Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMASARAN

BAB V
PEMASARAN

Dalam dunia perdagangan, mutu karet yang dikehendaki selalu mutu


yang terbaik. Untuk perlu diperhatikan teknik budidaya, klon-klon
yang yang unggul serta teknologi pasca panen. Pada tahap pasca
panen, adanya bahan-bahan yang semestinya tidak terikat dalam karet
akan menurunkan mutu dan harga jualnya.
A. Peluang Industri Karet Dunia
Bagi Indonesia peranan komoditi hutan tanaman terutama karet
termasuk salah satu komoditi penting. Tercatat devisa negara yang
diperoleh dari komoditi ekspor ini pada tahun lalu mencapai US $ 900
juta, menempati urutan kedua ekspor non migas setelah kayu. Sampai
dengan saat ini Indonesia tergolong sebagai produsen karet dunia
terbesar kedua setelah Malaysia yang menghasilkan 20% karet dunia.
Sebenarnya suplai karet bukan hanya berasal dari karet alam dan karet
sintetis, melainkan juga berasal dari karet riklim. Karet riklim ini
merupakan karet regenerasi hasil pendevulkanisasian bahan belerang
yang terkandung dalam karet bekas, akan tetapi mutunya tidak bisa
dipertahankan. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik karet riklim yang jauh
lebih rendah dibanding karet alam dan karet sintetis.
Pada tahun 2010 mendatang diperkirakan kebutuhan karet alam dunia
akan mencapai 20 juta ton. Perkiraan ini didasarkan atas kebutuhan
industri ban yang akan menyerap 70% dari jumlah produksi karet
alam. Hal ini belum termasuk dengan kebutuhan industri lain yang
juga menggunakan komoditi karet, baik sebagai bahan baku utama
maupun sebagai bahan baku pendukung.
B. Industri Karet Indonesia
Melihat kenyataan bahwa Indonesia kini makin agresif meningkatkan
hasil produksi komoditi karet, maka organisasi karet alam Internasional
(INRO) meramalkan bahwa Indonesia akan mampu menempatkan diri
sebagai produsen karet terbesar untuk masa-masa yang akan datang.

Proposal Pembangunan IUPHHK-HT Karet PT. Tapak Emas

V-1

BAB V

PEMASARAN

Tabel V-1.
Volume dan Nilai Ekspor Beberapa Jenis
Produk Karet Indonesia ke Pasaran Dunia
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.

Komoditas

Volume (ton)

Lateks
RSS-1
RSS-2
RSS-3
RSS-4
RSS lainnya
SIR
ADS
Crepe
Lain-lain

Nilai (US $)

33.704
131.560
6.643
4.179
8.177
143
958.474
766
6.658
1.105

45.444
126.235
6.103
3.672
6.347
111
813.048
820
4.947
471

Sumber : Biro Pusat Statistik dalam Statistik Perkebunan, 2010

C. Strategi Pemasaran Karet Indonesia


Untuk mengupayakan peningkatan produksi guna menyeimbangkan
permintaan dan penawaran karet alam, maka mulai saat ini Indonesia
harus mampu menjalankan strategi pemasaran yang mencakup antara
lain penerobosan pasar baru, meningkatkan market share, membina
market share yang sudah ada serta menyesuaikan pola produksi
dengan permintaan pasar.
Strategi yang paling
menonjol
untuk
dilaksanakan adalah
menyesuaikan pola produksi dengan permintaan pasar.
Hal ini
terpenting untuk merencanakan produk agar tidak terjadi kelebihan
produksi sehingga harga jual tetap stabil.

Proposal Pembangunan IUPHHK-HT Karet PT. Tapak Emas

V-2

Anda mungkin juga menyukai