Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN


PAYUDARAH SENDIRI (SADARI)
DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING SURABAYA
SURABAYA
1. Latar Belakang
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara, kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Gejala awal berupa sebuah
benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya,
tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur
(Alamsyah, 2009). Benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit jika
didorong oleh jari tangan pada stadium awal, dan pada stadium lanjut, benjolan
biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, bisa terbentuk
benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas
benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk (Rumah kanker, 2007).
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di
ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari
puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga
bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu
maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara
tampak kemerahan (Rumah kanker, 2007).
Kanker payudara menimbulkan rasa takut yang luar bisa bagi kaum
perempuan, selain keganasannya yang tanpa ampun, kanker ini kerap datang tibatiba tanpa permisi. Kanker ini menduduki peringkat kedua setelah kanker leher
rahim di antara kanker yang menyerang wanita Indonesia (doktersehat, 2007).
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan, pada tahun 1989 terdapat 7
juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker
payudara (Sutjipto, 2000).
Secara global dalam 15 tahun terakhir ini frekuensi penderita kanker
payudara semakin meningkat, terutama di negara maju (Eropa/Amerika/pada

golongan wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi). Dan menurut survei
terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker
payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena
kanker payudara. Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi
karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut,
akan hal ini berbeda dengan di negeri maju di Jepang misalnya kanker payudara
lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja (Sutjipto, 2000).
Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga untuk
memastikannya, setiap benjolan perlu diperiksa dengan seksama (medicastore,
2000). Menurut badan kesehatan dunia WHO satu-satunya cara yang efektif
sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini mungkin pada
kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri). Mendeteksi payudara sendiri, sebaiknya
dilakukan sebulan sekali secara teratur. Waktu yang paling tepat adalah setelah
menstruasi, karena payudara saat itu sedang lunak. Sebaiknya setiap perempuan
melakukan pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya
benjolan atau perubahan di payudara. Tidak perlu menunggu hingga timbul gejala
untuk mulai melakukan deteksi dini. Deteksi dini dilakukan terutama pada usia
remaja dengan peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai
dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara
(http:blogsome.org.situs.deteksi dini kanker payudara). Masa remaja merupakan
periode yang sangat penting selama rentang kehidupan, karena remaja memiliki
ciri-ciri sendiri yang membedakan dengan periode sebelumnya atau periode
sesudahnya. Terjadi berbagai perubahan baik secara fisik, sosial maupun spiritual
yang pada awalnya sulit diterima tapi seiring bertambahnya waktu dan usia serta
pemahaman yang dimiliki, remaja mulai bisa menerima perubahan tersebut.
Berbagai minat yang mulai diinginkan remaja seperti minat sosial , minat pada
penampilan diri, minat pada pendidikan dan pekerjaan dapat meningkatkan
pengetahuan remaja baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Penerimaan
remaja terhadap hal-hal yang tabu mulai terbuka karena merupakan pengetahuan
baru bagi mereka tapi penerimaannya cenderung tertutup dan malu-malu
(Hurlock, 1999).

