Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Haid (Menstruasi)
1. Pengertian Haid (Menstruasi)
Haid (menstruasi) ialah perdarahan siklik dari uterus sebagai tanda
bahwa alat kandungannya menuaikan faalnya. (Obstric dan Fisiologi
UNPAD, 2007 : 73).
Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pepasan (deskuamasi) endometrium. (Ilmu Kandungan. Sarwono, 2007 :
103).
Menstruasi adalah

pelepasan

dinding rahim (endometrium)

yangdisertai dengan perdarahan dan terjadi berulang setiap bulan kecuali


pada saat kehamilan. (Anonim, 2007)
Dalam satu siklus (sekitar satu bulan) terjadi perubahan pada
dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh ovarium,
yaitu makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan, maka ketika
ada sel telur yang matang akan mempunyai potensi untuk dibuahi oleh
sperma hanya dalam 24 jam. Bila ternyata tidak terjadi pembuahan maka
sel telur akan luruh disertai perdarahan, inilah yang disebut menstruasi.
(Anidya, 2009:31)
Ciri khas kedewasaan manusia ialah adanya perubahan-perubahan
siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini
adalah suatu proses yang kompleks dan harmonis meliputi serebrum,
hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital, korteks adrenal, glandula tiroidea

dan kelenjar-kelenjar lain yang kini masih membutuhkan penelitian


lebihlanjut. (Ilmu Kebidanan. Sarwono, 2007 : 45)

2. Fase Menstruasi
Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid, yaitu :
a. Fase Menstruasi atau Deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah
haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah
dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang
mengalami disintegrasi dan otolisis dan secret dari uterus, serviks
dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 4 hari.
b. Fase Pasca Haid atau Regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian
besar berangsur-angsur sembuh dan ditutupi kembali oleh lendir
baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktuini
tebal endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase
menstruasi dan berlangsung + 4 hari
c. Fase Zintermenstrum atau Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setelab + 3,5
mm, fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
sikkus haid.

d. Fase Pra Haid atau Sekresi


Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari haid
ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berkeluk-keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin
nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur
yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
Memang tujuan perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
menerima sel telur yang siap dibuahi.
3. Proses Menstruasi
Seorang wanita subur, selama kira-kira 38 tahun, setiap bulannya
akan melepaskan sel telur matang yang dikeluarkan secara bergantian dari
salah satu indung telur. Pematangan telur dirangsang oleh organ kecil yang
berada didasar otak yang disebut hipofisis.
Selama haid, proses pematangan telur telah dimulai. Sesudah 14
hari, proses pematangan telah selesai dan telur melepaskan diri dari indung
telur (ovulasi). Rumbai-rumbai yang mengelilingi saluran telur akan
menangkap telur. Melalui saluran telur, telur menuju ke arah ruang rahim.
Di saluran telur, sel telur dapat bertemu dengan sperma (benih dari pria)
yang datang dari arah yang berlainan (dari ruang rahim). Telur dapat
dibuahi oleh salah satu benih itu (ada kira-kira 200 juta sperma yang masuk
melalui vagina).
Jika telur yang telah dibuahi itu sampai ke ruang rahim, selaput
lendir ruang rahim telah siap untuk menerima telur. Sebelumnya, rahim

10

telah menerima isyarat melalui hormon esterogen dan progesteron bahwa


akan datang sel telur yang telah matang. Selaput lendir ruang rahim
mempersiapkan diri dengan baik untuk dapat menerima telur.
Jika dalam perjalanannya telur tidak bertemu dengan sperma, telur
akan mati beberapa jam setelah lepas dari indung telur. Selaput lendir ruang
rahim seakan-akan sia-sia mempersiapkan diri untuk menerima telur.
Hipofisis juga memperhatikan hal itu. Kira-kira 14 hari setelah pelepasan
telur, lapisan paling luar dari selaput lendir rahim diberi isyarat bahwa
bagian itu perlu diganti. Secara tiba-tiba, lapisan itu lepas sehingga
menyebabkan perdarahan. Itulah haid atau menstruasi.
Selama perdarahan itu, pada indung telur dimulai lagi pematangan
sel telur baru. Dari seluruh daur selama sebulan, tidak akan diketahui apaapa selain perdarahan. Seluruh proses yang rumit itu terjadi dalam tubuh
dan tersembunyi. (Syamsul Arifin, 2008)
4. Perawatan dalam Menstruasi
1) Menjaga kebersihan diri dengan mandi dan membersihkan organ
reproduksinya.
2) Makanlah makanan yang bergizi atau banyak mengandung zat besi
dan vitamin, seperti hati, ayam / sapi, telur, sayur dan buah.
3) Berhati-hatilah mengkonsumsi obat bila perut terasa nyeri, bila
masih dapat diatasi maka tidak dianjurkan untuk membiasakan
menggunakan obat-obatan, kecuali bila sangat mengganggu maka
berkonsultasilah pada petugas kesehatan.
4) Gantilah pembalut bila terasa tidak nyaman

11

5) Batasi kegiatan yang berlebihan. (Sherly Oktaria, 2009)

5. Nyeri Haid (Dismenore)


a. Pengertian Nyeri Haid (Dismenore)
Nyeri haid atau dalam istilah medis disebut dismenore adalah
nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Berikut ini pengertian dismenore menurut berbagai sumber :
a. Dismenore adalah nyeri perut bagian bawah akibat dari gerakan
rahim yang meremas-remas (kontraksi) dalam usaha untuk
mengeluarkan lapisan dinding rahim (Erna Rusdiana, 2010)
b. Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari (Manuaba, 2005)
c. Dismenore adalah kram atau nyeri dan merupakan ketidak
nyamanan yang dihubungkan dengan menstruasi (Sastrowardoyo,
2007)
Usia remaja yaitu sekitar 12 13 tahun setelah mengalami
menstruasi pertama lebih sering mengalami nyeri haid atau dismenore
(Kasdu, 2005). Haid pertama (menarche) pada anak gadis terjadi pada
umur 10 sampai 16 tahun (Knight, 2004). Menstruasi pertama pada remaja
putri sering terjadi pada usia 12 tahun dan 13 tahun (Octaria, 2009).
Nyeri haid harus dibedakan dengan nyeri atau ketidaknyamanan
pada pertengahan daur haid. Ketidaknyaman tersebut bisanya terasa
sebagai mulas di perut bawah dan kadang-kadang disertai tetesan darah
keluar dari liang vagina, hal ini biasanya menunjukkan terjadinya proses

12

ovulasi atau kesuburan. Selain itu, sering perempuan yang mengalami


ketidaknyaman atau adanya berbagai keluhan, seperti payudara yang
tegang, perut kembung, sakit kepala, pusing yang terasa 2 7 hari bahkan
lebih menjelang haid. Keluhan-keluhan itu dikenal sebagai gejala atau
sindrom pra haid. (Pikiran Rakyat, 2009)

b. Jenis-Jenis Nyeri Haid


Menurut penyebab kelainan haid, dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1) Nyeri haid primer
Ini merupakan nyeri haid yang disebabkan oleh faktor
hormon lokal dalam rahim yang berkombinasi faktor psikologis
serta keturunan / genetik. Hormon lokal tersebut menyebabkan
terjadinya pengerutan atau kontraksi otot-otot rahim yang
menyebabkan tertekannya aliran darah dalam pembuluh darah otot
rahim berdampak pada kekurangan suplai oksigen pada serabutserabut saraf yang menimbulkan nyeri. Nyeri haid primer ini
biasanya terjadi 2 3 tahun setelah perempuan mengalami haid
awal atau menarche.
Ada teori yang menyebutkan bahwa dengan persalinan,
nyeri haid primer ini akan berkurang intensitasnya dibandingkan
saat perempuan belum pernah melahirkan. Disebutkan pula salah
satu penyebabnya karena saat persalinan terjadi peregangan rahim
yang besar sehingga beberapa serabut saraf mengalami kerusakan.
Setelah masa nifas berakhir, serabut-serabut saraf tersebut tersusun

