
Pencahayaan
Sumber air
Kebersihan
: cukup
Tempat sampah
2.
Kebiasaan Sehari-hari
Ayah penderita bekerja sebagai wiraswasta, ibu tidak bekerja. Makanan dan
minuman dimasak dulu sebelum dimakan serta biasa cuci tangan sebelum
makan. Alat makan dicuci bersih dengan air sumur artesis dan sabun cuci piring.
Mandi di kamar mandi sendiri 2 x sehari dengan sabun. Pakaian kotor dicuci
tiap hari. Rumah disapu 1 kali sehari. Sampah dibuang di tempat sampah di
samping rumah yang setiap hari diambil oleh tukang sampah. Bila ada anggota
keluarga yang sakit segera diperiksakan ke puskesmas.
21
3.
Lingkungan
Rumah penderita terletak di kelurahan Gisikdrono. Rumah saling berdempetan
dengan tetangga, tidak memiliki halaman, memiliki teras yang ditutupi dengan
lantai keramik, selokan di depan rumah mengalir lancar. Jalan di depan rumah
ditutupi aspal, kondisi lingkungan sekitar rumah cukup bersih.
Rumah penderita berdinding tembok, jendela terdapat di ruang tamu dan ruang
tidur, dan di tempat cuci ada atap yang terbuka sehingga ventilasi dan
pencahayaan cukup. Penghuni rumah ada 7 orang : nenek, kakek, paman, bibi,
bapak, ibu dan anak.
Gambar 1. Denah Rumah
2,5 m
3,5 m
2,5 m
R. cuci
Gudang
Km.Tidur
Km.Mandi
2m
Dapur
2m
R.Keluarga
3m
Jemuran
R.Tamu
1m
Km. Tidur
3m
1m
22
Kesan Umum : sadar, cukup aktif, tidak rewel, tanda dehidrasi (-).
Tanda Vital
Nadi
RR
: 30 x/menit
Suhu
: 37C
Status Internus
Kepala
: mesosefal , LK = 43 cm
UUB
: cekung (-)
Rambut
Kulit
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Gigi
: tumbuh
Tenggorok
Leher
Dada
Paru
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: SD: Vesikuler
ST : Hantaran -/-, Wheezing -/-, Ronkhi -/-
Jantung : Inspeksi
23
Palpasi
Perkusi
: sulit dinilai
Auskultasi
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
Genital
Kelenjar
Ekstremitas
superior
inferior
Sianosis
Akral dingin
Anemis
Capillary refill
<2
< 2
24
I. BAGAN PERMASALAHAN
Lingkungan
- perumahan
- higiene sanitasi
Perilaku
- susu formula
- dot
Agent
Infeksi enteral
HOST , 3 bulan
Diare
Dehidrasi
Intervensi :
- kuratif
- Preventif
- Promotif
- Rehabilitatif
Perbaikan
Asuh
Asih
Asah
Tumbuh Kembang Optimal
25
BAB III
PEMBAHASAN
TANPA TANDA
DEHIDRASI
DEHIDRASI
RINGAN-SEDANG
KEADAAN UMUM
BAIK, SADAR
* GELISAH, LEKAS
MARAH
MATA
NORMAL
CEKUNG
TIDAK ADA
AIR MATA
ADA
SANGAT KERING
* MALAS MINUM,
TIDAK BISA MINUM
BASAH
MINUM BAIK,
TIDAK HAUS
DEHIDRASI BERAT
* LESU, LUNGLAI,
ATAU TIDAK
SADAR
SANGAT CEKUNG
DAN KERING
* KEMBALI SANGAT
LAMBAT
KEMBALI CEPAT
TURGOR
26
BERKURANG /
TIDAK ADA
KERING
* HAUS, INGIN
MINUM BANYAK
* KEMBALI
LAMBAT
Pada pasien ini, dari anamnesis didapatkan bahwa anak muntah dan
mencret selama 5 hari. 8 jam sebelum masuk Rumah sakit anak mencret 4x @
cangkir, cair, warna kuning, ampas sedikit, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak
berbau asam, nyemprot, kulit anus tidak lecet dan tidak merah. Muntah 5 kali
@1/4 cangkir,sesudah minum susu, isi seperti yang dimakan dan diminum., tidak
nyemprot. Anamnesis ini mendukung ke arah diagnosa diare akut karena terdapat
perubahan konsistensi feses menjadi lebih lunak (cair) dan frekuensinya menjadi
lebih sering yang berlangsung selama 5 hari. Pada anamnesis maupun
pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan keadaan umum rewel, mata cekung, air
mata ada tapi berkurang, mulut
perubahan susunan makanan yang mendadak, hal ini sering terjadi pada
bayi. (3)
27
3. Faktor konstitusi
Faktor konstitusi yaitu kondisi saluran cerna yang dijumpai pada keadaan
intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein. Malabsorbsi
merupakan gangguan transportasi mukosa yang abnormal yang disebabkan oleh satu
atau lebih substansi spesifik yang akan menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang
dicerna. Malabsorbsi dapat terjadi pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan
gangguan usus (seperti kerusakan mukosa usus, gangguan motilitas usus, perubahan
ekologi bakteri usus, tindakan post operatif usus) . Di samping itu malabsorbsi dapat
terjadi karena gangguan metabolisme kongenital, malnutrisi, defisiensi imunitas dan
faktor emosi
(6,8)
terdapat faktor-faktor tersebut diatas selain itu malabsorbsi biasanya terjadi pada
diare kronis.(ijo,orange)
4. Faktor infeksi
Faktor infeksi merupakan penyebab yang paling sering, baik infeksi bakteri
gram negatif dan gram positif, virus dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral
dan parenteral. Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan oleh
virus (terbanyak ialah rota virus), bakteri (shigella, vibrio cholera, ETEC, EIEC,
salmonella) dan parasit (amuba, giardia dan cacing).Virus menyebabkan 50% dari
kasus diare pada anak
(3)
28
a. Anamnesis :
- anak panas tinggi disertai muntah dan mencret dengan konsistensi cair
- tidak ada batuk , pilek
b. Pemeriksaan Fisik:
- Keadaan Umum : sadar
- Tanda Vital : suhu 37,50C (setelah diberi paracetamol di UGD)
- Status Praesens:
Telinga
: discharge (-)
Hidung
: sekret (-)
Tenggorok
Leher
c. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan darah : lekositosis (-)
- pemeriksaan feses :
makroskopis: cair,warna kuning ,ampas sedikit ,lendir (-), darah (-), bau
asam (-)
mikroskopis : sisa pencernaan: protein (+), lemak (+), karbohidrat
(+),bakteri (+),sudan III (++), clini test (+), lekosit(-), eritrosit
(-)
d. Perjalanan penyakit: anak dirawat selama 5 hari, sembuh
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksan penunjang, dan
perjalanan penyakitnya kasus ini mengarah pada infeksi enteral oleh karena virus.
Sebagian besar diare virus disebabkan oleh rotavirus .(2)
Rotavirus adalah ikosahedron helai ganda, seperti roda yang mengandung 11
segmen RNA helai ganda . diameter dengan mikroskop elektron sekitar 80 nm.
Manifestasi klinis infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48
jam dengan demam ringan sampai sedang dan muntah disertai dengan mulainya tinja
cair yang sering. Muntah dan demam khas mereda pada hari kedua sakit tetapi diare
sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja bebas darah dan lekosit. Walaupun angka sel
29
darah putih mungkin cukup naik akibat stress, tidak ada pergeseran ke kiri yang jelas
terlihat pada enteritis bakteri invasif.Pada kebanyakan kasus diagnosis yang
memuaskan dapat dibuat atas dasar tanda klinis dan epidemiologis,kasus yang lebih
tidak jelas dapat dipelajari dengan mikroskop elektron, elektroforesis RNA ,
hibridisasi asam nukleat dan assay reaksi rantai polimerase.(4,6)
. Beberapa jenis virus seperti Rotavirus, berkembangbiak dalam epitel villi
usus halus, menyebabkan kerusakan epitel dan pemendekan villi. Hilangnya sel- sel
villi yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh
sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air
dan elektrolit.(1)Gangguan fungsi absorbsi akibat kerusakan mukosa usus ini
menyebabkan adanya intoleransi karbohidrat, lemak dan protein, hal ini terbukti dari
pemeriksaan feses didapatkan adanya sisa-sisa pencernaan protein,lemak dan
karbohidrat Kerusakan villi dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim
dissakaridase menyebabkan berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.(1) hal
ini terbukti dari pemeriksaan feses clini test (+),warna coklat, >1/2 % menunjukkan
adanya intoleransi gula ringan.Dari pemeriksaan feses juga didapatkan hasil Sudan
III (++) yang menunjukkan adanya globul lemak yang besar dengan ukuran 1-8
mikron dan jumlah lebih dari 100 / lapangan pandang, keadaan ini disebut
malabsorbsi lemak ringan.