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja terutama organ


seksual yang mulai mengalami kematangan pada awal usia remaja. Khusus pada
remaja wanita terjadi perubahan pada payudara merupakan hal yang wajar terjadi
pada remaja. Awalnya terjadi penolakan dan ketakutan akibat terjadinya
perubahan fisik yang menuntut remaja mampu menyesuaikan diri. Salah satu
penyakit yang ditakuti oleh semua wanita terutama remaja wanita adalah kanker
payudara, karena dapat menimbulkan kematian bagi penderitanya. Jenis kanker ini
juga menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi remaja karena adanya
resiko dilakukan operasi pengangkatan payudara bagi penderita. Hal tersebut
seperti yang dikemukakan oleh (Spinetta dalam Sarafino, 1998) bahwa kehilangan
salah satu anggota tubuh karena proses penyembuhan kanker merupakan
pengalaman yang traumatik dan memalukan bagi sebagian besar anak dan remaja.
Banyak mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang
wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita usia remaja
menderita kanker payudara. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World
Health Organization/WHO), pada tahun 2005 jumlah wanita khususnya remaja
penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 diantaranya
tinggal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena itu, remaja puteri
harus waspada, apalagi sampai sekarang penyakit ganas itu belum diketahui
penyebabnya, kecuali faktor-faktor risikonya, seperti kebiasaan merokok,
termasuk perokok pasif, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak, juga
melahirkan di atas usia 30 tahun (Gates, 2003).
Salah satu cara menghindari tumbuhnya sel yang abnormal pada payudara
sangat penting dilakukan pemeriksaan payudara sediri. Biasanya respon
masyarakat terhadap penyuluhan mengenai SADARI masi malu-malu karena
mereka menganggap ini merupakan hal yang tabu, tetapi diharapkan ada respon
positif dari masyarakat. Petugas kesehatan harus selau menekankan bahwa
semakin sering melakukan SADARI, maka akan semakin mengenal tubuh anda
sendiri dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak biasa sehingga bisa
secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Semakin dini sel
kanker ditemukan semakin mudah pengobatannya dan semakin besar peluangnya
untuk sembuh (kesehatan keluarga, 2004).

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Kanker
Payudara dan SADARI di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya
diharapkan mengetahui tentang Kanker Payudara dan SADARI
2.2 Tujuan Khusus
1. Masyarakat mempunyai pengetahuan tentang pengertian Kanker
Payudara dan SADARI
2. Masyarakat mempunyai pengetahuan tentang faktor resiko Kanker
Payudara
3. Masyarakat mempunyai pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI
4. Masyarakat mampu dan mau melakukan pemerisaan SADARI sendiri
3

Manfaat
3.1 Bagi Dosen
1. Mengaplikasikan teori yang sudah dikuasai agar bermanfaat bagi
kesehatan masyarakat
2. Mampu

mengetahui pengetahuan masyarakat khususnya kaum

perempuan tentang Kanker Payudara dan SADARI


3.2 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan

kinerja

petugas

kesehatan

dalam

memberikan

pendidikan kesehatan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama tugas sebagai
pendidik ( kepada pasien yang berkunjung)
3.3 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Kanker Payudara dan
SADARI
4
No

Khalayak sasaran strategi dan output


Sasaran Strategi

Output mitra
Puskesmas

Tanah

Kedinding Surabaya
1
5

Masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Tanah


Kali Kedinding Surabaya
Kegiatan

Kali

Penyuluhan kesehatan tentang Kanker Payudara dan SADARI


6

Sasaran
Seluruh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Surabaya

Di bawah ini rencana kegiatan pengabdian masyarakat

No
Kegiatan
1 Pembuatan Proposal
2

Kontrak

pelaksanaan

Tanggal
08 Oktober 2015
Pengabdian 13 Oktober 2014

kepada Masyarakat

Topik
Penyuluhan
kesehatan
Kanker

tentang
Payudara

dan SADARI

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Deteksi dini Kanker Payudara dengan SADARI (perikSA


payuDAra sendiRI)

Sasaran

: Masyarakat di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya

Hari/tanggal

: Selasa, 13 Oktober 2014

Pukul

: 08.00 WIB selesai`

Kegiatan

: Penyuluhan tentang SADARI

1.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang Deteksi dini Kanker Payudara

dengan SADARI selama 45 menit, maka masyarakat di Puskesmas Tanah Kali


Kedinding Surabaya dapat memahami mengenai Kanker payudara dan SADARI.
2.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan masyarakat di Puskesmas

Jagir Surabaya mampu:


a. Masyarakat memahami pengertian tentang Kanker Payudara dan
SADARI
b. Masyarakat memahami faktor resiko penyebab Kanker Payudara
c. Masyarakat memahami tentang pemeriksaan SADARI
d. Masyarakat memahami manfaat SADARI
e. Masyarakat memahami waktu pelaksanaan SADARI
f. Masyarakat memahami langkah-langkah SADARI
3.

SASARAN
Seluruh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Tanah Kali Kedinding
Surabaya

4.

