MZI
Fakultas Informatika
Telkom University
FIF Tel-U
Oktober 2016
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
1 / 50
Acknowledgements
Slide ini disusun berdasarkan materi yang terdapat pada sumber-sumber berikut:
1
Discrete Mathematics and Its Applications (Bab 1), Edisi 7, 2012, oleh K. H.
Rosen (acuan utama).
Beberapa gambar dapat diambil dari sumber-sumber di atas. Slide ini ditujukan
untuk keperluan akademis di lingkungan FIF Telkom University. Jika Anda
memiliki saran/ pendapat/ pertanyaan terkait materi dalam slide ini, silakan kirim
email ke <pleasedontspam>@telkomuniversity.ac.id.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
2 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
3 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
4 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
5 / 50
Bukti Matematis
Bukti (proof ): argumen absah yang menunjukkan kebenaran dari suatu teorema,
lema, atau proposisi. Suatu bukti dapat memuat aksioma atau postulat
(pernyataan yang dapat diasumsikan benar tanpa dibuktikan). Bukti diperoleh
melalui aturan-aturan inferensi dari premis-premis yang ada. Suatu bukti biasanya
diakhiri dengan salah satu simbol berikut: , , atau Q:E:D.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
6 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
(3)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
Mengurangkan kedua ruas dari (2) dengan b2 .
(3) a2 b2 = ab b2
(4)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
Mengurangkan kedua ruas dari (2) dengan b2 .
(3) a2 b2 = ab b2
(4) (a b) (a + b) = b (a b) Faktorisasi kedua ruas dari (3).
(5)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
Mengurangkan kedua ruas dari (2) dengan b2 .
(3) a2 b2 = ab b2
(4) (a b) (a + b) = b (a b) Faktorisasi kedua ruas dari (3).
Membagi kedua ruas dari (4) dengan a b.
(5) a + b = b
(6)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
Mengurangkan kedua ruas dari (2) dengan b2 .
(3) a2 b2 = ab b2
(4) (a b) (a + b) = b (a b) Faktorisasi kedua ruas dari (3).
Membagi kedua ruas dari (4) dengan a b.
(5) a + b = b
Substitusi a dengan b pada (5),
(6) 2b = b
karena a = b pada (1).
(7)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Teorema
1=2
Bukti
Misalkan a dan b adalah sembarang dua bilangan bulat positif yang sama, maka
Langkah
Alasan
(1) a = b
Asumsi yang diberikan.
(2) a2 = ab
Mengalikan kedua ruas dari (1) dengan a.
Mengurangkan kedua ruas dari (2) dengan b2 .
(3) a2 b2 = ab b2
(4) (a b) (a + b) = b (a b) Faktorisasi kedua ruas dari (3).
Membagi kedua ruas dari (4) dengan a b.
(5) a + b = b
Substitusi a dengan b pada (5),
(6) 2b = b
karena a = b pada (1).
Membagi kedua ruas dari (6) dengan b.
(7) 2 = 1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
7 / 50
Alasan 2: agar kita dapat menjamin bahwa argumen yang kita berikan berlaku
secara umum.
Teorema
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
8 / 50
Alasan 2: agar kita dapat menjamin bahwa argumen yang kita berikan berlaku
secara umum.
Teorema
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Bukti
Ambil sembarang dua bilangan ganjil, misalkan kedua bilangan ganjil tersebut
adalah a dan b. Misalkan a = 1 dan b = 3. Jelas bahwa a dan b keduanya ganjil.
Kita memiliki a + b = 1 + 3 = 4, sehingga a + b adalah bilangan genap. Jadi dari
penjelasan yang diberikan terlihat bahwa jumlah sembarang dua bilangan ganjil
adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
8 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
9 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
9 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
9 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
9 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
10 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
11 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
12 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
13 / 50
Teorema
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
14 / 50
Teorema
Jika x > y, dengan x dan y adalah bilangan real yang lebih dari 1, maka x2 > y 2 .
