Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih atas segala petunjuk
sehingga laporan kasus seminar ini dapat tersusun.
Penyusunan makalah yang berjudul Konseptual Model Sosial Keperawatan Jiwa yang
merupakan salah satu tugas mahasiswa program S1 Keperawatan Jiwa yang dikerjakan bersama
sebagai tugas kelompok.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan perbaikan khususnya dari pihak
pembimbing dan pihak lainnya guna meningkatkan kaulitas dari isi makalah ini. Akhirul Kalam,
semoga makalah ini bermanfaat dan mengenai sasaran. Amin

Majene, 1 September 2016


Penyusun

Kelompok III

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................

B. Tujuan.................................................................................................

C. Manfaat...............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A.

Model konseptual keperawatan................................................

1. Pengertian.................................................................................... 5
B.

Model konseptual keperawatan jiwa khususnya sosial model.....

1. Faktor - faktor perubahan prilaku.........................................

2. Model Terapi....................................................................

C.

Model sosial berdasarkan paradigma keperawatan..................

D.

Peran perawat dalam model sosial keperawatan jiwa..............

E.

Peran Pasien dalam model sosial keperawatan jiwa

.......................

10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga,
masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang strategis dalam
pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya masyarakat yang sehat
memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni manusia yang amat dibutuhkan
dalam pembangunan (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri dan hal-hal
yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk mengadakan study intensif
terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya disebabkan oleh tidak mampunya
orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan yang misterius itu, akan tetapi oleh sebab
faktor-faktor penyebabnya bersifat multifaktor sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati
dari berbagai macam perspektif. (Videbeck, 2008 dalam Yosef, 2009)
Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada
tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan
perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan sikap yang baik dalam
menyembuhkan pasien. (Videbeck, 2008 dalam Yosef, 2009)
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan penerimaan,
pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi. Pada realitas, klien
diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat harus sesuai dengan masalah
yang dihadapi pasien. (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
B. Tujuan
1) Untuk menambah wawasan Mahasiswa tentang konseptual model keperawatan jiwa
khususnya model sosial.
3

2) Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa tentang bagaimana cara memberikan


pelayanan keperawatan kepada klien.
3) Untuk memudahkan Mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah
keperawatan jiwa.
C. Manfaat
1. Dengan memahami isi makalah berarti mahasiswa akan dapat mengetahui apa dan
bagaimana konseptual model keperawatan jiwa khususnya model sosial.
2. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana konseptual model keperawatan jiwa
khususnya model sosial dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
di inginkan bersama.
3. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran perawat dalam model sosial dalam
keperawatan jiwa.
4. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran pasien dalam model sosial dalam
keperawatan jiwa.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Model konseptual keperawatan
1. Pengertian
Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan
mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang dimaksud klien
meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau masyarakat. (Zulkarnaen, 1991
dalam Suliswaty, 2004)
Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa,
mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan
yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan
kesehatan mental masyarakat dimana klien berada. (Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009)
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar
mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009).
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam situasi
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model
konseptual

keperawatan

jiwa

mencerminkan

upaya

menolong

orang

tersebut

mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif unutk mengatasi


stresor ini (Videbeck, 2008 : 54 dalam Yosef, 2009).

B. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya sosial model


5

Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan
pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, kondisi sosial
bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal pada
suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain.
Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma
lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat.
Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu tersebut
harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang diharapkan
masyarakatnya.
Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Oleh
karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan tersier sangat penting. Situasi yang
dapat menjadi pencetus:
a.

Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.

b.

Kurang mampu mengatasi stress.

c.

Kurang support system.


Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.
Proses terapi:

a.

Prevensi primer

b.

Kesehatan jiwa masyarakat

c.

Crisis intervensi (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)


1. Faktor - faktor perubahan prilaku (Anna, 2004)
Di dalam kehidupan sosial masyarakat, individu memiliki beberapa aspek
factor terjadinya ganguan prilaku sosial terhadap individu.
a. Fisik
Kondisi fisik adalah salah satu kondisi tejadinya kehilangan organ tubuh
akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi terhadap
kondisi fisiknya. Tetapi disini lingkungan tidak dapat menerima dan memberikan
adaptasi yang baik sesuai dengan keadaan normal sebelumnya. Maka hal ini bisa
menyebabkan sesorang tidak mau bersosialisasi pada masyarakat sekitarnya. Ini
merupakan salah satu factor pemicu terjadinya HDR pada sesorang tersebut.
6

b. Psikologi
Berbagai masalah psikologi yang dialami masyarakat atau individu seperti
ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat di karenakan
kondisi suatu peristiwa atau insiden yang terjadi di lingkungan pada masa lalu.
c. Sosial
Dimana seseorang akan

mengalami

keadaan

duka dan konflik

berkepanjangan seperti kehilangan keluarga yang di cintai, kehilangan


pekerjaan, tempat tinggal dan harta benda akibat musibah yang melanda. Akibat
tidak adanya pelayanan dari berbagai sektor dapat memicu ketidakpuasan dalam
kehidupan sosial.
d. Budaya
Semakin berkembangnya budaya idealism di dalam masyarakat kita
menjadi lebih mementingkan diri masing masing, yang seharusnya budaya
lebih mementingkan kebersamaan untuk menciptakan masyarakat yang lebih
nyaman. Hal ini lah yang dapat membuat terjadinya kesenjangan di dalam
masyarakat.
e. Spiritual
Nilai nilai agama yang terlalu kuat di dalam masyarakat dapat
menimbulkan deskriminasi terhadap agama minoritas. Potensi inilah yang
dapat berkembang di masyarakat terjadinya konflik dan berbagai masalah yang
tidak dapat terselesaikan.
2. Model Terapi
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan
teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan terapis berupaya
menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di
masyarakat atau tempat kerja. (Anna, 2004)
7

C. Model sosial berdasarkan paradigma keperawatan


Paradigma Keperawatan terdiri dari :
1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi
dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar
yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan
individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap
individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar
tujuan personal.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya
dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan
dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar
dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan
perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah
satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak
untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa
adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal
dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta
memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.

Untuk mengatasi masalah ini perlu mengetahui adanya permasalahan dalam


keperawatan jiwa seperti masalah psikososial. Masalah psikososial terutama yang
kami buat ini salah satunya masalah kehilangan dan berduka. Kehilangan adalah
suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan ( limbert dan
lambert, 1985 ).
D. Peran perawat dalam model sosial keperawatan jiwa
Menurut Weiss (1947) yang dikutip oleh Stuart Sundeen dalam Principles and Practice of
Psychiatric Nursing Care (1998), peran perawat Atitude Therapi, yakni:
1. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau yang menetap yang terjadi pada
klien.
2. Mendemonstrasikan penerimaan.
3. Respek.
4. Memahami klien.
5. Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi.
Selain itu menurut (Anna, 2004), peran perawat adalah sebagai berikut :
1. Peran perawat kesehatan jiwa adalah dalam pemberian terapi sikap. Perawat
menggunakan sikap yang baik dalam menyembuhkan pasien.
2. Peran perawat kesehatan jiwa adalah dalam pemberian terapi yang dianjurkan adalah

terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Terapis
dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di masyarakat. Dan aktivitas yang
dilakukan adalah penyuluhan terhadap kelompok masyarakat dan konseling
3. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
4. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
5. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
6. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit

mental - penyuluhan dan konseling


9

7. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan

kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan


8. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan

E. Peran Pasien dalam model sosial keperawatan jiwa (Caplan dalam Stuart 1998)
1. Peran pasien adalah mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang
diharapkan masyarakatnya.
2. Bekerja samalah dengan terapis dengan menceritakan seluruh masalah yang dialaminya
dan aktif terlibat dalam proses pemulihan. Disini tujuannya yaitu perawat mampu
menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa, selain
itu klien juga dapat membina hubungan baik antara perawat sehingga lebih mudah
dalam proses pemulihan.
3. Menggunakan sistem pendukung sosial. yang dimaksud kan system pendukung sosial
disini adalah selain terapis dalam proses pemulihan juga diharapkan berperannya
anggota keluarga lain yang dapat membantu karena klien akan lebih mudah mengerti
tujuan utama yang diharapkan oleh terapis jika yang menyampaikan adalah orang
terdekat klien. Selain itu dalam proses sosialisasi juga dibutuhkan alat bantu
pendukung seperti gambar, buku cerita sehingga klien lebih mudah untuk mengerti.
4. Mengubah perilaku sehingga menjadi sehat
Disini klien diharapkan secara bertahap mampu untuk memulihkan prilaku yang
kurang baik menjadi baik, juga klien dapat mengerjakan sesuatu dimulai dari hal yang
terkecil seperti mengurusi mandi sendiri pada setiap hari.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model sosial merupakan salah satu contoh model yang dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Fokus
model sosial ini adalah lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap individu dan
pengalaman hidupnya.
Aplikasi model sosial ini dapat diterapkan pada proses keperawatan jiwa yaitu pada
saat perawat mengkaji pasien dengan gangguan sosial dan saat melakukan tindakan
keperawatan. Dengan mengaplikasikan model sosial ini maka diharapkan dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa.
B. Saran
1. Perawat diharapkan dapat menerapkan model konseptual keperawatan

jiwa

khususnya model sosial dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa dirumah sakit
maupun dilingkungan masyarakat.
2. Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas
diharapkan mampu melayani masyarakat dengan menggunakan model konseptual
sosial kepada masyarakat baik yang mengalami gangguan maupun tidak.
3. Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang mendalam
mengenai model konseptual khususnya model sosial sehingga ketika turun
kelapangan mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan perawatan yang baik dan
benar.

11

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia dkk.2009. Fundamental Keperawatan (Fundamental Of Nursing) Jakarta;
Salemba Medika
Stuart, sundeen. 1998. Buku saku Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta ; EGC
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama
Suliswati, Dkk. 2004. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Anna, budi. 2004. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai