Anda di halaman 1dari 28

IPA

{ILMU PENGETAHUAN ALAM}


PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
REVINA OKTASYA
IX.8
MTsN 1 KENDARI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum Genetika merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh
mahasiswa yang berada di semester V, dengan beban sks sebanyak 1. Jadi adapun bentuk
aplikatif yang saya lakukan untuk menjalankan perkuliahan di mata kuliah ini adalah mengikuti
praktikum dengan judul bab Monohibrid dan Dihibrid guna memenuhi sks yang telah diambil
untuk mata kuliah praktikum genetika.
Lingkungan telah memberikan variasi morfologi dari tumbuhan berupa adanya perbedaan
warna, hal ini selain dipengaruhi oleh lingkungan juga dipengaruhi oleh genetik. Pada tingkat
genetik, sifat-sifat tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh sebuah lokus gen tetapi oleh banyak
lokus gen. Diversitas genetic dapat terjadi karena adanya variasi genetic, baik internal maupun
antarspecies pada suatu populasi. Adanya polimorfisme pada suatu species akan sangat
bermanfaat dalam bidang genetika maupun kepentingan seleksi. Variasi ini dapat digunakan
untuk identifikasi dan mencari asal usul suatu jenis hewan, mengetahui hubungan kekerabatan
antar species sampai pada penyusunan peta gen. Informasi genetic dapat dijadikan dasar
perkawinan silang (Neo. 2003).
Secara teknis persilangan dilakukan dengan maksud untuk penggabungan beberapad sifat
yang semula terdapat pada dua bangsa yang berbeda kedalam satu bangsa silangan, pembentukan
bangsa baru, garding up, pemanfaatan terosis. Salah satu keuntungan dari persilangan adalah
hybrid vigour atau heterosis yakni untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik (Mega. 2008).
Adanya hukum peluang telah diterapkan oleh bapak ilmu genetika, Gregor Mendel.
Dimana dikemukakan bahwa hasil persilangan dari generasi antar F1 pada kacang buncis untuk
tujuh karakter tanaman yakni bentuk biji, warna albumen, warna kulit biji, bentuk polong, warna
polong, posisi letak bunga dan panjang batang, dengan rasio 3 : 1. Ketepatan hukum mendel juga
diterapkan untuk mengetahui besarnya peluang memperoleh benih jagung resesif dari hasil
persilangan antara jagung biasa x jagung QPM.
Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan dengan
mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda pada organism tersebut.
Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan generasi F2 yang terdiri dari dua macam
fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam genotip dengan rasio 1:2:1. Pada persilangan dihibrid,
gen-gen yang terletak pada kromosom yang berbeda akan berpasangan secara bebas ketika
gametogenesis, sehingga akan menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1
Dengan adanya variasi morfologi pada setiap species, maka sebagai bentuk pembuktian
secara ilmiah maka kami melakukan pengamatan tentang pekawinan monohibrid dan dihibrid,
yang mana pada pengamatan ini juga akan membuktikan kebenaran hukum mendel secara
praktikum.

1.
2.
3.
4.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan pengamatan ini adalah :
Untuk menyelesaikan sks yang diambil untuk mata kuliah praktikum genetika di semester V.
Untuk membuktikan adanya prinsip segregari dan berpasangan secara bebas pada persilangan.
Membuktikan perbandingan mendel secara fenotif dan genotif monohibrid.
Membuktikan perbandingan mendel secara fenotif dan genotif dihibrid.

5.

Menghitung X2 untuk menguji data hasil pengamatan serta menginterpretasi nilai X 2 setelah
dibandingkan dengan nilai X2 pada tabel.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjadikan mata kuliah praktikum genetika sebagai modal awal untuk
pengembangan bakat penelitian secara aplikasi.
2. Mahasiswa mampu menganalisis perbandingan hukum mendel secara teori dan secara praktik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Perbandingan Genetik Menurut Mendel
Gen adalah bahan genetikyang terkait dengan sifat tertentu. Sebagai bahan genetik tentu
saja gen diwariskan dari satu individu ke individu lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk
alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel dapat serupa, tetapi orang lebih sering
menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotifik berbeda. Gregor Mendel telah
berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter di dalam
tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia
menyebutnya 'faktor'. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet,
kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari alelanya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep
mengenai alel.
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantanan satu dari tetua betina.
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel
resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk (Mega.
2008).
2.2 Persilangan Monohibrid
Monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda.
Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan
hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat
monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).
Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I.
Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui
adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel
menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.

Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot.


Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel
akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yasin. 2005)
2.3 Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua
sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan
tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit
dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.
2.4 Chi Square
Dalam genetika, chi-square (chi kuadrat) sering kali digunakan untuk menguji apakah
data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yangkita harapkan atau tidak. Di
dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh data yang sesuai dengan yang kita
harapkan (secara teoritis). Hampir selalu menjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil
relatif lebih dapat diterima pada penyimpangan yang besar. Selain itu, apabila penyimpangan
tersebut semakin sering terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih dapat
diterima daripada penyimpangan yang jarang terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah
seberapa besar penyimpangan itu dapat diterima dan seberapa sering terjadinya atau berapa besar
peluang terjadinya, dan jawabannya dapat dicari dengan uji X2. Rumus X2 adalah :

O (Observed) adalah hasil pengamatan, sedangkan E (Expected) adalah data yang


diharapkan secara teoritis, dan jumlah dari nilai X2 untuk setiap kategori.
Semakin kecil nilai X2 menunjukan bahwa data yang diamati semakin tipis perbedaannya
dengan yang diharapkan. Sebaliknya semakin besar X2 menunjuka semakin besar pula
penyimpangannya. Batas penyimpangan yang diterima atau besar peluang terjadinya nilai
penyimpangan yang dapat diterima hanya satu kali dalam 20 percobaan (peluang 1/20 = 0,05)
maka pada P = 0,05 adalah atau ditolaknya data percobaan, selain itu data juga dapat dianalisis
melalui distribusi tipe kelahiran, rataan jumlah anak per kelahiran, bobot lahir, dan bobot sapih
serta melalui analisis statistik berupa rataan sifat, koefisien varians, analisis ragam dan
keunggulan relatif (Dedi. 2006).

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Adapun pelaksanan pengamatan monohibrid dan dihibrid dilaksanakan pada tanggal 2
Oktober 2014 di Laboratorium Biologi, Universitas Negeri Medan.
3.2 Alat dan Bahan
No
1
2
3

Nama Alat
Alat Tulis
Kalkulator
Kertas Label

Jumlah
1 Set
1 Buah
1 Lembar

No
1

Nama Bahan
Uang Logam

Jumlah
4 Buah

3.3 Prosedur Kerja

Monohibrid
1. Menyiapkan uang logam sebanyak 2 buah.
2. Membuat label untuk tiap sisi pada uang logam pertama.
M = Merah , pada lambang Garuda
m = Putih, pada lambang uang Rp 500,3. Membuat label pada sisi logam kedua.
M = Merah, pada lambang Garuda
m = Putih, pada lambang uang Rp 500,4. Melakukan pengulangan sebanyak 50 kali
5. Mencatat setiap hasil pengamatan di lembar data pengamatan.
6. Melakukan uji chi square untuk percobaan monohibrid.
Dihibrid
1. Menyiapkan uang logam sebanyak 4 buah
2. Membuat label untuk logam pertama
M = Merah, pada lambang Garuda
m = Putih, pada lambang uang Rp 500,3. Membuat label untuk logam kedua
H = Hijau, pada lambang Garuda
h = Kuning, pada lambang Rp 500,4. Membuat label untuk logam ketiga
M = Merah, pada lambang Garuda
m = Putih, pada lambang uang Rp 500,5. Membuat label untuk logam keempat
H = Hijau, pada lambang Garuda
h = Kuning, pada lambang Rp 500,6. Melalukan pengulangan sebanyak 100 kali.
7. Mencatat setiap hasil pengamatan di lembar data pengamatan.
8. Melakukan uji chi square untuk percobaan monohibrid.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Monohibrid
1. MM 11. MM
21. MM
2. Mm 12. Mm
22. Mm
3. mm
13. Mm
23. MM
4. Mm 14. Mm
24. MM
5. MM 15. MM
25. MM
6. Mm 16. Mm
26. MM
7. MM 17. MM
27. Mm
8. MM 18. Mm
28. MM
9. MM 19. Mm
29. Mm
10. MM 20. MM
30. mm

31. MM
32. mm
33. mm
34. MM
35. mm
36. mm
37. MM
38. mm
39. mm
40. mm

41. mm
42. mm
43. MM
44. mm
45. MM
46. mm
47. MM
48. mm
49. mm
50. MM

Ho
: Data merupakan dominansi sempurna
Hi
: Data merupakan tidak dominansi sempurna
Perbandingan Genotif
MM : Mm : mm
23
: 12
: 15
Perbandingan Fenotif
Merah
: Putih
35
: 15
Merah
Putih
Observasi (O)
35
15
Diramal (E)
x 50 = 37,5
x 50 = 12,5
Deviasi (d)
- 2,5
+ 2,5
Maka
X2 =

X2 =

= 0,167 + 0,5 = 0,667

X tabel dengan (1, 0,05) = 3,84


X Hitung < X tabel
Maka Ho diterima yakni data merupakan dominansi sempurna.

Jumlah
50
50

Dihibrid
1. MmHH
2. mmHh
3. Mmhh
4. MmHh
5. MMHh
6. MMHH
7. MMhh
8. MmHH
9. mmHh
10. MmHh
11. mmHh
12. MmHh
13. MmHh
14. mmHh
15. MMHh
16. MMHh
17. mmhh
18. MmHh
19. Mmhh
20. MMHH

21. MMHH
22. MMHh
23. MMhh
24. MmHh
25. MmHh
26. MmHh
27. MMHh
28. MmHh
29. MmHh
30. mmHh
31. MmHh
32. MMHh
33. MmHh
34. MmHh
35. Mmhh
36. MmHh
37. mmHH
38. MmHh
39. MmHh
40. MMHh

41. MMhh
42. MMhh
43. Mmhh
44. MmHh
45. mmhh
46. mmHH
47. MmHh
48. MmHh
49. mmHh
50. MmHh
51. Mmhh
52. MmHh
53. MMHh
54. mmHh
55. mmHh
56. mmHh
57. MMHh
58. mmHh
59. MMHh
60. MmHh

Perbandingan Fenotif
Merah Hijau : Merah Kuning
62
: 16

61. Mmhh
62. Mmhh
63. MmHH
64. MMhh
65. Mmhh
66. Mmhh
67. mmhh
68. MmHH
69. MMhh
70. MmHH
71. mmHH
72. MMHh
73. mmHh
74. MMHh
75. MmHH
76. mmHh
77. MMhh
78. mmHH
79. MmHh
80. mmHh

: Putih Hijau
: 19

81. MmHh
82. MMHh
83. MmHH
84. MmHh
85. MmHh
86. MmHh
87. MmHh
88. MmHh
89. MmHh
90. MMHH
91. MmHh
92. MmHh
93. MMHh
94. mmHh
95. MmHH
96. MmHH
97. mmHh
98.MMHh
99. MmHH
100. MmHh
: Putih Kuning
: 3

Dimana
Ho = Data tidak dominanasi sempurna
Hi = Data dominansi sempurna

Diperoleh
(o)
Diramal (e)
Deviasi (d)

Merah
Hijau
62

Merah
Kuning
16

Putih Hijau

Jumlah

19

Putih
Kuning
3

56,25
+ 5,75

18,75
-2,75

18,75
-2,75

6,25
-3,25

100

Maka :X2: = 0,587 + 0,403 + 2,33 + 1,69


= 5,01
X tabel dengan db (3, 0,05) = 7,82
Maka X hitung < X tabel
Jadi, Ho diterima sebagai data dominansi tidak sempurna

100

Pembahasan
Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang dikenal
dengan gen. Sepasang gen ini, satu berasal dari induk jantan dan yang lain dari induk betina. Gen
yang sepasang ini disebut satu alel. Gen yang sealel akan memisah satu dengan lainnya pada
waktu gametogenesis. Peristiwa pemisahan ini disebut dengan hukum segregasi secara bebas.
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan persilangan monohibrid dengan
menggunakan logam, dimana merah merupakan gen dominan dan putih merupakan gen resesif
dengan 50 kali pengulangan dalam pengambilan data monohibrid. Hasil yang diperoleh dari
percobaan memiliki perbedaan dengan analisis dari hukum Mendel, dengan jumlah yang
diperoleh untuk merah 35 dan untuk putih 15, sedangkan berdasarkan hukum mendel seharusnya
diperoleh 37,5 untuk merah dan 12,5 untuk putih. Sehingga deviasi yang didapat untuk merah =
-2,5 dan untuk putih +2,5. Untuk nmenguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu
sesauai dengan hukum mendel atau tidak maka digunakan uji chi square (X2), didapat 0,667
untuk X hitung. Jika melihat tabel pada peluang 0,05 dengan derajat bebas (1) maka didapat X
tabel = 3,84. Sehingga X Hitung < X tabel maka sesuai dengan kesepakatan data hasil percobaan
dapat kita terima atau sesuai dengan teori bahwa persilangan merupakan dominansi sempurna
dengan perbandingan fenotip 3 : 1.
Sedangkan berdasarkan hasil percobaan untuk persilangan dihibrid dengan menggunakan
4 uang logam, yakni sebagai analogi untuk menunjukkan dua karakter / sifat beda yakni merah
(M) sebagai gen dominan dan putih sebagai gen resesif (m), sedangkan hijau (H) sebagai gen
dominan dan kuning (h) sebagai gen resesif dengan 100 kali pengulangan dalam pengambilan
data sehingga berdasarkan hasil pengamatan didapat untuk merah hijau 62, untuk merah kuning
16, untuk putih hijau 19 dan untuk putih kuning 3. Sehingga perbandingan didapat adalah 62 : 16
: 19 : 3 sedangkan hasil yang diramal dengan menggunakan hukum mendel yakni untuk merah
hijau 56,25, merah kuning 18,75, putih hijau 18,75 dan putih kuning 6,25. Sehingga diperoleh
hasil uji chi square (X2) didapat X hitung 5,01, sedangkan untuk X tabel dengan derajat bebas 3
diddapat bahwa X tabel 7,82 sehingga X hitung < X tabel, maka data Ho diterima sebagai data
dominansi tidak sempurna, dengan perbandingan teori 9 : 3 : 3 : 1.
Sistem perkawinan baik monohibrid maupun dihibrid sangat penting dalam menentukan
kualitas benih dan bibit yang dihasilkan, sekaligus kuantitasnya. Informasi besarnya derajat
perkawinan silang pada beberapa organisme sangat berguna untuk pendugaan besarnya
keragaman genetik dan keberhasilan upaya persilangan buatan dalam rangka perakitan varietas
unggul (Hamzah. 2009).
Jadi berdasarkan percobaan diatas dengan adanya persilangan diharaplan perfoma
generasi pertama akan melebihi rataan perfoma tetuanya, sehingga dapat mengevaluasi hasil
persilangan (Didi. 2006).
DATA KELOMPOK 1
MM
Mm
Mm
MM
Mm
Mm
Mm
Mm
MM
Mm
Mm
Mm

mm
Mm
MM
Mm
mm
mm

mm
Mm
Mm
Mm
Mm
mm

Mm
Mm
Mm
MM
Mm
MM

mm
mm
Mm
Mm

Mm
Mm
MM
Mm

mm
MM
MM
MM

mm
MM
mm
mm

mm
Mm
Mm
Mm

Keterangan:
M = Merah
m = Putih
Merah (MM,Mm) = 35
Putih (mm) = 15
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Diperoleh (o)
Diramal (e)

Deviasi (d)

Merah
35

Putih
15

-2,5

+2,5

Jumlah
50
50

Maka: X2 =

= 0,167 + 0,5
= 0,667
X hitung = 0,0284
X tabel = 3,84
Jadi, X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi sempurna.
b. Dihibrid
MmHh
MmHH
MmHh
MmHh
Mmhh
MmHH
MmHh
MmHH
MmHH
MmHh

MMhh
MmHh
MmHh
MmHh
Mmhh
Mmhh
MMHh
Mmhh
MmHH
Mmhh

Mmhh
Mmhh
MMhh
MmHh
Mmhh
MmHH
mmHh
Mmhh
MmHh
MMHH

mmHh
MMHH
MMHh
MmHH
MMHh
MMhh
MMHH
MmHH
MMHh
Mmhh

MMHH
MmHH
Mmhh
MMHH
mmHH
MmHH
MmHh
MMHh
MMHh
MmHh

Mmhh
MmHh
MmHh
Mmhh
MMHh
MMHh
MmHh
MmHh
MMHh
MmHH

MmHh
MmHh
MMhh
MmHh
mmHh
MmHH
MMHh
mmHh
MmHh
MmHH

MmHh
MmHh
MMHh
Mmhh
MmHH
MmHH
MMhh
MMhh
Mmhh
mmHH

MMhh
MMHh
MmHh
MmHH
Mmhh
MmHh
MmHh
MmHH
Mmhh
MMhh

MMHH
MMhh
MmHH
MmHh
MMHh
MMHh
MmHh
MmHh
MmHH
MmHH

Keterangan:
M = Merah
m = Putih
H = Hijau
h = Kuning
Merah Hijau (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh) = 63
Merah Kuning (MMhh, Mmhh) = 23
Putih Hijau (mmHH, mmHh) = 10
Putih Kuning (mmhh) = 4
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Diperoleh
(o)
Diramal(e
)
Deviasi(d
)
2
Maka: X =

Merah Hijau

Merah Kuning

Putih Hijau

Putih Kuning

63

23

10

Juml
ah
100
100

+6,75

= 0,81 + 0,963 + 4,083 + 0,81


= 6,666

+4,25

-8,75

-2,25

X hitung = 6,666
X tabel = 7,82
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi tidak
sempurna.

DATA KELOMPOK 2
a. Monohibrid
Keterangan:
M = Merah
m = putih
Merah (MM,Mm) = 40
Putih (mm) = 10
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Merah
40

Diperoleh (o)
Diramal (e)

Deviasi (d)
Maka

2,5

Putih
10

Jumlah
50
50

-2,5

= 0,167 + 0,5
= 0,667
X hitung = 0,667
X tabel = 3,84
JadiX hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi sempurna.
b. Dihibrid
Keterangan:
Merah = M
Putih = m
Hijau = H

Kuning = h
Merah Hijau (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh) = 55
Merah Kuning (MMhh, Mmhh) = 15
Putih Hijau (mmHH, mmHh) = 25
Putih Kuning (mmhh) = 5
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Merah Hijau

Merah Kuning

Diperol
eh (o)
Dirama
l (e)

55

15

Deviasi
(d)

-1,25

Putih Hijau

Putih Kuning

25

Juml
ah
100
100

-3,75

6,25

-1,25

Maka: X2 =

= 0,0278 + 0,75 + 2,083 + 0,25


= 3,1108
X hitung = 3,1108
X tabel = 7,82
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi tidak
sempurna.
DATA KELOMPOK 3
a. Monohibrid
Mm
MM
MM
MM
Mm
MM
Mm
Mm

Mm
MM
Mm
Mm

Mm
MM
MM
MM

Mm
Mm
Mm
MM

MM
Mm
MM
Mm
Mm
Mm

Mm
MM
MM
Mm
MM
MM

Mm
MM
MM
MM
Mm
Mm

Mm
Mm
Mm
Mm
Mm
MM

mm
mm
Mm
mm
Mm
Mm

Keterangan:
M = Merah
m = putih
Merah (MM,Mm) = 36
Putih (mm) = 14
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Merah
36

Diperoleh (o)
Diramal (e)

Deviasi (d)

-1,5

Putih
14

Jumlah
50
50

1,5

Maka: X =

= 0,06 + 0,18 = 0,24


X hitung = 0,24
X tabel = 3,84
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi sempurna.
b. Dihibrid
MmHh
MmHh
MmHh
Mmhh

MMHh
MmHh
MMHH
mmHh

MmHh
MmHH
Mmhh
Mmhh

Mmhh
MmHh
MmHH
mmHh

mmHh
MmHH
MmHH
MmHH

MmHH
MmHh
MmHh
MmHH
MmHh
MMHH
MmHh
MmHh
MMhh
MMHh
MmHH
MmHh
MmHh
MmHh
MMHH
MmHh

Mmhh
MmHH
MMHh
MMHH
MmHh
MMhh
Mmhh
MMHh
mmHH
MmHH
mmHH
Mmhh
MmHh
mmHh
mmhh
Mmhh

MMHH
MMHh
Mmhh
mmHh
MMhh
mmHH
MMHH
MmHh
MMHh
MmHh
Mmhh
Mmhh
MmHh
Mmhh
MMHH
Mmhh

MMhh
MmHh
MMhh
MMHh
MMHh
MmHH
MmHH
MmHh
Mmhh
MmHh
MmHh
MMhh
MMHH
MmHh
Mmhh
MmHh

MMHH
MmHh
MmHh
MmHh
MMHH
MMhh
MmHH
mmhh
Mmhh
MmHh
MmHh
Mmhh
MmHh
mmHH
MmHh
Mmhh

Keterangan:
M = Merah
m = Putih
H = Hijau
h = Kuning
Merah Hijau (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh) = 58
Merah Kuning (MMhh, Mmhh) = 22
Putih Hijau (mmHH, mmHh) = 15
Putih Kuning (mmhh) = 5
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Merah Hijau

Merah Kuning

Diperol
eh (o)
Dirama
l (e)

58

22

Deviasi
(d)

1,75

Putih Hijau
15

Putih Kuning
5

Juml
ah
100
100

3,25

-3,75

-1,25

Maka: X =

= 0,054 + 0,563 + 0,75 + 0,25


= 1,617
X hitung = 1,617
X tabel = 7,82
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi tidak
sempurna.
DATA KELOMPOK 4
a. Monohibrid
Mm
Mm
MM
mm
MM
MM
Mm
Mm
mm
Mm
Mm
Mm
mm
Mm
Mm

Mm
Mm
mm
MM
Mm

MM
MM
Mm
Mm
MM

Mm
Mm
mm
Mm
Mm

Mm
MM
Mm
Mm
mm

MM
Mm
mm
MM
mm

Keterangan:
M = Merah
m = Putih
Merah (MM,Mm) = 40
Putih (mm) = 10
Analisis Data:
Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 3 : 1
Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Diperoleh (o)
Diramal (e)

Deviasi (d)

