Laporannya Sygkuu2
Laporannya Sygkuu2
PENDAHULUAN
1.1 Studi Khalayak
Desa
: Desa Kondoano
Kecamatan
: Mowila
Kabupaten
: Konawe Selatan
1.2 Latar Belakang
Lada adalah sejenis rempah-rempah yang juga sering punya sebutan lain yaitu
merica. Bagian yang diambil dari tanaman lada adalah bijinya. Biji lada ini
punya fungsi yang sangat penting untuk membuat bumbu penyedap dari
berbagai jenis masakan. Rasanya sedikit pedas namun bisa membuat lezat dan
masakan yang nikmat. Yang istimewa dari lada ini adalah, hampir semua jenis
masakan di dunia selalu menggunakannya.
Selain melezatkan, lada juga punya fungsi yang lain bagi tubuh manusia.
Yaitu bisa membantu kelancaran peredaran darah, menghangatkan tubuh dan
lain-lain. Maka tidak mengherankan bila sejak jaman dulu banyak orang yang
melakukan budidaya tanaman lada ini di kebun atau ladang yang mereka
miliki. Bahkan pada masa lalu, lada menjadi salah satu komoditas hasil bumi
yang sangat berharga. Karena nilai jualnya sangat tinggi terutama di negaranegara Eropa. Hal inilah yang menjadi penyebab dari
penjelajahan bangsa Eropa ke Asia, Afrika dan sebagian Amerika. Dari sini
pula permulaan sejarah penjajahan atau kolonialisasi dimulai.
Potensi Budidaya Tanaman Lada
Meski masa kolonial atau penjajahan sudah berlalu, namun lada hingga saat
ini masih menjadi barang dagangan yang nilainya juga tetap tinggi. Maka
tidak ada salahnya bagi yang suka dengan dunia agribisnis dan pertanian atau
perkebunan untuk terjun dalam usaha budidaya tanaman lada. Karena banyak
potensi yang bisa diharapkan dari industri ini. Beberapa diantaranya adalah :
1.
Potensi Pasar
Dari jaman dulu sampai sekarang, lada tetap menjadi primadona di dunia
perdagangan hasil bumi terutama untuk rempah-rempah. Karena nilai
transaksi dagangnya terus mengalami peningkatan. Ini suatu pertanda bila
pangsa pasar hasil budidaya tanaman lada tetap bagus, sehingga tidak perlu
membuat khawatir. Bahkan menurut kabar terakhir, pada tahun-tahun
mendatang permintaan lada juga cenderung naik.
2.
Karena pangsa pasarnya sangat luas, maka kita juga mesti berani untuk
meningkatkan kapasitas produksi serta perluasan budidaya tanaman lada ini.
Sehingga mau tidak mau kita juga harus menambah tenaga untuk mengolah
perkebunan serta hasil panennya. Tentu akan menjadi suatu hal yang
membanggakan bila kita bisa membantu para pencari tenaga kerja agar
mereka bisa memperoleh panghasilan.
3.
Saat ini negara pengekspor terbesar biji lada adalah negara Vietnam.
Sementara Indonesia berada di urutan kedua. Kenapa kita tidak bisa menjadi
yang nomor satu? Karena jumlah produksi kita juga masih terbatas.
Jangankan untuk ekspor, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja
kadang masih kurang. Ini merupakan tantangan bagi kita untuk bisa
meningkatkan kapasitas produksi dari budidaya tanaman lada, sehingga nilai
ekspornya juga bisa meningkat. Maka pemasukan negara dari
hasilekspor untuk sektor perkebunan juga bisa lebih tinggi.
4.
Potensi Lingkungan
Proses produksi hasil budidaya tanamanlada sampai saat ini selalu bersifat
alami. Jadi bisa dikatakan bila industri perkebunan tanaman lada itu ramah
lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran, kerusakan lingkungan
dan hal-hal lain yang merugikan kehidupan alam dan ekosistem di dalamnya.
1.3 Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan
Tujuan dari kegiatan fieldtrip ini adalah untuk mengetahui dan malihat
Setelah kegiatan fieldtrip ini dilakukan mahasiswa dapat mengetahui teknik yang
digunakan secara dalam budidaya tanaman lada mulai baik dari segi pemeliharaan
secara umum maupun dari pengolahan pada pasca panen.
BAB II
METODOLOGI
Pukul
Tempat
Kab.
Konawe
Selatan,
Sulawesi Tenggara
BAB III
Gambaran wilayah
: Wayan Swardana
: 35 Tahun
: Petani Merica (Lada)
: SLTP
Tabel 1. Diskripsi dan penggunaan input produksi pada usahatani terpadu lada di kec.
Mowila
Uraian
1. Luas pemilikan areal (ha) 1,35 0,94
2. Umur tanaman (tahun) 6,21 5,59
Rata-rata
Pola Usahatani Lada Pola Usahatani Lada
Terpadu
Monokultur
1,35
0,94
6,21
5,59
622,30
242,49
88,62
63,17
57,06
64,50
57,06
38,23
4.632,00
143,62
0,77
0,77
53,66
57,71
Rata-rata kepemilikan areal lada petani dengan pola usahatani terpadu dan
pola monokultur rata-rata 1,35 ha dan 0,94 ha dengan umur tanaman antara 5-7
tahun, kisaran umur tanaman termasuk kategori masa produktif mengingat
tanaman lada dapat berproduksi sampai umur 20 tahun dan mencapai produksi
tertinggi pada umur 7-8 tahun. Jumlah tanaman per hektar bervariasi antara 8001600 pohon karena bervariasinya jarak tanam antara 3 x 4 m, 3 m x 3 m atau 2 m
x 2 m.Penggunaan input produksi antara petani pola terpadu dengan pola
monokultur masih beragam dan perbedaan yang sangat nyata terjadi pada
penggunaan pupuk organik, dimana petani pola terpadu menggunakan bokashi
sebagai pupuk organik dengan dosis 4.632 kg/ha, sedangkan petani monokultur
menggunakan pupuk kandang dengan dosis 143,62 kg/ha. Perbedaan penggunaan
pupuk organik baik dalam jenis maupun dosisnya diduga menyebabkan tingkat
produksi yang diperoleh berbeda 379,81 kg/ha atau berbeda 156,63 %.
Penggunaan pupuk organik oleh petani merupakan upaya untuk
meningkatkan produksi lada. Wayan Swardana (2016) mengemukakan bahwa
pemberian bahan organik cukup menonjol peranannya dalam meningkatkan mutu
Pola Usahatani
Terpadu
Pola Monokultur
1. Penerimaan :
a. Produksi (kg)
840,11
227,94
12.914,29
11.743,75
11.000.308,57
2.860.781,25
a. Pupuk Urea
122.035,71
82.812,50
b. Pupuk SP-36
298.571,43
117.656,25
c. Pupuk KCl
314.285,71
71.562,50
d. Pupuk organik
1.942.400,00
79.687,50
e. Fungisida
35.000,00
30.562,50
f. Susut alat
44.427,94
46.920,77
g. Tenaga kerja
1.086.964,29
811.875,00
Total biaya
3.843.685,08
1.241.077,02
3. Pendapatan
7.156.623,49
1.619.704,23
2. Biaya usahatani :
Linn yaitu tanaman kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak
lemak, juga pati. Lada terasa sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.
Tumbuhan lada adalah tumbuhan merambat dan memiliki daun tunggal berbentuk
bulat telur berwarna hijau pucat dan buram dengan ujung runcing yang tersebar
dengan batang yang berbuku-buku Bunga lada tersusun dalam bentuk bunga
majemuk dan berkelamin tunggal tanpa memiliki hiasan bunga. Sedangkan buah
lada berbentuk bulat dengan biji yang keras namun memiliki kulit buah yang lunak
Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu.
Selain untuk bahan atau bumbu dapur, merica atau disebut dengan
lada memiliki khasiat untuk pengobatan. Ternyata, banyak sekali khasiat dan
kandungan merica atau lada diantaranya sebagai asma, masuk angin, dan
diare.Disamping itu, merica memang berfungsi untuk menghangatkan
badan, hawa panas yang timbul bisa mendongkerak stamina laki-laki jika
dicampur dengan jahe dan telur ayam kampung. Sebagai obat asma dan
diare, merica cukup dihaluskan dan diseduh dengan air panas, bila sudah
hangat baru diminum setiap hari sampai sembuh. Merica pun dapat diolah
sebagai minuman kesehatan, misalnya wedang poka dari madura. Minuman
hangat yang berbahan dasar merica, jahe, kapulaga, serai, dan gula merah,
ini sangat manjur mengobati masuk angin dan badan yang terasa lemas.
Pada masakan sup obat yang berasal dari Cina, merica juga berperan aktif
bersama pala dan bunga lawang berpadu dengan ayam kampung atau iga
sapi. Masakan sup obat ini menyembuhkan influenja, menambah
nafsumakan, dan juga menghangatkan badan yang masuk angin.
Manfaat Lada diantaranya:
- Mengobati impotensi.
- Mengobati rematik.
- Mengobati malaria.
3.9 Sinopsis
Suatu tempat yang berada di bagian tenggara pulau sulawesi dengan
suasana tempat yang begitu sejuk, dihiasi dengan pemandangan alami yang
begitu hijau khas pedasaan, orang disana pun memiliki senyum ramah
terhadap sesorang yang baru mereka lihat.
Suatu desa dimana warganya menggatungkan hidupnya terhadap alam
yang mereka lestarikan. Rempah-rempah menjadi unggulan mereka
khususnya tanaman merica.
Angin sujuk seperti menuntun mereka ke perkebunan lada yang
mereka tanami. Air megalir dengan sejuknya membasahi tanaman-tanaman
merica mereka.
Memetik-metik biji merica dan menaburkan ke terpal yang di pancari
sinar matahari di siang hari agar kandungan air yang ada dalam merica akan
menguap bersama angin.
3.10
Prinsip prinsip
Pertanian adalah budaya, pertanian adalah kehidupan
Pertanian merupakan kebudayaan dan pertanian adalah kehidupan. Pada
zaman dahulu nenek moyang kita melakukan kegiatan pertanian karena
masalah kehidupan tanpa berorientasi pasar atau kepentingan ekonomi
semata. Mereka menghasilkan makanan pokok sayur-sayuran dari lahan
sendiri tanpa bergantung pada asupan luar seperti pupuk kimia, pestisida,
dan bibit unggul produksi tertentu. Nenek moyang kita mampu mencukupi
kebutuhan sosial mereka dari kelebihan hasil usaha dibidang pertaniannya.
Mereka lahir, berkembang, dan mati diatas lahan dan usaha pertanian
mereka.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa budidaya
tanaman lada tidak begitu mudah harus membutuhkan pengetahuan dan
pengalaman yang tinggi, tetapi semuanya itu akan terasa mudah jika
dibandingkan dengan tingkat harga tanaman lada di pasar lokal maupun
internasional.
4.2 Saran
Dalam kegiatan ini sebaiknya mahasiswa lebih aktif dan lebih memperhaitkan
penjelasan mengenai teknis budidaya tanaman lada.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.infoagribisnis.com/2015/05/cara-menanam-merica/
http://kliping.co/cara-budidaya-lada-perdu/
https://konselkab.bps.go.id/
https://ugm.ac.id/id/berita/4555penyakit.busuk.pangkal.batang.lada.ancam.pertanian.di.sulawesi.tenggara
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................
........................................................
KATA PENGANTAR ..................
........................................................
DAFTAR ISI .................................
........................................................
DAFTAR GAMBAR ....................
........................................................
Gambar 1.1...........................................................................................
Gambar 1.2...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................
........................................................
BAB I PENDAHULUAN .
..........................................................................................................................
BAB II METODOLOGI
..........................................................................................................................
3.1 Hasil .
..............................................................................................................
3.2 Pembahasan .
..............................................................................................................
3.3 Keadaan Wilaya..............................................................................
3.4 Demografi.......................................................................................
3.5 Masalah yang Sering di Hadapi.....................................................
3.6 Solusi Permasalah..........................................................................
3.7 Mativasi.........................................................................................
3.8 Kerangka Pesan.............................................................................
3.9 Sinopsis.........................................................................................
3.10.............................................................................................................
Prinsip preinsip..........................................................................
BAB IV PENUTUP .
..........................................................................................................................
4.1 Kesimpulan .
..............................................................................................................
4.2 Saran .
..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .
..........................................................................................................................
LAMPIRAN .
..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan tentang Perkebunan Merica (Lada) di
Mowila.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penyusun dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
LAILA RISAIDA
D1A1 15 350
AGRIBISNIS D
KELOMPOK 1
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016