Anda di halaman 1dari 3

Tania Febrina

Permasalahan Pertahanan Negara dari Aspek Teknologi

Pertahanan Negara atau disebut juga Pertahanan Nasional adalah segala upaya untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.1 Dalam
perkembangannya, dinamika pertahanan dan keaman negara akan berubah, dan faktor penentu
yang mempengaruhinya akan datang dari berbagai aspek, salah satunya adalah ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek). Sejalan dengan berkembangnya zaman, berkembang pula sebuah
paradigma baru, yaitu paradigma Tekno-Ekonomi. Dalam paradigma ini, teknologi menjadi
faktor penting yang akan memberi kontribusi yang signifikan terhadap kualitas hidup suatu
negara. Implikasinya adalah terjadi perubahan ekonomi yang berbasiskan pada sumber daya,
menjadi ekonomi yang berbasis teknologi. Teknologi menjadi faktor yang dapat menggantikan
modal, lahan, dan energi untuk meningkatkan daya saing. Paradigam inilah yang menjadikan
teknologi menjadi salah satu determinan mutlak dalam meningkatkan kapabilitas pertahanan
negara.
Selain dapat meningkatkan daya saing secara umum, kebutuhan akan teknologi dalam
pertahanan menjadi mutlak karena di era infomasi ini, muncul sebuah domain pertahanan baru
selain dari darat, udara, laut, dan ruang angkasa. Domain tersebut adalah ruang siber (cyber).
Ruang siber merupakan suatu ruang yang luas dan tak terbatas, menjadikan ruang siber sebuah
tantangan sekaligus ancaman bagi pertahanan dan keamanan nasioal. Karena hal tersebut,
keunggulan di bidang teknologi informasi dan komunikasi menjadikan teknologi sebuah aspek
yang mutlak dikuasai oleh suatu negara yang mempertahankan kedaulatannya.2
Kemajuan iptek juga akan mempengaruhi pola perang di masa mendatang, tidak hanya
disebabkan oleh adanya ruang siber, tetapi juga adanya perkembangan teknologi yang pesat
1 Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara
2 Buku Putih Pertahanan Indonesia, Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi

dalam persenjataan konvensional. Perang di masa mendatang akan lebih fokus pada minimalisasi
korban perang, misanya dengan menerapkan teknologi senjata dengan akurasi tinggi, teknologi
robotik atau pesawat tak berawak yang dapat mengurangi pengerahan personil, dan lain-lain.
Selain itu kita juga harus siap terhadap ancaman yang berasal dari senjata non-konvensional
seperti senjata berbasis nano-teknologi dan bioteknologi.3
Industri adalah sebuah output dari teknologi, karena itu penguasaan teknologi pertahanan harus
linear dengan perkembangan industri pertahanan. Namun pembangunan industri pertahanan di
Indonesia diniai masih kurang. Hal ini disebabkan pembangunan idustri pertahanan tidak dapat
berdiri sendiri. Beberapa faktor yang menunjang namun dirasa masih kurang adalah masalah
finansial, sumber daya manusia (SDM) baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hingga
kebiasaan membeli dari luar negri.4 Kurang baiknya hal-hal tersebut di atas menjadi
pertimbangan untuk dibuatnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Industri Pertahanan. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa ketersediaan alat
peralatan pertahanan dan keamanan selama ini belum didukung oleh kemampuan industri
pertahanan secara optimal sehingga menyebabkan ketergantungan terhadap produk alat
pertahanan dan keamanan dari luar negri.5
Pada kenyataannya industri dan teknologi pertahanan masih membutuhkan pembenahan dalam
manajemennya. Hal ini berkaitan dengan perlunya pengawasan ketat dari produksi dan
produktifitas dari perusahaan industri, biaya modal dan biaya secara umum dan efesiensi
penggunaannya, serta penggunaan teknologi yang tepat yang mendukung keadaan negara.
Kehendak

pemerintah

untuk

memajukan

teknologi

di

bidang

pertahanan

harus

diimplementasikan dalam tingkat yang pragmatis, dan tidak hanya keinginan semata. Perlu
3 Buku Putih Pertahanan Indonesia, Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
4 Kompas, Industri Pertahanan Belum Sempurna,
http://nasional.kompas.com/read/2016/11/10/17261061/industri.pertahanan.belum.
sempurna
5 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri
Pertahanan

adanya lebijakan dan political will yang dapat mempermudah kalangan industri pertahanan untuk
maju.6
Disebutkan pula bahwa selain tantangan dalam kemajuan industri pertahanan, teknologi
informasi juga merupakan suatu ancaman yang cukup serius di bidang pertahanan dan keamanan
nasional. Namun pada kenyataannya, teknologi informasi di Indonesia masih cukup tertinggal di
Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat dalam statistik yang dikutip dari databoks.katadata.co.id
bahwa pembangunan sektor teknologi informasi dan komunikasi Indonesia tertinggal, baik
secara global maupun regional di Asia Tenggara. Berdasarkan data Uni Telekomunikasi
Internasional (ITU), ICT Development Index (IDI) Indonesia berada di posisi 115 dunia dengan
skor 3.86 pada 2016. Hal ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-7 di Asia Tenggara.7
Masih banyak pembenahan yang harus dilakukan Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan
keamanan negara. Untuk itu, analisis yang baik harus dilakukan baik dengan benchmarking
dengan negara lain, maupun dengan memperhatikan aspek-aspek lain dalam peningkatan
pertahanan negara.

6 Tentang Ilmu Pertahanan; Yayasan Pustaka Obor Indonesia; Supriyatno, Makmur:


2014.
7 http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/30/peringkat-tik-nasionaltertinggal-di-asia-tenggara

Anda mungkin juga menyukai