SOETIJONO BLORA
PEDOMAN
PENINGKATAN MUTU
DAN
KESELAMATAN PASIEN
Mengingat
1. Undang - Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063 ) ;
2. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072 ) ;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah ;
4. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116 ) ;
5. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
5063) ;
6. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072 ) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637) ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012
Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit ;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691 / MENKES / PER / VIII / 2011 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
10. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
129/
Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit ;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 12 Tahun
2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Blora;
12. Peraturan Bupati Blora Nomor 42 Tahun 2011 tentang
KEDUA
KETIGA
NUGROHO ADIWARSO
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan berkat dan
rahmatnya buku pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R.
Soetijono Blora dapat disusun.
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R. Soetijono Blora
dengan berbagai metode pendekatan, agar dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
lingkungan satuan kerja masing-masing.
Buku pedoman ini tentunya jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
i
Halaman Judul ................................................................................................
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum dr.R .Soetijono
Blora NOMOR : 02 / PMKP/ VI / 2016Tentang Pemberlakuan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.............
Kata Pengantar ............................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................... iv
BAB I
A.
B.
C.
A.
Pendahuluan ..................................................................................
v
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan .......................................................................................... 1
Pengertian ..................................................................................
1
BAB II Tata Laksana ....................................................................................
Ruang Lingkup ..................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti tercantum dalam Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah
Sakit Departemen Kesehatan RI tahun 1994, definisi Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit adalah:
Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut struktur,
proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu
dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan
pelayanan pasien, dan memecahkan masalah masalah yang terungkap sehingga pelayanan
yang diberikan dirumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut:
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah : Kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien secara terus menerus,
melalui pemantauan, analisa dan tindak lanjut adanya penyimpangan dari standar yang
ditentukan.
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang dilaksanakan
RSUD dr. R. Soetijono Blora berorientasi pada Visi, Misi, Tujuan serta nilai nilai dan Moto
yang merupakan bagian dari Renstra rumah sakit, hal ini tertuang dalam program kegiatan
PMKP.
LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu
ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di rumah sakit.
Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien. Salah
satu
faktor
kunci
sukses
pelayanan
kesehatan
di
rumah
sakit
adalah
dengan
Landasan Peraturan
Landasan peraturan Peningkatan mutu dan keselamatan rumah sakit di RSUD dr. R.
Soetijono Blora adalah :
1. UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. PMK no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
3. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu tahun 1994
4. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2007
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
6. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008
BAB II
GAMBARAN UMUM
A.
Tahun 1999 telah terakreditasi dengan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar (Lima
Bidang Pelayanan).
Tahun 2003 Akreditasi Penuh Tingkat Lanjutan ( Dua Belas Bidang Pelayanan).
Tahun 2012 Rumah Sakit Lulus Akreditasi Penuh Tingkat Lanjutan yang masa berlaku
sebelumnya telah habis.
Dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Blora
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 12
Tahun 2011,nama Rumah Sakit yang semula RS dr. R. Soetijono Blora berubah menjadi
RSUD dr. R. Soetijono Blora.
Melalui Keputusan Bupati Blora Nomor : 900/741/2010 tanggal 12 Mei 2010 tentang
Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh kepada
RSUD dr. R. Soetijono Blora Kabupaten Blora, rumah sakit ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Realisasi dari surat keputusan ini baru dilaksanakan
mulai 1 Januari 2011.
B.
Lokasi Bisnis
RSUD dr. R. Soetijono Blora terletak di Jalan Dr. Sutomo No, 42 cukup strategis yang
dapat diakses dari empat penjuru mata angin.Kondisi tersebut memungkinkan bagi
pengguna jasa layanan menggunakan berbagai fasilitas yang berasal dari dalam wilayah
Kabupaten Blora bahkan dari luar wilayah Kabupaten Blora.
C.
6) Poliklinik Fisioterapi.
7) Poliklinik Syaraf.
8) Poliklinik Umum.
9) Poliklinik Gigi dan Bedah Mulut
10)Poliklinik Konsultasi Gizi.
11) Poliklinik Anak.
12)Poliklinik Obstetri dan Ginekologi (Kandungan).
13)Poliklinik Kesehatan Jiwa.
14)Poliklinik Orthopaedi
15)VCT
d. Pelayanan Rawat Inap (disebutkan baik berdasarkan klas ruang irna maupun
pengelompokan penyakit)
1) Ruang Anthurium (ruang perawatan VVIP)
2) Ruang Mawar (ruang perawatan VIP)
3) Ruang Flamboyan (ruang perawatan Anak-anak)
4) Ruang Cempaka (ruang perawatan Perinatologi)
5) Ruang Melati (ruang perawatan Kandungan dan Kebidanan)
6) Ruang Teratai (ruang perawatan Kelas I, II, III dan JPS)
7) Ruang Wijayakusuma (ruang perawatan Penyakit Bedah,Mata dan THT)
8) Perawatan ICU.
e. Fasilitas Penunjang Medis :
1) Laboratorium Klinik.
2) Radiologi (X-Ray, CT Scan dan USG)
3) Pelayanan Obat 24 jam
4) Fisioterapi
5) Hemodialisa
6) Farmasi
7) Konsultasi Gizi
8) Perawatan Jenazah
9) Ambulance / Mobil Jenazah.
f. Fasilitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 210 TT. Terdiri dari :
1) VVIP
: 5 TT
2) VIP
: 13 TT
3) Kelas Utama
: 2 TT
4) Kelas I
: 20 TT
5) Kelas II
: 27 TT
6) Kelas III
: 77 TT
7) ICU
: 6 TT
g. Lain-lain :
1) Konsultasi Kesehatan.
2) Pelayanan Keluarga Berencana.
3) Pemeriksaan Kesehatan.
4) Pemeriksaan Kacamata.
5) Visum et Repertum.
6) Layanan Asuransi Kesehatan
- JKN/BPJS
- Jamkesda
- In Health
BAB III
NILAI DASAR, VISI DAN MISI RUMAH SAKIT
A. Nilai Dasar
Era globalisasi saat ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan bidang usaha,
termasuk bidang pelayanan kesehatan, serta tuntutan masyarakat yang semakin tinggi,
seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang pelayanan
kesehatan. Maka tidak dapat dielakkan lagi pelayanan kesehatan bergeser pada
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan
harapan masyarakat agar diterima, diminati dan memuaskan masyarakat (customer) Blora
pada khususnya dan masyarakat sekitar Kabupaten Blora pada umumnya.
Oleh karena itu maka membentuk dan membangun budaya kerja Rumah Sakit dapat
dilaksanakan dengan memegang nilai-nilai dasar sebagai acuan bagi RSUD dr. R.
Soetijono Blora dalam berperilaku untuk tercapainya Visi dan Misi. Nilai dasar tersebut,
nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di RSUD dr. R. Soetijono Blora.
Nilai dasar tersebut adalah :
Blora sebagai insan yang beriman, jujur, kerja keras, disiplin, berkomitmen,
mendahulukan
kepentingan
organisasi,
serta
mampu
menjaga
keseimbangan
Emotional Quotion (EQ), Intelectual Quotion (IQ), dan Spiritual Quotion (SQ).
B. Visi
Sebagai Pusat Rujukan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Blora dan Sekitarnya yang
Didukung Sumber Daya Profesional.
C.
Misi :
Motto:
Sehat.
E.
1.
Salam.
2.
Sapa
3.
Senyum
4.
Sopan
5.
Santun
6.
Sepenuhhati dan
7.
Sabar
F.Filosofi
a. Pelanggan adalah insan yang sangat penting bagi rumah sakit, untuk itu hak-haknya
harus dihormati dan dilindungi
b. Bekerja dengan ikhlas demi kesembuhan pasien dan kepuasan pelanggan adalah
motifasi kerja karyawan
c. Karyawan rumah sakit adalah sumber daya manusia yang sangat berharga, oleh
karena itu perlu diperhatikan kesejahteraan dan hak-haknya
G. Kebijakan Mutu
Kami senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melalui peningkatan mutu
pelayanan berkesinambungan dengan memperhatikan: pelaksanaan prosedur yang
benar, peningkatan kompetensi SDM, penerapan teknologi yang memadai dan Patient
Safety
10
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
BAGIAN TATA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB.BAG
PROGRAM.
SUB.BAG
UMUM &KEPEGAWAIAN
BID PENUNJANG
BID PENGEMBANGAN DAN INFORMASI
SEKSI
PENGEMBANGAN
SEKSI
INFORMASI.
BID PELAYANAN
SEKSI
YANMED
SEKSI
YANPER
11
SEKSI
JANGMED
SEKSI
JANG NON MED
SUB.BAG
KEUANGAN
BAB V
TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSUD dr. R. Soetijono
Blora secara paripurna dan berkesinambungan.
Tujuan Khusus :
1.
berkoordinasi
dengan
Tim/komite
lainnya
2. Meningkatkan
peran
pelatihan-pelatihan
tentang PMKP
6. Tersusunnya pencatatan dan pelaporan indikator, validasi dan analisis data
serta PDSA sebagai metode melaksanakan kegiatan PMKP
7. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan rumah sakit melalui beberapa
indikator mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.
8. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur RS dalam rangka
pengambilan kebijakan terkait PMKP
BAB VI
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN JABATAN
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
12
I. STRUKTUR ORGANISASI
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien membawahkan:
A. Subkomite Peningkatan Mutu, membawahkan:
1. Koordinator Indikator CP & Indikator Klinik
2. Koordinator Indikator Manajerial,
B. Subkomite Keselamatan Pasien, membawahkan:
1. Koordinator Keselamatan Pasien ,yang terdiri dari
a. Koordinator investigasi
b. Koordinator pelaporan
c. Koordinator diklat
d. Koordinator patient safety/keselamatan psien
C. Subkomite Manajemen Resiko,membawahkan
Koordinator Resiko dimasing- masing Instalasi/unit/bagian/bidang.
BAGAN ORGANISASI
KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
13
BAGAN ORGANISASI
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DIREKTUR
KOMITE LAIN
BIDANG TERKAIT
TIM LAIN
SEKRETARIS
PJ MANAJEMEN
RESIKO DAN FMEA
PJ KESELAMATAN
PASIEN
PJ PENILAIAN INDIKATOR
MUTU KLINIK
PJ PENILAIAN
INDIKATOR
MUTU MANAJEMEN
Tugas Pokok
Memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama dalam hal peningkatan
mutu
dan
keselamatan
pasien
dan
mengkoordinasikan
kegiatan
14
akreditasi/sertifikasi.
2.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
b. Pelaksanaan manajemen risiko dan keselamatan pasien
c. Persiapan dan pelaksanaan akreditasi dan sertifikasi.
pasien
berikut
teknik
dan
alat
dalam
melaksanakan
kegiatantersebut;
d. Memastikan terlaksananya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
kegiatan-kegiatan sosialisasi, fasilitasi, dan audit yang melibatkan partisipasi
pihak-pihak sesuai akuntabilitas masing- masing;
e. Memastikan terlaksananya efektivitas manajemen risiko khususnya kegiatan
pelayanan dan manajemen sehingga terwujud penurunan angka risiko dan
berdampak kepada peningkatan mutu dan keselamatanpasien;
f. Memastikan terciptanya komunikasi dan hubungan yang baik dengan
15
d.
e.
f.
g.
h.
i.
16
monitoring
komite/tim/unit
terkait
dan
evaluasi
dengan
kegiatan
program
dan
peningkatan
program
mutu
di
dan
keselamatanpasien;
proaktif
( FMEA)
e. Membuat laporan kegiatan pelaksanaan RCA dan investigasi sederhana
f. Membuat laporan kegiatan pelaksanaan FMEA
g. Membuat edaran saran perbaikan RS dr. R. Soetijono Blora secarara
menyeluruh kepada unit kerja sesuai hasil investigasi sederhana / RCA
h. Membuat RCA kejadian sentinel
i. Membuat laporan hasil penerapan program Keselamatan Pasien
j. Bersama direksi merencanakan FMEA minimal 1 tahun sekali
17
rencana
organisasi,
serta memenuhi
kebutuhan
pasien,
risiko
dengan
proses-proses
manajemen
koordinasi
dengan
unit
keselamatan
pasien
dalam
hal
penyelidikan KTD;
e. Melakukan evaluasi terhadap KNC dan proses risiko tinggi lainnya yang
dapat berubah dan berakibat terjadinya kejadian sentinel;
f. Melaksanakan kegiatan FMEA untuk suatu kejadian yang berujung kepada risiko
tinggi dan sentinel;
g. Melakukan monitoring dan evaluasi ke unit-unit terhadap pelaksanaan
program manajemen risiko rumah sakit dan manajemen dari hal lain
yangterkait;
h. Menyusun laporan berkala dan khusus tentang kegiatan manajemen risiko
termasuk laporan FMEA;
i. Melaksanakan proses identifikasi risiko-risiko di masing-masing unit;
j. Melaksanakan analisis sederhana terhadap risiko-risiko yangada;
k. Melakukan monitoring dan evaluasi program risiko di unit
18
19
b.
c.
Melakukan
koordinasi
dengan
unit
terkait dalam
penyusunan
program
e.
f.
g.
h.
i.
j.
standar
pelayanan
yang
berfokus
kepada
pasien
dan
manajemen;
l.
Menghadiri
rapat,
pertemuan,
workshop
dan
atau
20
seminar
terkait
a.
d.
e.
f.
h.
j.
k.
l.
Membuat rekapan dan laporan evaluasi tindak lanjut rekomendasi dari unit
terkait;
m. Malaksanakan komunikasi secara internal dan ekternal tentang pencapaian
program PMKP kepada unit kerja di lingkungan internal dan pihak luar melalui
surat/email/telpon;
n.
21
o. Menghadiri
rapat,
pertemuan,
workshop
dan
atau
seminar
terkait
q.
s.
Melaksanakan analisis komparatif hasil validasi internal dengan data unit terkait;
t.
22
23
DIREKTUR UTAMA
24
BAGIAN
PERENCANA
ANDAN
EVALUASI
BAGIAN
UMUM
BAGIAN
SDM
KOMITE MUTU
DAN
KESELAMATAN
PASIEN
KOMITE
MEDIK
UNIT KERJA
LAINNYA
(SMF/INST.,
DLL)
TIM PKRS
KOMITE
PPIRS
Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi
BAB VII
KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. R. SOETIJONO BLORA
25
A. Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang
secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
2. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(commitment)yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
3. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
4. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
26
1. Konsumen
2. Pembayar atau perusahaan atau asuransi
3. Manajemen RSUD dr. R. Soetijono Blora
4. Karyawan RSUD dr. R. Soetijono Blora
5. Masyarakat
6. Pemerintah
7. Ikatan profesi
Setiap
kepentingan
yang
disebut
di
atas
berbeda
sudut
pandang
27
dan
Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang
rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu sistem.
Aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan outcome.
1. Struktur :
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan
sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan. Baik tidaknya struktur
dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponen-komponen
struktur itu.
2. Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien:
evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan
jika terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari
relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan mutu proses itu sendiri. Pendekatan
proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu asuhan.
3. Outcome :
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain terhadap
pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya serta
kepuasan provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung kepada mutu
struktur dan mutu proses yang baik. Sebaiknya outcome yang buruk adalah
28
29
BAB VIII
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
A. Keselamatan Pasien
1. Definisi Keselamatan pasien / Patient Safety adalah : Pasien bebas dari
30
Harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang
potensial akan terjadi ( penyakit, cedera fisik / sosial / psikologis / cacad,
kematian dll ) terkait dengan pelayanan kesehatan.
2. Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah : setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm / cidera yang tidak
seharusnya terjadi.
3. Insiden keselamatan pasien meliputi :
a. Kejadian Sentinel
Kejadian Sentinel . Kejadian Sentinel adalah kejadian
yang
menyebabkan
kematian atau kerugian atau kecacatan permanen yang bukan karena proses
penyakit yang tidak diantisipasi yang seharusnya dapat dicegah.
Kejadian sentinel meliputi keadaan sebagai berikut :
a) Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah
penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
b) Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait
dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya
c) Kesalahan
lokasi, salah
prosedur, salah
pasien
dalam
tindakan
pembedahan
d) Kejadian penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang
bukan orang tuanya
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
31
32
Bangunan
33
34
b.
c.
Alat Medis
1) Umum
a) Masa kalibrasi alat terlewati
35
4) Kamar Bersalin
a) Alat NST tidak berfungsi dengan benar
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
36
Obat
1) obat high alert tidak tertandai dengan benar
2) penyimpanan obat high alert yang tidak benar
3) penyimpanan obat tidak sesuai aturan prosedur
4) tidak tersedia / tidak lengkap nya obat emergency setelah di
gunakan
5) penyimpanan obat pasien tidak dilakukan dengan benar
Kesalahan Medis (Medical errors) adalah : Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
37
38
39
ini bersifat rahasia dan tidak boleh digandakan / dikopi untuk alasan apapun.
Kepala bagian memilah insiden yang dikirim ke Sbu KPRS menjadi insiden klinis
dan non klinis, untuk insiden kinis. Sub Komite Manajemen Resiko menentukan
risk grading matrix, kemudian menyerahkan laporan insiden kepada Panitia KPRS
dengan persyaratan : untuk laporan insiden kategori low dilaporkan paling lambat 7
x 24 jam, sedangkan untuk insiden kategori sentinel, high dan moderate
selambatnya 1 x 24 jam. Untuk kategori low, maka unit yang bertindak sebagai
penyebab insiden akan menganalisa dan hasilnya dilaporkan kepada Panitia KPRS.
Bila hasil grading Moderate, High, dan Sentinel maka tim KPRS akan menerbitkan
FTKP untuk analisa masalah melalui RCA dilakukan oleh tim RCA sesuai insiden
yang terjadi.
Hasil RCA dilaporkan kepada unit terkait dan tim KPRS, dan dilakukan monitoring
keefektifan dari tindak lanjut yang sudah dilakukan. Bila tindak lanjut sudah efektif
dan berkaitan dengan prosedur makan dilanjutkan dengan pembuatan prosedur
baru, bila belum efektif maka dilakukan analisa ulang terhadap insiden yang terjadi.
Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis) adalah : Suatu proses terstruktur
untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyimpangan kinerja, termasuk KTD.
Manajemen Risiko (Risk Management) adalah : Dalam hubungannya dengan
operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko dikaitkan kepada aktivitas
perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman yang nyata atau berpotensi
nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik
40
medis.
B. RISK GRADING MATRIX
PROBABILITAS/FREKUENSI/LIKELYHOOD
Level
Frekuensi
Kejadian actual
Jarang
Tidak biasa
Kadang-kadang
Kemungkinan
Sering
DAMPAK KLINIS/CONSEQUENCES/SEVERITY
Level
DESKRIPSI
CONTOH DESKRIPSI
Insignificant
Minor
Moderate
Cedera ringan
Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis
atau
intelektual
secara
reversibel
dan
tidak
Major
41
Cathastropic
Insignificant
Minor
Moderate
Major
Catastropic
Likelihood
Moderate
High
Extreme
Extreme
Moderate
High
Extreme
Extreme
Moderate
High
Extreme
Extreme
Low
Moderate
High
Extreme
Sangat
Sering Moderate
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi
Moderate
(Bebrp x /thn)
4
Mungkin terjadi Low
(1-2 thn/x)
3
Jarang terjadi
Low
42
(2-5 thn/x)
2
Sangat
jarang Low
Low
Moderate
High
Extreme
TINDAKAN
Can
beClinical
manage
procedure
Manager
should
by
beaction
required
at
must be informed
the risk
Skor Risiko
SKOR RISIKO = Dampak X Probabilitas
43
2.
3.
: Rendah / Low
Bands hijau
: Sedang / Moderate
44
45
2.
Ya : contributing
Apakah insiden akan terulang oleh karena hal yang sama jika
cause dikoreksi atau dieliminasi?
Tidak : root cause
3.
Ya : contributing
Ya : contributing
46
Apabila ketiga jawabab adalah tidak, maka cause tersebut adalah root
cause
Apabila salah satu jawaban adalah ya, maka cause tersebut adalah
contributing cause.
2. Langkah Root Cause Analisis (RCA)
Adapun langkah-langkah Root Cause Analisis (RCA), sebagai berikut:
a.
b.
c.
Kumpulkan data
Observasi
kunjungan
langsung
untuk
mengetahui
47
Suatu penulisan cerita apa yang terjadi berdasarkan tanggal dan waktu,
dibuat berdasarkan kumpulan data saat investigasi.
Kronologi cerita digunakan jika:
a) Kejadian sederhana dan tidak kompleks, di mana masalah, praktek
dan faktor kontribusinya sederhana.
b) Dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum suatu kejadian
yang lebih kompleks
c) Dapat digunakan sebagai bagian integral dari suatu laporan sebagai
ringkasan di mana hal tersebut mudah dibaca.
Nilai positif : format ini baik untuk presentasi informasi
Nilai negatif :
a) sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat
b) sulit untuk mengerti jalan cerita dengan cepat bila melibatkan banyak
pihak
2)
Timeline
Metode untuk menelusuri rantai insiden secara kronologis. Memungkinkan
48
Tabular timeline
Merupakan pengembangan timeline yang berisi tiga data dasar: tanggal,
waktu, cerita kejadian asal, dan dilengkapi 3 (tiga) data lain yaitu:
informasi tambahan, praktek yang baik (Good Practice), dan masalah /
CMP (Care Management Problem).
Tabular timeline dapat digunakan pada setiap insiden, berguna pada
kejadian yang berlangsung lama.
4)
49
b)
c)
a)
b)
c)
50
melakukan tindakan yang seharusnya. Suatu insiden bisa terdiri dari beberapa
CMP.
a. Prinsip Dasar CMP : pelayanan yang menyimpang dari standar pelayanan
yang ditetapkan
b. Penyimpangan memberikan dampak langsung atau tidak langsung pada
adverse event.
4. Analisis Informasi
Tools untuk identifikasi proximate dan underlying cause.
a.