13

tidak sempurna seperti awalnya, sehingga reaksi nyeri haid


menjadi berkurang.
2) Nyeri haid sekunder
Artinya ditemukan suatu sebab, dari alat atau organ tubuh
sendiri maupun dari luar tubuh. Contoh penyebab nyeri haid
sekunder adalah tumor rahim atau dikenal dengan myom, kelainan
bentuk rahim, adanya IUD dalam darah, infeksi, polip, perlekatan
dan kemungkinan pertumbuhan keganasan / kanker pada rahim dan
organ sekitarnya. Pemeriksaan dini dari gejala nyeri haid sangat
diperlukan, khususnya bila telah terjadi nyeri berturut-turut dalam
tiga daur. Hal ini akan mempermudah penanganan, baik diagnosis
maupun pengobatan.
Berdasarkan jenis nyeri, dibagi menjadi dua yaitu :
1) Dismenore spasmodik
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal
sebelum masa haid atau segera setelah masa haid dimulai. Banyak
wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu
sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada diantara mereka
yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar
muntah. Kebanyakan penderitanya adalah wanita muda walaupun
dijumpai pula pada kalangan yangberusia 40 tahun keatas.
Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi
dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula wanita yang
tidak mengalami hal seperti itu.

14

2) Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak
berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia
mungkin akan mengalami

pegal, sakit pada buah dada,

perutkembung tidakmenentu, BH terasa terlalu ketat, sakit kepala,


sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit dipahami,
mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh,
terganggu tidur atau muncul memar dipaha dan lengan atas. Semua
itu merupakan simpton pegal menyiksa yang berlangsung antara 2
dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi
mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung.
Bahkan setelah hari pertama masa hadi, orang yang menderita
dismenore kongestif akan mersa lebih baik
Menurut derajat nyeri (Baziad, 2003), dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu :
1) Dismenorea ringan
Rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat, hanya
diperlukan istirahat sejenak (duduk, berbaring) sehingga dapat
dilakukan kerja atau aktivitas sehari-hari.
2) Dismenorea sedang
Diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa
perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.

15

3) Dismenorea berat
Untuk menghilangkan keluhan istirahat beberapa hari,
dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari

c. Etiologi dan Faktor Predisposisi Dismenorea


Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan
penyebab

dismenorea

primer, tetapi

patofisiologinya

belum

jelas

dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab


dismenorea primer, antara lain:
1. Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi
jika mereka tidak mendapatkan penerangan yang baik tentang
proses haid, mudah timbul dismenorea
2. Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor psikis, dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor seperti anemia,
penyakit menurun dan sebagainya dapat mempengaruhi terjadinya
dismenore
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan
terjadinya dismenorea primer ialah stenosis kanalis servikalis
4. Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi
pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang

16

berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan tonus


dan kontraktilitas otot usus.
Clitheroe

dan

Pickles,

mereka

menyatakan

bahwa

endometrium dalam fase sekresi memproduksi Prostaglandin F2


yang

menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah

prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam peredaran darah,


maka selain dismenore dijumpai efek umum seperti nausea, muntah,
flushing.
5. Faktor alergi
Teori ini dikemukanan setelah memperhatikan adanya
asosiasi anatara dismenorea dengan urtikaria atau asma bronkiale.
Smite menduga bahwa sebab alergi adalah toksin haid. (Ilmu
Kandungan. Sarwono, 2007 : 230)

d. Patofisiologi Dismenore
Menurut Edge (1994), dismenore dihubungkan dengan ovulasi.
Adanya ketidak seimbangan estrogen progesteron menyebabkan kerusakan
dinding lisosom. Akibatnya, peningkatan prostaglandin. Prostaglandin
yang meningkat mengakibatkan adanya kontraksi iskemik miometrium
sehingga mengakibatkan adanya dismenorea primer.