MATERI
a. Masyarakat memahami pengertian tentang Kanker Payudara dan SADARI
b. Masyarakat memahami faktor resiko tentang Kanker Payudara
c. Masyarakat memahami tentang pemeriksaan SADARI
d. Masyarakat memahami manfaat SADARI
e. Masyarakat memahami waktu pelaksanaan SADARI

f. Masyarakat memahami langkah-langkah SADARI


5.

METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi

6.

MEDIA
a. Laptop, LCD, dan proyektor
b. Leaflet SADARI
SETTING
a. Setting waktu

7.

No.
1.

Fase
Pra interaksi

Kegiatan Penyuluhan
Menyiapkan
satuan

Kegiatan Sasaran

Waktu
5 menit

Menjawab salam

20 menit

acara penyuluhan dan


bahan untuk leaflet
Menentukan
kontrak
2.

Kerja

waktu dan materi


Membuka
kegiatan
dengan

mengucapkan

salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan

materi

yang akan diberikan


Menggali pengetahuan
peserta
kanker

Mendengarkan
Memperhatikan

mengenai
payudara

dan

SADARI
Membagi

leaflet

SADARI
Menjelaskan

materi

tentang SADARI
Memberi kesempatan

Memperhatikan

Memperhatikan
dan menjawab
Menerima
Memperhatikan
Bertanya

peserta untuk bertanya

menjawab

lalu

pertanyaan

didiskusikan

dan
yang

bersama dan menjawab


3.

pertanyaan
Menanyakan kepada

Evaluasi

peserta
materi

tentang
yang

diberikan

diajukan
Menjawab

15 menit

pertanyaan

telah
dan

reinforcement pada
peserta yang dapat
menjawab
4.

pertanyaan
Mengakhiri

Terminasi

Mendengarkan dan

pertemuan

dan

menjawab salam

mengucapkan terima
kasih atas partisipasi
peserta dan salam
penutup
b. Setting tempat
P
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
Keterangan:

8.

IH
IH
IH
IH
IH

: Moderator

: Notulis

Op

: Operator

: Penyaji

Ob

: Observer

IH

: Ibu hamil

IH
IH
IH
IH
IH

Op, N, M, Ob
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH
IH

PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Susunan kepanitiaan pada penyuluhan SADARI pada masyarakat yang

berkunjung ke Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya ini adalah:

5 menit

a. Moderator
b. Observer
c. Penyaji

a.

d. Operator
9. URAIAN TUGAS
Moderator

: Yuyun Novitasari
: Suci Anggraini
: 1. Uswatun Aini
2. M. Asrorun Niam
: Sulton

Uraian tugas :

Membuka

acara

penyuluhan

dan

pendidikan

kesehatan,

memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.


Mengatur proses dan lama penyuluhan dan pendidikan kesehatan.
Menutup acara penyuluhan.
b. Penyaji
Uraian tugas

Menjelaskan materi penyuluhan dan pendidikan kesehatan dengan

jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta


Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses

penyuluhan.
Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Observer :
Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses

penyuluhan dan pendidikan kesehatan


Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses

penyuluhan.
Mengevaluasi hasil penyuluhan dan pendidikan kesehatan dengan

rencana penyuluhan.
Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak

sesuai dengan rencana penyuluhan dan pendidikan kesehatan.


d. Operator
Uraian tugas

Mengatur tampilan slide

10. KRITERIA EVALUASI


a. Evaluasi struktur
Kesiapan SAP dan materi, media (power point, leaflet)

Kesiapan penyuluh
b. Evaluasi proses
Kesesuaian waktu
Respon peserta selama penyuluhan
Kelancaran kegiatan
Peran penyuluh sesuai pengorganisasian
c. Evaluasi hasil
Peserta dapat:
Menjelaskan pengertian tentang Kanker Payudara dan SADARI
Menyebutkan faktor resiko tentang Kanker Payudara
Menjelaskan tentang pemeriksaan SADARI
Menjelaskan manfaat SADARI
Menjelaskan waktu pelaksanaan SADARI
Mempraktekkan langkah-langkah SADARI

MATERI
A. Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara, kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Gejala awal berupa sebuah
benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya,
tidak atau menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur
(Alamsyah, 2009). Merupakan salah satu kanker terbanyak pada perempuan selain
kanker leher rahim.Benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit jika
didorong oleh jari tangan pada stadium awal, dan pada stadium lanjut, benjolan
biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya, bisa terbentuk
benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas
benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk (Rumah kanker, 2007).
B. Faktor Resiko Kanker Payudara
Sebagian besar kanker payudara terjadi tanpa penyebab yang jelas,
walaupun diketahui terdapat beberapa faktor resiko (ACS, 2013) yaitu.
1. Jenis Kelamin
Perempuan lebih beresiko menderita kanker payudara dibandingkan lakilaki, hal ini mungkin karena pria memiliki lebih sedikit hormon wanita estrogen
dan progesteron, yang dapat mendorong pertumbuhan sel kanker payudara.
2. Penuaan
Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
Sekitar 1 dari 8 kanker payudara invasif yang ditemukan pada wanita yang lebih
muda dari 45, sementara sekitar 2 dari 3 kanker payudara invasif yang ditemukan
pada wanita usia 55 tahun atau lebih.
3. Faktor Risiko Genetik
Sekitar 5% sampai 10% dari kasus kanker payudara dianggap turuntemurun, yang berarti bahwa mereka berakibat langsung dari cacat gen (disebut
mutasi) diwarisi dari orangtua. Penyebab paling umum dari kanker payudara
herediter adalah mutasi diwariskan dalam gen BRCA-1 dan BRCA-2 . Dalam sel

normal , gen ini membantu mencegah kanker dengan membuat protein yang
menjaga sel-sel dari tumbuh abnormal .
4. Riwayat Keluarga Kanker Payudara
Risiko kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang memiliki hubungan
darah dekat memiliki penyakit ini. Memiliki satu tingkat pertama relatif (ibu,
saudara perempuan, atau anak perempuan) dengan kanker payudara sekitar dua
kali lipat risiko seorang wanita. Memiliki 2 tingkat pertama kerabat meningkatkan
risiko nya sekitar 3 kali lipat.
5. Riwayat Pribadi Kanker Payudara
Seorang wanita dengan kanker pada satu payudara memiliki 3 - 4 kali lipat
peningkatan risiko terkena kanker baru pada payudara yang lain atau di bagian
lain dari payudara yang sama.
6. Jaringan Payudara yang Padat
Payudara terdiri dari jaringan lemak, jaringan fibrosa, dan jaringan
kelenjar. Seseorang dikatakan memiliki jaringan payudara yang padat (seperti
yang terlihat pada mammogram) ketika mereka memiliki lebih banyak jaringan
kelenjar dan jaringan kurang berserat dan lemak. Wanita dengan payudara padat
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita dengan
payudara kurang padat .
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kepadatan payudara, seperti usia,
status menopause, penggunaan obat-obatan (seperti terapi hormon menopause),
kehamilan, dan genetika .
7. Periode Menstruasi
Wanita yang memiliki siklus menstruasi lebih karena mereka mulai
menstruasi lebih awal (sebelum usia 12) atau mengalami menopause lambat
(setelah usia 55) memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara.
Peningkatan risiko mungkin karena eksposur yang lama dengan hormon estrogen
dan progesteron .
8. Riwayat Radiasi Dada
Perempuan anak-anak atau orang dewasa muda, yang pernah terapi radiasi
pada daerah dada sebagai perawatan untuk kanker lain (seperti penyakit Hodgkin
atau limfoma non-Hodgkin) memiliki peningkatan risiko yang signifikan untuk

kanker payudara. Ini bervariasi dengan usia pasien ketika mereka mendapat
radiasi. Risiko terkena kanker payudara dari radiasi dada tertinggi jika radiasi
diberikan selama masa remaja, ketika payudara masih berkembang. Pengobatan
radiasi setelah usia 40 tampaknya tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
9. Faktor Gaya Hidup Yang Berhubungan Dengan Risiko Kanker
Payudara
Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama mereka
setelah usia 30 memiliki risiko kanker payudara sedikit lebih tinggi. Hamil di usia
muda mengurangi risiko kanker payudara. Kehamilan mengurangi jumlah siklus
menstruasi perempuan, yang mungkin menjadi alasan untuk efek ini.
10. Kontrasepsi Oral
Studi telah menemukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
(pil KB) memiliki risiko sedikit lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan
perempuan yang tidak pernah menggunakannya.
11. Terapi Hormon Setelah Menopause
Terapi
progesteron)