51
prakteknya. Langkah-langkahnya :
1) pelajari prosedur normal : apa yang seharusnya dilakukan (kolom 1)
2) petakan alur insiden yang terjadi, bandingkan dengan langkah 1 (kolom 2)
3) bandingkan dua proses apakah ada perbedaan, apa sebagai masalah?
Catat pada kolom yang telah disediakan (kolom 3)
4) catat akar masalah untuk perbaikan yang akan dimasukkan dalam
rekomendasi.
c.
52
4) penghalang adminstrasi
Saat suatu insiden terjadi, biasanya sudah ada tiga atau lebih penghalang
yang berhasil ditembus. Hal ini sesuai dengan teori Swiss Cheese
d.
Fish bone
53
dan
Kebijakan
Depkes
c. Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan Organisasi
lain
54
Subkomponen
Struktur Organisasi
Pengawasan
Jenjang Pengambilan Keputusan
Administrasi
Sistem Administrasi
a.
Budaya Keselamatan
Attitude Kerja
55
a. Ketersediaan
SDM
Diklat
Manajemen Training/Pelatihan/Refreshing
Subkomponen
a. Manajemen Pemeliharaan
b. Penilaian Ergonomik
c. Fungsionalitas
Lingkungan
a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien antar Ruangan
a. Malfungsi Alat
Perlengkapan
b. Ketidaktersediaan
c. Manajemen Pemeliharaan
d. Fungsionalitas
e. Desain, Penggunaan & Maintenace
Peralatan
Subkomponen
56
a.
Supervisi dan Konsultasi
Adanya
kemauan
staf
junior
berkomunikasi
b. Cepat Tanggap
a. Kesamaan tugas antar profesi
Konsistensi
b.
Kesamaan
tugas
antar
staf
yang
setingkat
Kepemimpinan
dan
Tanggung
Jawab
a. Kepemimpinan Efektif
b. Uraian Tugas Jelas
Subkomponen
Kompetensi
Verifikasi Kualifikasi
Verifikasi Pengetahuan dan Keterampilan
a. Motivasi
b. Stresor Mental: Efek Beban Kerja Beban
Mental
c. Stresor Fisik: Efek Beban Kerja =
Gangguan Fisik
Subkomponen
57
Ketersediaan SOP
d. Prosedur Investigasi
Ketersediaan dan akurasi hasil a. Test Tidak Dilakukan
test
test
Faktor Penunjang dalam validasi a. Ketersediaan,
alat medis
dan
reliabilitas
b. Kalibrasi
Penyelesaian
Desain Tugas
penggunaan,
tugas
tepat
waktu
dan
sesuai SOP
Subkomponen
Kondisi
Penyakit
yang
kompleks,
berat,
multikomplikasi
Personal
a. Kepribadian
b. Bahasa
c. Kondisi Sosial
d. Keluarga
Pengobatan
Mengetahui
risiko
dengan pengobatan
Riwayat
a. Riwayat Medis
b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat Emosi
58
yang
berubungan
Subkomponen
Komunikasi Verbal
Komunikasi Tertulis
Ketidaklengkapan Informasi
: __________________________________________________
Tim
Ketua
Anggota
1. ________ 4. ________
2. ________ 5. ________
3. ________ 6. ________
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili?
59
YA
TIDAK
YA
60
TIDAK
5. _______________________________________
Good Practice
Masalah Pelayanan
61
INSTRUMEN / TOOLS
1
2
3
yang Apakah
terdapat
bukti
62
penghalang
pada Apakah
masalah ini?
penghalang Mengapa
dilakukan?
penghalang
Tingkat
rekomend
6.
Faktor
kontribut
or
Tindaka
n
asi
Penangg
(individu,
ung
tim,
jawab
Wakt
u
Sumber
direktorat,
RS)
Bukti
63
ian
64
a. Pilih Proses yang berisiko tinggi terhadap Keselamatan Pasien dan bentuk
Tim
b. Tim menyesuaikan Proses yang dipilih
c. Pilih Proses yang akan dianalisa
d. Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila prosesnya kompleks
Langkah 3A
Gambarkan alur Proses
Jelaskan tahapan tahapan proses kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur
yang berlaku di Rumah Sakit. Tahapan Proses isikan dalam kotak 1 , 2, 3, 4, 5, 6,
dst.
Pada Tahapan Proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan
prosedur yang berlaku dan jika proses terlalu kompleks, dapat memilih satu
proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti
Kemudian masing masing proses uraikan subprosesnya pada Tahapan Sub
Proses pada baris A, B, C, D, E. dst
1
65
Tahapan sub
Tahapan sub
Tahapan sub
Tahapan sub
Tahapan sub
Tahapan sub
Proses
proses
A._______ A._______
proses
proses
proses
A.________
A.________
A.________
B.________
B.________
B._______
C.________
C.________
C.________
D.________
D.________
D.________
E.________
E.________
E.________
proses
A.________
B._______ B._______
B.________
C._______ C._______
C.________
D._______ D._______
D.________
E._______ E._______
E.________
Langkah 3B
Gambarkan Alur Sub Proses
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih untuk ditindak lanjuti, isikan pada kotak
A,B,C,D,E.
Masing masing Sub Proses sampai Sub Proses terakhir dicari modus
kegagalannya, isikan pada baris 1, 2, 3, 4, 5
A
66
Modus
Modus
Kegagalan
kegagalan
1. ________
2. ________
Modus
Modus
Modus
kegagalan
kegagalan
kegagalan
1. ________
1. ________
1.________
1._________
2. ________
2. ________
2. ________
2. ________
3. ________
3. ________
3. ________
3. ________
3. ________
4. ________
4. ________
4. ________
4. ________
4. ________
Langkah 4
Analisa Hazard Score
Isikan masing masing modus kegagalan dan effek analisisnya pada lembar
kerja
1. Modus Kegagalan
Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing masing beri nilai pada
nomor selanjutnya
2. Akibat / Severity (S)
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa parah
dampaknya terhadap pelanggan
67
Nilai 1
Nilai 5
Nilai 7
Nilai 5
Nilai 7
Nilai 10 = Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif singkat (beberapa kali
dalam 1 tahun)
4. Pendeteksian / Detectability ( D )
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
68
Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi kesalahan atau
penyebabnya?
Nilai 1
= mudah dideteksi
Nilai 5
Nilai 7
= susah dideteksi
&
SUB
PROCESSES
FAILURE
PROXIMATE
MODE
CAUSES
EFFECTS
D
RPN
RANK
ACTION
PLAN
Langkah 5
Tata Laksana dan Pengukuran Outcome
Lembar Kerja
Modus
Potensi
RPN
Peringkat
Tindak lanjut
69
KPI
PIC
Dukungan
Kegagalan
Penyebab
Manajemen
Langkah 6
Melakukan Standarisasi / redesign proses / design control, antara lain dengan :
Langkah 7
Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru
1.
Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA yang
baru untuk menguji apakah proses tersebut masih berpotensi menimbulkan kegagalan
2.
Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan untuk
mengeliminasi / meminimalkan risiko
Langkah 8
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
70
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu, sesudah
beberapa failure mode di-eliminasi
C. Clinical Pathway
Clinical Pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang
merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar
pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang
terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway
diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang terdiagnosis : Acute Ischemik
Stroke, maupun pasien dengan tindakan: Sectio Caesarea, Tonsilectomi (termasuk
Adenotonsilectomi), Coronary Angiography (PAC), Temporary Pace Maker (TPM),
Permanent Pace Maker (PPM), Percutaneus Coronary Intervention (PCI).
D.
