Anda di halaman 1dari 5

Chapter 4 - INTERNATIONAL ACCOUNTING

Perbedaan Penerapan Akuntansi di Dunia Internasional


Dalam beberapa tahun terakhir banyak negara memilih untuk mengadopsi standar
akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB, yang diterakan secar efektif sejak tahun 2005.
Namun untuk memahami bagaimana aturan akuntansi negara-negara yang berbeda
mengakibatkan perbedaan hasil akuntansi sebelum upaya standarisasi akuntansi
dilakukan, hal ini berguna untuk mempertimbangkan bagaimana perbedaan hasil yang
bervariasi tergantung pada standar akuntansi yang digunakan untuk berbagai transaksi
pada negara-negara tersebut. Pertimbangan bahwa negara-negara yang berbeda aturan
akuntansi dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian yang berbeda secara signifikan
adalah alasan untuk mengadopsi standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB. Jika
berbagai negara mengadopsi aturan akuntansi yang sama perbedaan antara hasil yang
akan dilaporkan di berbagai negara tidak akan terjadi.
Nobes dan Parker (2004) membedakan antara 'harmonisasi' dan 'standarisasi' akuntansi.
'harmonisasi' didefinisikan sebagai 'proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi
dengan menetapkan batasan tingkat perbedaanya. Standarisasi merupakan penerapan
dari seperangkat aturan yang lebih ketat dan lingkup yang sempit (dari harmonisasi).
Harmonisasi bersifat lebih fleksibel daripada standarisasi, namun kedua istilah tesebut
sering diartikan sama dalam akuntansi internasional.
Nobes dan Parker (2004) menjelaskan bahwa alasan dalam upaya untuk standardisasi
internasional akuntansi keuangan untuk memungkinkan dalam memahami laporan
keuangan secara global dan memiliki dasar memadai untuk membandingkan angka
akuntansi keuangan dari berbagai negara yang dimengerti dan interpretasi informasi
akuntansi keuangan lebih efektif karena semua perkiraan disusun menggunakan asumsi
yang mendasari dan aturan akuntansi yang sama.
Gambaran Singkat IASB dan Globalisasi
Dalam menggambarkan sejarah IASB, kita mungkin perlu kembali lebih dari lima puluh
tahun yang lalu dan merujuk pada sejarah mantan presiden Lembaga Akuntan
Inggris/Institude of Chartered Accountant of England and Wales (ICAEW), Henry Benson.
Benson terpilih sebagai presiden dari ICAEW pada tahun 1966. Di bulan Februari 1967,
ICAEW bersama Lembaga Akuntan Canada/Canadian Institute of Chartered
Accountant (CICA) dan Lembaga Akuntan Publik America/The American Institute of
Certified Public Accountant (AICPA) mendirikan Kelompok Studi Akuntan International,
yang mempublikasikan makalah tentang topik akuntansi dan secara bertahap
mengembangkan kerangka tersendiri. Ini kemudian menjadi dasar untuk pembentukan
Komite
Standar
Akuntansi
International/International
Accounting
Standards
Committee (IASC) pada tahun 1973, yang kemudian diikuti oleh Lembaga Akuntan dari
Australia, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, dan Belanda.
Di akhir tahun 1990-an ada perubahan signifikan terhadap IASC dan operasinya. Yayasan
IASC dibentuk dan badan ini melalui kelompok perwakilan ditugaskan melakukan
supervisi terhadap operasi Dewan Standar Akuntansi Internasional/International
Accounting Standards Boards (IASB) yang baru dibentuk dan mulai beroperasi pada
tahun 2001. Para perwakilan dari Yayasan IASC bertanggung jawab atas tata kelola dan
pengawasan IASB, termasuk pendanaan. Namun, Para perwakilan tidak terlibat dalam
hal-hal teknis yang berkaitan dengan standar. Tanggung jawab untuk hal-hal teknis yang
terkait dengan standar akuntansi merupakan tanggung jawab IASB.
para Perwakilan yayasan IASC juga ditunjuk sebagai anggota IASB, Komite Internasional
Interpretasi Laporan Keuangan/International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) dan Dewan Penasehat Standar/Standards Advisory Council. Secara
singkat IASB, yang anggotanya merangkap IFRIC adalah badan interpretatif dari yayasan
IASC dan mandatnya adalah untuk meninjau isu-isu akuntansi secara tepat waktu, yang
saat
ini
telah
muncul
dalam
konteks
Standar
Pelaporan
Keuangan
Internasional/International Financial Reporting Standards (IFRC).

Aturan Amerika Serikat Dalam Standarisasi Akuntansi Keuangan Internasional


Satu pengecualian untuk adopsi global IFRS adalah Amerika Serikat. Sebelum
mempertimbangkan
posisi
AS
dalam
standarisasi
global,
penting
untuk
mempertimbangkan secara singkat dua badan utama yang bertanggung jawab untuk
regulasi akuntansi di AS. Komisi Sekuritas dan Pertukaran/Securities and Exchange
Commission (SEC), dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan/Financial Accounting
Standard Board (FASB). Selama beberapa dekade profesi akuntansi Amerika
mengembangkan berbagai dokumen yang dikenal sebagai 'Prinsip Akuntansi Yang
Berlaku Umum/Generally Accepted Accounting Principles(GAAP)'. pada tahun 1973 SEC
dipercayakan tugas untuk mengembangkan standar akuntansi untuk Dewan Standar
Akuntansi Keuangan/Financial Accounting Standards Board (FASB) yang baru dibentuk.
FASB adalah lembaga swasta yang dibentuk untuk bertindak dalam 'kepentingan umum'.
Ketika FASB ditetapkan sebagai lembaga independen, SEC memiliki kuasa untuk
mengesampingkan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh FASB.
Di AS ketergantungan masih ditempatkan pada standar akuntansi yang dikeluarkan oleh
FASB bukan pada standar yang dikeluarkan oleh IASB, tidak seperti banyak negara lain
AS belum mengadopsi IFRS. Mengingat bahwa AS merupakan pasar modal utama di
dunia, non keterlibatannya merupakan pembatasan yang signifikan dalam penerimaan
global IFRS. AS sangat kuat bertekad untuk tidak mengadopsi IFRS. Namun, ketetapan ini
tampaknya berkurang sekitar tahun 2001-2002 dengan berbagai 'skandal akuntansi'
yang melibatkan organisasi seperti Enron. Ada hambatan di AS sehubungan dengan
adopsi IFRS oleh organisasi yang berbasis di AS. Meskipun ada pandangan bahwa IFRS
akhirnya akan diadopsi, adopsi mungkin bisa diterapkan beberapa tahun lagi.

1.
2.
3.
4.

1.

