Anda di halaman 1dari 5

Hukum Pacaran menurut Agama ISLAM beserta Dalilnya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Pada kesempatan kali ini saya akan sharing tentang hukum pacaran menurut agama ISLAM.
Pacaran menurut Kamus besar bahasa Indonesia yakni teman lawan jenis yg tetap dan mempunyai
hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih.

Pacaran adalah suatu kebiasaan yang lumrah pada zaman sekarang ini. Pacaran sudah menjamur
pada
kalangan anak remaja. Terkadang orang dewasa pun pacaran dulu sebelum menikah. Pacaran di dal
am
ISLAM itu tak ada. Di dalam ISLAM yang ada itu Taaruf.
Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka,
atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga
dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga
dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk
bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang
hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal.
Apakah perbedaan Pacaran dengan Taaruf?
Pacaran :
1. Tanpa komitmen yang jelas.
2. Kebanyakan berdasar dorongan hawa nafsu.
3. Dilarang Agama kita.
4. Mendapat dosa.
5. Melanggar larangan Allah dan Rasul-Nya.
6. Dekat dengan zina.

7. Sering mendapat fitnah.


8. Sukanya sembunyi-sembunyi.
9. Merendahkan kehormatan diri.
10. Allah SWT murka.
11. Selalu bergelimang kemaksiatan.
12. Setan tertawa bahagia dan bangga.
13. Sering Galau.
14. Berakhir penyesalan.
Taaruf :
1. Punya tujuan yang jelas (menikah).
2. Dorongan untuk menyempurnakan ibadah.
3. Dianjurkan Agama kita.
4. Mendapat pahala.
5. Mengikuti Sunnah Rasul.
6. Dekat dengan barokah.
7. Malah mendapat rahmat.
8. Bisa terang-terangandengan tenang.
9. Memuliakan diri.
10. Allah SWT ridha.
11. Selalu bermakna ibadah.
12. Setan bersedih dan menderita.
13. Hati tenang.
14. Berakhir bahagia.

Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina,
termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI
ZINA. Maka sebelum kita melangkah lebih jauh, sebaiknya kita berpikir lagi mengenai pacaran.
Dan berikut Dalil" yang saya rangkum dari beberapa sumber.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
Apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu?
Diantaranya adalah:
saling memandang, merajuk atau manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman,
dll), berdua-duaan, dll.
Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya

terdapat unsur tersebut adalah dilarang. Termasuk aktifitas yang namanya


"PACARAN"
Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut:
Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: "Tidak ada yang ku perhitungkan lebih menjelaskan tentang dosadosa kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia
lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan
(dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat),
maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam
Muslim)
Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al-Qur'an berikut:
"Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya."
(HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian
dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah
syaitan." (HR. Imam Ahmad)
"Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita
yang tidak halal baginya." (Hadist Hasan, Thabrani dalam Mu'jam Kabir 20/174/386)
"Demi Allah, tangan Rasulallah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) sama
sekali meskipun dalam keadaan memba'iat. Beliau tidak memba'iat mereka kecuali dengan
mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Al-Bukhari)
"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR. Malik, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad)
Telah berkata Aisyah
r.a. "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram)
melainkan dia hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan."
(HR. Al-Bukhari dan Ibnu
Majah).
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan
pandangan yang lain.
Karena pandangan yang pertama mubah untukmu.
Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)

"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barang siapa yang memalingkan
(menundukan) pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan
memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR. Imam Ahmad)
Dari Jarir bin Abdullah
r.a. dikatakan: "Aku bertanya kepada Rasulallah SAW tentang memandang (lawan-jenis) yang
(membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan
(menundukan) pandanganku." (HR. Imam Muslim)
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang
ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32)
Nah,Banyak sekali bukan Dalil yang melarang kita mendekati zina. Termasuk juga pacaran.
Jadi,Mari kita bersama-sama berpikir cerdas. Memilih Taaruf atau pacaran?
Saya,juga skrg sebenarnya sedang menaruh hati pada seorang Akhwat yang saya sayangi. Tetapi be
rkat teman" saya yang memberi tahu saya tidak baik untuk pacaran. Maka saya pun mulai ada perub
ahan sedikit demi sedikit dari setiap nasihat teman".
Jadi,Mari kita bersama sama sebagai umat ISLAM menjauhi perbuatan yang mendekati zina.

KESIMPULAN.....!!
Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk
mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan
perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu
secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan
cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret
ke dalam fitnah. Demikian pula halnya berkunjung ke rumah calon istri atau wanita yang ingin dilamar
dan bergaul dengannya dalam rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing, karena
perbuatan seperti ini juga mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Wallahul mustaan
(Allah-lah tempat meminta pertolongan).
Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk mengenal Akhwat yang hendak dilamar adalah
dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik
tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi
maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui
perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan

berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut
karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara
yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya
dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk
meminangnya, dapat menempuh cara yang sama

Anda mungkin juga menyukai