Prioritas Area
Sasaran
Keselamatan
Evaluasi
1.Angka
SKP
Kesalahan SKP.1
Keterangan
Proses
Identifikasi Pasien
Pasien
2. Kepatuhan petugas dalam SKP.2
melaksanankan komunikasi
71
Proses
ketepatan SKP.3
Proses
pelaksanaan SKP.4
operasi
tanpa
kesalahan
adanya
Output
pelayanan
pasien,tindakan
dan lokasi
.5.
Persentase
kepatuhan SKP.5
Output
pelayanan
kebersihan
dengan
metode
Output
pelayanan
rumah sakit
2
Indikator
Area 1.
klinis
Angka
kelengkapan Asesmen
pengkajian keperawatan
2.
Waktu
tunggu
Prosedur
Pasien
Prosedur
bedah
Pengguna Prosedur
72
an
antibiotik
dan
obat
lain
6.Angka kesalahan pemberian Medication Prosedur
obat
7.
error
Terpenuhinya
anestesi
darah
dan
produk
darah
9.
Kelengkapan
rekam
medik
24
pasien
dengan PPI
Out come
Indikator
Area 1.ketersediaan
Manajemen
indikator mutu
3.Angka
kejadian
diwajibkan
pulang Man risiko Out come
paksa
73
4.Utilisasi
Ruang
anthurium
an sumber
daya
kepuasan
pasien
keluarga
6.Ketepatan Waktu pembagian Harapan
Jasa Pelayanana
Out come
dan
kepuasan
pasien
staf
7. Demografi pasien dengan Demografi Proses
diagnosa klinik DHF
dan
diagnosa
klinis
8.Ketepatan
Penyusunan
keuangan
Keuangan
an
dan
pengendal
ian
dari
kejadian
yang
menimbulk
an
masalah
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
74
bagi
keselamat
an
pasien,kel
uarga dan
staf
4
Aspirin
pada Indikator
pasien AMI
Prosedur
Indikator
Out come
SKP 6
3. Angka pasien decubitus
Indikator
Out come
SKP5
4. Pangka Bayi baru lahir yang ILM
mendapatkan
selama
ASI
dirawat
Prosedur
Exlusive 7:perinatal
di
ruang Care
Perinatalogi
5.Pasien
yang
Stroke
hemoragik PPK
Proses
mendapatkan
rehabilitasi medik.
75
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip
mutu pelayanan RSUD dr. R. Soetijono Blora sehingga dapat menerapkan
langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di
RSUD dr. R. Soetijono Blora, serta upaya meningkatkan kesejahteraan
karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di RSUD dr. R. Soetijono Blora, termasuk
didalamnya menyusun program mutu RSUD dr. R. Soetijono Blora dengan
pendekatan P-D-S-A cycle.
F.Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan
pemecahan
masalah
merupakan
suatu
proses
siklus
yang
76
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan
perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan
tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari
penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan
masalah yang masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan
berulang mulai tahap pertama.
BAB VIII
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
RSUD Dr.R.SOETIJONO BLORA
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan RSUD dr. R. Soetijono Blora.
A. Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu indikasi.
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk bisa melihat perubahan.
Indikator yang baik adalah yang sensitif tapi juga spesifik.
B. Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator
C. Standar :
-
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
77
Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.
Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat, nilai atau
mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu maka harus memperhatikan
a.
Keprofesian
b.
Efisiensi
c.
Keamanan pasien
d.
Kepuasan pasien
e.
78
untuk perorangan
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar rumah sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih untuk
dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada
3.
4.
79
BAB XI
INDIKATOR MUTU
RSUD Dr.R.SOETIJONO BLORA
PENGERTIAN
Indikator mutu adalah parameter yang dapat diukur, yang mewakili
input, proses
maupun hasil akhir dari suatu pelayanan dan proses manajerial yang digunakan untuk
mengukur mutu dari pelayanan dan proses manajerial tersebut.
TUJUAN
1. Untuk mengukur mutu dari pelayanan kesehatan dan proses manajerial di RSUD
Dr.R.SOETIJONO BLORA
2. Untuk meningkatkan
SOETIJONO BLORA
Untuk pelaksanaan monitoring mutu di setiap unit pelayanan, akan dibentuk Komite
peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Pelaksanaan analisa hasil monitoring indikator mutu, rekomendasi perbaikan dan
80
Mutu &
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
81
Numerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
82
Tiap bulan
Tiap tiga bulan
Jumlah pasien baru dengan pengkajian
lengkap(waktu 24jam) dalm satu bulan
Jumlah pasien baru dalam 1 bulan
Jumlah pasien baru dengan pengkajian yang
lengkap ( waktu 24 jam )dalam satu bulan : jumlah
pasien baru dalam satu bulan x 100%
Sensus harian
0%
Kasie pelayanan keperawatan
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Tujuan
Proses
Hasil
83
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Survey
Standar
100 %
Penanggungjawab
Pengumpul Data
84
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Tujuan
Keselamatan Pasien
Struktur
Proses
Hasil
Mencegah KTD
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Survei
Standar
100 %
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan, kenyamanan
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
Hasil
Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
85
keselamatan pasien
Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam
melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan
metode 6 lanngkah dan lima momen. Lima momen yang
dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
Definisi Operasional
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3. Setelh kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitaar
pasien
Frekuensi
Pengumpulan Data Tiap satu bulan
Periode Analisa
Nomerator
Denominator
Sumber Data
Survei lapangan
Formula
Standar
100%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Mengurangi
resiko
cidera
terjatuh,mencegah KTD,KNC
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
86
pasien
akibat
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di
rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang
Tujuan
serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak
pasien,mencegah KTD,KNC
Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden
secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari
tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih
bagian
tubuh
berada
di
lantai,
sehingga
memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera
sien jatuh yang terjadi saat berada di unit
perawatan
Klasifikasi Perlukaan;
None pasien tidak mengalami perlukaan
Minor menyebabkan perawatan luka,
Definisi Operasional
pembersihan luka, penggunaan obat topical,
memar atau lecet
Moderate menyebabkan luka robek yang
perlu dijahit, splinting, dan keseleo pada sendi
atau otot
Major menyebabkan pembedahan, insisi,
traksi, terjadi patah tulang, atau membutuhkan
konsultasi untuk neurological atau luka
internal
Death pasien meninggal karena luka akibat
jatuh
UTD Unable to Determine
Frekuensi
Pengumpulan Data Setiap Bulan
Periode Analisa
Setiap Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
0%
87
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
88
Numerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul data
2. Pelayanan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 140 menit
Judul
Ruang Lingkup
Pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu
Efektivitas
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
89
Periode Analisa
Nomerator
Denominator
Formula
Tiga Bulan
Jumlah pemeriksaan laboratorium patologi klinik
untuk Darah lengkap dan Kimia klinik dengan waktu
tunggu hasil 140 menit (pemeriksaan)
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium patologi
klinik untuk Darah lengkap dan Kimia klinik dalam
satu bulan (pemeriksaan)
Jumlah pemeriksaan laboratorium patologi klinik
untuk Darah lengkap dan Kimia klinik dengan waktu
tunggu hasil 140 menit (pemeriksaan) : Jumlah
seluruh pemeriksaan laboratorium patologi klinik
untuk Darah lengkap dan Kimia klinik dalam satu
bulan (pemeriksaan) x 100% = ___%
Sumber Data
Standar
0%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Kordinator laboratorium
3. Pelayanan Radiologi
Pelaksana ekpertisi hasil pemeriksaan radiologi
Judul
Pelaksana expertise pelayanan radiologi
Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi
Dimensi Mutu
Kompetensi Teknis
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
90
Frekuensi
Pengumpulan Data
Satu Bulan
Periode Analisa
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Register Radiologi
Standar
2%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ka Instalasi Radiologi
Ruang Lingkup
Manajemen Resiko
Dimensi Mutu
Keselamatan Pasien
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
Hasil
Mencegah KTD
Tiga Bulan
Nomerator
91
Denominator
Formula
Sumber Data
Survei
Standar
100 %
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Manajemen Resiko
Dimensi Mutu
Keselamatan Pasien
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
92
Periode Analisa
Numerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul data
6. Medication Error
Menurunkan angka kesalahan pemberian obat
Judul
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
93
Pengumpulan Data
Periode Analisa
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Survey
Standar
100 %
Penanggungjawab
Pengumpul Data
7. Penggunaan Anestesi
Terpenuhinya assesmen pasien Pra Anestesi oleh Dokter Anestesi
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
94
Satu Bulan
Periode Analisa
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Survei
Target
100 %
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
Hasil
Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena
tranfusi darah
95
3 bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
0%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
9. Rekam Medis
Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
Judul
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
96
Hasil
Denominator
Formula
Tiga bulan
Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh
staf medis dalam 24 jam untuk pasien pulang rawat
inap dalam satu bulan (orang)
Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai
pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama
(orang)
Jumlah rekam medik yang tidak lengkap diisi oleh
staf medis dalam 24 jam untuk pasien pulang rawat
inap dalam satu bulan (orang) : Jumlah pasien yang
dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam
bulan yang sama (orang) x 100% = ___%
Sumber Data
Survey
Standar
100%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan, kenyamanan
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
Hasil
Angka Kejadian Infeksi Karena Jarum Infus (AIKJ)
97
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
25,05 permil
Penanggungjawab
Pengumpul Data
98
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan Pasien
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul data
100 %
Karu Instalasi Gawat Darurat
99
Judul
Ruang Lingkup
Manajemen
Dimensi mutu
Efektivitas
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi
pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul Data
1 bulan
3 bulan
Jumlah unit yang menyerahkan laporan indicator
mutu tepat waktu
Jumlah unit yang harus menyampaikan laporan
indicator mutu
Formulir Pelaporan masing masing unit
100%
Ka Sub Komite Peningkatan Mutu
Ruang Lingkup
Manajemen Resiko
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
100
Numerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpulan data
Ruang Lingkup
Manajemen Alat
Dimensi Mutu
Efektivitas
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Periode Analisa
Tiga bulan
Nomerator
Denominator
101
Formula
Sumber Data
Rekam Medis
Standar
1. BOR : 60-80%
2. LOS : 6-9 Hari
3. TOI : 1-3 hari
BTO 30-40 Kali/Tahun
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Judul
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Kenyamanan
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang
Tujuan
mampu memberikan kepuasan pelanggan
Komplain terselesaikan (dalam waktu 14 hari)
apabila :
Definisi Operasional Masalah yang dikomplainkan merupakan kebijakan
Rumah Sakit
Frekuensi
Setiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa
Tiga bulan sekali
Jumlah komplin yang terselesaikan dalam waktu 14
Numerator
hari
Denominator
Jumlah seluruh komplain yang masuk (minimal n =
50)
Formula
Sumber Data
Survey
Standar
70 %
102
Penanggung jawab
Pengumpulan data
Urusan Humas
Ruang Lingkup
Dimensi mutu
Efektivitas
Judul
Tipe Indikator
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi
pengumpulan data
Periode analisis
Struktur
Proses
Hasil
Denominator
Tiap bulan
Pembagian pelayanan Jasa Tepat waktu dalam 1
tahun
Pembagian Jasa Pelayanan dalam 1tahun
Sumber data
Formula
Numerator
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul Data
100%
Bagian Keuangan
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Efektivitas
103
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Periode Analisa
Tiga Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sensus Harian
Sumber Data
Standar
Ada
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Manajemen keuangan
Dimensi mutu
Efektivitas
Tipe Indikator
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi
pengumpulan data
Periode analisis
Struktur
Proses
Hasil
104
Numerator
Denominator
Formula
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Kompetensi teknis
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
Tergambarnya jumlah pegawai yang terlatih dalam
Tujuan
penggunaan APAR
APAR (alat Pemadamkebakaran Ringan,merupakan
pertolongan awal jika timbu lkebakaran dan dapat
Definisi Operasional memadamkan kebakaran yang dalam skala kecil.
Jumlah pegawai yang terlatih dalam penggunaan
APAR dan dapat memeperagakannya
Frekuensi
Pengumpulan Data Setiap bulan
Periode Analisa
Nomerator
Denominator
Sumber Data
Kepegawaian
Formula
105
100%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Kasubdit DIKLAT
Ruang Lingkup
Dimensi Mutu
Keselamatan Pasien
Judul
Tipe Indikator
Struktur
Proses
Hasil
106
Data
Periode Analisa
Numerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
Penanggung jawab
Pengumpul data
Ruang Lingkup
Mengurangi
resiko
cidera
terjatuh,mencegah KTD,KNC
Dimensi Mutu
Keselamatan pasien
Tipe Indikator
pasien
akibat
Struktur
Proses
Hasil
Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di
rumah sakit dapat menyebabkan konsekuensi yang
Tujuan
serius dan bahkan mengancam keselamatan banyak
pasien,mencegah KTD,KNC
Definisi Operasional Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden
secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari
tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih
bagian
tubuh
berada
di
lantai,
sehingga
memungkinkan pasien mengalami cedera ringan
sampai berat atau tidak menimbulkan cedera
sien jatuh yang terjadi saat berada di unit
perawatan
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
107
Klasifikasi Perlukaan;
None pasien tidak mengalami perlukaan
Minor menyebabkan perawatan luka,
pembersihan luka, penggunaan obat topical,
memar atau lecet
Moderate menyebabkan luka robek yang
perlu dijahit, splinting, dan keseleo pada sendi
atau otot
Major menyebabkan pembedahan, insisi,
traksi, terjadi patah tulang, atau membutuhkan
konsultasi untuk neurological atau luka
internal
Death pasien meninggal karena luka akibat
jatuh
UTD Unable to Determine
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap Bulan
Periode Analisa
Setiap Bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
0%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Ruang Lingkup
Manajemen resiko
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Keselamatan pasien
108
Struktur
Tujuan
Proses
Hasil
0%
Kasie keperawatan
Ruang Lingkup
Pelayanan Perinatalogi
Dimensi Mutu
Prosedur
Tipe Indikator
Struktur
Proses
109
Hasil
Periode Analisa
Tiga bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Standar
100%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
Karu Perinatalogi
Ruang Lingkup
Rehabilitasi Medik
Dimensi Mutu
Tipe Indikator
Tujuan
Struktur
Proses
Hasil
110
Tiga bulan
Nomerator
Denominator
Formula
Sumber Data
Survey
Standar
100%
Penanggungjawab
Pengumpul Data
BAB XII
METODE PENGENDALIAN KUALITAS MUTU
RSUD Dr.R.SOETIJONO BLORA
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
111
(6)Mengambil tindakan
yang tepat
Plan
(1)
Menentukan
Tujuan dan insiden
(2)Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan
Menyelenggarakan
Pendidikan dan
latihan
(5)
Study
Memeriksa akibat
pelaksanaan
(4)
(3)
Melaksanakan
pekerjaan
112
Do
Keempat
tahapan
Plan
Do
Study
siklus
PDSA:
: data sebelum dan setelah perubahan dan merefleksikan apa yang telah
dipelajari
Act
113
berdasarkan siklus P-D-S-A (Relationship between Control and Improvement under PD-S-A Cycle)
Perubahan apa yang dapat kita buat yang akan menghasilkan perbaikan?
Ada banyak potensi perubahan yang bisa kita laksanakan di Tim kita . Namun, bukti
dari literatur ilmiah dan program perbaikan sebelumnya menunjukkan bahwa ada
sejumlah kecil perubahan yang paling mungkin untuk menghasilkan perbaikan.
Ada kemungkinan bahwa siklus PDSA beberapa berjalan berurutan (gambar 2), atau
bahkan secara bersamaan (gambar 3).
Gambar 2
114
Gambar 3
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat berfungsi jika sistem
informasi berjalan dengan baik .Pelaksanaan PDSA dengan enam langkah P-D-S-A
yang terdapat dalam gambar 3 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan insiden Plan
Tujuan dan insiden yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan yang ditetapkan.
Penetapan insiden tersebut ditentukan oleh Direktur rumah sakit.Penetapan insiden
didasarkan pada data pendukung dan analisis informasi.
Insiden ditetapkan secara konkret dalam bentuk insiden, harus pula diungkapkan
dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada semua karyawan. Semakin rendah
tingkat karyawan yang hendak dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan,
semakin rinci informasi.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan Plan
Penetapan tujuan dan insiden dengan tepat belum tentu akan berhasil dicapai
tanpa disertai metode yang tepat untuk mencapainya. Metode yang ditetapkan
harus rasional, berlaku untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan
untuk menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang akan
digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar kerja yang dapat diterima
dan dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan Do
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar kerja. Agar dapat
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
115
dipahami oleh petugas terkait, dilakukan program pelatihan para karyawan untuk
memahami standar kerja dan program yang ditetapkan.
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan Do
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi yang dihadapi dan
standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti kondisi yang selalu dapat berubah.
Oleh karena itu, ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal
dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan karena
ketidaksempurnaan standar kerja yang telah ditetapkan.
e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan Study
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan dilaksanakan dengan baik
atau tidak. Jika segala sesuatu telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
dan mengikuti standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal yang
harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa pemeriksaan itu
dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah penyimpangan dan manakah yang
bukan penyimpangan, maka kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan
pendidikan harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh manajer.
Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari akibat yang timbul dari
pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu dapat dilihat dari penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat Action
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk menemukan
penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan, maka penyebab timbulnya
penyimpangan harus ditemukan untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak
terulang lagi penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
116
mengakibatkan
penyimpangan
merupakan
konsepsi
yang
penting
dalam
117
BAB XIII
PENILAIAN KINERJA ( PERFORMANCE APPRAISAL )
Penetapan Target
1. Pemahaman mengenai Target Kerja ( SMART )
2. Atasan memberi dukungan dan bimbingan dalam pencapaian target
Penilaian Kinerja
1. Penilaian kinerja karyawan 6 bulan terakhir
2. Membandingkan target dengan realisasi ( hasil kerja )
3. Penilaian harus objektif, konsisten dan netral
TAHAPAN PROSES PERFORMANCE APPRAISAL ( PA )
1. Cek jumlah dan data karyawan apakah sudah akurat dan benar
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
118
2. Pengisian form PA dilakukan dengan diskusi langsung antara atasan dengan masingmasing karyawan, yang selanjutnya di verifikasi atasan dari atasan langsung
3. Harap diingat bahwa hasil PA masih memerlukan persetujuan dari Management, sehingga
Sesi Pengisian PA yang dilakukan antara atasan dan karyawan adalah murni sebagai
feedback session dan bukan final rating PA
4. Kategori PA Harap mengikuti komposisi Bell Curve ( dilakukan di level Divisi berdasar
group level )
5. Hardcopy form PA harap disimpan oleh masing-masing Divisi, dan Summary dikirimkan
ke HRD untuk dilakukan konsolidasi secara keseluruhan organisasi
6. Final Rating PA akan diberikan oleh HRD ke masing-masing Divisi setelah mendapat
persetujuan dari Management, selanjutnya masing-masing Divisi menyampaikan ke
masing karyawan di Divisinya
Performance Appraisal (PA) 2012
1. 1. Customer Focus (20%)
Berusaha membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan serta mampu
memperlakukan pelanggan dengan perhatian dan rasa hormat. Pelanggan yang
dimaksudkan disini adalah pelanggan internal (rekan kerja, bawahan maupun atasan) dan
pelanggan eksternal (pasien, keluarga pasien maupun pengunjung RST)
2. Communication Skills (10%)
Memberikan informasi yang relevan, umpan balik dan masukan kepada pihak yang
relevan and membangun hubungan jangka panjang. Mempromosikan komunikasi dan
partisipasi terbuka pada semua level dan berbagi pengalaman, ide dan informasi
3. Strive for Excellence (10%)
Berusaha untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya
4. Continuous Learning (10%)
Secara terus menerus mencari kesempatan untuk belajar, meningkatkan kemampuan dan
melakukan perbaikan
5. Building Trust (10%)
Bekerja dengan integritas, terbuka terhadap ide-ide lain, mendukung dan mampu
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
119
BAB XIV
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN
Kegiatan
1. Indikator Mutu ( indikator klinis, Manajemen, Sasaran keselamatan pasien )
2. Pelaksanaan program Keselamatan Pasien ( IKP, Manajemen Resiko Klinik,
FMEA )
3. Indikator Klinik pelayanan Medis
4. Audit Klinis Pelayanan Medis
5. Clinical Pathway
6. Pendidikan dan pelatihan PMKP
7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
8. Akreditasi RS
120
121
sesuai
Sesudah laporan insiden diterima, maka tim mutu akan membuat Risk Matrix
Grading sesuai dengan kasusnya
122
mempunyai
123
Dari hasil pembahasan tim disusun laporan dan diberikan kepada pimpinan RS
sebagai
wujud keterlibatan pimpinan dalam proses peningkatan mutu dan kepada unit
terkait.
Tindak lanjut
Hasil tindak lanjut dari unit terkait akan dimonitoring keefektifannya melalui Form
Tindakan Korektif dan Pencegahan. Bila didapatkan hasilnya tidak efektif maka
akan
dilakukan RCA / FMEA ulang.
manajemen
akan
mengadakan
Memasukkan data
Unit terkait / tim mutu memasukkan data indikator klinis berdasarkan dari rekam
medis pasien
Rekapitulasi data
Melakukan rekapitulasi data hasil pemantauan selama satu bulan
124
Melakukan analisa terhadap hasil rekapitulasi data selama 1 tahun untuk dapat
melihat perbandingan persentase pencapaian target dan kemudian menyusun
laporan kepada pimpinan RS
Tindak lanjut
Menyusun Rencana tindak lanjut bersama ketua SMF dan
manajemen dan
Ketua Komite Medik bersama Tim Mutu rumah sakit mengadakan rapat
tahunan untuk menentukan topik audit klinik berdasarkan masukan dari SMF.
Penentuan topik juga memperhatikan masukan dari Direksi dan pihak-pihak
lain.
Topik audit klinik ditentukan berdasarkan hasil review terhadap audit klinis
tahun 2012. Ditetapkan berdasarkan topik dari kasus terbanyak, kasus sulit,
kasus dengan biaya-biaya tinggi dan kasus yang banyak menimbulkan
keluhan.
Latar belakang
125
Pengumpulan data
Berdasarkan instrumen audit klinik yang telah disusun maka Tim Mutu (Staf Rekam
Medis) dan SMF (bila perlu) akan melakukan proses pengukuran.
Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara apa yang tercatat di
Rekam Medis dengan standar yang telah ditetapkan.
Hasil pengukuran ditulis di lembar audit atau di dalam bentuk file komputer (excel atau
SPSS).
Pengambilan sample audit akan diverifikasi oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
pengambilan data yang pertama untuk memastikan validitas data. Bila terjadi
Analisa data
Berdasarkan hasil pengukuran, Tim Mutu dan SMF melakukan analisa dan evaluasi
untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mencari akar permasalahan (dengan
menggunakan diagram fish bone atau metode lain) dan mengusulkan rencana
perbaikan. Tim Mutu dan SMF menuliskan hasil pengumpulan data dan analisa data
serta rencana perbaikan menjadi sebuah laporan.
4. Tindak Lanjut
Berdasarkan laporan tersebut maka Komite Medis dan direksi memutuskan apakah
menyetujui rencana perbaikan yang disampaikan, bila berhubungan dengan anggaran
dan proses bisnis. Bila disetujui maka rencana perbaikan tersebut perlu didiskusikan
dengan Direksi untuk persetujuan anggaran yang diperlukan. Bila diperlukan maka
Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan menjadi supervisor dari rencana tersebut.
Pengumpulan
data
kedua
(re-audit)
Dilakukan
setelah
126
tindak
lanjut
selesai
dilaksanakan ( antara 3-6 bulan setelah audit yang sebelumnya ). Metode yang
digunakan sama seperti pada point C (pengumpulan data).
5. Penyusunan laporan akhir
Berdasarkan pengumpulan data kedua, Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan
melakukan review apakah terdapat perbaikan atau tidak. Bila ada perbaikan maka audit
dinyatakan selesai. Bila tidak ada perbaikan maka perlu dilakukan perbaikan rencana
pada
point
(tindak
lanjut).
Tim Mutu dan SMF menyusun laporan akhir untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Medik dan Direksi.
5. Clinical Pathway
1. Menyusun Panduan Clinical Pathway
2. Pemilihan 5 area prioritas
3. Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical Pathway atau protokol klinik
4. Audit clinical pathway
6. Pendidikan staf
Pelatihan untuk karyawan baru tentang program KPRS, Program PPI, dan
pelaksanaan K3
127
Angka dekubitus
Angka infeksi akibat pemasangan jarum infus
Angka infeksi luka operasi
Angka infeksi akibat pemasangan CVC
Angka infeksi VAP
Angka Infeksi MRSA
a.
b.
d.
128
Sterilisasi
9. Akreditasi RS
Pelatihan / Workshop akreditasi RS standar baru
Pembentukan Tim Akreditasi RS
Sosialisasi standar akreditasi baru kepada Tim akreditasi RS
Melengkapi dokumen akreditasi baru
Bimbingann akreditasi dari Tim KARS
Self assesmen persiapan akreditasi
Penilaian akreditasi dari KARS
129
130
BAB XV
FASILITAS DAN PERALATAN
Fasilitas dan Peralatan disediakan oleh unit Quality dan unit terkait sesuai
program yang dilakukan
Untuk kegiatan pelatihan diluar rumah sakit berkoordinasi dengan SUB BAG
PROGRAM
BAB XVI
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat berkala terdiri dari :
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
131
: 08.00
Tempat
Peserta :Direktur Utama RSU dr. R. Soetijono Blora, Tim mutu dan tim
terkait.
Materi
Incident Report
Waktu
Jam
: 12.30 - selesai
Tempat
Peserta
Materi
2. Rapat Insidentil
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera
132
BAB XVII
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap akhir kegiatan
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
133
dan tiap triwulan pelaporan kegiatan dilaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit
secara periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi program kerja unit Quality
Assurance
2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh unit masing masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator klinis,
indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dilaporkan kepada
Tim PMKP untuk direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan
Pencegahan )
3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien :
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung membuat laporan
insiden untuk dilaporkan
dilakukan RMG oleh Tim Manajemen Resiko dan dilakukan pembahasan dengan
Tim KPRS dan Manajemen tiap hari Senin .
Indikator
Dilaporkan kepada :
Komite PMKP
Direksi
Tiap bulan max tgl Tiap TW
Keterangan
Melalui
laporan
Mutu
15 bulan berikutnya
realisasi
pencapaian
program
134
kerja
selesai Tiap
Komite PMKP
selesai Melalui
laporan
Program
Tiap
Patient Safety
pelaksanaan
pelaksanaan
realisasi
program
program
pencapaian
program
kerja
Komite
Manajemen
Tiap senin
PMKPManager
Tiap
senin
Tiap senin
Resiko Klinik
dilakukan
pembahasan
laporan
insiden
bersama
Komite
Cause Tiap
pembahasan RCA
FMEA
Indikator Tiap bulan
dibuat laporan
Laporan realisasi
Tiap TW
Klinik
pencapaian target
Pelayanan
indikator
Medis
Audit
Klinis Tiap
Pelayanan
5
dan manajemen
Tiap
selesai
selesai Tiap TW
selesai Tiap
pelaksanaan audit
email
selesai Melalui
pelaksanaan
laporan
realisasi
audit
klinis
selesai Tiap selesai Melalui
audit
Medis
Clinical
Tiap
Pathway
pelaksanaan
pelaksanaan
realisasi
program
program
pencapaian
program
melalui
selesai Tiap
laporan
kerja
Komite PMKP
selesai Melalui
laporan
Pelatihan
pelaksanaan
pelaksanaan
realisasi pencapa
PMKP
program
program
135
Pencegahan
Melalui
laporan
dan
kegiatan
Komite
pengendalian
PMKP
infeksi
Akreditasi RS
Tiap bulan
Tiap bulan
Tiap bulan
Tiap bulan
Melalui
laporan
kegiatan
Komite
PMKP
Pelaporan
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden
dilaporkan kepada Komite PMKP
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator
klinis, indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, untuk
direkap dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan Pencegahan )
3. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien oleh Komite Peningkatan Mutudan Keselamatan
Pasien
4. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh Komite
PMKP kepada Pimpinan rumah sakit , dan unit terkait
136
BAB XVIII
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring
Monitoring program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan QA dengan pimpinan
secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit internal RSUD Dr.R.Soetijono Blora.
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindak lanjuti sesuai masalah / kendala
yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, maka
pimpinan (Direktur) mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk didalamnya
melakukan perubahan terhadap program ataupun proses / SPO yang ada saat ini
Dokumen Bukti
Laporan pelaksanaan program PMKP :
1. Laporan pelaksanaan pemantauan indikator klinik
2. Laporan Hasil Audit klinik
3. Laporan RCA
4. Laporan pelaksanaan Pelatihan pelatihan internal
5. Laporan kegiatan Quality Champion
6. Laporan kegiatan Tim PPI
KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
137
BAB XIX
PENUTUP
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ini kami
susun agar dapat digunakan sebagai Komite PMKP dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program upaya peningkatan mutu
dan Keselamatan pasien di Rumah Sakit RSUD Dr.R.Soetijono Blora.
Namun demikian upaya upaya ini akan lebih berhasil jika didukung
oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit
kerja di Rumah Sakit Umum Dr.R.Soetijono Blora ini.
138