hasil
keputusan
dari
menteri
pertanian
nomor
b. Varietas Selayar
Gandum varietas selayar berasal dari galur HHAHN/2*WEAVER
introduksi dari CIMMYT (Dahlan, 2010). Selayar merupakan jenis gandum yang
tumbuh baik pada dataran tinggi diatas 1000 meter diatas permukaan laut. Biji
varietas selayar berwarna kuning kecoklatan. Kandungan yang terdapat pada biji
selayar yaitu sekitar 11,7%, maltosa 1,9%, dan gluten 9,3% (Syuryawati, et al.,
2007).
c. Varietas Nias
Varietas gandum nias merupakan salah satu varietas paling unggul yang
pertama kali dilepas sebagai varietas gandum nasional. Varietas nias dapat
tumbuh baik pada dataran tinggi diatas 1000 meter diatas permukaan lautsama
seperti varietas selayar dan dewata.
Suatu varietas gandum dapat dikatakan unggul apabila memiliki karakter
yang baik. Varietas gandum nias merupakan salah satu varietas paling unggul
yang pertama kali dilepas sebagai varietas gandum nasional. Karakteristik fisik
beberapa biji gandum disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik fisik bahan baku (biji gandum)
Varietas gandum
Komponen
Nias
ASW
Selayar
Berat 100 biji (gram)
38,17
39,5
46,76
Dimensi biji
0,31
0,31
0,33
Diameter(cm)
0,590,62
0,64
Panjang (cm)
Sumber :Murtini, et al., 2005
Dewata
45,69
AH
38,76
0,36
0,70
0,32
0,67
biji bermutu baik dan kadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan gandum
yang ditanam di Kuningan. Kondisi geografis tempat tumbuh tersebut
berpengaruh terhadap panjang biji, lebar biji dan kadar protein tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap tebal biji P/L rasio dan kadar gluten (Koswara, et
al.,2003).
10
11
Potensi Gandum
Gandum merupakan tanaman serealia yang relatif toleran terhadap
kekeringan. Pada fase pertumbuhan vegetatif sampai fase primordia ( 60 HST)
tanaman gandum memerlukan cukup air. Pada fase pertumbuhan selanjutnya,
kelembaban yang tinggi tanpa suplai air masih memungkin bagi tanaman gandum
untuk tumbuh optimal dengan bantuan bulu-bulu malai yang mampu
mengabsorpsi uap air di udara. Kebutuhan air untuk pertumbuhan gandum relatif
lebih rendah dibanding tanaman serealia lainnya, berkisar 330 392 mm.
Potensi hasil gandum di daerah dataran tinggi ( 1000 meter diatas
permukaan laut) di Indonesia lebih tinggi dibanding dengan negara Asia lainnya.
Hasil gandum di dataran tinggi Indonesia dapat mencapai 5,4 t/ha.
Penggunaan input pada budidaya gandum relatif rendah dan tanaman ini
rensponsif terhadap pemupukan, terutama nitrogen. Jenis organisme pengganggu
tanaman gandum di Indonesia masih sedikit, sehingga aplikasi pestisida dapat
ditekan atau bahkan ditiadakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
allelopathy pada sistem perakaran gandum yang bermanfaat untuk pengendalian
nematoda pada tanaman kentang, sehingga rotasi tanaman gandum dengan
kentang berpeluang meningkatkan kualitas hasil kentang. Hal ini mengindikasikan
bahwa tanaman gandum mampu berintegrasi dengan tanaman lain secara baik.
Badan litbang pertanian telah menghasilkan teknologi produksi dan
pascapanen
gandum.
Ketersediaan
teknologi
pangan
berbasis
tepung
12
13
proses
penggilingan
dihasilkan
produk-produk
samping
seperti pollard, bran, dan tepung industri. Tujuan dari tahap penggilingan ini
untuk memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas tepung yang baik.
14
15
baking pizza. Tujuan dari penelitian ini menggunakan delapan varietas gandum
yaitu (AS-2000, Auqab-2000, Bhakkar-2002, Fareed-2006, GA-2002, Inqilab-91,
Seher-2006 dan Shafaq-2006) evaluasinya yaitu sifat fisiko-kimia, reologi dan
sifat kue. Sifat fisik dan kimia tepung terigu tergantung dari kandungan gluten.