e. Upaya Pencegahan
Adapun upaya untuk mencegah terjadinya nyeri haid adalah :
1. Selama haid hindari melakukan olahraga berat

17

Hindari mengkonsumsi alkohol, kopi juga coklat. Karena


hal ini dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Jangan
juga memakan makanan yang bertemperatur dingin selama masa
haid, misalnya es krim, sebaiknya menghindari hal tersebut.
2. Lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan serta
makanan yang berkadar lemak rendah
3. Konsumsi vitamin. Vitamin E sebanyak 400 mg bisa mencegah
peradangan dan meningkatkan respon kekebalan tubuh. Atau
gunakan juga vitamin B6 untuk mengurangi penerimaan esterogen.
Lebih baik minum juga minyak ikan yang bisa mengurangi radang.
Selain itu, minyak ikan ini juga berguna untuk menghambat
pertumbuhan tidak normalnya jaringan endometrial
4. Menjalani pola hidup sehat. Jika sudah waktunya jangan menunda
kehamilan. Lakukan juga pemeriksaan rutin secara berkala (Kasdu,
2006) Seperti menjaga makanan dengan gizi seimbang, olahraga
teratur, cukup istirahat, management stress serta pemeriksaan
kesehatan.

f. Penatalaksanaan Dismenore
Cara mengatasi dismenore secara sederhana dapat dilakukan seperti :
1. Relaksasi
Stres timbul bila kita merasa dalam keadaan tegang dan
tidak nyaman. Akan tetapi jika kita relaks maka kita menempatkan
tubuh pada posisi yang sebaliknya. Tidur dan istirahat yang cukup
serta olahraga yang teratur dapat mengurangi stres. Mendengarkan
18

musik dan menonton televisi juga dapat menolong, sehingga


dengan relaksasi membuat kita bebas dari nyeri haid (Arifin,
2009).
2. Alternatif pengobatan
a. Suhu hangat
Menggunakan bantal penghangat, kompres handuk
hangat atau botol berisi air hangat diperut dan punggung
bagian bawah serta minum minuman yang hangat dan mandi
air hangat juga dapat membantu mengatasi dismenorea (Arifin,
2009)
b. Aroma terapi dan pemijatan
Aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi
rasa sakit dan tidak nyaman pada saat haid (Kelly, 2007).
Pijatan yang ringan dan tidak nyaman pada saat haid (Kelly,
2007). Pijatan yang ringan dapat menurunkan kekejangan otot,
meningkatkan sirkulasi dan menurunkan nyeri (Baughman,
2006)
c. Obat-obatan
Penggunaan obat analgesik dapat digunakan sebagai
terapi

simptomatik

dan

dapat

ditemukan

di

pasaran

(Wiknjosastro, 2005). Selain itu terapi hormonal dan terapi


obat nonsteroid antiprostaglandin dapat diberikan dengan
resep dokter dan dibawah pengawasan dokter. Bila ditemukan
kelainan anatomis maka harus diberikan pengobatan dan

