Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

DENTAL HIGIENIS 4

OLEH
MEYDISTIN JUWITA HONDRO
13/347995/KG/09539

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

1.
2.
3.
4.
5.

Identitas Pasien
Nama
: Amalia Prima
Umur
: 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Bantul
Pekerjaan
: Mahasiswi

Identitas Pemeriksa
Nama

: Meydistin Juwita H

NIM

: 09539

Kelompok

:9

Tanggal Pemeriksaan: 19 Agustus 2016

Praktikum I : Pemeriksaan Ekstraoral dan Intraoral


Hasil pemeriksaan ekstraoral dan intraoral :
Pemeriksaan kepala, leher dan wajah: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan glandula parotis: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan limfonodi servikalis: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan temporo mandibular joint (TMJ): Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan bibir: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan mukosa bukal dan pipi: Terdapat linea alba
Pemeriksaan palatum durum dan tuberositas maksilaris: Tidak ada

kelaianan
Pemeriksaan palatum molle dan uvula: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan lidah: Tidak ada kelaianan
Pemeriksaan dasar mulut dan glandula submandibularis: Tidak ada

kelaianan
Pemeriksaan periodontium (gingiva): pada elemen gigi 14 dan 44

terdapat resesi gingiva.


Pemeriksaan gigi geligi : terdapat stain pada bagian oklusal gigi
molar.

a. Analisa pasien
Berdasarkan hasil pemeriksaan ekstraoral yang dilakukan terhadap
pasien didapatkan bahwa pasien tidak memiliki kelaianan pada kepala,
wajah, dan leher. Gladula parotis dan limfonodi servikalis pasien juga
tidak mengalami pembesaran, penonjolan ataupun sakit pada saat
dipalpasi. Pada Pemeriksaan Temporomandibular Joint (TMJ) pasien

tidak memiliki kelainan serta bibir pasien elastic, halus dan warnanya
pink merata serta perbatasan dari vermilionnya jelas.
Selain itu, pasien mengalami resesi dan gigi pada elemen gigi 14
dan 44. Resesi gigi disebabkan oleh trauma akibat penggunaan sikat
gigi yang salah, cara menyikat gigi yang terlalu kasar dan keras serta
bulu sikat gigi yang terlalu kasar dapat memicu gusi menurun. Selain
itu, bisa juga disebabkan peradangan akibat kurangnya kebersihan
rongga mulut, penumpukan plak atau karang gigi yang mengiritasi gusi.
Pada pemeriksaan intraoral pasien juga didapatkan adanya stain
(pewarnaan pada gigi). Stain yang didapatkan adalah stain warna hitam.
Stain hitam biasa terlihat pada permukaan lingual dan proksimal, pada
gigi susu. Pada orang dewasa biasa ditemukan pada gigi didekat duktus
kelenjar saliva. Gambaran klinisnya berupa garis berwarna coklat tua
hingga hitam mengikuti kontur gingival pada sepertiga servikal
mahkota
b. Promotif
Resesi
Resesi gingiva menyebabkan tersingkapnya akar gigi terhadap
kontaminasi lingkungan rongga mulut. Akibat kelainan ini, dentin
akan menjadi hipersensitif yang disebut dengan hipersensitif dentin.
Hipersensitif dentin ini adalah keausan sementum akar yang menjadi
tersingkap oleh resesi akan menyngkapkan permukaan dentin yang
sangat sensitif, terutama terhadap sentuhan dan menyebabkan rasa
tidak nyaman sampai timbulnya rasa sakit. Rasa sakit tersebut dapat
timbul karena perubahan suhu, trauma sikat gigi, makanan yang
manis ataupun panas atau dingin.

