Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemberian Stimulasi
1. Pengertian
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur
0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak
perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah
yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh
anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi
dapat menyebabkan penyimpanagan tumbuh kembang anak bahkan gangguan
yang menetap (Depkes RI. 2012).
2. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak
Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik
dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi
yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di
luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih
cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat
stimulasi. Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan
semakin besar manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi dan balita.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan
bayi dan balita. Seperti saat memandikan, mengganti popok, menyusui,
menggendong, meninabobokan atau bermain, ibu atau siapa-pun yang
puzzle
yang
lebih
sulit,
menyusun
balok-balok,
2) Konsep tentang separuh atau satu, yaitu : bila anak sudah bisa
menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari
kertas atau karton, gunting dua bagian.
3) Menggambar, yaitu ketika anak sedang menggambar, minta anak
membuat gambar, misal : menggambar baju, menggambar pohon,
bunga, matahari, pagar pada rumah, dan sebagainya.
4) Mencocokkan dan menghitung, yaitu : bila anak sudah bisa berhitung
dan kenal angka kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu di
atas meja. Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di
rumah seperti : kacang, batu kerikil, biji sawo.
5) Menggunting, yaitu bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul,
ajari menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat bentuk
seperti rumbai-rumbai, orang, binatang dan sebagainya.
6) Membandingkan besar atau kecil, banyak atau sedikit, berat atau
ringan, yaitu dengan mengajak anak bermain menyusun 3 buah piring
berbeda atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama dan menyusun
piring atau gelas tersebut dari yang ukuran kecil sedikit ke besar atau
banyak atau dari ringan ke berat.
7) Percobaan ilmiah, yaitu dengan menyediakan 3 gelas isi air. Pada
gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak
ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan
pada gelas ketika masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya
anak melakukan percobaan ini.
8) Berkebun, yaitu dengan mengajak anak menanam biji kacang tanah
atau kacang hijau di dalam gelas aqua bekas yang telah diisi tanah.
salah
satu
dari
metode
skrining
terhadap
kelainan
perkembangan bayi atau anak usia 0-6 tahun yang dilakukan secara
berkala dengan dengan 125 tugas perkembangan. Denver II lebih
menyeluruh tapi ringkas, sederhana dan dapat diandalkan, yang
terbagi dalam 4 (empat) sektor, yakni : sektor personal sosial
(kemandirian bergaul), sektor fine motor adaptive (gerakan-gerakan
halus), sektor language (bahasa), dan sektor cross motor (gerakangerakan kasar).
Setiap tugas perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak
bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut
umur dalam format Denver II. Pada umunya setiap pelaksanaan tes,
tugas perkembangan yang perlu diperiksa pada setiap kali skrinning
hanya berkisar 25-30 item, sehingga hanya memakan waktu 15-20
menit.
b. Tujuan
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain ;
1) Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan.
2) Untuk mengatasi secara dini bila ditemui kelainan.
3) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak sesuai dengan
usianya.
4) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tampak sehat.
5) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tidak
menunjukkan
gejala
kemungkinan
adanya
kelainan
perkembangan.
6) Memastikan bayi atau anak yang diduga mengalami kelainan
perkembangan.
7) Memantau bayi atau anaka berisiko mengalami kelainan
perkembangan, misalnya bayi atau anak dengan masalah perinatal
(selama kehamilan).
8) Menjaring bayi atau anak tanpa gejala terhadap kemungkinan
adanya kelainan perkembangan.
c. Manfaat pemeriksaan Denver II
1) Mengetahui tahap perkembangan yang dicapai bayi atau anak.
2) Menemukan adanya keterlambatan perkembangan bayi atau anak
sedini mungkin.
3) Meningkatkan
kesadaran
orangtua
atau
pengasuh
agar
dari
botol,
kemudian
minta
anak
untuk
menggambar
garis
vertikal
pada
anak.
posisi
mengatakan
kepada
tangan
anak.
Pemeriksa
dapat
anak
untuk
membuat
seperti
genggaman.
Lihat petunjuk pelaksanaan No. 11
S : Lulus bila anak dapat menggerakkan ibu jari dengan 1 tangan
atau 2 tangan tanpa membuat gerakkan pada jari lainnya.
48. Mencontoh O (lingkaran) (Copy O)
P : Berikan kepada anak sebuah pensil dan selembar kertas.
Tunjukan kepada anak gambar lingkaran dipetunjuk
pelaksanaan (belakang lembar Denver II).
Katakan pada anak buat 1 gambar yang sama seperti gambar
ini!.
(Pemeriksa tidak menyebutkan bentuk gambar dan menggerakkan
jari atau pensil untuk menunjukkan bagaimana cara membuat
lingkaran). Tes dapat dilakukan 3 kali.
Lihat petunjuk pelaksanaan No. 12
S : Lulus bila anak menggambar beberapa bentuk yang
mendekatiatau sangat mendekati lingkaran yang tertutup.