Sebenarnya berarti:
Teorema
MZI (FIF Tel-U)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
14 / 50
Teorema
Jika x > y, dengan x dan y adalah bilangan real yang lebih dari 1, maka x2 > y 2 .
Sebenarnya berarti:
Teorema
Untuk setiap bilangan real x dan y yang lebih dari 1, jika x > y, maka x2 > y 2 .
MZI (FIF Tel-U)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
14 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
15 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
16 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
16 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
16 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
16 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
16 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan
2,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan
2=
2,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2,
2 = 2 ( 1),
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2,
2 = 2 ( 1),
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2,
2 = 2 ( 1),
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2, 4, 0, dan 2016 adalah bilangan genap. Kita memiliki
2 = 2 ( 1), 4 = 2 ( 2), 0 = 2 (0), dan 2016 = 2 (1008). Kemudian bilangan
3, 7, 1, dan 2015 adalah bilangan ganjil. Kita memiliki 3 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2, 4, 0, dan 2016 adalah bilangan genap. Kita memiliki
2 = 2 ( 1), 4 = 2 ( 2), 0 = 2 (0), dan 2016 = 2 (1008). Kemudian bilangan
3, 7, 1, dan 2015 adalah bilangan ganjil. Kita memiliki 3 = 2 ( 2) + 1,
7=
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2, 4, 0, dan 2016 adalah bilangan genap. Kita memiliki
2 = 2 ( 1), 4 = 2 ( 2), 0 = 2 (0), dan 2016 = 2 (1008). Kemudian bilangan
3, 7, 1, dan 2015 adalah bilangan ganjil. Kita memiliki 3 = 2 ( 2) + 1,
7 = 2 ( 4) + 1, 1 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2, 4, 0, dan 2016 adalah bilangan genap. Kita memiliki
2 = 2 ( 1), 4 = 2 ( 2), 0 = 2 (0), dan 2016 = 2 (1008). Kemudian bilangan
3, 7, 1, dan 2015 adalah bilangan ganjil. Kita memiliki 3 = 2 ( 2) + 1,
7 = 2 ( 4) + 1, 1 = (2) (0) + 1, dan 2015 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi Matematis
Denisi matematis merupakan pernyataan matematika yang menjelaskan sifat
suatu objek matematika. Denisi adalah fakta yang dianggap/ diasumsikan benar.
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan genap bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k; dan n dikatakan ganjil bila terdapat bilangan bulat k yang
memenuhi n = 2k + 1.
Contoh
Bilangan 2, 4, 0, dan 2016 adalah bilangan genap. Kita memiliki
2 = 2 ( 1), 4 = 2 ( 2), 0 = 2 (0), dan 2016 = 2 (1008). Kemudian bilangan
3, 7, 1, dan 2015 adalah bilangan ganjil. Kita memiliki 3 = 2 ( 2) + 1,
7 = 2 ( 4) + 1, 1 = (2) (0) + 1, dan 2015 = 2 (1007) + 1.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
17 / 50
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan kuadrat sempurna bila terdapat bilangan bulat b
yang memenuhi n = b2 .
Contoh
Bilangan 4, 9, dan 49 adalah bilangan kuadrat sempurna. Ini karena 4 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
18 / 50
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan kuadrat sempurna bila terdapat bilangan bulat b
yang memenuhi n = b2 .
Contoh
Bilangan 4, 9, dan 49 adalah bilangan kuadrat sempurna. Ini karena 4 = 22 ,
9=
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
18 / 50
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan kuadrat sempurna bila terdapat bilangan bulat b
yang memenuhi n = b2 .
Contoh
Bilangan 4, 9, dan 49 adalah bilangan kuadrat sempurna. Ini karena 4 = 22 ,
9 = 32 , dan 49
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
18 / 50
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan kuadrat sempurna bila terdapat bilangan bulat b
yang memenuhi n = b2 .
Contoh
Bilangan 4, 9, dan 49 adalah bilangan kuadrat sempurna. Ini karena 4 = 22 ,
9 = 32 , dan 49 = 72 .
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
18 / 50
Denisi
Suatu bilangan bulat n dikatakan kuadrat sempurna bila terdapat bilangan bulat b
yang memenuhi n = b2 .
Contoh
Bilangan 4, 9, dan 49 adalah bilangan kuadrat sempurna. Ini karena 4 = 22 ,
9 = 32 , dan 49 = 72 . Bilangan 7, 8, dan 11 bukan bilangan kuadrat sempurna,
karena tidak terdapat bilangan bulat a, b, dan c sehingga 7 = a2 , 8 = b2 , dan
11 = c2 .
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
18 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Kita memiliki n2 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika n bilangan bulat ganjil, maka n2 juga ganjil.
Bukti
1
) + 1).
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
19 / 50
Teorema
Jika m dan n keduanya adalah bilangan bulat yang merupakan kuadrat sempurna,
maka mn juga kuadrat sempurna.
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
20 / 50
Teorema
Jika m dan n keduanya adalah bilangan bulat yang merupakan kuadrat sempurna,
maka mn juga kuadrat sempurna.
Bukti
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
20 / 50
Teorema
Jika m dan n keduanya adalah bilangan bulat yang merupakan kuadrat sempurna,
maka mn juga kuadrat sempurna.
Bukti
1
2
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
20 / 50
Teorema
Jika m dan n keduanya adalah bilangan bulat yang merupakan kuadrat sempurna,
maka mn juga kuadrat sempurna.
Bukti
1
2
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
20 / 50
Teorema
Jika m dan n keduanya adalah bilangan bulat yang merupakan kuadrat sempurna,
maka mn juga kuadrat sempurna.
Bukti
1
2
) ).
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
20 / 50
Bukti matematis biasanya tidak ditulis per nomor langkah seperti pada
contoh-contoh bukti yang telah diberikan sebelumnya. Bukti matematis biasanya
ditulis dalam bentuk narasi yang terdiri dari beberapa kalimat dalam satu atau
lebih paragraf. Kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), kecuali bila awal kalimat merupakan simbol/ notasi matematika.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
21 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
22 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
22 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
22 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 1
Teorema (Teorema 1.1)
Jumlah dari sembarang dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
23 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
24 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
24 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
a
b
dan r =
c
d
dengan
Oktober 2016
24 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
24 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
24 / 50
Latihan 2
Denisi
Suatu bilangan real r dikatakan rasional apabila terdapat bilangan bulat a dan b
dengan b 6= 0 yang memenuhi r = ab . Bilangan real yang tidak rasional dinamakan
bilangan irasional.
Teorema (Teorema 2)
Jumlah dari dua bilangan rasional juga bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
24 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
25 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti (?)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
26 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti (?)
Karena n2 ganjil, maka n2 = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
26 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti (?)
Karena n2 ganjil,pmaka n2 = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Dapat
2k + 1.
diperoleh n =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
26 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti (?)
Karena n2 ganjil,pmaka n2 = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Dapat
2k + 1. Selanjutnya???
diperoleh n =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
26 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti (?)
Karena n2 ganjil,pmaka n2 = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Dapat
2k + 1. Selanjutnya???
diperoleh n =
Metode pembuktian dengan bukti langsung tidak dapat digunakan untuk
membuktikan teorema di atas.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
26 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
27 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
27 / 50
Bukti tak langsung dengan kontraposisi p ! q setara dengan bukti langsung dari
:q ! :p, yang dibangun dengan cara:
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
27 / 50
Bukti tak langsung dengan kontraposisi p ! q setara dengan bukti langsung dari
:q ! :p, yang dibangun dengan cara:
pertama asumsikan :q benar;
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
27 / 50
Bukti tak langsung dengan kontraposisi p ! q setara dengan bukti langsung dari
:q ! :p, yang dibangun dengan cara:
pertama asumsikan :q benar;
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
27 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah:
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai:
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai: jika n genap, maka n2 genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai: jika n genap, maka n2 genap. Misalkan n genap,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai: jika n genap, maka n2 genap. Misalkan n genap, maka n = 2k;
untuk suatu bilangan bulat k.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai: jika n genap, maka n2 genap. Misalkan n genap, maka n = 2k;
2
untuk suatu bilangan bulat k. Akibatnya n2 = (2k) = 4k 2 = 2 2k 2 .
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Teorema
Misalkan n adalah bilangan bulat. Jika n2 ganjil, maka n ganjil.
Bukti
Perhatikan bahwa kontraposisi dari pernyataan di atas adalah: jika n tidak ganjil,
maka n2 tidak ganjil. Karena untuk setiap bilangan bulat n berlaku n genap atau
n ganjil tetapi tidak keduanya, maka kontraposisi dari pernyataan di atas dapat
ditulis sebagai: jika n genap, maka n2 genap. Misalkan n genap, maka n = 2k;
2
untuk suatu bilangan bulat k. Akibatnya n2 = (2k) = 4k 2 = 2 2k 2 . Jadi n2
genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
28 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Latihan 3
Teorema (Teorema 3.1)
Apabila n adalah bilangan bulat dan 3n + 2 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
29 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
30 / 50
Teorema
Tidak ada bilangan bulat terbesar.
Bagaimana cara membuktikan teorema di atas?
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
31 / 50
Teorema
Tidak ada bilangan bulat terbesar.
Bagaimana cara membuktikan teorema di atas? Pernyataan di atas tidak dapat
dibuktikan dengan bukti langsung maupun bukti tak langsung dengan dengan
kontraposisi.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
31 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
3
4
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
3
4
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
3
4
5
6
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
3
4
5
6
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
32 / 50
Bukti (Sketsa)
Bukti (Sketsa)
1
Bukti (Sketsa)
1
Bukti (Sketsa)
1
Bukti (Sketsa)
1
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Andaikan terdapat bilangan bulat M yang merupakan bilangan bulat terbesar.
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Andaikan terdapat bilangan bulat M yang merupakan bilangan bulat terbesar.
Karena M bilangan bulat terbesar, maka M n untuk setiap bilangan bulat n.
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Andaikan terdapat bilangan bulat M yang merupakan bilangan bulat terbesar.
Karena M bilangan bulat terbesar, maka M n untuk setiap bilangan bulat n.
Pandang bilangan N = M + 1,
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Andaikan terdapat bilangan bulat M yang merupakan bilangan bulat terbesar.
Karena M bilangan bulat terbesar, maka M n untuk setiap bilangan bulat n.
Pandang bilangan N = M + 1, N juga merupakan bilangan bulat dan N > M .
Bukti (Sketsa)
1
Bukti
Andaikan terdapat bilangan bulat M yang merupakan bilangan bulat terbesar.
Karena M bilangan bulat terbesar, maka M n untuk setiap bilangan bulat n.
Pandang bilangan N = M + 1, N juga merupakan bilangan bulat dan N > M .
Hal ini bertentangan dengan pengandaian bahwa M adalah bilangan bulat
terbesar. Akibatnya tidak terdapat bilangan bulat terbesar.
Latihan 4
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
34 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
35 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Latihan 5
Teorema (Teorema 5)
Tidak terdapat bilangan ganjil terkecil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
36 / 50
Teorema
p
Teorema
p
Denisi
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Anda mengenal istilah gcd sebagai FPB di sekolah dasar dan menengah. gcd
merupakan singkatan dari greatest common divisor yang artinya pembagi bersama
terbesar.
Sebagai contoh, kita memiliki gcd (8; 4) =
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Anda mengenal istilah gcd sebagai FPB di sekolah dasar dan menengah. gcd
merupakan singkatan dari greatest common divisor yang artinya pembagi bersama
terbesar.
Sebagai contoh, kita memiliki gcd (8; 4) = 4, gcd (12; 9) =
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Anda mengenal istilah gcd sebagai FPB di sekolah dasar dan menengah. gcd
merupakan singkatan dari greatest common divisor yang artinya pembagi bersama
terbesar.
Sebagai contoh, kita memiliki gcd (8; 4) = 4, gcd (12; 9) = 3, gcd ( 3; 6) =
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Anda mengenal istilah gcd sebagai FPB di sekolah dasar dan menengah. gcd
merupakan singkatan dari greatest common divisor yang artinya pembagi bersama
terbesar.
Sebagai contoh, kita memiliki gcd (8; 4) = 4, gcd (12; 9) = 3, gcd ( 3; 6) = 3,
dan gcd (3; 0) =
Teorema
p
Denisi
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat yang tak keduanya nol. Faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan dengan gcd (a; b), didenisikan
sebagai bilangan bulat terbesar yang habis membagi a dan b.
Catatan
Anda mengenal istilah gcd sebagai FPB di sekolah dasar dan menengah. gcd
merupakan singkatan dari greatest common divisor yang artinya pembagi bersama
terbesar.
Sebagai contoh, kita memiliki gcd (8; 4) = 4, gcd (12; 9) = 3, gcd ( 3; 6) = 3,
dan gcd (3; 0) = 3.
Lema (Lema 6)
Apabila r adalah bilangan rasional, maka r dapat dinyatakan dalam bentuk
dengan gcd (a; b) = 1.
Sebagai contoh,
8
18
a
b
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
38 / 50
Lema (Lema 6)
Apabila r adalah bilangan rasional, maka r dapat dinyatakan dalam bentuk
dengan gcd (a; b) = 1.
a
b
8
Sebagai contoh, 18
dapat dinyatakan sebagai 49 , tinjau bahwa gcd (4; 9) = 1.
Bentuk bilangan rasional ab dengan gcd (a; b) = 1 selanjutnya dikatakan sebagai
bentuk sederhana dari bilangan rasional tersebut.
Lema (Lema 7)
Misalkan n adalah bilangan bulat, jika n2 genap, maka n genap.
Bukti
Latihan.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
38 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
Andaikan
p
2 adalah Bilangan Irasional)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
Andaikan
p
2 adalah Bilangan Irasional)
Teknik Pembuktian
2 bilangan rasional.
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Perhatikan bahwa b2 adalah bilangan genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Perhatikan bahwa b2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, b juga harus
bilangan genap, jadi b = 2d, untuk suatu bilangan bulat d.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Perhatikan bahwa b2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, b juga harus
bilangan genap, jadi b = 2d, untuk suatu bilangan bulat d. Tinjau bahwa
gcd (a; b) = gcd (2c; 2d) = 2,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Perhatikan bahwa b2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, b juga harus
bilangan genap, jadi b = 2d, untuk suatu bilangan bulat d. Tinjau bahwa
gcd (a; b) = gcd (2c; 2d) = 2, hal ini bertentangan dengan asumsi sebelumnya
bahwa gcd (a; b) = 1.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Bukti
Bukti (Bukti
p
2 adalah Bilangan Irasional)
p
p
Andaikan 2 bukan bilangan irasional, maka 2 bilangan rasional. Akibatnya
(berdasarkan Lema 6) terdapat bilangan
p bulat a dan b dengan b 6= 0 dan
gcd (a; b) = 1 yang memenuhi ab = 2. Dengan mengkuadratkan kedua ruas,
2
diperoleh ab2 = 2, sehingga a2 = 2b2 .
Perhatikan bahwa a2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, a juga harus
bilangan genap, jadi a = 2c, untuk suatu bilangan bulat c. Dengan
2
mensubstitusikan hasil ini ke fakta sebelumnya, diperoleh (2c) = 2b2 , atau
2
2
2
2
4c = 2b , sehingga b = 2c .
Perhatikan bahwa b2 adalah bilangan genap. Berdasarkan Lema 7, b juga harus
bilangan genap, jadi b = 2d, untuk suatu bilangan bulat d. Tinjau bahwa
gcd (a; b) = gcd (2c; 2d) = 2, hal ini bertentanganpdengan asumsi sebelumnya
bahwa gcd (a; b) = 1. Dengan demikian haruslah 2 bilangan irasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
39 / 50
Challenging Problems
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut. Misalkan a logb
a
menyatakan bilangan real sehingga a log b = b (contoh: 2 log 8 = 3, 3 log 9 = 2).
1
2
3
log 3 irasional.
p
3
2 irasional.
Jika a adalah bilangan genap dan b adalah bilangan ganjil, maka a log b
bukan bilangan rasional.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
40 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
41 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
()) Pertama akan dibuktikan bahwa jika n ganjil, maka 5n + 6 ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
()) Pertama akan dibuktikan bahwa jika n ganjil, maka 5n + 6 ganjil. Andaikan
n ganjil, maka n = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Kita memperoleh
5n + 6 = 5 (2k + 1) + 6 = 2 (5k + 5) + 1. Jadi 5n + 6 ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
()) Pertama akan dibuktikan bahwa jika n ganjil, maka 5n + 6 ganjil. Andaikan
n ganjil, maka n = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Kita memperoleh
5n + 6 = 5 (2k + 1) + 6 = 2 (5k + 5) + 1. Jadi 5n + 6 ganjil.
(() Selanjutnya akan dibuktikan bahwa jika 5n + 6 ganjil, maka n ganjil.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
()) Pertama akan dibuktikan bahwa jika n ganjil, maka 5n + 6 ganjil. Andaikan
n ganjil, maka n = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Kita memperoleh
5n + 6 = 5 (2k + 1) + 6 = 2 (5k + 5) + 1. Jadi 5n + 6 ganjil.
(() Selanjutnya akan dibuktikan bahwa jika 5n + 6 ganjil, maka n ganjil.
Pernyataan ini setara dengan kontraposisinya, yaitu jika n genap, maka 5n + 6
genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Teorema
Apabila n adalah bilangan bulat, maka n ganjil jika dan hanya jika 5n + 6 ganjil.
Bukti
()) Pertama akan dibuktikan bahwa jika n ganjil, maka 5n + 6 ganjil. Andaikan
n ganjil, maka n = 2k + 1, untuk suatu bilangan bulat k. Kita memperoleh
5n + 6 = 5 (2k + 1) + 6 = 2 (5k + 5) + 1. Jadi 5n + 6 ganjil.
(() Selanjutnya akan dibuktikan bahwa jika 5n + 6 ganjil, maka n ganjil.
Pernyataan ini setara dengan kontraposisinya, yaitu jika n genap, maka 5n + 6
genap. Andaikan n genap, maka n = 2`, untuk suatu bilangan bulat `. Kita
memperoleh 5n + 6 = 5 (2`) + 6 = 2 (5` + 3). Jadi 5n + 6 genap.
MZI (FIF Tel-U)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
42 / 50
Latihan 6
Latihan
Buktikan atau sangkal pernyataan-pernyataan berikut. Misalkan n adalah
bilangan bulat.
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
43 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
44 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
Teknik Pembuktian
1
4
1.
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
Teknik Pembuktian
1
4
1.
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
Teknik Pembuktian
1
4
1.
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
Teknik Pembuktian
1
4
1.
Oktober 2016
45 / 50
Latihan
Periksa kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut.
1
2
1.
Solusi:
1
2
1
4
1.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
45 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
46 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Strategi Pembuktian
Begin at the beginning. . . and go on till you come to the end: then stop.
-Lewis Carrol, Alices Adventures in Wonderland, 1865
Ketika dihadapkan pada suatu pernyataan yang ingin dibuktikan/ diperiksa
kebenarannya:
1
analisis arti dari hipotesis dan kesimpulan yang ada pada pernyataan tersebut,
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
47 / 50
Bahasan
1
10
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
48 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
( 1) ( 1) =
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
( 1) ( 1) =
Teknik Pembuktian
p
1
1=
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
( 1) ( 1) =
Teknik Pembuktian
p
p
1
1=
1
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
( 1) ( 1) =
Teknik Pembuktian
p
p
1
1=
1
1.
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
1=
Bukti
Perhatikan bahwa 1 =
1=
( 1) ( 1) =
p
p
1
1=
1
1.
p p
Kesalahan ada pada
fakta bahwa ( 1) ( 1) =
1
1,
p penggunaan
p p
penggunaan sifat ab = a b hanya diperbolehkan ketika setidaknya satu dari a
atau b positif. Kesalahan dalam manipulasi fakta-fakta matematis seperti ini
disebut kekeliruan matematis (mathematical fallacy ).
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
49 / 50
Teorema
Jika n2 genap, maka n genap.
Bukti (?)
Andaikan n2 genap, maka n2 = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Andaikan
n = 2` untuk suatu bilangan bulat `, kita memiliki n2 = 4`2 = 2 2`2 . Jadi
dapat disimpulkan bahwa n genap.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
50 / 50
Teorema
Jika n2 genap, maka n genap.
Bukti (?)
Andaikan n2 genap, maka n2 = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Andaikan
n = 2` untuk suatu bilangan bulat `, kita memiliki n2 = 4`2 = 2 2`2 . Jadi
dapat disimpulkan bahwa n genap.
Teorema di atas benar, salah satu buktinya dapat diperoleh melalui pembuktian
dengan kontraposisi.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
50 / 50
Teorema
Jika n2 genap, maka n genap.
Bukti (?)
Andaikan n2 genap, maka n2 = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Andaikan
n = 2` untuk suatu bilangan bulat `, kita memiliki n2 = 4`2 = 2 2`2 . Jadi
dapat disimpulkan bahwa n genap.
Teorema di atas benar, salah satu buktinya dapat diperoleh melalui pembuktian
dengan kontraposisi.
Akan tetapi, bukti di atas salah, karena pernyataan andaikan n = 2` untuk
suatu bilangan bulat ` muncul di dalamnya (tiba-tiba dan tanpa justikasi).
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
50 / 50
Teorema
Jika n2 genap, maka n genap.
Bukti (?)
Andaikan n2 genap, maka n2 = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Andaikan
n = 2` untuk suatu bilangan bulat `, kita memiliki n2 = 4`2 = 2 2`2 . Jadi
dapat disimpulkan bahwa n genap.
Teorema di atas benar, salah satu buktinya dapat diperoleh melalui pembuktian
dengan kontraposisi.
Akan tetapi, bukti di atas salah, karena pernyataan andaikan n = 2` untuk
suatu bilangan bulat ` muncul di dalamnya (tiba-tiba dan tanpa justikasi).
Tidak ada argumen dalam bukti yang dapat menunjukkan bahwa n memang
benar-benar dapat ditulis dalam bentuk 2` untuk suatu bilangan bulat `. Justru
hal inilah yang ingin ditunjukkan.
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
50 / 50
Teorema
Jika n2 genap, maka n genap.
Bukti (?)
Andaikan n2 genap, maka n2 = 2k untuk suatu bilangan bulat k. Andaikan
n = 2` untuk suatu bilangan bulat `, kita memiliki n2 = 4`2 = 2 2`2 . Jadi
dapat disimpulkan bahwa n genap.
Teorema di atas benar, salah satu buktinya dapat diperoleh melalui pembuktian
dengan kontraposisi.
Akan tetapi, bukti di atas salah, karena pernyataan andaikan n = 2` untuk
suatu bilangan bulat ` muncul di dalamnya (tiba-tiba dan tanpa justikasi).
Tidak ada argumen dalam bukti yang dapat menunjukkan bahwa n memang
benar-benar dapat ditulis dalam bentuk 2` untuk suatu bilangan bulat `. Justru
hal inilah yang ingin ditunjukkan.
Kesalahan seperti ini, yaitu memberikan bukti dengan memakai fakta yang ingin
dibuktikan (pada bukti dari fakta tersebut), disebut argumentasi sirkular (circular
reasoning ).
MZI (FIF Tel-U)
Teknik Pembuktian
Oktober 2016
50 / 50