Stain
Perubahan

warna

menurut,

perubahan

warna

dapat

diklasifikasikan sebagai ekstrinsik dan intrinsik, perubahan warna


ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal
dari lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi

menjadi coklat ke kuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena


makanan dan minuman seperti teh dan kopi yang terpapar lama pada
permukaan gigi yang pada akhirnya menyebabkan gigi menjadi
gelap.
c. Preventif
Untuk menghilangkan resesi pasien disarankan untuk mendapatkan
perawatan dari dokter gigi seperti menghilangkan plak gigi. Selain itu
pasien disarankan untuk memilih bulu sikat yang halus serta menyikat
gigi dengan pelan, menghilangkan kebiasaan seperti menusuk gigi
dengan tusuk gigi karena dapat melukai gingiva. Selain itu, pasien
disarankan untuk mengganti metode menyikat gigi, dan menyikat gigi
lebih lama agar semua permukaan gigi dapat dibersihkan secara
keseluruhan dan pembersihan gigi dapat maksimal.

Praktikum II : Skoring Plak


Identitas Pasien
6. Nama
: Amalia Prima
7. Umur
: 22 tahun
8. Jenis Kelamin : Perempuan
9. Alamat
: Bantul
10. Pekerjaan
: Mahasiswi

Identitas Pemeriksa
Nama

: Meydistin Juwita H

NIM

: 09539

Kelompok

:9

Tanggal Pemeriksaan: 11 Agustus 2016

a. Analisa pasien:

i.

OHI berdasarkan metode PHP-M:


Pada pemeriksaan kontrol plak dengan metode PHP-M, gigi indeks
yang diperiksa yaitu gigi 18, 13, 24, 38, 33, dan 44. Berdasarkan
pemeriksaan

didapatkan

hasilnya

dengan

skor

14

(baik).

Berdasarkan pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut:


Pada bagian bukal gigi 23 sebelah mesial dan distal terdapat plak
Pada bagian palatal gigi 14 sebelah mesial terdapat plak.
Pada bagian palatal gigi 23 sebalah mesil, 1/3 incisal, 1/3 bagian

oklusal terdapat plak.


Pada bagian bukal gigi 34 seblah mesial terdapat plak.
Pada bagian bukal gigi 36 sebelah mesial dan 1/3 bagian oklusal

terdapat plak.
Pada bagian lingual gigi 43 sebelah mesial dan 1/3 dari servical

terdapat plak.
Pada bagian lingual gigi 34 terdapat plak pada bagian 1/3 dari

servical.
Pada bagian lingul gigi 26 terdapat plak pada bagain mesil, distal
dan 1/3 dari servical.
Dari hasil pemeriksaan diatas tidak semua gigi indeks

ii.

terdapat plak, dan skor plak adalah 15.


OHI Berdasarkan Metode OLeary
Berdasarkan pemeriksaan kebersihan

mulut

dengan

menggunakan metode OLeary didapatkan plak terdapat disemua


regio, dan paling banyak terdapat pada regio 6. Skoring plak dengan
menggunkana metod OLeary menunjukan hasil persentase 29,3 %
(Baik).
b. Promotif
Responden diedukasikan mengenai plak gigi. Menurut Forest (1995)
dental plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri
yang berkembang biak di dalam suatu lapisan yang melekat pada
permukaan gigi. Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva
berpotensi cukup besar untuk menimbulkan penyakit jaringan keras gigi
maupun jaringan pendukungnya. Keadaan ini disebabkan karena plak
tersusun oleh berbagai macam bakteri dengan hasil metabolismenya yang

memiliki virulensi yang tinggi dalam menyebabkan penyakit. Oleh karena


itu pembentukan plak ini harus dicegah baik secara mekanis maupun
kimiawi. Cara mekanis dengan cara menggosok gigi dan dental floss,
sedangkan cara kimiawi yaitu menggunakan obat kumur. Cara menyikat
gigi yang tidak benar dapat menyebabkan akumulasi plak menetap pada
permukaan gigi.
c. Preventif
Responden dianjurkan untuk mencegah akumulasi plak yaitu dengan
cara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis dengan cara menggosok gigi dan
dental floss, sedangkan cara kimiawi yaitu menggunakan obat kumur.
Pembersihan plak juga tergantung dengan teknik menyikat gigi yang
dilakukan. Selain itu untuk hasil yang lebih optimal responden dianjurkan
untuk menggunakan obat kumur, karena obat kumur mengadung antibakteri
sehingga dapat menghambat akumulasi plak. Dalam menyikat gigi perlu
diperhatikan teknik menyikat gigi yang digunakan. Pastikan seluruh
permukaan dibersihkan jangan sampai ada yang terlewakan terutama di sisi
mesial dan distal. Pasien juga dianjurkan untuk melakukan pemersihan plak
(skaling) secara periodik 6 bulan sekali.

Identitas Pasien
11. Nama
: Amalia Prima
12. Umur
: 22 tahun
13. Jenis Kelamin : Perempuan
14. Alamat
: Bantul
15. Pekerjaan
: Mahasiswi

Identitas Pemeriksa
Nama

: Meydistin Juwita H

NIM

: 09539

Kelompok

:9

Tanggal Pemeriksaan: 18 Agustus 2016

Praktikum III : Pemeriksaan Status Kebersihan Mulut

a. Analisa pasien
Hasil pemeriksaan status kebersihan mulut menggunakan metode
OHI menunjukkan nilai 1,5 yang berarti status kebersihan mulut responden

masuk dalam kategori baik. Untuk penilaian dengan metode OHI-S yang
menggunakan gigi indeks menunjukkan nilai 0,6 yang berarti responden
memiliki status kebersihan mulut yang baik. Pada pemeriksaan kebersihan
mulut yang diperiksan adalah adanya debris dan kalkulus. Debris terbentuk
karena terdapat sisa makanan yang tertinggal pada permukaan gigi
sedangkan kalkulus disebabkan oleh plak yang terkalsifikasi.hasil
pemeriksaan menunjukka sangat sedikit debris yang menempel pada
permukaan gigi responden setelah responden berkumur. Karena ciri-ciri
debris adalah dapat dihilangkan dengan cara berkumur. Debris terdapat
pada sisi mesial gigi molar di rahang atas dan rahang bawah. Hal ini
disebabkan karena debris erselip diantara gigi molar sehingga tidak dapat
hilang walaupun sudah berkumur. Sedangkan saat pemeriksaan kalkulus
terdapat kalkulus supragingiva pada elemen gigi 26, 36. Dan 46. Adanya
kalkulus tersebut disebebkan karena plak yang dibiarkan lama yang
kemudian terkalsifikasi sehingga terbentuk kalkulus. Dibuktikan pada
pemeriksaan plak terdapat plak di area tersebut.
b. Promotif
Upaya promotif yang dapat diberikan kepada responden adalah
dengan memberikan edukasi mengenai debris dan plak yang dapat
terkalsifikasi sehingga menjadi kalkulus. Pembersihan gigi yang kurang
tepat akan menyebabkan plak tetap melekat pada permukaan gigi yang
kemudian akan berikatan dengan kalsium yang kemudian akan mengeras
sehingga menjadi kalkulus. Proses ini biasanya dimulai antara hari pertama
sampai hari ke 14 dari pembentukan plak. Oleh karena itu dengan metode
pembersihan gigi yang tepat akan menurunkan akumulasi plak yang dapat
menyebakankan terjadinya kalkulus. Sedangkan untuk debris dapat
dihilangkan dengan cara berkumur-kumur setelah makan dengan begitu
debris tidak akan menempel pada permukaan gigi karena debris hanya sisasisa makanan yang menmpel pada permukaan gigi.
c. Preventif

Upaya preventifnya adalah dengan mengajarkan responden agar


dapat membersihkan gigi dan mulutnya dengan benar agar tidak terjadi
akumulasi plak yang dibiarkan lama menempel pada permukaan gigi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam membersihkan gigi adalah dengan mengajarkan cara menyikat gigi
dengan benar dan dianjurkan untuk menggunakan dental flos agar sisa-sisa
makan yang tersangkut di sela-sela gigi dapat diambil. Selain itu responden
disarankan untuk dilakukan perawatan scaling. Kalkulus yang dibiarkan
begitu saja dapat menyebabkan penyakit periodontal yang lebih parah
seperti tanggalnya gigi. Oleh sebab itu kalkulus harus dihilangkan dengan
perawatan scaling.