Merah
40

Putih
10

+ 2,5

- 2,5

Jumlah
50
50

Mm
Mm
Mm
MM
Mm

Mm
MM
MM
Mm
mm

Maka: X2 =

= 0,167 + 0,5
= 0,667
X hitung = 0,667
X tabel = 3,84
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi sempurna.
b. Dihibrid
MMHh
MMHh
MmHh
MmHh
MmHh
MMHh
MmHh
MmHh
MMHh
MmHH
MmHh
MmHh
MmHh

mmHh
MMHh
MMHh
MMHH
mmHh
MMHH
MmHh
Mmhh
Mmhh
mmHh
MMHh
MmHH
mmHh

MmHh
MmHh
MmHh
MMHh
MMhh
Mmhh
Mmhh
MmHh
mmHH
MMhh
Mmhh
MmHh
mmhh

mmhh
mmHH
MmHh
MMHh
MmHh
MmHh
MmHh
MmHH
mmHH
mmHh
mmHH
mmHh
MMHH

mmhh
MMhh
MmHH
mmHH
mmHH
MmHh
mmhh
mmhh
MmHh
MmHh
mmHh
MmHH
Mmhh

mmHh
MmHh
Mmhh
mmhh
MmHh
MMHh
MmHh

MmHh
mmHh
Mmhh
Mmhh
MmHh
mmHh
mmHH

MMHH
MmHH
MMHH
Mmhh
Mmhh
Mmhh
Mmhh

mmhh
MmHh
Mmhh
mmHh
mmHh
MMHh
MmHh

MmHH
mmhh
MmHH
Mmhh
MmHh
mmHh
mmHh

Merah Hijau (MMHH, MMHh, MmHH, MmHh) = 58


Merah Kuning (MMhh, Mmhh) = 11
Putih Hijau (mmHH, mmHh) = 20
Putih Kuning (mmhh) = 11
Analisis Data:

Dengan Perbandingan Rasio Fenotip = 9 : 3 : 3 : 1


Digunakan rumus Chi-Square untuk membuktikan hasil percobaan, X =

Merah Hijau
Diperol 58
eh (o)
Dirama
l (e)
Deviasi 1,75
(d)
Maka: X =

Merah Kuning

Putih Hijau

Putih Kuning

11

20

11

Juml
ah
100
100

-7,75

1,25

4,75

= 0,054 + 3,203 + 0,083 + 3,61


= 6,95
X hitung = 6,95
X tabel = 7,82
Jadi X hitung < X tabel, maka Ho diterima yakni data tersebut merupakan dominansi tidak
sempurna.

BAB V
PENUTUP
1.
2.
3.
4.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Pada persilangan monohibrid, didapat perbandingan fenotip untuk merah : putih, 35 : 15.
Pada persilangan dihibrid, didapat perbandingan fenotip untuk merah hijau : merah kuning :
putih hijau : putih kuning, 62 : 16 : 19 : 3.
Persilangan monohibrid pada percobaan merupakan data dominansi sempurna.
Persilangan dihibrid pada percobaan merupakan data dominansi tdak sempurna.
5.2 Saran

Percobaan monohibrid dan dihibrid sebaiknya dilakukan dengan menggunakan kancing


genetika untuk mendapatkan data yang lebih akurat karena penggunaan uang logam kurang
efektif.

IPA
[ILMU PENGETAHUAN ALAM]

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

SITI NUR AISYA


IX.8

Pengertian listrik statis dan dinamis


Pengertian listrik statis dan dinamis
Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik
bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti
atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan
listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif.
Ketika dua zat seperti balon dan tangan kamu saling digosokkan, elektron ditarik dari
material yang mempunyai daya tarik yang lemah (tangan) dan menempel pada material yang
mempunyai daya tarik yang kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi
bermuatan listrik. Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material
mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan listrik netral
(jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan
positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, balon mempunyai muatan negatif berlebih dan
tangan mempunyai muatan positif yang berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling
tarik menarik, sehingga muatan negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena
perbedaan muatannya. Perhatikan dalam gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan
total gabungan. Penggosokan menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari satu
obyek ke obyek yang lain. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur
kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan
listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang
sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada
rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan
berbeda pada hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan,
tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah
dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar. berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan
cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya selalu sama
karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus
adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
LISTRIK STATIS: listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas.listrik statis
mempelajari tentang sifat2 muatan listrik.. LISTRIK DINAMIS: listrik yg mengalir..sumber
arus listrik yang dapat menghasilkan beda potensial yg dpt menyebabkan listrik dpat
mengalir.. DAN perbedaan dari listrikSTATIS dan DINAMIS adalah perpindahan
elektronsecra k0ntinyu pada listrik dinamis terjadi pada listrik mstatis.hal ni terjadi karna
elektron2 pada k0ndukt0r sangat mudah berpindah .sedangkan perpindahan pada listrik statis
trjadi karna gesekan atau gosokan..trus listrik dinamis terdiri atas arus searah dan bolak balik.
. Sementara pada listrik statis sulit mengukur tegangan,hambatan dan daya listrik. . nah itu
perbedaannya. .tl0ng bintangnya yah makasi

8 bulan lalu

istrik Statis & Listrik Dinamis

1. Listrik Statis

Listrik statis adalah fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.
Dalam pembahasan mengenai listrik statis ini tidak membahas mengenai aliran muatan

listrik.
Namun yang menjadi pokok bahasan adalah interaksi antar muatan dan fenomena-fenomena
yang disebabkan oleh adanya muatan listrik tersebut.
Atau pengertian lainnya adalah listrik yang diam untuk sementara pada suatu benda. Salah
satu contoh untuk menghasilkan listrik statis dalam kehidupan kita sehari-hari ialah dengan
menggosokkan penggaris plastik dengan kain wool, kaca dengan kain sutra, mika dengan
kain wol atau mika dengan kain sutra.
Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik
bisa negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti
atom yang terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan
listrik positif, dan elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti balon
dan tangan kamu saling digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya
tarik yang lemah (tangan) dan menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang
kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua material menjadi bermuatan listrik. Material yang
kehilangan elektron menjadi bermuatan positif dan material mendapatkan elektron menjadi
bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan listrik netral (jumlah muatan positif dan
negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan positif dan negatifnya sama.
Setelah digosok, balon mempunyai muatan negatif berlebih dan tangan mempunyai muatan
positif yang berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling tarik menarik, sehingga muatan
negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena perbedaan muatannya. Perhatikan dalam
gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan total gabungan. Penggosokan
menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari satu obyek ke obyek yang lain.

2. Listrik Dinamis

Listrik dinamis adalah listrik yang mengalir atau listrik yang dapat bergerak.Pengertian
lainnya Listrik itu ialah suatu gejala listrik yang diakibatkan oleh muatan listrik yang sertamerta bergerak atau mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah
coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan
kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. Sedangkan pada rangkaian seri
kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada
hambatan. Pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada
rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah
dikemukakan oleh hukum Kirchoff yang berbunyi jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar. Berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan
cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya selalu sama
karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus
adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

pengertian dasar hukum kirchoff 1


Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchoff I berbunyi jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk dengan arus yang
meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama dengan nol
Hal ini dapat digambarkan melalui Gambar 6 berikut ini.

Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :


i=0
i1 + i2 + i3 - i4 - i5 = 0
dimana:

Arus yang masuk (i1, i2, i3) diberi tanda positif.

Arus yang keluar (i4 dan i5) diberi tanda negatif

Gambar 6. Gambar yang Menjelaskan Hukum Kirchoff I


Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II ini berbunyi di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar antara
sumber tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.
Dirumuskan :
V + IR = 0
Yang dimaksud dengan kerugian tegangan yaitu besarnya tegangan dari hasil kali antara
besarnya arus dengan hambatan yang dilalui.
Secara mudah untuk memahami rumus di atas (lihat Gambar 7), apabila tegangan V diberi
tanda positif, maka besarnya tegangan IR harus diberi tanda negatif. Sehingga : + V IR = 0

Gambar 7. Gambar Penjelasan Hukum Kirchoff II

Harus dipahami bahwa penggunaan hukum Kirchoff ini berlaku pada rangkaian tertutup. Jika
rangkaian listrik terdiri dari beberapa rangkaian tertutup, maka dalam analisanya dibuat
persamaan menurut rangkaian tertutup satu per satu. Untuk pemahaman diberikan ilustrasi
dengan gambar 8 berikut ini :

Gambar 8. Rangkaian Listrik dengan Beberapa Rangkaian Tertutup


Analisis menurut Hukum Kirchoff I, rangkaian ini mempunyai dua titik pertemuan yaitu titik
C dan F, maka pada titik ini berlaku
Titik C:
I1 I2 I3 = 0
Titik F
I2 + I 3 I1 = 0
Untuk memahami Hukum Kirchoff II, rangkaian di atas dapat dibuat tiga lingkaran tertutup
yaitu : I, II dan III.
Pada lingkaran I, yaitu lingkaran A B C F A:
terjadi V1 - I1R1 - I2R2 + V2 I1R5 = 0
Pada lingkaran II yaitu lingkaran F C D E - F
terjadi -V2 + I2R2 - I3R3 V3 - I3R4 = 0
Pada lingkaran III, yaitu A B C D E F A terjadi
V1 - I1R1 - I3R3 V3 - I3R4 I1R5 = 0
Untuk mempermudah penggunaan hukum Kirchoff perlu diketahui:
1. Dalam menentukan arah arus pada tiap cabang bebas tetapi harus diingat bahwa arah arus
pada tiap-tiap percabangan harus ada yang masuk dan keluar.
2. Tentukan arah tiap kelompok secara bebas (pada contoh di atas ada tiga). Sebaiknya semuanya
searah (seperti contoh di atas). Arah arus dari kelompok lingkaran digunakan sebagai dasar

untuk menberikan tanda positif atau negatif pada sumber tegangan (V) maupun rugi tegangan
(IR) dalam persamaan nantinya.
3. Setelah ditentukan arah arus kelompok, maka dibuat persamaan terhadap tiap kelompok, arah
arus listrik tiap cabang yang searah dengan arah arus yang menuju kutub sumber tegangan,
maka harga sumber tegangan tersebut positip. (lihat contoh untuk lingkaran I).
4. Bahwa arus listrik yang mengalir dalam satu cabang besarnya sama (pada contoh: arus yang
mengalir pada R3 dan R4 adalah sama yaitu I3).
5. Apabila nantinya setelah dihitung ternyata harga arus pada cabang tertentu berharga negatif,
ini menunjukkan bahwa arah arus yang ditentukan semula adalah salah, oleh karenanya perlu
dibalik.

Pengertian Hambatan, Arus, Tegangan dan Bunyi Hukum Ohm


1.Arus
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik
bisa

mengalir

melalui

kabel

atau

penghantar

listrik

lainnya.

I=Q/T
Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun
kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan
negatif

ke

Satuan

SI

arah

untuk

arus

yang
listrik

sebaliknya.

adalah

ampere

(A).

2.Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan
sebagai

berikut:

R=V/I
atau
di

mana

Satuan

V
SI

adalah
untuk

tegangan
Hambatan

dan
adalah

adalah

arus.

Ohm

(R).

3.Tegangan
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua
titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor

listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan
sebagai

ekstra

rendah,

rendah,

tinggi

atau

ekstra

tinggi.

V=I.R
Satuan

SI

untuk

Tegangan

adalah

volt

(V).

4.HukumOHm
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri
electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus,
dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah
pipa.
Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian
dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik.
Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan
ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada
titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut
tidak

ada

artinya.

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan,
atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan.
Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong
electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya
arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal
ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau
melewati

titik

pada

suatu

titik.

Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu
menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain
dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik,
tegangan

,dan

hambatan.

Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar.
Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional.
Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang perancis
Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german
Georg

Simon

ohm.

Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut R untuk resistance (Hambatan), V
untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari
tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk

beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah


tegangan yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat
lebih

umum.

Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan couloumb,
dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil.
Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai
dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere
sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini,
besarnya

energi

listrik

yang

bergerak

melewati

conductor

(penghantar).

Sebelum kita mendefinisikan apa itu volt, kita harus mengetahui bagaimana mengukur
sebuah satuan yang kita ketahui sebagai energi potensial. Satuan energi secara umum adalah
joule dimana sama dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1
newton yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british unit,
ini sama halnya dengan kurang dari pound dari gaya yang dikeluarkan sejauh 1 foot.
Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I joule energi yang digunakan
untuk mengangkat berat pound setinggi 1 kaki dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu
dengan jarak 1 kaki menggunakan parallel pulling dengan pound. Maka kesimplannya, 1
volt sama dengan 1 joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan
melepaskan energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada
sebuah

rangkian.

Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita
mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian. Yang pertama dan
mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan, arus dan hambatan ini disebut
hokum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah paper
pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah
besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm
menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara
tegangan,

arus,

dan

hambatan

yang

saling

berhubungan.

HUKUM

OHM

Kesimpulan

Tegangan

:
dinyatakan

dengan

nilai

volts

disimbolkan

dengan

atau

V.

Arus

Hambatan

Hukum

Besarnya
P

dinyatakan

dinyatakan

amps,

dengan

Ohm:

daya
=

dengan
E=IR

pada

suatu

V.I

dan
ohms

dapat

P=I2.R

symbol

diberi

symbol

R=E/I

I=E/R

rangkaian

atau

diberi

di

hitung

atau

I
R

dengan

P=V2/R

Dimana

daya,

tegangan

arus

dalam

satuan

dalam

satuan

dalam

satuan

watt
volt
ampere

ContohSoalLatihan:
Sebuah bangunan rumah tangga memakai lampu dengan tegangan pada instalansi lampu
rumah tangga tersebut adalah 220 Volt, dan arus yang mengalir pada lampu tersebut adalah
10

ampere,

berapakah

hambatan

pada

lampu

tersebut,

hitunglah?

JAWAB:
dik:
V=220Volt
I=10Amper
Dit:hambatan.?
JAWAB
R=V/R
R=220/10=22ohm
Jadi

hambatan

Contoh

yang

mengalir
Soal

adalah

22ohm
Latihan:

Didalam suatu rumah tinggal, terpasang sebuah lampu dengan tegangan 220 Volt, setelah di
ukur dengan amper meter arusnya adalah 2 ampere, hitunglah daya yang di serap lampu
tersebut?
JAWAB:
dik:
V=220Volt
I=2Amper
Dit:Daya.?
JAWAB
P=V.I
P = 220. 2 = 440 Watt

Anda mungkin juga menyukai