19

dilakukan tindakan yang sesuai penyakitnya oleh dokter ahli


(Wiknjosastro, 2005).
Selain itu, cara instan mengatasi dismenore adalah dengan mengkonsumsi
obat pereda nyeri haid. Umumnya jenis obat ini mengandung analgesik (pereda
nyeri) dan antipiretik (pereda demam) dengan dosis rata-rata dan dibuat sesuai
izin Departemen Kesehatan RI. Jenis obat ini memiliki khasiat 2 4 jam setelah
dikonsumsi. Asalkan dikonsumsi sesuai aturan tidak akan mengganggu kesehatan.
Mengatasi nyeri haid juga dapat dilakukan dengan cara mengambil posisi
menungging sehingga rahim tergantung ke bawah, posisi ini dapat membantu
relaksasi serta perbanyak minum air putih dan mengkonsumsi vitamin E, B6 atau
minyak ikan. (Baughman 2006)
Namun, ada cara alternatif yang bisa membuat penderita merasa lebih
nyaman saat nyeri haid menyerang :
1) Lakukan kompres hangat pada bagian yang terasa sakit. Suhu panas
diketahui bisa meminimalkan ketegangan otot. Akibatnya setelah otot
relaks, rasa nyeri pun akan berangsur hilang. Jika mungkin, cobalah
berendam dalam air hangat yang diberi tetesan aroma terapi agar otot di
seluruh tubuh menjadi relaks.
2) Lakukan pijatan lembut pada bagian tubuh yang terasa pegal, sakit atau
tegang
3) Hindari menggunakan pakaian yang ketat menjelang atau selama haid
4) Olahraga yang teratur (terutama berjalan)
5) Istirahat yang cukup
6) Perbanyak minum air putih

20

7) Yoga
8) Cara mengatasi mual atau muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi
mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya teratasi. (Anonim,
2010). Penatalaksanaan pada dismenorea oleh tenaga kesehatan dapat
dilakukan dengan memberikan penjelasan dan informasi tentang
dismenorea, serta menjelaskan bahwa dismenorea ini dapat diatasi dengan
pengobatan yang sederhana.

g. Penanganan Dismenore
1. Penerangan dan Nasehat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya
diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan,
kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi
mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid perlu
dibicarakan. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang
cukup dan olahraga mungkin berguna, kadang-kadang diperlukan
psikoterapi.
2. Pemberian obat analgetik
Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur
dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan.
Obat analgetik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi
aspirin, fenasetin dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran
adalah antara lain novalgin, ponstan, acet aminophen dan sebagainya.

21

3. Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ibi
bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa
gangguan benar-benar dismenorea primer atau memungkinkan
penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis
pil kombinasi kontrasepsi.
4. Terapi dengan obat non steroid anti prostaglandin
Terapi ini memegang peranan yang semakin penting terhadap
dismenorea primer, termasuk disini indo metasin, ibuprofen dan
naproksen. Dalam kurang lebih 70 % penderita dapat disembuhkan
atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan
sebelum haid mulai 1 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama
haid.
5. Dilatasi kanalis servikalis
Hal ini dapat memberi keringanan karena memudahkan
pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya. Neuroktomi
prasakral (pemotonganurat saraf sensorik antara uterus dan susunan
saraf pusat) ditambah dengan neuroktomi ovarial (pemotongan urat
saraf sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakan
tindakan terakhir apabila usaha ini gagal.

22

B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang

melakukan

penginderaan

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,


pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi (Notoatmodjo
(2007) bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor
predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik,
prasarana dan faktor pendukung yaitu sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket, yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek
penelitian atau responden. Data kualitatif digambarkan dengan kata-kata,
sedangkan data kuantitatif berwujud angka, sebagaimana dipresentasekan
sebagai berikut :
1) Kategori tinggi, yaitu mean
2) Kategori rendah, yaiu > mean
(Menurut Notoatmodjo ,2007)
Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun
tertulis dari pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau
kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi dan sebagainya, serta

23

dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto,


2002).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat enam tingkat pengetahuan :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atas suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.

24

e. Sintesis (synthesis)
Sintesis

menunjuk

kepada

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu


bentuk keseluruhan yang baru
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasif atau pembelajaran
kepada masyarakat agar masyarakat mampu melakukan tindakantindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah) dan
meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005 : 26)
b. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat
informal.
c. Informasi
Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan
mendengar sendiri) serta melalui surat kabar, media elektronik
(radio, TV) dapat menambah pengetahuan agar lebih luas.

25

d. Budaya
Budaya yang ada dalam masyarakat dan kondisi politik juga
mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
e. Pekerjaan
Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang akan menambah
tingkat pengetahuan.

26

Anda mungkin juga menyukai