Disusun Oleh :
NURI NIKMATIN
8166132019
SOAL FORMATIF 4
1. Apa makna kebenaran esensi (berfikir filosofis) dalam kehidupan, kehidupan berbangsa,
masyarakat, keluarga dan orang-orang profesional?
Jawaban :
Kebenaran esensi dalam kehidupan adalah bahwasannya manusia harus membangun
inner beauty karena inner beauty sangat dibutuhkan dalam mebangun kehidupan dan
peradaban manusia. Dan ketika inner beauty terbentuk maka manusia terlihat baik. Dan
kebaikan itu sendiri adalah perbuatan yang terpuji dan jauh dari perbuatan-perbuatan yang
tercela. Seseorang diakatakan baik apabila dia :
1.
2.
3.
4.
5.
Beriman
Dermawan
Taat beribadah
Menepati janji
Sabar
Begitu juga dengan kehidupan berbangsa dan bernegara ketika lima aspek diatas
dilakukan maka pasti setiap jiwa manusia memiliki rasa integritas yang tinggi dan tidak akan
ada lagi disintegritas bangsa. Dan ketika lima aspek diatas diterapkan maka sangat mudah
dalam kehidupan berbangsa untuk menerapkan semboyan Bhineka Tunggal Ika walaupun
berbeda beda tetapi tetap satu jua karena setiap manusia telah memiliki iman dalam hati
mereka dan tidak ada lagi sifat bahwa suku dan adat istiadatnya yang terbaik, melainkan
semua suku dan adat istiadat yang ada dinegaranya adalah kekayaan negaranya, dan bukan
penyebab perpecahan sehingga menyebabkan konflik sara dan sebagainya. Oleh sebab itu
untuk membangun integritas bangsa maka yang harus ditanamkan dalam jiwa dan kehidupan
setiap warga negaranya adalah inner beauty atau kecantikan yang berasal dari dalam hati dan
ketika inner beauty ini terbentuk maka tidak akan ada lagi disintegritas dan konflik. Karena
setiap warga negara merasa sama, dan secara tidak langsung inner beauty ini menyebabkan
manusia lebih menanamkan sikap spiritual dibandingkan dengan sikap kuantitatif
materialistik sehingga perdaban manusia akan jauh lebih baik. Dan dengan terbangunnya
sikap spiritual maka akan menyebabkan segala sesuatu yang ada di negara ini akan menjadi
baik apabila berada ditangan orang-orang yang jalan hidupnya benar. Karena untuk
mendapatkan suatu esensi dalam kehidupan, berbangsa, bermasyarakat, kelaurga dan orang
orang profesional adalah setiap manusia harus merubah pola pikirnya dari sikap ego
opurtunis materialistik menjadi sikap spitual. Dan untuk mendapatkan kebenaran esensi
dalam kehidupan, berbangsa, bermasyarakat dan orang orang profesional harus mampu
berpikir secara sistematis, rasional-suprarsional, empiris-abstrak, obyektif-subyektif, analitis
dan sintesis dan juga intuitif. Mencari atau menuntut kebenaran yang sedalam-dalamnya
dengan jalan pemikiran yang mendalam atau menggunakan pikiran yang murni sehingga
melampaui batas pengalaman empiris. Karena kebenaran ini dicari dengan sadar oleh
manusia, dan dengan tujuan untuk mendapatkan kebenaran yang esensi. Sedangkan obyeknya
adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Mungkin langsung berguna dalam kehidupan
manusia sehari hari, mungkin juga tidak. Mempunyai metode dan sistem tertentu seperti
teori, dan perwujudannya adalah kebenaran esensi. Dan untuk mencapai kebenaran esensi
dalam kehidupan, berbangsa, bermasyarakat, berkeluarga dan orang orang profesional maka
mereka harus mensingkronkan antara hati dengan pikiran juga dengan perbutan 3H (hand,
head, heart) sehingga akan menyebabkan pikiran benar, tindakan benar, hidup benar dan
berprilaku arif.
untuk mensingkronkan antara hand, heart, head dapat dilihat seperti skema dibawah
ini:
HEAD
HEART
HAND
Dan dengan mensingkronkan antara HEAD, HAND, HEART maka manusia akan
mencapai causa prima atau kebenaran yang esensi dalam hidupnya dengan mencapai
kebenaran esensi dan keluar dari sikap ilmiah praktis seperti skema dibawah ini :
CAUSA PRIMA
ILMIAH ESENSI
ILMIAH PRAKTIS
Orang tidak lagi melihat seberapa nyaman suatu rumah untuk suatu keluarga
tapi menjadi seberapa mahal dan mewah rumah yang harus dimiliki.
Tidak lagi seberapa sopan pakaian yang saya gunakan melainkan seberapa
mahalnya dan modisnya pakaian yang digunakan.
Tidak lagi seberapa baik gizi yang terkandung dalam sayur bayam dan tempe
goreng melainkan betapa elitnya makan spageti, KFC, dan pizza.
Sikap ego inilah yang membuat manusia terus menghancurkan alam demi mencapai
kepuasan hidup sendiri. Hal ini terjadi karena, ustadz, pendeta dan lainnya sudah mulai
diabaikan sehingga menyebabkan kerusakan yang luar biasa karena kurangnya tausiah dan
siraman rohani dalam meningkatkan spitualisme. Hal ini menyebabkan manusia gagal
menjadi khalifah di muka bumi ini. Karena alam tak lagi bersahabat karena keserakahan
manusia. Semakin banyaknya ahli tata ruang dan perencanaan pembangunan wilayah maka
semakin terjadi banjir dimana mana karena tidak ahli tata ruang tidak lagi memedulikan
Ruang Terbuka Hijau, Drainase tapi mereka mementingkan semakin tinggi suatu bangunan
dan semakin majunya suatu wilayah semakin banyak keuntungan yang ia dapatkan. Sebagai
contoh :
secara teoritis 100 meter dari bantaran sungai tidak boleh dibangun apapun
melainkan harus dibiarkan menjadi ruang terbuka hijau dan berfungsi untuk menjaga agar
Sumber daya Air tidak tercemar agar bisa menjadi warisan untuk anak cucu, namun yang
paling terpenting adalah untuk menghindari terjadinya banjir. Namun, yang terjadi di Kota
Medan di samping kanan dan kiri sungai Deli di bangun kantor wali kota, Grand Aston yang
berdiri megah. Hal ini adalah bukti keserakahan dan sikap ego manusia. Semakin banyak
ahli kehutanan seharusnya pembakaran lahan gambut penemabangan hutan secara liar,
kerusakan hutan Mangrove sudah bisa diatasi, tapi kenyataannya penggundulan hutan terus
terjadi sehingga menyebabkan beberapa daerah sudah mulai dilanda kekeringan, dan
mangrove yang sangat penting bagi ikan dan lainnya semakin rusak. Ini menggambarkan
manusia tidak lagi mengingat bagaimana pentingnya hutan dalam kehidupan. Hal ini terjadi
karena kurangnya moralitas dan spiritualitas.
3. Kebenaran esensi dalam pendidikan mengisyaratkan bahwa the end of education is
character. Apa maknanya untuk seluruh aktivitas pendidikan, baik pendidikan informal,
formal dan nonformal ?
Jawaban :
Objek Materi
Manusia
Obyek Formal
Perilaku
Ekonomi
Manusia
Kebutuhan
Sosiologi
Manusia
Interaksi sosial
Kesehatan
Manusia
Kondisi hidup
pendidikan
Manusia
Pembentukan karakter
Dari objek ilmu diatas kita dapat melihat bahwa pendidikan berfungsi untuk
membentuk karakter manusia untuk menjadi lebih baik melalui pembelajaran pembelajaran
yang mendidik yaitu seorang guru tidak melakukan transfer ilmu pada siswa melainkan
menanamkan nilai-nilai luhur dari pembelajaran yang diajarkan oleh seorang guru kepada
siswanya. Dan dalam melaksanakan proses pembelajaran seorang guru harus memiliki alat
pendidikan yaitu berupa kesabaran, kewibawaan, kasih sayang, keteladanan, motivasi,
ketegasan yang mendidik, dan ketulusan. Hal ini berfungsi untuk mencapai tujuan
pembelajaran bahwa esensi dari tujuan pembelajaran ada dua yaitu :
1. Tujuan jangka pendek
Membangun karakter belajar
2. Tujuan jangka panjang
Membangun karakter hidup
Dan bukan hal yang mudah bagi seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai dan
karakter dalam diri seorang peserta didik namun meski sulit dalam mencapai tujuan ini
seorang guru yang berdedikasi sebagai seorang pendidik akan berkata sangat mudah
mencapai tujuan pembelajaran ini karena seorang guru yang merupakan seorang pendidik
akan melakukan tindakan tindakan seperti :
1. Menganggap profesinya sebagai seorang guru adalah panggilan dari dalam jiwanya
sehingga tidak ada beban bagi seorang guru dengan tuntuntan harus mampu membangun
karakter jangka panjang dan jangka pendek dalam diri siswa, karena seorang guru yang
mendidik tidak akan melakukan transfer ilmu melainkan menanamkan nilai-nilai yang
luhur dalam kehidupan siswa dan menyampaikan nilai nilai yang tertanam dalam
pemeblajaran yang ia ajarkan, dan dampaknya jika peserta didik tidak mempelajarinya
seperti yang diungkapkan pada contoh kasus pada bagian latar belakang masalah.
2. Lebih fokus pada bakat dan minta peserta didik, sehingga dalaam kegiatan belajar
mengajar guru lebih bersikap seperti orang tua siswa, sahabat, team dan sebagainya,
sehingga membuat suasana belajar menagajar lebih hangat dan nyaman, karena seorang
guru tidak menganggap dirinya adalah atasan dan muridnya adalah bawahan, hal ini tentu
saja menjadi senjata yang ampuh dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka yang harus dilakukan guru adalah
penanaman nilai nilai yang lebih mendalam untuk kehidupan siswa dan generasi generasi
selanjutnya, dengan menanamkan karakter dalam kehidupan siswa maka otomatis karakter
tersebut akan tersimpan secara permanen dalam kehidupan siswa, karena karakter adalah sifat
yang ada dalam kehidupan manusia dan berhubungan dengan kebenaran dan merupakan
profil kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat permanen. Dan
merupakan keutuhan antara pemahaman dengan perbuatan untuk menjadi prilaku hidup.
Karena karakter yang harus dimiliki seorang siswa dan manusia adalah berfikir benar, berbuat
benar dan hidup benar. Hal inilah yang harus ditanamkan oleh seorang guru kepada siswanya,
dan untuk mencapai tujuan jangka panjang maka guru harus mampu mengajarkan siswa
bagaimana untuk mensingkronkan antara hati, dan pemikiran juga perbuatan dengan cara
mengikuti skema dibawah ini :
CAUSA PRIMA
ILMIAH ESENSI
ILMIAH PRAKTIS
Dan untuk tercapainya akhir dari pendidikan adalah karakter maka yang harus
ditanamkan pada siswa adalah mensingkronkan hati, pikiran dan perbuatan sesuai dengan
skema dibawah ini dengan tujuan terciptanya karakter yang baik .
HEART
HAND
HEAD
Dengan menerapkan kegiatan diatas maka ending dari pendidikan adaldah sebuah
karakter mampu diterapkan. Karena karakter itu sendiri adalah sifat sifat yang berhubungan
dengan kebenararan, relatif permanen dan merupakan profil hidup. Dan dengan cara cara
tersebut maka pembentukan karakter baik pada pendidikan forma, non formal dan informal
akan mampu dibentuk dengan sebaik mungkin.