Tugas Anatomi Hewan Sistem Ekskresi Invertebrata
Tugas Anatomi Hewan Sistem Ekskresi Invertebrata
OLEH:
NAMA
:RISMAWATI
STAMBUK
:F1D115067
KELAS
:A
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1. Porifera
2. Protozoa
Pada kelompok hewan ini telah memiliki sistem ekskresi. Pengeluaran sisasisa metabolisme dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa
mempunyai organel eksresi berupa vakuola berdenyut (vakuola kontraktif)
yang bekerja secara periodik serta berperan mengatur kadar air dalam sel.
Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan.
3. Coelenterata
Sama
seperti
kelompok
porifera,
hewan
filum
hewan-
penghuni
filum
coelenterata (ubur-ubur, hydra, dll) tidak memiliki sistem ekskresi. Sehingga
pengeluaran limbah metabolisme berlangsung secara difusi melalui sel-sel
epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah metabolisme yang terlarutdalam
cairan tubuh dalam rongga gastrovaskular (rongga perut) akan dikeluarkan
Kelompok filum
ini memiliki sistem ekskresi, terutama kelas insecta menggunakan pembuluh
malpigi sebagai alat ekskresi. Tubula atau pembuluh malpigi merupakan
pelipatan ke arah luar dari saluran pencernaan. Tubula ini mensekresikan
limbah bernitrogren dan garam dari cairan tubuh (hemolimfa), dan air
mengikuti zat-zat tersebut melalui osmosis. Sebagian besar air dan garam
kembali diserap (reabsorpsi) ke dalam tubuh melalui sel epitel di rektum.
Sedang limbah bernitrogen kering dalam bentuk asam urat dikeluarkan
bersama feses melalui anus.
5. Echinodermata
sisem
ekskresi.
Sistem
cairan
Kelompok
hewan
ini
(planaria, cacing
hati) memiliki sistem ekskresiyang sederhana. Sistem ekskresi pada planaria
ialah sistem sel api (flame cells). Sistem ini merupakan rangkaian saluran
(tubula) yang bercabang-cabang. Disusun atas protonefridia yang merupakan
ginjal yang sederhana sebagai saluran utama. Protonefridia mengadakan
percabangan, dan pada tiap percabangannya ditutup dengan satu sel yang
memiliki bentuk seperti obor api. Sistem sel api ini terdapat di sepanjang tepi
permukaan tubuh. Air dan zat terlarut dalam cairan tubuh memasuki lumen
tubula protonefridia melalui celah-celah pada membran sel api. Gerakan silia
yang berada di dalam sel api mempertahanan cairan tersebut tetap bergerak di
dalam saluran protonefridia. Gerakan yang ditimbulka oleh sel api
inimenyerupai dengan bola api, sehingga sitem pada cacing pipih disebut juga
dengan sistem bola api. Kemudian cairan tersebut (urine) akan dikeluarkan
melalui nefridiofor (lubang ekskresi) yaitu lubang dari tiap-tiap protonefridia
yang berada di permukaan tubuh. Sistem bola api juga dimiliki oleh
kelompok phylumm nemathelmintes (cacing tambang dkk).
8. Annelida