2
SIMULASI KANCING DAN UJI CHI-SQUARE ( x )
A. DASAR TEORI
Gregor mendel (1822-1884)
Orang pertama yang menemukan tentang pola pewarisan sifat, biaraawan dari
australia yang mempelajari tentang proses pewarisan pada tanaman kacang, ercis dan
mengembangkan hukum tentang pewarisan sifat. Namun hasil kerjanya tidak diakui dunia
sampai abad ke 20. Antara tahun 1856-1863
pembudidayaan lebih dari 28.000 tanaman kacang ia menemukan bahwa suatu tanaman
mewariskan sifat-sifat keturunan yang berasal dari induknya. Dari hasil penelitian tentang
genetika tanaman kacang ercis, ia mendapat julukan sebagai bapak genetika.
Bentuk-bentuk persilangan
Mendel melakukan penelitian pada persilanan monohibrid-persilangan dengan satu
sifat pada contoh warna bunga
Persilangan dihibrid- persilangan dengn dua sifat beda contoh warna bunga dan
tingggi tanaman
Genotip
Genotip homozygot- kombinasi gen terdiri dari 2 gen dominan atau dua gen resesif
(RR atau rr) di sebut juga galur murni
Genotip heterozygot-kombinasi yang terdiri dari satu gen dominan dan alelnya gan
resesif (Rr) di sebutb juga dihibrid.
Mendel mendapatkan ggelur murni dengan cara membiarkan tanaman melakukan
penyerbukan sendiri untuk beberapa generasi.
-
Persilangan monohibrid
Hasil percobaan monohibri menunjukan bahwa pada seluru ttanaman Fl hanya ciri
(sifat) dari ala suatu tetua yang muncul. Pada generasi F2, yang muncul. Pada generasi F2,
semua ciri yang di punyai oleh tetua (p) yang di silangkan muncul kembali. Ciri sifat tetua
yang muncul pada sifat Fl terjadi karena tertutup, kemudian di sebut ciri resesif, dan yang
menutupi di ssebut dominan dari seluru percobaan monohibri untuk 7 sifat yang di amati
pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah induvidu dengan ciri
dominan : resesif.
Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibrinya, mendel mengatakan
bahwa setiap sifat organisme di tentukan oleh, yang kemudian di sebut gen. Faktor tersebut
kemudian di wariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap tanaman
terdapat dua faktor (sepasang) untuk maing-masing sifat, yang kemudia di kenal dengan
istilah dua alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina.
Dalam penggabungan tersebut faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.
Padda saat pembentukan gamet, setiap faktor dapat di pisah kembali secara bebasparistiwa
ini kemuian di kenang sebagai hukum mendel l, yaitu hukum segregasi. Perbandingan pada
F2 untuk ciri dominan : resesif = 3:l, terjadi karena adanya proses penggabuangan secara
acak gamet-gamet betina dan jantan dari tanaman Fl. Bukti-bukti mendel untuk menjelaskan
teori partiikula mengenai pewarisan:
(a) Persilangan tanaman tinggi dan pendek;
(b) Pada generasi Fl semua keturuna (zuriat)berbatang tinggi;
(c) Pada generasi F2 26
berbtang pendek dan 74
berbatang tinggi.
Hukum segregasi mendel mengikutti proses miosis.
(a) Individu heterozygot untuk alel tinggi (T) dan alel pendek (t).
(b) Setelah kromosom menganda, melalui miosis I dan II menghasilkan sel-sel haploid.
Tiap-tiap sel memiliki alel tunggal untuk gen tinggi tanaman, baik T atau t, maka alel
T dan t bersegregasi bebas satu sama lain.
(c) Selama fertilisasi alel tergabung secara acak.
Keturan memiliki rasio genotipe : l TT:2 Tt : l tt dan rasio fenotipe 3 tinggi : 1 pendek.
Secara skema, percobaan mendel dapat di lihat pada gambar 2.1 sbb
P:
+ tinggi x
pendek
Gamet
DD
dd
Tinggi
Dd
Menyerbuk sendiri (Dd x Dd)
F2
Gamet T
Gamet E
D
d
DD (tinggi )
Dd (tinggi)
Dd (tinggi )
Dd(pendek)
pada
tabel
C. ALAT DAN BAAHAN
Alat dan bahan yang kami gunakan yaitu:
1. Alat tulis
2. Kancig genetika masing-masing 25 pasang untuk tiap warna, duabwarna untuk
monohybri dan empat warna untuk dihibrid.
D. CARA KERJA
1. Kami pisahkan 25 pasang kancing (misalnya merah yang bersifat dominan/T)menjadi
dua bagian, maing-masing berperaan sebaagaai gametjantan yang berbentuk dan
gaamet betina yang menonjol.
2. Kami lakukan mpula pada warna yang lain sebagai resesif (t), misalnya warna
kuning.
3. Kami campurkan kancing merah dan kuning yang memiliki peran yang sama-sama
sebagai jantan.
4. Kami mencampur
sebagai betina
5. Kami melakukan pengambilan secara acak dari kotak I ( jantan) dan dari kotak II
(betina) kemudian kami pasangkan dan catat jumlah genotif serta ffenotif yang dii
daapatkan
6. Kami melakukannya sampai semuanya habis.
7. Kemudian kami menghitungperbandingan tersebut dan kami uji dengan uji square.
E.HASIL PENGAMATAN
Sifat
Genotif
Fenotif
d=[
O- d
d/E
TT
Tinggi
13
12
E]
13-12=1
Tt
Tinggi
Tinggi
23
26
23-26=-3 -3x2=6
6/26=0,2
tt
pendek
Pendek
14
12
14-12=2
2x2=4
3
4/12=0,3
12
3
57
1x2=2
Pendek
jumlah
50
50
2/12=0,1
F.PEMBAHASAN
Pada paraktikum genetika kali ini yaitu hasil persilangan monohibri dengan tujuan untuk
membuktikan hukum mendel 1 tentang persilangan monohibri. Percobaab persilangan
monohybri adalah persilangan yaang mewariskan satu karakter dengan dua sifat bedah.
Pada perobaan ini kami menggunakan kancing yaagg beerwarna merah dan kuning yang di
masukkan ke ddalam kantong yang berbeda dan kemudian kami mengambil masing-masing
25x dari masing-masing kantong yang telah yang telah di isikkann kancing sebanyak 2x
sehingga hasilnya dapat di lihat dari hasil pengamatan dalam hukum mendel hasil
persilangan monohybri.
Dengan menggunakan kaancing warna merah di lambangkan dengan (T/DD) dan
warna kuning (t/dd) dari pada keturuna F1 perkawina dari kedua merupan gabungan dari
kkedua gen yang dalam fenotifnya tetap bulat percampuran kancinng mmerah dan
kuningsedangkan pada F2 mulai tampak berlakunya hukum segresi yaitu pemisahan secara
bebas gen alel pada percobaan yang diambil datanya dari kelompok IV persilangan dari F1
didapatkan perbandingan genotifnya TT :Tt :tt adalah 13 :23:12
Jadi berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan di dapatkan hasil persilangan
dengan perbandigan yaitu sebagai berikut
Rasio genotifnya = TT : Tt :tt
13 :23 :14
G. KESIMPULAN
Setelah mmelakukan percobaan kami mendapatka hasil perbandingan dari
hasil yang dominan dengan gen yang resesif yaitu hasilnya tidak jau berbeda tetapi pada
akhirnya semua individu F1 adalah seragam.
H. SARAN
Saran dari kami harus adanya materi yang akan di praktekkan sebelum kita
melakukan praktikum agar tiak ada kekeliruan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Gloria, ria Yulia. 2010 panduan praktikum genetika. Cirebon: pus. Lab IAIN SNJ
Yatim, wilda. 2003,genetika. Bandung: tarsito
DOSEN PENGAMPU
SUPARMAN S.P, M.Si
ASISTEN DOSEN
OLEH
KELOMPOK IV
TAMSIL
LAMISA RAMALAN
SUSI RAHAYU
NURFIDA HADIM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2014