hormon
telah

dengan

digunakan

estrogen
selama

(sering

dikombinasikan

bertahun-tahun

untuk

dengan

membantu

meringankan gejala menopause dan membantu mencegah osteoporosis (penipisan


tulang).
Terapi hormon Gabungan: Menggunakan gabungan terapi hormon setelah
menopause meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Hal ini juga dapat
meningkatkan kemungkinan kematian akibat kanker payudara. Peningkatan risiko
bisa dilihat setelah 2 tahun penggunaan.
12. Menyusui
Beberapa studi menunjukkan bahwa menyusui sedikit menurunkan risiko
kanker payudara, terutama jika berlangsung selama 1 sampai 2 tahun. Satu
penjelasan untuk efek ini mungkin adalah bahwa menyusui mengurangi jumlah
siklus menstruasi seorang wanita.
13. Minuman Alkohol
Penggunaan alkohol jelas terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker
payudara.

Risiko

meningkat

sesuai

jumlah

alkohol

yang

dikonsumsi.

Dibandingkan dengan yang tidak minum alkohol, wanita yang mengkonsumsi 1

minuman beralkohol sehari memiliki peningkatan resiko yang sangat kecil.


Mereka yang minum alkohol 2-5 kali sehari memiliki risiko sekitar 1 kali dari
wanita yang tidak minum alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga
diketahui meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker lainnya.
14. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas setelah menopause meningkatkan
risiko kanker payudara. Sebelum menopause ovarium Anda menghasilkan
sebagian besar estrogen, dan jaringan lemak menghasilkan sejumlah kecil
estrogen. Setelah menopause (ketika ovarium berhenti membuat estrogen),
sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Memiliki jaringan
lebih banyak lemak setelah menopause dapat meningkatkan resiko kanker
payudara dengan tingginya estrogen. Selain itu, wanita yang kelebihan berat
badan cenderung memiliki kadar insulin darah yang lebih tinggi. Kadar insulin
lebih tinggi juga telah dikaitkan dengan beberapa kanker, termasuk kanker
payudara.
15. Aktivitas Fisik
Terbukti aktivitas fisik dalam bentuk olahraga mengurangi risiko kanker
payudara. Dalam satu studi dari Women Health Initiative, sedikitnya 1,25-2,5 jam
per minggu dari jalan cepat mengurangi risiko seorang wanita sebesar 18%.
Berjalan 10 jam seminggu mengurangi risiko sedikit lebih.
16. Faktor-Faktor Yang Tidak Jelas
Diet dan asupan vitamin
Banyak penelitian telah mencari hubungan antara apa yang wanita makan
dan risiko kanker payudara, namun sejauh ini hasilnya telah bertentangan.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa diet mungkin memainkan peran,
sementara yang lain tidak menemukan bukti bahwa diet mempengaruhi resiko
kanker payudara. Studi telah melihat jumlah lemak dalam makanan, asupan buah
dan sayuran, dan asupan daging. Tidak ada hubungan yang jelas dengan risiko
kanker payudara ditemukan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek dari jenis lemak
dimakan pada risiko kanker payudara. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan
kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor risiko kanker

payudara. Diet tinggi lemak juga telah ditunjukkan untuk mempengaruhi risiko
mengembangkan beberapa jenis kanker lainnya, dan asupan jenis lemak tertentu
jelas berkaitan dengan risiko penyakit jantung.
17. Bahan Kimia di Lingkungan
Banyak penelitian telah dilaporkan dan lebih sedang dilakukan untuk
memahami pengaruh lingkungan yang mungkin pada risiko kanker payudara.
18. Merokok
Untuk waktu yang lama, studi tidak menemukan hubungan antara
merokok dan kanker payudara. Dalam beberapa tahun terakhir meskipun, lebih
banyak studi telah menemukan bahwa merokok berat jangka panjang dikaitkan
dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Beberapa studi telah
menemukan bahwa risiko tertinggi dalam kelompok-kelompok tertentu, seperti
perempuan yang mulai merokok ketika mereka masih muda. Pada tahun 2009,
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menyimpulkan bahwa ada bukti
terbatas bahwa merokok tembakau menyebabkan kanker payudara.
19. Kerja Malam
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang bekerja di malam
hari, misalnya, perawat yang bertugas pada shift malam mungkin memiliki
peningkatan risiko terkena kanker payudara. Ini adalah penemuan yang cukup
baru, dan lebih banyak studi untuk melihat masalah ini. Beberapa peneliti berpikir
efeknya mungkin karena perubahan kadar melatonin, hormon yang produksinya
dipengaruhi oleh paparan tubuh terhadap cahaya, tetapi hormon lain juga sedang
dipelajari.
C. Pengertian SADARI
Menurut Depkes RI (2009) pengertian SADARI adalah pemeriksaan
payudara yang dilakukan sendiri dengan belajar melihat dan memeriksa
payudaranya sendiri setiap bulan. Dengan melakukan pemeriksaan secara teratur
akan diketahui adanya benjolan atau masalah lain sejak dini walaupun masih
berukuran kecil sehingga lebih efektif untuk diobati.
D. Manfaat SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri dapat mengajarkan perempuan untuk
merasakan dan mengetahui payudara yang normal. Bentuk dan kepadatan

payudara bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu terutama pada waktu haid.
Pemeriksaan payudara sendiri juga bermanfaat untuk pencegahan atau deteksi dini
kanker payudara (Rasjidi, 2010).
E. Waktu Pemeriksaan Payudara Sendiri
Menurut Otto (2003) pemeriksan payudara sendiri sebaiknya dilakukan
pada hari ke 7-10 yang dihitung sejak hari ke-1 mulai haid (saat payudara tidak
mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause pemeriksaan dilakukan
dengan memilih tanggal yang sama setiap bulannya (misalnya setiap tanggal 1
atau tanggal lahirnya). Pemeriksaan payudara sendiri bisa dilakukan setiap saat
yang penting adalah kesadaran untuk memeriksa bagian-bagian payudara yang
mungkin dijumpai suatu benjolan yang tidak lazim (Trihartono, 2009).
Pemeriksaan payudara sendiri tidak lebih dari 2-3 menit (Rasjidi, 2010).
F. Langkah-langkah SADARI

1. Perhatikan dengan teliti payudara


Anda di muka cermin (tanpa
berpakaian), dengan kedua lengan
lurus ke bawah.
2. Amati

dengan

teliti

dan

perhatikan bila ada benjolan atau


perubahan bentuk pada payudara
sebab Anda sendirilah yang lebih
mengenal tubuh Anda.
3. Angkat kedua lengan lurus ke
atas

dan

ulangi

seperti di atas.

pemeriksaan

Dengan kedua siku mengarah ke


samping, tekanlah telapak tangan
Anda yang satu pada yang lain secara
kuat. Cara ini akan menegangkan
otot-otot

dada

Anda

sehingga

perubahan-perubahan

seperti

cekungan (dekok) dan benjolan akan


lebih terlihat.
Pencetlah

pelan-pelan

daerah

di

sekitar puting kedua payudara Anda,


dan amati apakah keluar cairan yang
tidak normal (tidak biasa)
1. Berbaringlah dengan tangan kanan
di bawah kepala dan letakkan
bantal kecil di bawah punggung
kanan.
2. Rabalah

seluruh

permukaan

payudara kanan dengan tangan kiri


sampai

ke

daerah

ketiak.

Perhatikanlah bila ada benjolan


yang

mencurigakan.

perabaan

yang

sama

Lakukan
untuk

payudara kiri.
1. Raba

payudara

ujung

jari

dengan tiga
tengah

yang

dirapatkan.
2. Lakukan

gerakan

memutar

dengan tekanan lembut tetapi


mantap, dimulai dari pinggir

dengan mengikuti arah putaran


jarum jam.

Berilah

perhatian

khusus

pada

bagian-bagian yang diberi warna


merah

seperti

ditunjukkan

pada

gambar di atas, sebab disitu sering


ditemukan tumor payudara.

Anda mungkin juga menyukai