PELAYANAN MEDIK
No. Dok :
No. Rev :
A01.07.01
Tanggal Terbit
:
SOP
EVALUASI DAN
PENGENDALIAN
MUTU
1.
PENGERTIA
N
Hal :
1/1
Disahkan Oleh:
Plt. Direktur RSUD
Banjarbaru
Tanggal
Revisi :
Drg. Agus Widjaja, MHA
NIP. 140 207 216
upaya menjaga dan meningkatkan mutu, dalam
hal ini mutu pelayanan medis, dalam suatu
indikator yang menjamin peningkatan mutu.
Untuk itu panitia peningkatan mutu pelayanan
medis menjadi bagian dari komite medik.
2.
TUJUAN
3.
KEBIJAKAN
3.1
3.2
3.3
4.
PROSEDUR
4.1
KERJA
4.2
4.3
4.4
5.
UNIT
5.1
TERKAIT
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Komite Keperawatan
Kabid Pelayanan
Kabid Perawatan
Kabid Penunjang
Kabag TU
Direktur
2. Rawat Jalan
3. RS
a. BOR
b. LOS
c. TOI
d. BTO
e. GDR
f. NDR
4. Lain-lainnya
Daerah yang
efisien
2005
2006
2007
2005
2006
2007
BOR
72,41
77,78
78,85
ALOS
4,00
hari
3,00
hari
3,00
hari
TOI
2,00
hari
1,00
hari
1,00
hari
BTO
64,00
kali
66,00
kali
65,00
kali
Analisa :
1. Pada tahun 2005, kegiatan pelayanan rawat inap berada diluar daerah
efisien dengan ALOS 4 hr dan TOI 2 hari, sedang pada tahun 2006 dan
2007 pelayanan berada pada derah efisien dengan ALOS 3 hari dan TOI 1
hari.
2. Dengan demikian, RSUD Banjarbaru akan berjalan secara efisien apabila
ALOS berada pada nilai 4 hari keatas dengan TOI berada pada 1 2 hari.
3. Standart maksimal ALOS secara nasional adalah 9 hari. ALOS merupakan
indikator rata-rata lamanya masa perawatan, dimana lamanya dirawat
hendaknya serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan
perawatan, karena lamanya masa perawatan menunjukkan rendahnya
kualitas perawatan kepada pasien.
4. TOI yang menunjukkan jumlah hari atau berapa hari rata-rata tempat
tidur tidak ditempati oleh pasien selama satu tahun, dianjurkan agar
waktu yang ` sependek mungkin `, dengan standart nasional 2 3 hari
atau kira-kira kurang dari tiga hari tempat tidur tidak terisi, dari data
diatas `hanya` 1 hari tempat tidur di RSUD Banjarbaru yang kosong,
kosongnya tempat tidur juga harusnya tidak terlalu pendek, karena
sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan dan kondisi tempat tidur,
serta tingkat kebersihan ruangan rawat inap, yang bisa meningkatkan
angka nosokomial.