Penjelasan Mengenai Perbedaan Dalam Akuntansi


standarisasi akuntansi oleh banyak negara yang berbeda, dengan mekanisme yang
berbeda, bentuk pasar modal yang berbeda, budaya yang berbeda dan sebagainya,
mungkin dianggap mengarah pada standardisasi praktik akuntansi. tentu ini tampaknya
menjadi asumsi utama dari IASB. Ada berbagai alasan mengapa perbedaan internasional
akan terus bertahan setelah diperkenalkannya IFRS :
Perbedaan sistem perpajakan
Perbedaan pengaruh ekonomi dan politik pada pelaporan keuangan
Modifikasi IFRS pada tingkat nasional
Perbedaan dalam pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum
Banyak alasan yang menyebabkan perbedaan dalam metode akuntansi dari berbagai
negara. Mueller (1968) menunjukkan bahwa perbedaan tersebut mungkin disebabkan
oleh perbedaan dalam hukum yang mendasari negara, sistem politik, atau tingkat
perkembangan ekonomi suatu negara. Faktor lain seperti sistem pajak, tingkat
pendidikan dan tingkat pembangunan ekonomi juga sebagai penjelasan atas perbedaan
dalam sejarah praktek akuntansi. Saat ini tidak ada teori yang menjelaskan mengapa,
karena tidak adanya upaya untuk membakukan akuntansi, kita akan berharap untuk
menemukan perbedaan internasional dalam praktik akuntansi. Banyak hal yang menjadi
penyebab perbedaan tersebut yaitu sebagai berikut.
Budaya
Budaya adalah suatu konsep umum yang akan diharapkan berdampak pada sistem
hukum, sistem perpajakan, cara bisnis dibentuk dan dibiayai, dan sebagainya. selama
bertahun-tahun kebudayaan telah digunakan dalam literatur psikologi, antropologi, dan
sosiologi sebagai dasar untuk menjelaskan perbedaan dalam sistem sosial. dalam
beberapa dekade terakhir ini juga telah digunakan untuk mencoba menjelaskan
perbedaan sistem akuntansi internasional. Sistem nilai akuntansi berasal dari dan terkait
dengan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang juga dipegang oleh akuntan berdampak
pada perkembangan sistem akuntansi dalam skala nasional.
Takatera dan Yamamoto (1987) mendefinisikan budaya sebagai wujud norma, nilai-nilai
dan adat yang mencerminkan ciri perilaku yang khas. Hofstede (1980) mendefinisikan
budaya sebagai pemikiran yang membedakan anggota satu kelompok manusia dari yang

lain. Gray (1988) menggambarkan budaya sebagai sistem nilai-nilai sosial atau kolektif
diselenggarakan dan bukan nilai-nilai pada tingkat individu. Gray berpendapat bahwa
kerangka metodologi penggabungan budaya dapat digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi perbedaan internasional dalam sistem dan pola pengembangan akuntansi
internasional. Setiap pertimbangan budaya tentu membutuhkan pilihan yang sulit untuk
aspek budaya yang penting bagi masalah tersebut yang pada gilirannya bagaimana
seseorang dapat mengukur sifat budaya yang relevan.
2.

Agama
Hamid, Craig, dan Clarke (1993) menganggap salah satu unsur budaya yaitu agama
berpengaruh dalam praktek akuntansi. mereka menunjukkan, agama mengatasi batasbatas nasional. Budaya yang ada di berbagai negara Islam tercermin pada bagaimana
isu-isu agama dibahas dalam literatur akuntansi. Hamid, Craig, dan Clarke menunjukkan
bahwa Islam memang memiliki pengertian tentang kepatuhan kepada Tuhan dan bukan
untuk kepentingan pemilik ekuitas atau pemberi pinjaman. Orang muslim percaya bahwa
mereka memiliki aset bukan untuk diri mereka sendiri tetapi untuk kepentingan ibadah
kepada Tuhan. Ada juga perbedaan mendasar lainnya, misalnya Islam melarang
pembiayaan utang dan pembayaran bunga, dan larangan ini memiliki implikasi yang
signifikan bagi proses harmonisasi standar akuntansi internasional. Hamid, Craig, dan
Clarke memberikan argumen yang logis bahwa agama memiliki dampak besar pada
sistem akuntansi yang dipilih. Agama berpotensi dapat mempengaruhi bagaimana orang
melakukan bisnis dan bagaimana mereka membuat Keputusan.

3.

Sistem Hukum
Sistem hukum yang ada di dunia dapat dibagi menjadi dua kategori: sistem hukum
umum dan sistem hukum Romawi. dalam sistem hukum umum berdasarkan sudut
pandang ketentuan perundang-undangan. Setiap keputusan hukum kemudian menjadi
contoh praktik hukum untuk kasus di masa yang akan datang. Sistem hukum umum
berasal dari Inggris dan menyebar ke negara-negara bekas koloninya. Dalam sistem
hukum Romawi, hukum parlementer cenderung sangat rinci dan mencakup sebagian
besar aspek kehidupan sehari-hari. Implikasinya terhadap akuntansi adalah bahwa dalam
negara yang menganut sistem hukum umum ditemukan relatif sedikit undang-undang
akuntansi yang mengatur praktik akuntansi, dan oleh karena itu secara historis
perkembangan praktik akuntansi akan ditinggalkan lebih pada penilaian akuntan dan
auditor profesional.
Dengan sistem hukum romawi sebaliknya kita akan mengharapkan untuk menemukan
badan hukum akuntansi yang menetapkan secara rinci bagaimana masing-masing jenis
transaksi atau peristiwa diperlakukan. Dalam sistem tersebut membutuhkan penggunaan
pertimbangan
profesional
yang
lebih
sedikit
dalam
mempersiapkan
atau
mengembangkan praktik akuntansi.
Nobes dan Parker (2004) menjelaskan sistem hukum umum dikembangkan di Inggris,
sedangkan sistem hukum Romawi dikembangkan di negara-negara benua Eropa.
Negara-negara dimana pengembangan sistem hukum yang praktek sangat dipengaruhi
oleh Inggris cenderung memiliki sistem hukum umum. sebaliknya sebagian besar negara
benua Eropa, dan negara yang sistem hukumnya di bawah pengaruh negara-negara
tersebut, cenderung memiliki sistem hukum Romawi.

4.

Kepemilikan Usaha dan Sistem Pembiayaan


Terdapat faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi suatu negara dalam kepemilikan
usaha dan sitem pembiayaan. Faktor ini dapat dibagi ke dalam jenis yang berbeda,
faktor dari pihak luar sistem dan faktor dari pihak dalam sistem. Pada faktor dari pihak
luar sistem, pemegang saham eksternal merupakan sumber utama pembiayaan untuk
kegiatan usaha. Sebagai pemegang saham eksternal tidak akan terlibat dalam
pengelolaan perusahaan, dan karena itu tidak akan memiliki akses terhadap informasi
akuntansi manajemen perusahaan, mereka perlu diberikan informasi akuntansi keuangan
tersendiri untuk membantu membuat keputusan investasi.

Sebaliknya, dalam faktor dari pihak dalam sistem keuangan, penyediaan pembiayaan
oleh pemegang saham eksternal jauh lebih signifikan. Bukannya telah terjadi dominasi
bisnis milik keluarga dan/atau penyedia dominan keuangan jangka panjang secara
historis baik bank atau pemerintah (Zysman, 1983). Dengan bisnis milik keluarga,
pemilik akan cenderung memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen internal
secara rinci dari usaha, sehingga tidak ada kebutuhan untuk memberikan informasi
laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan investasi oleh pemegang
saham.
Negara-negara yang secara historis telah didominasi oleh faktor insider financed
cenderung juga menjadi negara dengan sistem hukum Romawi, sementara negaranegara outsider financed biasanya memiliki sistem hukum umum. sehingga sebagian
besar negara Eropa benua secara historis mengandalkan bentuk insider financed,
dengan hasil bahwa akuntansi keuangan di negara-negara ini tidak berkembang untuk
melayani kebutuhan keputusan investasi di pasar modal. sebaliknya Inggris dan Irlandia
telah mengandalkan pada tingkat yang jauh lebih besar pada bentuk outsider financed,
dengan peran utama akuntansi historis menjadi untuk melayani kebutuhan informasi
pasar modal dengan informasi yang adil, seimbang dan berbobot.
5.

6.

Sistem Perpajakan
Di negara-negara dengan sistem outsider finance, praktik akuntansi keuangan
dikembangkan untuk memberikan gambaran yang adil, seimbang dan objektif tentang
kinerja ekonomi yang mendasari bisnis untuk membantu meningkatkan efektivitas
keputusan alokasi investasi oleh pemegang saham eksternal. sistem tersebut
mengharuskan akuntansi mencerminkan semacam realitas ekonomi, misalnya bisnis
memilih metode penyusutan yang paling dekat mencerminkan cara yang menggunakan
aset tetap. Sebaliknya di negara yang mayoritas menggunakan sistem insider finance,
laporan keuangan yang telah dikembangkan untuk menggambarkan beberapa bentuk
realitas ekonomi yang mendasari ini tidak disajikan. meskipun laporan keuangan telah
dikembangkan untuk tujuan yang berbeda, dan satu tujuan penting adalah perhitungan
pajak.
Di sebagian besar negara-negara benua eropa yang secara tradisional bergantung pada
sistem insider finance, bagi perusahaan tunjangan pajak ini harus dimasukkan dalam
laporan keuangannya. misalnya jika perusahaan ingin mengurangi kewajiban pajaknya
dengan mengambil keuntungan maksimum yang diijinkan dari tunjangan penyusutan
pajak, itu harus menyertakan tunjangan penyusutan pajak dalam laporan keuangannya.
Di negara-negara dengan sistem outsider finance, rekening pajak secara historis telah
terpisah dari rekening keuangan. sehingga jika sebuah perusahaan ingin mengklaim
tunjangan penyusutan pajak maksimum yang diizinkan oleh hukum perpajakan tidak
akan mempengaruhi perhitungan keuntungan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
sehingga dapat mencerminkan biaya penyusutan yang dan pemanfaatan aset yang wajar
tanpa mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengklaim tunjangan penyusutan
pajak maksimum dalam rekening pajak, dan ketentuan hukum perpajakan belum
memberikan banyak pengaruh terhadap laporan keuangan.
Kekuatan Profesi Akuntansi
Kekuatan profesi akuntansi di negara manapun secara historis telah ditentukan oleh
faktor yang bersifat kelembagaan pada sistem akuntansi keuangan. Di negara sistem
hukum umum, yang memiliki sistem didominasi sistem outsider finance di mana undangundang pajak memiliki sedikit pengaruh pada akuntansi keuangan, akan relatif sedikit
ketentuan undang-undang menentukan isi laporan keuangan. Tujuan utama dari laporan
keuangan akan telah memberikan penyajian yang wajar, seimbang dan objektif tentang
kinerja ekonomi yang mendasari bisnis, dan ini akan diperlukan pertimbangan
profesional untuk mengatasi setiap situasi yang berbeda. Sebaliknya di negara sistem
hukum romawi yang didominasi sistem insider finance di mana sesuai dengan rincian
hukum pajak memberikan pengaruh besar pada bentuk finansial, akan ada telah sedikit
kebutuhan atau ruang untuk penggunaan pertimbangan profesional ketika menyusun
laporan akuntansi keuangan.

7. Riwayat Bencana

Noble and parker (2004) menunjukkan pentingnya faktor tambahan yaitu riwayat
bencana, yang pengaruhnya akan terbatas pada sistem akuntansi dari masing-masing
negara yang terkena dampak bencana. misalnya AS mendirikan undang-undang bursa
efek yang bertujuan untuk perlindungan investor. Undang-undang ini meliputi
persyaratan akuntansi tertentu yang telah didelegasikan kepada lembaga standar
akuntansi sektor swasta yang menetapkan dan yang telah menghasilkan serangkaian
aturan akuntansi.
Hambatan Dalam Standarisasi Akuntansi Keuangan
Salah satu kendala untuk pembentukan standardisasi akuntansi internasional adalah
perbedaan budaya internasional dan kelembagaan yang menyebabkan bahwa akuntansi
keuangan bervariasi. Selanjutnya hambatan lebih lanjut untuk harmonisasi adalah
kurangnya pengembangan profesi akuntansi di beberapa negara, sehingga di negaranegara di mana profesi akuntansi belum dikembangkan bahwa ada kemungkinan
masalah pelaksanaan akuntansi internasional berbasi Model anglo Akuntansi Anglo
Amerika. Potensi dan kendala yang signifikan dalam standarisasi yang sedang
berlangsung akuntansi adalah peraturan akuntansi dapat dan memang memiliki
konsekuensi ekonomi. Pemerintah masing-masing negara mungkin menyesal
memberikan kontrol erhadap proses pengaturan standar akuntansi yang memiliki
konsekuensi ekonomi nyata untuk sebuah badan internasional di mana mereka memiliki
pengaruh yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai