MOLA HIDATIDOSA
Disusun oleh :
Triayuni Kharismawati
01.207.5570
Penguji : dr. Muslich Ashari, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2012
MOLA HIDATIDOSA
A. PENDAHULUAN
Molahidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblast pada kehamilan lebih
dari 20 minggu. Pada molahidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang
sempurna, melainakan berkembang menjadi patologik. Frekuensi molahidatidosa banyak
ditemukan di Negara-negara asia, afrika, dan amerika latin daripada di Negara barat.
Molahidatidosa merupakan penyakit wanita dalam masa reproduksi antara umur 15
tahun sampai 45 tahun.
Penyebab mola tidak diketahui, faktor-faktor yang menyebabkan antara lain :
keadaan sosioekonomi yang tinggi dan paritas tinggi. Keluhan dari penderita seperti
gejala-gejala hamil muda yang terkadang-kadang lebih nyata dari kehamilan biasanya
Dari mola yang bersifat jinak dapat tumbuh tumor trofoblast yang bersifat ganas. Tumor
ini ada yang kadang-kadang masih mengandung villus disamping trofoblast yang
berproliferasi, dapat mengadakan invasi yang bersifat local dan dinamakan mola destruen
(invasive mole, penyakit trofoblast ganas jenis filosum). Selain itu terdapat pula tumor
trofoblast yang hanya terdiri atas sel-sel trofoblast tanpa stroma yang umumnya tidak
hanya berinvasi diotot uterus tetapi menyebar kealat-alat lain (koriokarsinoma, penyakit
trofoblast ganas nonvillosum)
B. DEFINISI
Molahidatidosa adalah Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan hidropik.
Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa
millimeter sampai satu atau dua centimeter. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villusvillus yang membesar dan edematosus itu hidup dan tumbuh terus gambaran yang
diberikan ialah sebagai segugus buah anggur. Jaringan trofoblast pada villus kadangkadang keras, dan mengeluarkan hormone yakni human chorionic gonadotrophin (HCG)
dalam jumlah yang lebih besar.
C. ETIOLOGI
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, factor-faktor yang dapat
menyebabkannya antara lain:
1.
Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati tetapi terlambat
dikeluarkan
2.
3.
Paritas tinggi
4.
Kekurangan protein
5.
Infeksi virus
D. PATOLOGI
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih
merupakan kista-kista kecil seperti anggur dan dapat mengisi seluruh kavum uteri. Secara
histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi
normal. Bias juga terjadi kehamilan ganda mola adalah :satu jenis tumbuh dan yang satu
lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola biasanya bervariasi mulai yang kecil
sampai yang berdiameter lebih dari 1 cm
E. KLASIFIKASI
Oleh IUAC (international Union Against Cancer) diadakan klasifikasi sederhana
penyakit trofoblast yang mempunyai keuntungan bahwa angka-angka yang diperoleh dari
berbagai Negara dinegara didunia dapat dibandingkan.klasifikasi itu adalah :
a. Ada hubungan dengan kehamilan
b. Tidak ada hubungan dengan kehamilan
i. Diagnosis klinis
1. Non metastasis
2. Metastasis
ii.
Local (pelvis)
Ekstrapelvis
Diagnosis morfologik
1. Mola hidatidosa
Non invasive
Invasive
2. Koriokarsinoma
3.
F. GEJALA
Pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan
kehamilan biasa, yaitu mual,muntah, pusing, hanya derajat keluhannya sering lebih hebat.
Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar
dari umur kehamilan. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan
perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan
ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai bulan ke tujuh.
G. DIAGNOSIS
Sudah dikemukakan bahwa uterus pada molahidatidosa tumbuh lebih cepat dari
pada kehamilan biasa. Pada uterus yang lebih besar ini tidak terdapat tanda-tanda adanya
janin didalamnya seperti ballottement pada palpasi,gerak janin pada auskultasi, adanya
kerangka janin pad pemeriksaan rontgen dan adanya denyut jantung pada USG.
Perdarahan merupakan gejala yang sering ditemukan. Kadar HCG pada mola jauh lebih
tinggi daripada kehamilan biasa, penderita mengeluh mual dan muntah yang berlebihan,
kadang-kadang pengeluaran darah disertai dengan pengeluaran beberapa gelembung
villus yang memastikan diagnosis mola hidatidosa
H. DIAGNOSIS BANDING
a. Mola hidatidosa
b. Kehamilan ektopik terganggu
c. Abortus
I. PENANGANAN
Berhubungan dengan kemungkinan bahwa molahidatidosa menjadi ganas maka
terapi yang terbaik pada wanita dengan usia yang sudah lanjut dan sudah mempunyai
jumlah anak yang diinginkan ialah histerektomi. Akan tetapi pada wanita yang masih
menginginkan anak, maka setelah diagnosis mola dipastikan dilakukan pengeluaran mola
dengan kerokan isapan (suction curretage) disertai dengan pemberian infuse oksitosin
intravena.sesudah itu dilakukan kerokan dengan kuret tumpul untuk mengelurkan sisa
konseptus, keroka perlu dilakukan hati-hati berhubung dengan bahaya perforasi.
Tujuh hingga sepuluh hari sesudahnya dilakukan kerokan ulangan dengan kuret
tajam, agar ada kepastian bahwa uterus betul-betul kosong dan untuk memeriksa tingkat
proliferasi sisa-sia trofoblast yang dapat ditemukan. Makin tinggi tingkat itu makinperlu
waspada terhadap kemungkinan keganasan. Sebelum mola dikeluarkan sebaiknya
dilakukan pemeriksaan rongent paru-paru untuk menentukan ada tidaknya metastasis
ditempat tersebut.setelah mola dilahirkan dapat ditemukan bahwa kedua ovarium
membesar menjadi kista teka lutein .kista-kista ini yang tumbuh karena pengaruh
hormonal kemudian mengecil sendiri.
J. PENANGANAN LANJUTAN
Penanganan lanjutan pada wanita dengan mola yang uterusnya dikosongkan
sangat penting berhubungan dengan kemungkinan yang timbulnya tumor ganas. Anjuran
untuk semua penderita pascamola dilakukan kemoterapi untuk mencegah timbulnya
keganasan. Pada pemeriksaan lanjutan selain memeriksa terhadap kemngkinan timbulnya
metastasis sangat penting untuk memeriksa kadar hormone corio gonadotropin (HCG)
secara berulang. Pada kasus-kasus yang tidak menjadi ganas kadar HCG lekas turun
menjadi negative dan tetap negative. Pada awal pascamola dapat dilakukan tes hamil
biasa akan tetapi setelah tes hamil biasa menjadi negative perlu dilakukan pemeriksaan
radio-immunoassay HCG dalam serum. Pemeriksaan yang peka ini dapat menemukan
hormone dalam kuantitas yang rendah.
Pemeriksaan kadar HCG dilakukan tiap minggu sampai kadar menjadi negative
selama 3 minggu dan selanjutnya tiap bulan selama 6 bulan sampai kadar HCG menjadi
negative, pemeriksaan rongent paru-paru dilakukan tiap bulan. Selama dilakukan
pemeriksan kadar HCG penderita diberitahukan supaya tidak hamil.
Penggunaan pil kontrasepsi berguna dalam 2 hal :
a. Mencegah kehamilan baru
b. Menekan pembentukan LH oleh hipofise yang mempengaruhi pemeriksaan kadar
HCG. Apabila tingkat kadar HCG tidak turun dalam 3 minggu berturut-turut atau
malah naik dapat diberi kemoterapi kecuali jika penderita tidak menghendaki bahwa
uterus dipertahankan dalam hal ini dilakukan histerektomi.kemoterapi dapat
dilakukan dengan pemberian Methotrexate atau Dactinomycin atau kadang-kadang
dengan kombinasi 2 obat tersebut. Biasanya cukup hanya memberi satu seri dari obat
yang bersangkutan. Pengamatan lanjutan terus dilakukan kadar HCG menjadi
negative selama 6 bulan.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2012
A. IDENTITAS
1.
Nama
: Ny. S
2.
Umur
: 28 tahun
3.
Jenis kelamin
: Perempuan
4.
Alamat
5.
No CM
: 1159663
6.
Agama
: Islam
7.
Pendidikan
: SD
8.
Pekerjaan
: Swasta
9.
Status
: Menikah
: 12 Januari 2012
: 12.00 WIB
12. Ruang
: Baitunnissa
13. Kelas
: III
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 Januari 2012 pukul 14.00
Keluhan Utama :
Pasien hamil 12 minggu mengeluarkan darah dari jalan lahir
Riwayat Kehamilan
HPHT
: 1 - 10- 2011
Pasien tidak haid sejak bulan November 2011, 2 minggu setelah terlambat haid
pasien ke Puskesmas dan melakukan tes kehamilan dengan tes pack dan hasilnya
positif. Kemudian pasien periksa ke bidan dan dinyatakan hamil.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir, sebelumnya pasien
memeriksakan diri kebidan dan bidan mengatakan bahwa darah yang keluar berupa
gelembung-gelembung berwarna kecoklatan. Darah yang keluar dari jalan lahir ini
terjadi pukul 07.00 tanggal 12 Januari 2012 saat keluar darah perut terasa mules-mules.
pasien mengeluh sering mual muntah saat usia kehamilan 8 minggu, Sebelumnya pada
bulan Desember keluar flek-flek selama 1 minggu dan sempat berhenti, pasien tidak
memeriksakan diri kedokter dan setelah 1 minggu keluar flek-flek pasien mengeluh
keluar darah lebih banyak dan kemudian dibawa keRSISA
Riwayat ANC :
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap
bulan. Pasien mendapat multivitamin dan suplemen besi.
Riwayat Obstetri
G1P1A0
GI : Hamil ini
Riwayat Menstruasi
o
Menarche
: 12 tahun
Dismenore
:-
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah selama 6 bulan.
Riwayat KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB
Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
o Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
o Riwayat DM
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
Status Present
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Vital Sign
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,2 0
Status Internus
o Kepala
: Mesocephale
o Mata
o Hidung
o Telinga
: Discharge (-),
o Mulut
: Bibir sianosis (-), mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-)
o Tenggorokan
o Leher
o Kulit
o Mamae
:Simetris,
pembesaran
hiperpigmentasi (+/+)
o Jantung :
Inspeksi
Palpasi
mammae
(+/+),
tegang
(+/+),
Perkusi
Auskultasi
:Redup
: Suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)
o Paru :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : vesikuler
oAbdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Timpani (+)
oExtremitas :
3.
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Varises
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
Status Obstetri
- Abdomen
Palpasi
- Genitalia
Externa : PPV (+), darah kecoklatan (+), prongkolan (+), lendir (-).Vulva
Vagina oedem (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
1/8
1/16
: (+)
3.
4.
5.
E. RESUME
Pasien G1 P0 A0 usia 28 tahun hamil 12 minggu datang dengan keluhan keluar darah dari
jalan lahir, sebelumnya pasien memeriksakan diri kebidan dan bidan mengatakan bahwa
darah yang keluar berupa gelembung-gelembung dan berwarna kecoklatan. Darah yang
keluar dari jalan lahir ini terjadi pukul 07.00 tanggal 12 Januari 2012 saat keluar darah perut
terasa mules-mules. pasien mengeluh sering mual muntah saat usia kehamilan 8 minggu,
Sebelumnya pada bulan Desember keluar flek-flek selama 1 minggu dan sempat berhenti,
pasien tidak memeriksakan diri kedokter dan setelah 1 minggu keluar flek-flek pasien
mengeluh keluar darah lebih banyak dan kemudian dibawa keRSISA
Riwayat Kehamilan
HPHT
: 1 - 10- 2011
Umur Kehamilan
: 12 minggu
Status Present
: compos mentis
Vital Sign
Status Obstetri :
- Abdomen
Palpasi : Fundus uteri teraba, TFU > tinggi dari umur kehamilan
- Genitalia
Externa : Vagina oedem
Interna : Uterus membesar
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Darah rutin : - Hb : 10,9 g/dL
- Hematokrit: 32,3 %
Pemeriksaan USG (tgl 12-1-2010) :
KESAN :
Gambaran molahidatidosa
F. DIAGNOSA
Pasien G1P0A0 usia 28 tahun hamil 12 minggu dengan Mola hidatidosa
G. PROGNOSA
Kehamilan : ad malam
H. TERAPI
Monitoring keadaan umum, klinis penderita, dan vital sign sebelum dan sesudah
kuretase
Infus RL 20 tpm
Antibiotix
Uterotonika : Metergin
Operatif
:Amoxicilin
: Curettage
I. EDUKASI
1. Memberitahu pasien tentang penyakit atau kelainan kehamilan yang dideritanya sekarang
2. Memberitahu tentang tujuan terapi atau tindakan kuretase yang dilakukan.
3. Harus dilakukan followup 2 minggu lagi kontrol
4. Harus dilakukan curettage ulang
5. Tidak boleh hamil dulu karena menghindari hasil HCG baru