NSDA
Hutan Produksi
Kabupaten Wonogiri
kONTEN
1 3
5 7
17
PENDAHULUAN
KONDISI WILAYAH
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sumber daya Alam merupakan sebuah
komponen yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber
daya alam bentuknya bermacam-macam
dan setiap wilayah memiliki sumber daya
alam yang beragam pula. Sumber daya alam
juga merupakan sebuah modal yang dapat di
manfaatkan dan di optimalkan untuk
menunjang perkembangan suatu wilayah.
Pemanfaatan sumber daya alam tersebut
harus melihat bagaimana konservasinya
tetap terjaga, sehingga sumber daya alam
tetap bertahan dan berkelanjutan untuk
dimasa yang akan datang. Untuk
mengetahui seberapa besar cadangan
sumber daya alam yang masih ada dalam
sebuah wilayah dapat dihitung dengan
Neraca Sumber daya alam.
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungan, yang satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan juga
sangat memberikan manfaat untuk
kehidupan manusia, secara tidak langsung
manfaat hutan adalah sebagai penghasil O2,
penahan air tanah, penghambat Erosi, serta
sebagai tempat rekreasi, lalu manfaat hutan
yg lainnya seperti pemanfaatan hasilnya
yaitu terutama Kayu. Sektor Kehutanan
merupakan sektor yang sangat penting dan
mempunyai peranan yang strategis di
Kabupaten Wonogiri. Dapat dilihat bahwa
kondisi wilayah wonogiri yang bergununggunung dan mempunyai lahan kritis yang
luas. Pengembangan sektor kehutanan ini
berfungsi upaya pelestarian lingkungan
hidup dan mampu memberikan sumbangan
terhadap PDRB dan perdapatan untuk
masyarakat.
1.4. Lingkup
a.Substansial
Lingkup substansial dari neraca sumber
daya Hutan Produksi ini yaitu hutan negara
dan hutan rakyat, serta besaran produksi
kayu dari hutan negara dan hutan rakyat di
kabupaten Wonogiri. Sehingga akan
dihasilkan seberapa produktif cadangan
kayu untuk sumber daya hutan produksi di
kabupaten Wonogiri.
b.Areal
Lingkup areal pada analisis neraca sumber
daya alam perikanan tambak ini mencakup
seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri, yang
meliputi 25 kecamatan yang terdapat di
dalamnya, yaitu Pracimantoro, Paranggupito,
Giritontro, Giriwoyo, Batuwarno,
Karangtengah, Tirtomoyo, Nguntoronadi,
Baturetno, Eromoko, Wuryantoro, Manyaran,
Selogiri, Wonogiri, Ngadirojo, Sidoharjo,
Jatiroto, Kismatoro, Purwantoro, Bulukerto,
Puhpelem, Slogohimo, Jatisrono, Jatipurno,
Jatipurno, dan Girimarto
c.Temporal
Data yang digunakan pada analisis neraca
sumberdaya ini yaitu merupakan data tahun
2010 dan data tahun 2014
Kabupaten Wonogiri terletak pada 7 32' 8 15' Lintang Selatan dan 110 41' - 111 18'
Bujur Timur. Luas Kabupaten Wonigiri
182.236,02 ha. Secara administratif,
Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25
kecamatan. Kabupaten Wonogiri memiliki
batas dengan Wilayah lainnya sebagai
berikut:
Utara
Batas Kecamatan
Jalan Kolektor/Propinsi
Kabupaten Sekitar
Jalan Lokal
TUBUH_AIR
Sungai
Batas Kabupaten
Laut
Batas Provinsi
aluvial
0-8%
andosol
8 - 15 %
grumusol
15 - 25 %
latosol
1.500 - 2.000
25 - 40 %
litosol
2.000 - 2.500
> 40 %
podsolik
regosol
Peta Kelerengan
2.500 - 3.000
3.000 - 3.500
10
11
Dilihat dari table diatas bahwa sumberdaya hutan produksi di Kabupaten Wonogiri masih
memiliki potensi penyediaan sumberdaya hutan produksi sebesar 5932304 m3. Sedangkan
lahan hutan produksi yang termanfaatkan saat ini sebesar 8181.7 Ha, dan mampu berproduksi
sebanyak 572719 m3. Hal ini menunjukkan bahwa lahan hutan produksi yang ada di Kabupaten
Wonogiri memiliki Cadangan sebesar 5359585 m3.
a.Neraca Moneter
12
Berdasarkan hasil perhitungan neraca sumberdaya hutan produksi secara moneter disumpulkan
bahwa semua lahan yang berpotensi menjadi hutan produksi dapat dimanfaatkan secara
maksimal makan akan berpotensi untuk menambah hasil keuntungan sebesar 8 Trilliun. Neraca
moneter ini memberikan gambaran mengenai pemilihan untuk pengembangan hutan produksi
apabila ingin di kembangkan secara optimal di masa depan.
Neraca Sumberdaya Hasil Produksi hutan produksi secara sik dihitung berdasarkan standar
produksi yang seharusnya dari masing-masing komoditas hutan produksi. Dari perhitungan
tabel diatas dapatdilihat bahwa produksi komodits di hutan produksi diatas produksi
seharusnya, sehingga dapat dikatakan optimal, namun dalam pengambilan kayu hutan tetap
melakukan system tebang pilih dan tanam ulang, agar tetap menjaga keberlangsungan dari
hutan tersebut.
B. Neraca Moneter
Perhitungan tabel diatas memperlihatkan total neraca moneter sumberdaya hutan produksi.
Cadangan sumberdaya hutan produksi tersebut memiliki pendapatan sebesar 1,2 Trilliun rupiah.
.Pendapatan ini tentu akan bertambah jika kegiatan hutan produksi terus didukung tingkat
produktivitasnya, sehingga dapat mempengaryhi perekonomian daerah.
13
kontributor terbesar pada perekonomian wilayah Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan. Secara struktur ekonomi, sektor industri pengolahan dan sektor jasa
pendidikan adalah sektor yang selalu mengalami peningkatan persentase paling banyak tiap
tahunnya. Sedangkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan
persentase. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran sektor
ekonomi dari sektor primer ke sekunder dan tersier di Kabupaten Wonogiri.
Sedangkan dari analisis pertumbuhan ekonomi dari PDRB kabupaten, didapatkan hasil bahwa
pertumbuhan PDRB kabupaten Wonogiri uktuatif, tapi secara linear tampak pertumbuhan
positif. Rata rata pertumbuhan ekonomi di Kabupeten Wonogiri dari tahun 2010-2014 yaitu
sebesar 4.89%.
Analisis dan perhitungan PDRB per kapita dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kemakmuran rata-rata dari penduduk di suatu daerah. Grak tersebut menunjukkan bahwa
terdapat kegiatan ekonomi yang naik turun tapi secara trend mengalami peningkatan.
14
Jika dilihat Disparitas yang terjadi pada ruang lingkup kabupaten yang berada di sekitar
Kabupaten Wonogiri, dari rata-rata Laju Pertumbuhan dan Rata-rata PDRB per Kapita Kabupaten
Wonogiri memiliki angka yang paling kecil dari Kabupaten yang lain, rata-rata PDRB Perkapita
Wonogiri berada di bawah standar PDRB perkapita Jawa Tengah. Hal ini akan menjadi
permasalahan karena kondisi perekonomian Kabupaten Wonogiri aka tertinggal dari Kabupaten
disekitar nya dan akan mengalami keterbelakangan ekonomi.
Selanjutnya dilihat dari ruang lingkup kecamatan yang ada di Kabupaten wonogiri. pada
kabupaten wonogiri ini tentu adanya kesenjangan atau pendapatan kecamatan yang timpang
atau berbeda-beda, dapat dilihat pada tabel pendapatan Perkapita untuk setiap kecamatan
dibawah ini.
Dapat dilihat bahwa dari 25 kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri, terdapat 12 kecamatan
yang memiliki rata-rata pendapatan perkapita berada lebih tinggi dari rata-rata kabupaten
Wonogiri, dan 13 kecematan lainnya berada di bawah rata-rata kabupaten, dengan kecamatan
wonogiri yang memiliki pendapatan perkapita paling tinggi. Perbedaan antar kecamatan karena
setiap kecamatan memiliki keunggulan sektor masing-masing, dan sektor-sektor tersebut
memiliki pendapatan yang berbeda-beda, di dukung juga dengan persebaran penduduk yang
setiap ada disetiap kecamatn berbeda pula, lalu salah satu penunjang dari ekonomi adalah
aksesibilitas, banyak kecamatan yang memiliki aksesibilatas yang sulit untuk dijangkau, dengan
jarak tertentu yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dlam suatu kecamatan berbedabeda.