Sifat fisik adonan dievaluasi melalui Farinogram juga dipengaruhi secara
signifikan di antara kultivar gandum yang dipilih. Penggunaan empat kultivar
Brasil: BRS Louro, BRS Timbava,BRS Guamirim dan Pardela BRS. BRS
Pardela memiliki karakteristik yang lebih tepat untuk tepung roti. BRS Louro
dapat menghasilkan butir semi-softdengan kadar protein rendah, gluten rendah
akan mengakibatkan kualitas kue menurun, tetapi cocok untuk produk yang
mengandung gula seperticookies, kue dan juga pai (Scheuer, et al., 2011)
Kadar lemak tepung gandum berkisar antara 0,92 % sampai dengan 1,49
%. Menurut Castello, et al, (1998), Lemak merupakan komponen minor pada
tepung gandum tetapi berperan penting dalam pembuatan roti. Setelah ekstraksi
danpemurnian jumlahnya hanya 2-2,8% dari bahan kering dan diperkirakan
separuhnya adalah lemak polar. Lemak polar berpengaruh terhadap kebutuhan
pencampuran dan potensi pengembangan volume roti.
Kadar air pada tepung terigu sangat mempengaruhi kualitas tepung. Bila
jumlah moisture melebihi standar maksimum maka memungkinkan terjadinya
penurunan daya simpan tepung terigu karena akan semakin cepat rusak, berjamur
dan bau apek. McWilliams (2001), tepung gandum dariberbagai varietas biji
umumnya mempunyai kadar air yang sama dari 16 genotipgandum, sekitar 12%
dan maksimum 14%.
16
17
dimiliki oleh tepung terigu, dimana protein disini juga menentukan kandungan
gluten yang ada pada tepung terigu, dan hanya tepung terigu yang memiliki
gluten. Kualitas protein serta gluten ditentukan oleh kualitas jenis gandum yang
diimpor serta varietasnya, akan sangat mempengaruhi kualitas tepung terigu.
Gluten adalah suatu zat yang ada pada tepung terigu yang bersifat kenyal
dan elastis, semakin tinggi kualitas proteinnya maka semakin bagus kualitas
glutennya, semakin rendah proteinnya maka semakin sedikit glutennya.
Komposisi tepung terigu per 100 bahan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Komposisi tepung terigu per 100 g bahan
Komposisi
Jumlah
Kalori (kal)
365,00
Protein (g)
8,90
Lemak (g)
1,30
Karbohidrat (g)
77,30
Kalsium (mg)
16,00
Fosfor ( mg)
106,00
Besi (mg)
1,20
Vitamin A (S.I)
0,00
Vitamin B1(mg)
0,12
Vitamin C (mg)
0,00
Air (g)
12,00
BDD (%)
100,00
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R. I., (1996).
Tepung terigu relatif lebih mudah terdispersi dan tidak mempunyai daya
serap yang terlalu tinggi. Tepung terigu merupakan komponen paling banyak
dalam pembuatan makanan. Tepung terigu berfungsi sebagai bahan dasar untuk
pembentukan adonan pada makanan karena mempunyai sifat fisikokimia yang
18
dapat digunakan dengan baik sebagai bahan baku pembuatan roti,kue/cake. Sifat
fisikokimia tepung terigu dapat dilihat pada Tabel3 berikut.
Tabel 3. Sifat fisikokimiawi tepung terigu
Komponen (%)
Rendemen
Derajat putih
Daya serap air
Kadar air
Kadar abu
Serat kasar
Kadar lemak
Kadar protein
Karbohidrat
Pati
Gula
Tannin
Terigu
20
86,5
65,8
13,2
0,4
1,9
2,3
14,9
69,3
33,0
0,3
-
Tepung terigu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mie,
dan roti adalah tepung terigu yang harus memenuhi standar. Pada tepung terigu,
kadar air yang dimiliki sekitar 11-14%, serealia dalam keadaan cukup masak dan
kering. Lebih tinggi dari itu akan mudah ditumbuhi cendawan dan cepat rusak
(Wikipedia, 2009). Berikut ini adalah data syarat dan mutu tepung terigu yang
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Komponen terbesar tepung terigu adalah pati. Pati terdiri dari dua fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi
tidak terlarut disebut dengan amilopektin.
19
Persyaratan
Serbuk
Normal
putih, khas terigu
tidak ada
maksimal 14,5
maksimal0,70
minimal 7,0
maksimal50
maksimal 40
minimal 95
minimal300
minimal 50
minimal 30
minimal 2,5
minimal 4
minimal 2
maksimal 1,00
maksimal 0,1
maksimal 0,05
maksimal 0,50
maksimal 1 x 106
maksimal 10
maksimal 1 x 104
maksimal 1 x 104
Pati
Pati tersusun oleh berbagai macam komponen dan 3 komponen utamanya
yaitu amilosa, amilopektin, dan material antara seperti protein dan lemak. Pati
mengandung amilosa sebanyak 15-30%, amilopektin 70-85% dan material antara
5-10%. Struktur dan jenis material antara tergantung pada sumber pati tersebut.
Secara umum, pati biji-bijian mengandung material antara yang lebih besar
dibandingkan pati batang dan pati umbi (Greenwood dan Munro, 1979).
20
C
H
O
H
2
H
H
H
O O
C
H
O
H
2
H
O
H
C
H
O
H
2
H
O
H
O
H
HH
O
H
HO
H
O
H
H H
O
CH2OH
H
OH
OH
H H
CH2OH
OH
OH
Ika ta n -1,6
H O
H H
O
OH
CH2
H H
CH2OH
H
OH
OH
H H
OH
OH
Ikata n -1,4
Setiap jenis pati mempunyai sifat yang berbeda tergantung dari panjang
rantai C-nya, bentuk rantai molekulnya apakah lurus atau bercabang. Pati
termasuk homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik. Pati mempunyai dua
21
fraksi yaitu fraksi yang larut dalam air panas namanya amilosa dan fraksi yang
tidak larut dalam air panas namanya amilopektin. Amilosa mempunyai struktur
lurus dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa sedangkan amilopektin memiliki struktur
percabangan dengan 2 jenis ikatan glikosidik yaitu ikatan -(1,4)-D-glukosa dan
-(1,6)-D-glukosa.
Struktur amilosa yang linier lebih mudah berikatan dengan sesama amilosa
melalui ikatan hidrogen dan ikatan hidrogen yang dibentuk lebih kuat
dibandingkan amilopektin (Kusnandar, 2010). Semakin banyak jumlah amilosa
yang keluar dari pati akan meningkatkan retrogradasi. Ikatan amilosa-amilosa,
amilosa-amilopektin, dan amilosa-lemak akan menyatu kembali bila pasta
didinginkan (Winarno, 2008). Pati memiliki daya ikat terhadap air yang tinggi.
Pembentukan kompleks amilosa-lemak sebagai pati restrukturisasi dapat
menyebabkan nilai viskositas puncak yang rendah. Amilosa akan membentuk
ikatan kompleks dengan lemak sehingga pembengkakan granula pati terhambat
(Kigozi, et al., 2013).
Ikatan kompleks amilosa-lemak, kandungan amilosa, tingkat interaksi
antara rantai pati dalam domain amorf dan kristal granula, dan struktur
amilopektin merupakan faktor yang mempengaruhi swelling power. Swelling
powermerupakan proses pembengkakan yang terjadi ketika tepung atau pati
dipanaskan dalam air sehingga terjadi pelemahan granula pati yang menyebabkan
penyerapan air, pembengkakan granula pati dan peningkatan volume (Zhou, et al.,
2004). Ukuran granula memberikan pengaruh pada bentuk, kekerasan, interaksi
dan volume yang dihasilkan hal ini dikarenakan adanya amilosa dan amilopektin
yang menyusun granula (Mandala dan Bayas, 2004).
22
Pati Gandum
Pati gandum adalah zat tepung yang diperoleh dari biji gandum, yang
digelatin pada suhu pemanasan yang rendah ketika membentuk pasta masak yang
lembut dan bertekstur halus. Pasta akan menghasilkan gel yang lunak, lembut dan
berwarna putih susu.
Adapun sifat fisikimia tepung gandum adalah sebagai berikut :
-
23
Kristalinitas 36%.
24
untuk tetap elastis saat diolah atau dibentuk menjadi adonan (Badan Penelitian
Tanaman Serealia, 2014).
25