Praktikum IV: Pemeriksaan Gingiva


Identitas Pasien
16. Nama
: Amalia Prima
17. Umur
: 22 tahun
18. Jenis Kelamin : Perempuan
19. Alamat
: Bantul
20. Pekerjaan
: Mahasiswi

Identitas Pemeriksa
Nama

: Meydistin Juwita H

NIM

: 09539

Kelompok

:9

Tanggal Pemeriksaan: 19 Agustus 2016

a. Analisa Pasien
Bersarkan hasil pemeriksaan gingiva didapatkan jumlah skor pada
regio kanan rahang adalah adalah 0, pada regio kiri rahang atas adalah
0. Sedangkan pada regio kanan rahang bawah terdapat gingivitis ringan
(memerah), dan pada regio kiri bawah skornya adalah 0. Adanya
gingivitis ringan pada pasien karena adanya plak gigi yang terdapat
pada bagian servikal gigi, pada saat diperiksa terdapat gambaran
kemerahan di margin gingiva. Penyebab adanya plak gigi ini
merupakan akumulasi dari bakteri yang sulit dibersihkan dapat terjadi
karena metode menyikat gigi yang salah.

a. Promotif
Menurut Herijulianti, dkk (2009) Gingiva normal memiliki warna
coral pink, mengkilap, melekat pada tulang, memiliki tekstur Stippling
mengikuti kontur gigi dan pada bagian interdentalnya berbentuk lancip.
Pada pasien ditemukan kondisi gingiva yang berwarna kemerahan, hal ini
dapat disebabkan karena pada bagian ini terdapat kalkulus dengan skor 2.
Selain itu, responden diberikan edukasi bagaimana plak dapat menyebakan
peradangan pada gingiva. Penumpukan plak dan adanya kalkulus pada
permukaan gigi merupakan penyebab utama penyakit gingivitis. Gingivitis
cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari
daerah ini kesekitar leher gigi. Tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan
pada tahap awal tidak terlihat. Bila deposit plak masih ada, perubahan
inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran
cairan gingiva. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi semakin
jelas terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak
serta mudah berdarah pada sondasi, dalam waktu dua sampai seminggu
akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Lalu gingiva akan berwarna
merah, bengkak dan mudah berdarah. Oleh karena itu pengendalian plak
dan kalkulus sangat penting dilakukan agar tidak terjadi peradangan pada
gingiva.
b. Preventif
Cara mencegah terjadinya peradangan pada gingiva adalah dengan
menghilangkan akumulasi plak dan kalkulus pada permukaan gigi. Cara
menghilangkan plak yaitu dengan cara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis
dengan cara menggosok gigi. Penggunakan sikat gigi pencegahan plak
secara mekanis yang kurang maksimal dapat juga dibantu dengan
menggunakan dental floss. sedangkan cara kimiawi yaitu menggunakan
obat kumur Chlorhexidine. Chlorhexidine merupakan bahan kimia yang
dapat menghambat dan menekan deposisi plak. Mekanisme kerja dari
chlorhexidine efektif untuk menghambat pertumbuhan maupun membunuh

bakteri gram positif dan gram negatif, tergantung dari konsentrasi yang
digunakan Responden juga dianjurkan untuk melakukan perawatan scaling
secara periodik untuk menghilangkan kalkulus supra maupun sub gingiva.

Daftar Pustaka
Herijulianti, E., Putri, M.H., dan Nurjannah, N., 2009, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Keras Gigi, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Kidd,

E.A.M.,

Bechal,

S.J.,

2013,

Dasar-Dasar

Karies

Penyakit

dan

Penanggulangan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.


Kurniawati, V.S., 2012, Mekanisme Aksi Permen Karet Xylitol dalam Pencegahan
Pembentukan Plak dan Karies Gigi, The Recent Management In Daily Dental
Practice, IDA of Palembang, 1(1):23-28.
Pedersen, G.W., 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (terj.), Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Pickard, H.W., Kidd, E.A.M., Smith, B.G.N.,2002, Manual Konservasi Restorasi
menurut Pickard (terj) edisi 8th. Widya Medika, Jakarta.
Sriyono, N., 2009, Ilmu Kedokteran Pencegahan, Medika FK UGM , Yogyakarta.
Putri, M.H., Herijulianti, E., dan Nurjannah, N., 2013, Ilmu Pencegahan Jaringan
Keras Dan Jaringan Pendukung Gigi, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai