Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bendungan merupakan bangunan yang telah ditemukan sejak 2500 SM.
Bangunan ini biasanya dimanfaatkan untuk irigasi sawah di sekitar bendungan
dan sebagai cadangan air saat musim kemarau. Dengan berjalannya waktu,
bendungan dapat juga difungsikan sebagai tempat pariwisata.
Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan
potensi bahaya yang besar. Membangun bendungan berarti cadangan air di
wilayah tersebut akan bertambah. Disisi lain, membangun tubuh bendungan
yang tidak sesuai prosedur dapat membahayakan penduduk sekitar. Tubuh
bendungan yang runtuh akan menimbulkan aliran air yang dapat merusak
infrastruktur yang ada.
Desain suatu bendungan tipe urugan yang menahan air dalam volume
yang besar harus mempertimbangkan faktor keamanan terhadap pengaruh
kestabilan bendungan. Stabilitas suatu bendungan merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembangunan suatu bendungan,
dimana jika syarat stabilitas tersebut tidak terpenuhi, maka akan
mengakibatkan masalah keamanan bendungan yang meliputi kebocoran,
rembesan, longsoran, erosi dan retakan. Stabilitas ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantara lain adalah material pembentuk tubuh bendungan, penentuan
zona tubuh bendungan, kemiringan tebing, gelombang atau beban gempa dan
lain-lain.
Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah
tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang
geser dalarn tanah yang dimaksud. Untuk menganalisis masalah stabilitas
tanah seperti daya dukung, stabilitas lereng, dan tekanan tanah ke sarnping
pada turap maupun tembok penahan tanah, mula-mula kita harus mengetahui
sifat-sifat ketahanan penggeser tanah tersebut. (Braja M. Das, 1994).

Pada penelitian ini penulis melakukan penyelidikan geoteknik di


waduk Kedungbrubus Kabupaten Madiun untuk mengetahui kondisi
geoteknik di lapangan dan mengetahui nilai-nilai parameter tanah untuk
melakukan analisis stabilitas lereng tubuh bendungan tersebut. Nilai parameter
tersebut yaitu kohesi (c), sudut geser dalam () dan berat isi batuan () di
tubuh bendungan tersebut. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
nilai keamanan yang akan digunakan untuk menentukan aman atau tidaknya
tubuh bendungan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat pada penelitian kali ini yaitu mengenai tingkat
kestabilan bendungan Waduk Kedungbrubus Kabupaten Madiun, apakah
masih termasuk stabil atau tidak. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
pengolahan data melalui laboratorium dan software slide 6.0. Perangkat lunak
tersebut digunakan untuk membantu menganalisis dan akan mendapatkan
hasil akhir berupa nilai keamanan bendungan tersebut.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
1.
Melakukan pemetaan geologi teknik dan pemboran inti pada area
2.

waduk.
Melakukan uji laboratorium pada sampel tak terganggu

3.

diperoleh dari hasil pemboran.


Mendapatkan data berat isi, kohesi, sudut geser dalam, dan
1.3.2

yang

koefisien gempa.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui litologi permukaan dan bawah permukaan area waduk.
2.
Mengetahui nilai parameter geoteknik dari sampel tanah yang
3.

nilainya mewakili area pembangunan waduk.


Mengetahui nilai faktor keamanan dari stabilitas lereng tubuh

bendungan dengan software slide 6.0 dengan metode fellenius.


1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan pada Waduk Kedungbrubus Kabupaten
Madiun akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Mengetahui jenis material penyusun tubuh bendungan dan kondisi geologi


teknik area waduk.
2. Mendapatkan nilai massa tanah berupa kohesi, sudut geser dalam dan berat
isi.
3. Mengetahui nilai faktor keamanan pada tubuh bendungan di lokasi
penelitian.
1.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tugas akhir ini berada di Waduk Kedungbrubus,
Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Waktu tempuh untuk mencapai
lokasi penelitian dari Universitas Diponegoro yaitu kurang lebih 5 jam dengan
jalur tempuh melewati Kota Ungaran, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali,
Kota Surakarta, Kabupaten Sragen kemudian masuk ke Provinsi Jawa Timur
di Kabupaten Ngawi, tepat setelah masuk Kabupaten Madiun bagian utara
tepatnya pada perempatan Jalan Muneng, belok kearah utara sekitar 10km
hingga melewati Waduk Notopuro, dan belok ke arah timur laut sekitar 3km di
kawasan hutan hingga bertemu dengan Waduk Kedungbrubus. Waduk ini tepat
pada perbatasan 3 kabupaten yang berbeda (Kabupaten Madiun, Kabupaten
Ngawi dan Kabupaten Bojonegoro).
Lokasi penelitian terletak di Kabupaten Madiun yang terletak di bagian
barat Provinsi Jawa Timur. batas administrasi Kabupaten Madiun adalah
sebagai berikut :

Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat

: Kabupaten Bojonegoro
: Kabupaten Nganjuk
: Kabupaten Ponorogo
: Kabupaten Ngawi

1.6 Pembatasan Masalah


Penelitian yang dilakukan di Waduk Kedungbrubus, Kabupaten Madiun,
Provinsi Jawa Timur ini akan dibatasi pada permodelan lereng untuk
mendapatkan faktor keamanan dalam beberapa kondisi dengan metode
fellenius.

1.7 Penelitian Terdahulu


Berikut ini adalah penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan
sebelumnya. Zaid Ramadhan Hanan dan Pitojo Trijuwono, 2009 mengenai
Analisis Stabilitas Lereng Bendungan Jatigede dengan Parameter Gempa
Termodifikasi. Haska Adi Pradana, 2012 mengenai Analisis Struktur
Bendungan Krenceng Terhadap Gempa.

Haska, 2012
dan Pitojo

M Farid, 2013

Arrizal, 2015

Gambar
1.2 Diagram dan
IkanPitojo
Penelitian
dan Pitojo

Ali, 2016
dan Pitojo

1. Analisis Struktur Bendungan Krenceng Terhadap Gempa. Haska Adi


Pradana, 2012.
2. Analisis Numerik Stabilitas Lereng dengan Drainase Horisontal karena
Rapid Drawdown untuk Berbagai Kemiringan (178G). M Farid Maruf,
2013.
3. Analisis Stabilitas Waduk Lalung Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Arrizal Abdul Mukhlis, 2015.
4. Evaluasi Kestabilan Lereng Tubuh Bendungan Kedungbrubus, Kabupaten

Madiun, Provinsi Jawa Timur. Ali Rahmat Iqbal, 2016.

Anda mungkin juga menyukai