Anda di halaman 1dari 11

Dental Public Health

NASKAH SATUAN ACARA PELAJARAN


CARA MENJAGA KESEHATAN GIGI PADA ANAK

Disusun oleh:
Denny Heriawan

2014 - 16 - 064

Dentania Maharani

2014 - 16 - 065

Devi Arisanti

2014 - 16 - 066

Dosen Pembimbing:
Mutiara Rina Rahmawati Ruslan, drg, M.PH

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2016

CARA MENJAGA KESEHATAN GIGI PADA ANAK


Tujuan
1. KOGNITIF
Memberikan pengetahuan kepada para siswa dan orang tua mengetahui cara menjaga
kesehatan gigi pada anak.
2. AFEKTIF
Agar para siswa dan orang tua mengetahui pentingnya cara menjaga kesehatan gigi pada
anak.
3. PSIKOMOTORIK
Agar para siswa dan masyarakat dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.
Pokok Bahasan
1. Struktur Gigi Sehat
2. Struktur Gigi tidak Sehat
3. Menyikat Gigi dengan Benar
4. Aplikasi Dental Sealant
5. Aplikasi Fluoride
6. Diet Gula
7. Akibat tidak Menjaga Kesehatan Gigi
Materi
1. Struktur gigi sehat
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa
tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi
dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara
menyeluruh.1
Mulut dibentuk oleh 2 rahang, yakni rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang ini
terdapat gigi dan gusi. Gigi dan mulut sendiri berfungsi untuk mengunyah, berbicara, dan
memberikan bentuk yang harmonis pada muka. Gigi tersusun atas lapisan-lapisan. Lapisanlapisan pada gigi yakni :1
a. Email:Lapisanterluaryangkerasdankuat
b. Dentin:Lapisandibawahemailyanglebihlunakyangmudahrusak
c. Pulpa:Lapisanyangberisipembuluhdarahdansaraf

d. Gingiva:laringanlunakyangadadalammulut
e. Cementum:Lapisanluarakargigi
f. Jaringan Periodontal : Jaringan yang memegang gigi sehingga melekat dalam tulang
rahang
g. TulangAlveolar:Tulangtempatmelekatnyagigi
Gigi yang sehat tidak hanya melindungi diri dari sakit gigi dan mulut
melainkan melindungi diri dari gangguan kesehatan lainnya. Sedapat mungkin
menghindaripenyebabgigiberlubangagartidakterkenasakitgigisehinggakesehatan
tubuhlainnyatidaktergangguaktivitasnya.

Gambar 1.
Sturkur gigi sehat5

2. Struktur gigi tidak sehat


Gigimerupakansatukesatuandengananggotatubuhkitayanglain.Kerusakanpada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas seharihari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan
minuman,yangmanaadayangmenyehatkangigidanadapulayangmerusakgigi.1

Sisa makanan yang melekat terlalu lama di permukaan gigi merupakan awal dari
penyebab gigi berlubang yang mengarah kepada sakit gigi. Gigi yang sakit dapat
menyebabkan seseorangtidakdapatbekerjaatauberpikirdenganbaik.Banyakdijumpai
bahwa seseorang yang datang ke dokter gigi bila giginya telah terlambat untuk dirawat.
Pencegahan penyakit pada gigi bisa dihubungkan dengan tindakan mengurangi jumlah
mikrobadalamronggamulut.1
Plakgigiakanbertumbuhmelaluipembelahaninternaldaribakteriyangsebelumnya
melekatpadabiofilmdanbakteripadapermukaan.Secaraklinis,plakgigimerupakanlapisan
bakteriyanglunak,tidakterkalsifikasi,menumpuk,danmelekatpadagigi.Dalambentuk
lapisantipis,plakgigipadaumumnyatidakterlihatdanhanyadapatterlihatdenganbantuan
bahandisclosingagent.Hampir70%plakgigiterdiridarimikroorganisme.Karbohidratyang
palingseringdijumpaipadaplakadalahprodukbakteridekstran,levan,dandekstrose.1
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi.Karies gigi merupakan
kerusakangigiyangprogresifdariemaildandentinyangdimulaidaribekerjanyamikroorganismepada
permukaangigi.Penyebabkariesgigiadalahadanyainteraksidariberbagaifaktor,diantaranyaadalah
faktorperilakudalammemeliharakebersihangigidanmulut,faktordiet,ataukebiasaanmakandanfaktor
ketahanan dan kekuatan gigi. Berbagai tindakan dilakukan untuk menjaga kesehatan rongga
mulut.Tindakanyangutamadanseringdilakukanadalahsikatgigi.1

Gambar 2. Struktur gigi tidak sehat.8

3. Menyikat gigi dengan benar.3,9


Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini merupakan sesuatu hal yang
kadang-kadang menimbulkan rasa kekhawatiran pada setiap ibu. Para ibu mempunyai
kekhawatiran bagaimana cara mempersiapkan anak untuk melakukan perawatan gigi. Selain
itu para ibu juga merasakan khawatir apabila melihat ada kelainan pada gigi anaknya. Rasa
khawatir tersebut dapat ditanggulangi dengan cara mempersiapkan para calon ibu, dan para
ibu dalam mengambil langkah-langkah apa yang dapat dilakukan dalam mengenalkan
perawatan gigi pada anaknya serta menambah pengetahuan para ibu untuk merawat gigi
anak.2
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan
minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi, lidah, dan air liur.
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan
kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi
mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi
kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat
berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.2
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan
pegangan. Sikat gigi diperkirakan sudah ada sejak 3.500 SM oleh bangsa Babilonia dan
Mesir. Berdasarkan temuan sejarah ini, sikat gigi dinyatakan sebagai salah satu alat paling tua
yang masih digunakan oleh manusia sampai sekarang. Sikat gigi merupakan salah satu alat
yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Menyikat gigi yang baik
dan benar adalah menyikat gigi yang dilakukan dengan menggunakan cara yang dapat
membersihkan seluruh permukaan gigi tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta
dilakukan secara berurutan dari satu sisi ke sisi yang lainnya secara teratur. Adapun frekuensi
dan waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari, pagi setengah
jam setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Kegiatan menyikat gigi adalah tindakan pencegahan yang paling mudah dan murah
dilakukan. Walaupun kegiatan pembersihan gigi secara mekanik ini dipandang mudah tetapi
selama ini hasil yang maksimal sukar didapat, baik dari aspek kebersihan gigi dan faktor
kerusakan lainnya. Houwink dkk. (1993) meyatakan bahwa selain cara menyikat gigi,
frekuensi dan waktu membersihkan gigi sangat bepengaruh.
Waktu kegiatan menyikat gigi yang selama ini sering dilakukan adalah adanya anjuran
menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur tetapi setelah ditelaah ada kerugian dari
waktu tersebut, serta ditemukan keluhan nyeri yang diawali dengan adanya nyeri karena
abrasi atau erosi gigi. Dan juga tidak dapat diabaikan karena keluhan tersebut akan sampai
pada tahap perawatan jaringan pulpa karena keluhan yang meningkat dari pasien. Sikat gigi
ada yang manual maupun elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk. Walaupun tersedia
berbagai sikat gigi di pasaran, namun harus diperhatikan keefektifan sikat gigi untuk
membersihkan gigi dan mulut, seperti:
a) Kenyamanan bagi setiap individu mencakup: tangkai sikat enak dipegang/ stabil, cukup
lebar dan cukup tebal namun ringan sehingga mudah digunakan.

b) Tekstur bulu sikat lembut tetapi cukup kuat, ukuran bulu sikat jangan terlalu lebar
sesuaikan dengan penggunanya, ujung bulu - bulu sikat membulat.
c) Mudahan dibeisihkan dan cepat kering
d) Awet dan tidak mahal.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pasta gigi tidak perlu digunakan, sebab sikat
gigilah yang berfungsi membersihkan gigi. Untuk itu pergunakanlah pasta gigi yang
mengandung fluoride, rasanya dapat diterima, aman, dan harganya murah.
Tehnik menyikat gigi yang baik dan benar:
a) letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi
b) gerakan sikat dari arah gusi ke bawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil)
c) gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah
d) Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam dan luar
gigi dengan cara tersebut
e) Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan.

Gambar 3. Cara menyikat gigi.8

Sikat lidah juga dapat digunakan untuk menghilangkan lapisan yang menutupi
permukaan lidah (tongue coating) sehingga mengurangi koloni kuman yang berada
dibawahnya yang bisa menjadi penyebab infeksi di rongga mulut. Sikat gigi interdental dan
benang gigi digunakan untuk membersihkan permukaan sela gigi. Sikat gigi interdental
digunakan pada kondisi adanya celah diantara gigi karena resesi gusi.

Gambar 4. Sikat lidah.9


4. Dental sealant 4,10
Dental sealant harus ditempatkan secara selektif pada pasien yang berisiko karies
tinggi. Prioritas tertinggi diberikan pada molar pertama permanen di antara usia 68 tahun,
molar kedua permanen di antara usia 1112 tahun, prioritas juga dapat diberikan pada gigi
premolar permanen dan molar susu. Bahan sealant yang digunakan dapat berupa resin
maupun glass ionomer. Sealant resin digunakan pada gigi yang telah erupsi sempurna
sedangkan sealant glass ionomer digunakan pada gigi yang belum erupsi sempurna sehingga
sealant ini merupakan pilihan yang tepat sebagai sealant sementara sebelum digunakannya
sealant resin. Keadaan dan kondisi sealant harus terus menerus diperiksa pada setiap
kunjugan berkala. Bila dijumpai keadaan sealant tidak baik lagi, sealant dapat diaplikasikan
kembali. Dental sealant merupakan alat yang efektif baik untuk mencegah kerusakan gigi
dan menghentikan perkembangan penyakit.
Menempatkan sealant gigi pada permukaan gigi geraham dengan tanda-tanda awal
kerusakan signifikan menurunkan kemungkinan pembusukan, dibandingkan dengan
perkembangan gigi serupa yang belum tidak dilakukan, manfaat penggunaan sealant dapat
bertahan selama 5 tahun. sealant gigi merupakan salah satu alat yang tersedia untuk
mencegah karies gigi. sealant gigi telah ditemukan efektif dalam mencegah karies pada gigi
permanen, terutama di kalangan anak-anak dan remaja berisiko tinggi untuk karies gigi.
Dengan memberikan sealant gigi untuk anak-anak dan remaja yang karies risiko tingkat
menunjukkan bahwa mereka bisa mendapatkan keuntungan dari tindakan pencegahan ini,
tenaga kesehatan memiliki kesempatan untuk membantu mengurangi beban karies gigi dan
meningkatkan kualitas hidup bagi banyak anak-anak dan remaja.

5. Fluoridasi
Fluoride mencegah kerusakan gigi, dan cara yang paling hemat biaya untuk
memberikan manfaat fluoride untuk semua warga masyarakat adalah melalui fluoridasi air.
Pada pengguna fluoridasi air kerusakan gigi berkurang sebesar 29 persen menjadi 51 persen
pada anak-anak dan remaja. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride
efektif dalam mencegah kerusakan gigi pada anak-anak dan remaja. Penggunaan fluoride
secara tepat diterapkan harus didasarkan pada risiko anak atau remaja untuk karies dan paling
efektif bila diterapkan pada gigi sebelum kerusakan gigi berkembang. Anak-anak dan remaja
yang memiliki tingkat kerusakan gigi, dan hidup dalam masyarakat dengan tingkat fluoride
yang rendah di dalam air mungkin mengalami manfaat yang baik dari berpartisipasi dalam
program fluoride obat kumur.6
Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor dapat
dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur mengandung fluor,
pemberian tablet fluor, topikal varnis. Fluoridasi air minum merupakan cara yang paling
efektif untuk menurunkan masalah karies pada masyarakat secara umum. Konsentrasi
optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,71,2 ppm. Menurut penelitian
Murray and Rugg-gun bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 4050% pada
gigi susu. Bila air minum masyarakat tidak mengandung jumlah fluor yang optimal, maka
dapat dilakukan pemberian tablet fluor pada anak terutama yang mempunyai risiko karies
tinggi. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air
minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan
menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari). Jumlah fluor yang dianjurkan untuk anak di
bawah umur 6 bulan3 tahun adalah 0,25 mg, 36 tahun sebanyak 0,5 mg dan untuk anak
umur 6 tahun ke atas diberikan dosis 0,51 mg. Penyikatan gigi dua kali sehari dengan
menggunakanpasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies.4
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 2050%.
Seminggu sekali berkumur dengan 0,2% NaF dan setiap hari berkumur dengan 0,05% NaF
dipertimbangkan menjadi ukuran kesehatan masyarakat yang ideal. Penggunaan obat kumur
disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Obat
kumur ini tidak disarankan untuk anak berumur di bawah 6 tahun. Pemberian varnis fluor
dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak
cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnis fluor
diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai risiko karies
tinggi. Salah satu varnis fluor adalah Duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol
varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5% kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnis dilakukan
pada anak umur 6 tahun ke atas karena anak di bawah umur 6 tahun belum dapat meludah
dengan baik sehingga dikhawatirkan varnis dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis
enamel.4
6. Diet dan konsumsi gula
Tindakan pencegahan pada karies tinggi lebih menekankan pada pengurangan
konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula. Nasehat diet yang dianjurkan adalah
memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa
dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair yang
akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang
manis dan lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta menekan
keinginan untuk makan di antara jam makan. Xylitol dan sorbitol merupakan bahan pengganti

gula yang sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori yang sama
dengan glukosa dan sukrosa. Xylitol dan sorbitol dapat dijumpai dalam bentuk tablet, pastiles,
permen karet, minuman ringan, farmasi dan lainlain. Xylitol dan sorbitol mempunyai efek
menstimulasi daya alir saliva dan menurunkan kolonisasi dari S. Mutans. Menurut penelitian,
xylitol lebih efektif karena xylitol tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri dalam pembentukan
asam dan mempunyai efek anti bakteri.4
Gula sintetik seperti saccharine dan aspartam serta gula alkohol banyak digunakan
pada makanan untuk mengurangi karies. Gula sintetik dan gula alkohol bersifat
noncariogenic. Contoh dari gula alkohol adalah xylitol, sorbitol danmaltitol. Merupakan
bentuk alkohol dari xylose dan merupakan pengganti gula yang paling baik karena bakteri
plak tidak bisa memetabolisme xylitol dan dapat mengurangi Streptococcus mutans pada
mulut.7
Peneliti dari Universitas Michigan menenukan bahwa anak sekolah yang mengunyah
permen karet xylitol selama 5 menit, 3-5 kali sehari dapat mengurangi karies dan
remineralisasi lesi awal karies. Sorbitol merupakan bentuk alkohol dari sukrosa yang dibuat
dengan menambahkan hidrogen pada glukosa. Penelitian menyimpulkan bahwa mengunyah
permen karet sorbitol setelah makan dapat mengurangi terjadinya karies gigi secara
signifikan. Sorbitol secara alami terdapat pada buah buahan dan sayur- sayuran. Maltitol
merupakan bentuk alkohol dari mannose. Secara alami terdapat pada nanas, asparagus,
kentang dan wortel.7
7. Akibat tidak menjaga kesehatan gigi
Halitosis adalah bau yang dihembuskan oleh mulut, rongga hidung atau sinus wajah
dan faring. Akumulasi bakteri dan sisa-sisa makanan di bagian belakang dan di permukaan
lidah tjuga dianggap sebagai penyebab utama. plak gigi dan radang gusi (gingivitis) juga
dapat menjadi penyebabnya, bakteri adalah penyebab sumber utama senyawa belerang yang
mudah menguap, dan komponen utama adalah metil merkaptan dan hidrogen sulfida.
Senyawa sulfur volatil dan bau tambahan lainnya seperti putresin, indole, skatole, dan
cadaverine yang dihasilkan selama degradasi metabolik bakteri dari sisa-sisa makanan,
protein air liur, sel desquamated, plak gigi dan pembusukan mikroba.11