3. Komplikasi
Komplikasi diare adalah
1. Dehidrasi
2. Imbalance elektrolit
3. Asidosis
a. Dehidrasi terjadi bila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada yang
masuk. Hal ini disebabkan oleh berak yang berlebihan, muntah, dan
penguapan karena demam. Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh
jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja. Dehidrasi merupakan
keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume darah,
kolaps kardiovaskuler, dan kematian bila tak ditangani dengan tepat. 1,6
30
31
kehilangan air dan elektrolit melalui tinja, juga melalui muntah dan panas.
Kehilangan ini menyebabkan dehidrasi, asidosis dan imbalance cairan.
Dehidrasi peda diare terdiri dari tiga jenis yaitu dehidrasi hipotonik
atau hiponatremik( Na<130 meq/L), dehidrasiisonatremik (Na 130-150
meq/L) dan dehidrasi hipernatremik (Na> 150 meq/L).(1,2)
Terapi cairan ditujukan untuk mempertahankan atau menggantikan
komposisi dan volume normal cairan tubuh. Terapi cairan terdiri atas tiga
kategori: rehidrasi (deficit replacement), rumatan (maintenance), dan
tambahan (supplemental replacement of ongoing losses). Defisit replacement
ditujukan untuk menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit yang hilang
secara abnormal per kgBB, misalnya akibat penyakit. Terapi rumatan
(maintanance) ditujukan untuk fungsi metabolisme basal dan menggantikan
cairan dan elektrolit tubuh yang hilang secara fisiologis, misalnya feses, renal
water losses, dan insensibble water losses. Insensible water losses meningkat
12,5% setiap kenaikan 1C, sedangkan terapi tambahan (supplemental
replacement) diberikan jika ada indikasi, sebagai tambahan terhadap
maintanance dan deficit, berdasarkan perkiraan akan berlanjutnya kehilangan
cairan dan elektrolit.(4,8)
Tujuan dalam pengelolaan rehidrasi yang disebabkan diare adalah
untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan
kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
Kehilangan cairan dapat diganti baik melalui oral maupun parenteral. (2,3)
Pada dehidrasi ringan sedang terjadi kehilangan cairan 5-10% BB,
sehingga dilakukan rencana terapi B yaitu rehidrasi oral dengan oralit 75
ml/kgBB dipantau selama 3 jam pertama.(1)
Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama :
Umur (BB tidak diketahui)
Berat badan
Dalam ml
< 4 bulan
4-12 bulan
12-24 bulan
2-5 tahun
<6 kg
6- <10 kg
10 - <12 kg
12-19 kg
200-400
400-700
700-900
900-1400
32
cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak dibawah 2 tahun
adalh
sebesar
200
ml/kgBB/hari.(8)Angka
ini
didapat
berdasarkan
perhitungan:
Jumlah cairan = PWL+ NWL+ CWL
Keterangan:
1. PWL (Previous water loss): yaitu jumlah cairan yang telah hilang melalui
diare dan atau muntah
2. NWL (Normal water loss): yaitu banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernapasan
3. CWL (Concomitan water losses) : yaitu cairan yang hilang melalui tinja
dan muntah yang masih terus berlangsung.(2,8)
Jadi kebutuhan cairan yang diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan
pada pasien ini adalah adalah 200 ml x 6,27 kg = 1254 ml/hari
Anak umur 3 bulan, BB 5800 g, BB koreksi 6270 g. Kebutuhan cairan
sebagian diberikan melalui infus, sebagian peroral dan secara keseluruhan
telah memenuhi kebutuhannya, karena jmlah cairan yang masuk adalah
114.83 %. Alasan pemberian infus pada pasien ini adalah adanya muntah
yang menghambat pemberian asupan makanan dan karena dikhawatirkan
akan jatuh pada keadaan dehidrasi berat. Terapi cairan yang dipilih adalah
dekstrosa 5% 960/40/10 cairan ini dipilih karena berdasarkan hasil
pemeriksaan elektrolit darah didapatkan hiperkalemi maka untuk mencegah
komplikasi dari hiperkalemi dipilih cairan infus yang rendah kalium. Tetapi
penggunaan Dekstrosa 5% sebagai terapi cairan rumatan tidak dapat
33
mengganti elektrolit tubuh yang hilang oleh karena itu diperlukan terapi
tambahan elektrolit. Ketentuan jumlah terapi elektrolit maintenance adalah
sebesar 2-4 meq/kgBB, Pada pasien ini diberikan terapi tambahan Nacl
sejumlah 7 cc dalam 500 cc dekstrosa 5% , jumlah ini sudah sesuai dengan
ketentuan jumlah elektrolit maintenace berdasarkan perhitungan :
Jumlah elektrolit = 2 meq x 5,8 kg x 500 cc = 6,04 meq
900cc
1 cc Nacl setara dengan 0,855 meq. Jadi jumlah elektrolit maintenace yang
dibutuhkan adalah 7,06 cc.
2. Aspek dietetik
Selama anak diare, terdapat gangguan gizi yang disebabkan intake
dan absorbsi yang kurang, dan metabolisme yang terganggu. Untuk
memenuhi kebutuhan cairan, selain dari infus juga tetap diberikan ASI karena
dengan pemberian ASI akan memperpendek masa diare, mempunyai nilai
gizi tinggi dan mudah dicerna, serta mengandung factor proteksi : antibody,
sel-sel darah putih, enzim dan hormon yang melindungi permukaan usus bayi
terhadap invasi mikroorganisme patogen dan protein asing.(2) Selain itu juga
ditambah susu LLM 8 x 60 cc dan pemberian oralit tiap mencret bila anak
mau minum.
. Kombinasi diet ini belum mencukupi kebutuhan kalori harian pada
anak ini yaitu sebesar 82,86 % dan protein sebesar 72,84% ,hal ini
disebabkan pada hari pertama anak membutuhkan cairan lebih banyak untuk
rehidrasi sehingga pemberian dietnya harus menyesuaikan dengan jumlah
infus yang diberikan. Jumlah kalori akan ditingkatkan secara bertahap pada
hari berikutnya seiring dengan pengurangan jumlah infus.
LLM diberikan karena pada pasien ini terjadi intoleransi laktosa yang
ditandai dari hasil pemeriksaan clini tes (+).Laktosa hanya dapat diserap oleh
usus setelah dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim lactase jika
aktivitas lactase menurun atau tidak ada sama sekali makalaktosa yang tidak
tercerna akan masuk ke usus besar dan difermentasi oleh mikroflora usus dan
dihasilkan asam laktat dan gas. Adanya produksi gas inidapat menyebabkan
34
Aspek medikamentosa
Pada dasarnya pengobatan yang diberikan meliputi 3 aspek:2
1. pengobatan simtomatik
2. pengobatan suportif termasuk rehidrasi dan tranfusi
3. pengobatan kausal(2,3)
Obat anti diare tidak perlu diberikan karena tidak satupun obat tersebut
memberi efek positif pada patofisiologi diare. Hal tersebut justru
memperlambat motilitas usus dan dapat memperpanjang enteritis karena
infeksi.(2)Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotika. Antibiotika hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita
misalnya kolera, shigella, karena penyebab terbesar diare pada anak adalah
virus. Kecuali pada bayi dibawah usia 2 bulan karena potensi terjadinya
sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi,
atau pada anak atau bayi yang menunjukkan secara klinis gejala yang
beratserta berulang atau diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala
sepsis.(4,10).Oleh karena itu pemberian antibiotik pada pasien ini sebenarnya
kurang bermanfaat. Pemberian vitamin B kompleks berfungsi sebagai
roboransia untuk meningkatkan imunitas saluran cerna.
4. Aspek edukasi
- ASI tetap diberikan
- Memberi oralit 100 cc setiap kali mencret.
Menjelaskan agar ibu memberikan oralit sesendok teh tiap 1-2 menit
sampai habis, apabila anak muntah maka dihentikan dahulu + 10 menit
lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya sesendok tiap 2-3 menit.
35
B. HIPERKALEMI
1. Definisi
Kalium merupaka kation intraseluler utama. Konsentrasi kalium intra
seluler sekitar 150 meq/L air sel. Konsentrasi kalium ekstraseluler 4 meq/L
36
pergerakan
kalium
intra
seluler.
Asidosis
sistemik
paling banyak
37
paralysis flaksid. Pada pasien ini tidak terdapat gejala klinis tersebut dapat
dilihat pada pemeriksaan tonus otot normal,reflek fisiologis dan patologis
normal.
Konsekuensi utama hiperkalemia berasal dari efek neuromuskularnya.
Hiperkalemi
menurunkan
nilai
ambang,
menyebabkan
tertundanya
38
berkurangnya
volume
cairan
ekstraseluler
akibat
diare
dapat
39
BB/U
80-100
70-80
60-70
<60
TB/U
>95
90-95
85-90
<85
BB/TB
90-110
80-90
70-80
<70
Dari penderita diperoleh data: seorang anak laki-laki , usia 3 bulan dengan BB =
5,8 kg, PB = 62 cm
Berat badan koreksi ( akibat DADRS ) = 100 x 5,8= 6,27 kg
92,5
Status gizi menurut NCHS
BB/U
TB/U
BB/TB
40
5,8 6
= -2
1,00
HAZ
62 61,1
= 0,35
2,60
WHZ
5,8 6,2
= - 0,57
0,7
41
6. Menjaga kebersihan, cuci tangan setelah buang air kecil/besar dan sebelum
makan, air minum dimasak sampai mendidih, persiapan alat makan dan minum
yang bersih, pengolahan makanan yang bersih untuk mencegah terjadinya diare.
7. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB
8. Memberitahu ibu tentang cara sterilisasi dot yang benar
E PROGNOSIS
Prognosis penderita diare akut dehidrasi ringan sedang pada umumnya baik,
bila rehidrasi berhasil serta ditunjang dengan diet yang mencukupi kebutuhan dan
penanganan faktor penyebab.
Pada kasus ini pasien dengan diagnosis awal diare akut dehidrasi ringan
sedang, gizi baik dan hiperkalemi, telah dilakukan rehidrasi dan dehidrasi dapat
diatasi 5 jam kemudian. Diet yang diberikan sesuai dengan kebutuhan bayi usia 3
bulan dan harus mendapat perhatian dan diberikan edukasi terhadap keluarga
terutama ibu untuk telaten memberikan ASI pada anak dengan jumlah cukup.
Sehingga prognosis untuk penderita ini adalah prognosis untuk kehidupan ad bonam,
untuk penyakit dubia ad bonam dan untuk fungsi ad bonam.
BAB IV
RINGKASAN
42
Seorang bayi laki-laki datang ke RSDK diantar orang tua dengan keluhan
utama mencret. 8 jam bayi mencret sebanyak 4 kali, @ cangkir, warna kuning, cair,
ampas (+), bau asam (-), buih (-), lendir (-), darah (-), nyemprot (+). Kulit sekitar
anus merah (-), perut kembung (+). Panas (+), kejang (-), pilek (-), batuk (-), muntah
(+),kencing jumlah berkurang. Bayi tampak lemah, rewel, tampak kehausan bila
diberi minum dan bila menangis masih keluar air mata tetapi berkurang. Kemudian
bayi dibawa ke UGD RSDK.
Di UGD RSDK bayi didiagnosa sebagai Diare Akut Dehidrasi Ringan
Sedang dan sudah diberikan cairan infus. Kencing terakhir jam yang lalu di UGD
RSDK,jumlah 50cc, warna kuning jernih.
Pada pemeriksaan fisik bayi laki-laki ,umur 3 bulan, berat badan 5,8 kg,
panjang badan 62 cm. Kesan umum bayi sadar, kurang aktif, rewel, tampak
kehausan, ada tanda dehidrasi, tidak sesak nafas, terpasang infus. Pada pemeriksaan,
kepala didapatkan ubun-ubun besar cekung, mata cekung, mulut kering, turgor kulit
kembali lambat. Pada pemeriksaan abdomen datar, turgor kembali lambat, bising
usus (+) meningkat. Pemeriksaan darah menunjukan adanya hiperkalemi (K = 5,9
mmol/dl). Pemeriksaan tinja ditemukan Sudan III (++) dan Clini test (+) .
Penderita didiagnosis diare akut dehidrasi ringan sedang, gizi baik, dan
hiperkalemi, dirawat di bangsal gastroenterologi selama 5 hari. Dalam perjalanan
penyakit, penderita didiagnosa diare akut tanpa tanda dehidrasi karena infeksi virus
enteral. Selama dirawat mendapatkan pengelolaan baik medikamentosa, dietetik
maupun keperawatan.
Prognosis pada penderita ini adalah ad bonam.
DAFTAR PUSTAKA
43
1.
Direktur Jendral PPM & PLP. Buku ajar diare. Jakarta. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 1990: 1-25.
2.
3.
4.
5.
Rotavirus
diarrhea.
Available
from
URL:HYPERLINK
http://www.cdc.gov /nip/disease/rota/rotavirus.htm#top
6.
7.
9.
Muchtadi D. Gizi untuk bayi: ASI, susu formula dan makan tambahan.
Jakarta. Pustaka sinar harapan. 1994: 61.
10.
11.
12.
13.
Guyton, Hall. Ginjal dan cairan tubuh. Dalam: Buku ajar fisiologi
kedoktera. edisi 9. Jakarta. EGC. 1999: 469-476.
44