Selanjutnya penyebab dari disparitas antar kecamatan ini adalah keadaan geogras. Jadi
topogra yang ada di Kabupaten Wonogiri ini beragam sehingga potensi untuk sebuah
kecamatan juga berbeda, rata-rata sektor yang ada di Kabupaten ini adalah petanian lahan
kering, dan pertanian ini setiap pergantian musim atau beberapa kali dalam setahun selalu
tanaman yang di tanam bercanti karena disesuaikan dengan keadaan alam dan iklimnya, seperti
tanaman padi, kedelai, dan jagung. Oleh sebab itu dalam Kabupaten Wonogiri, setiap kecamatan
memiliki ekonomi yang berbeda-beda.
15
Arah pengembangan ekonomi ini melihat apakah potensi yang dapat di kembangkan untuk
menunjang peningkatan Ekonomi dari Kabupaten Wonogiri ini, dengan mengidentikasi potensi di
setiap sektor. Sehingga potensi tersebut dapat menjadi solusi dalam permasalah ekonomi yang di
alami oleh Kabupaten Wonogiri. Untuk mengetahui potensi tersebut, dengan cara analisis sektor
unggulan pada 17 sektor yang ada pada Kabupaten Wonogiri ini.
Analisi sektor unggulan ini dilakukan dengan 4 metode yaitu tipologi Klassen, Klassen
terhadap wilayah yang lebih luas, LQ dan Shiftshare. Setelah 4 metode ini mendapat kan hasil
akhir maka dapat ditentukan sektor yang dikategorikan menjadi sektor yang unggu, berkembang,
potensn eial, dan terbelakang. Pada analisis setor unggulan ini Kabupaten Wonogiri memiliki
sektor Unggul yaitu sektor pertanian, pertambangan, dan jasa-jasa.
Hutan termasuk pada sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kehutanan pada
Kabupaten Wonogiri ini cukup unggul. Sehingga hutan Produksi pada Kabupaten Wonogiri ini
dapat menjadi solysi dalam mengatasi permasalahn yang ada pada ekonomi Kabupatennya. Jika
Hutan Produksi ini dikembangkan lagi maka perekonomian Kabupaten Wonogiri memiliki
kesempatan untuk berkembang.
Hail hutan yang ada berupa kayu tersebut memang memiliki potensi untuk dikembangkan,
karena hasil hutan saat ini masih dalam golongan hasi primer yang belum diolah sama sekali,
maka hasil hutan tersebut tentu akan terbilang menjadi potensi ketika kondisinya yang saat ini
adalah primer diubah menjadi sekunder atau tersier, dengan posisi pengolahannya tetap berada
dikabupaten Wonogiri ini. Sehingga dengan adanya perubaan ini tentu akan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, lapangan pekerjaan akan terbuka terus, Karena banyaknya tempat
pengolahan hasil hutan tadi jika di viralkan pada Kabupaten Wonogiri. Pengembangan hasil Hutan
Produksi ini harus terus di perhatikan dan dikembangkan, karena dari hitungan Neraca Moneter,
untuk saat ini produksi kayu pada kabupaten ini terbilang cukup tinggi, di dorong lagi harga dari
kayu tersebut lebih mahal dari sektor-sektor yang lain.
16
17
Daftar pustatka
Kabupaten Dalam Angka Kabupaten Wonogiri Progo Tahun 2012 2014
Laporan Produksi Kayu Wonogiri 2015 (Dinas Kehutanan)
PERMEN Perdagangan RI No. 12/M-DAG/Per/3/2012 tentang penetapan harga patokan hasil
hutan untuk perhitungan provisi sumber daya hutan
Provinsi Jawa Tengah dalam Angka 2016
Renstra SKPD Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri Tahun 2010- 2015
SNI 19-6728. 1-2002 Penyusunan Neraca Sumber Daya
SNI 19-6728.2-2002 Penyusunan neraca sumber daya Sumber daya hutan spasial
TINJAUAN PDRB KABUPATEN/KOTA Se-Jawa Tengah 2014
18