Metode
Presentasi dan tanya jawab
Alat : Flanel Board
Kegiatan Belajar Mengajar
a. Mahasiswa dan para siswa/i masuk kedalam ruangan.

b. Mahasiswa memberikan salam dan memperkenalkan diri


c. Menerangkan kepada siswa/i dengan menggunakan flanel board. Memberi pengetahuan
kepada siswa mengenai struktur gigi sehat dan tidak sehat, apa yang harus dilakukan agar
gigi sehat, serta manfaat yang diberikan.
d. Setelah selesai memberikan pengarahan dan siswa/i sudah mengerti kemudian dilakukan
tanya jawab untuk memperoleh timbal balik dari hasil pengarahan serta pemberian
hadiah kepada siswa/i yang aktif.
e. Mahasiswa memohon diri atau berpamitan kepada siswa/i ataupun guru yang bersangkutan
untuk keluar dari kelas serta mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.
Evaluasi
1. Evaluasi pendidikan
Untuk menilai keberhasilan dalam penyuluhan, evaluasi dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab antar penyuluh dengan peserta penyuluh.

Memberi pengetahuan kepada siswa/i mengenai struktur gigi sehat dan tidak
sehat, apa yang harus dilakukan agar gigi sehat, serta manfaat yang diberikan.

2. Evaluasi
Untuk menilai keadaa peserta selama kegiatan penyuluhan ini berlangsung :

Jika keadaan peserta kurang kondusif, kegiatan di berhentikan sejenak, dan peserta
yang dianggap kurang memperhatikan kegiatan, diberikan pertanyaan seputar
materi.

Peserta berperan aktif selama penyuluhan.

Sumber Pembelajaran
1. Anggayanti HA, Adiatmika IPG, Adiputra H. Berkumur dengan Teh Hitam Lebih
Efektif daripada
Cholhexidine Gluconate 0,2% untuk Menurunkan Akumulasi Plak Gigi.
Jurnal PDGI.
Denpasar. 2013:35-40.
2. Riyanti E. Pengenalan dan Perawatan Kesehatan gigi Anak Sejak Dini.
Kesehatan Psikologi anak.
2005.

3. Arifin A. Menyikat Gigi Tidndakan Utama Untuk Kesehatan Gigi. Jurnal Skala
Husada. Denpasar.
2013:194-199.
4. Angela A. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies Gigi Tinggi.
Majalah Kedokteran
Gigi. 2005:130-135.
5. Krishnan D, Whyman R. Healthy Smile, Healthy Child: Oral Health Guide For
Well Child Provider.
New Zealand Association. New zealand. 2010:34.

6. Novello A. Child and Adolesent Oral Health Issue. The National Material and
Child Oral Health
Resource Center. 2012:2-6.
7. Ramayanti S, Purnakarya I. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi.
Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Padang. 2013:7:89-93.
8. Chant K. Early Childhood Oral Helath Guidlines. NSW Minisry of Health. Sydney.
2014: 25,36.
9. Pedoman Pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut ibu Hamil dan Anak Usia
Balita bagi Tenaga
Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta. 2012:17-19.
10. Bertness J, Holt K. Dental Sealant : A resource Guide. Third Edition. National
Mterial and Child
Oral Health Resource Center. Washington DC. 2010:V.
11. Gani D K, Dudala R B, Muftiheni R B, Pabolu C M. Halitosis, diagnosis, and
management in daily practice: Dentist stance. Journal of Dental and Medical
Sciences. India. 2012:2:34-37.

Anda mungkin juga menyukai