Semangat adalah keadaan pikiran ketika batin tergerak untuk melakukan satu
atau banyak tindakan. Jadi, semangat itu memiliki fungsi sebagai penggerak batin
untuk bertidak. Seseorang yang memiliki semangat bagus, sikap dan perilakunya
biasanya terlihat dinamis.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri atas beragam etnis tentu tak mudah membentuk persatuan
bangsa hingga melahirkan sebuah negara merdeka bernama Indonesia. Sebelum menjadi bangsa
yang merdeka, Indonesia melalui serangkaian sejarah kelam dijajah oleh beberapa bangsa lain,
dengan yang terlama yaitu Belanda. Ketika menjajah Indonesia, Belanda menerapkan garis-garis
batas wilayah pengawasan politis untuk mempermudah mereka dalam mengawasi Hindia Timur
kala itu. Garis-garis batas politis cenderung menentukan kesadaran nasional (Kahin, 1995 : 49).
Kesadaran nasional tersebut terbentuk akibat sikap pemerintah Belanda yang menggalang orangorang dengan berbagai bahasa dan berbagai kebudayaan tersebut ke dalam suatu kesatuan politik
(Kahin, 1995 : 49). Dari kesatuan politik yang ada kemudian lahirlah rasa patriotisme daerah
yang kemudian berkembang menjadi patriotisme sebagai bangsa yang satu sehingga kesadaran
nasional pun tercipta. Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa diperlukan suatu moment khusus
yang mempersatukan bangsa dengan latar belakang yang berbeda, yang belum bersatu karena
masih bersifat kedaerahan.
Selain pembentukan garis-garis batas politik, George Mc. Turnan Kahin (1995 : 50) mengatakan
bahwa ada faktor lain yang mempersatukan dan mengembangkan nasionalisme bangsa Indonesia
seperti tingginya derajat homogenitas agama yang memberikan rasa solidaritas. Selain itu juga
terdapat faktor lain yaitu terbentuknya Volksraad sebagai Majelis Perwakilan Rakyat tertinggi
kala itu yang menjadi sarana bagi kaum nasionalis Indonesia untuk mendidik kaum yang dapat
membaca sebagai sasaran moderat dari pergerakan kebangsaan (Kahin, 1995 : 53). Volksraad
menjadi wadah bagi kaum nasionalis untuk membentuk kader-kader pergerakan bangsa. Faktor
selanjutnya adalah adanya gerakan dari kaum tani untuk memprotes penambahan beban pajak
oleh Belanda terhadap para petani yang semakin memberatkan perekonomian petani. Selain
faktor-faktor internal dari bangsa Indonesia juga terdapat faktor-faktor eksternal seperti
kemenangan Jepang atas Rusia dan juga perkembangan media-media massa dan fasilitas-fasilitas
transportasi kala itu (Kahin, 1995 : 54).
Rangkaian faktor tersebut sebenarnya tak cukup akurat menjawab kapan dimulainya
nasionalisme Indonesia dan bagaimana fenomenanya. Meskipun demikian faktor-faktor tersebut
menunjukkan adanya perkembangan gagasan untuk membentuk pemerintahan sendiri yang lepas
dari jajahan. Perkembangan gagasan pemerintahan sendiri tersebut dipercepat oleh peristiwaperistiwa yang terjadi setelah perang dunia pertama (Vlekke, 1961 : 383). Bangkitnya kesadaran
nasional di kalangan orang Indonesia berhubungan erat dengan perubahan yang terjadi di Asia
setelah 1900 (Vlekke, 1961 : 384). Salah satunya, Jepang yang menang atas Rusia membuat
Indonesia sebagai bagian dari Asia merasa memiliki kesempatan untuk memperoleh kesamaan
hak dengan penduduk Eropa yang berada di Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa situasi
politik internasional juga turut mempengaruhi perkembangan nasionalisme bangsa Indonesia.
Terbentuknya kesadaran nasional tak serta merta berjalan mulus, para imperialis memecah belah
persatuan dengan menggunakan perbedaan-perbedaan etnis, agama maupun perbedaan lainnya
merupakan halangan bagi kesadaran nasional dalam bersatu. (Hobsbawm 1990, 137). Hal ini
menunjukkan adanya usaha dari penjajah untuk mencegah persatuan bangsa Indonesia. Bahkan
secara tegas pemerintah Belanda tidak menolak mendiskusikan versi otonomi Hindia Belanda
tapi sangat tidak setuju akan pembahasan apapun mengenai versi Indonesia, penggunaan kata
Indonesia dilarang (Vlekke, 1961 : 411). Upaya pencegahan persatuan demikian membuat
kelompok-kelompok nasionalis semakin radikal. Lahirnya organisasi-organisasi seperti Sarekat
Islam, Budi Utomo, dan Indische Partij turut mewarnai situasi politik kala itu untuk memperoleh
kemerdekaan. Salah satu penggerak kebangkitan bangsa, Organisasi Budi Utomo, merupakan
organisasi yang menjadi alat penyalur bagi anggota-anggotanya untuk meluapkan kegundahan
mereka akan situasi sosial politik yang terjadi. Situasi politik dalam negeri yang penuh dengan
pergerakan bangsa semakin berkembang memperlihatkan bagaimana nasionalisme semakin
terbentuk dalam diri rakyat Indonesia sebagai bangsa yang berhak untuk merdeka.
Dari uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia lahir karena adanya
kesadaran nasional, yang mulai terbentuk salah satunya karena politis Belanda yang membagi
garis-garis batas wilayah kekuasaan dengan mempertemukan orang-orang dari berbagai latar
budaya yang berbeda yang kemudian menumbuhkan rasa persatuan karena persamaan nasib
dikuasai oleh bangsa asing. Dari persamaan nasib dan sejarah itulah timbul rasa patriotisme dan
kesadaran nasional. Meskipun tidak dapat dibuktikan kapan tepatnya nasionalisme mulai tumbuh
dari bangsa Indonesia, namun kesadaran nasional tersebut telah mempersatukan rakyat Indonesia
yang majemuk dalam perjuangan sebagai bangsa yang satu dan merdeka. Sungguh menarik
karena kemajemukan yang tinggi dapat dipersatukan dengan menyingkirkan egoisme diri dan
memandang pada tujuan yang sama yaitu lepas dari belenggu penjajahan. Situasi politik di dalam
dan di luar negeri turut membantu mengembangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Persatuan
sebagai bangsa dan keinginan untuk merdeka menjadi landasan pergerakan-pergerakan beberapa
organisasi untuk melawan imperialisme Belanda. Meskipun diwarnai dengan berbagai gejolak
dan upaya pencegahan persatuan bangsa dengan politik pecah belah yang dibuat Belanda,
nasionalisme, persatuan dan kegigihan bangsa Indonesia telah membawa bangsa ini merdeka dan
menjadi negara yang berdaulat.
5. Jelaskan jiwa dan semangat 45 ?
- Jiwa dan semangat45 adalah jiwa yang sungguh-sungguh merasa terbeban akan bangsa
Indonesia ini, jiwa yang tidak memandang suku dan agama lain namun tetap menciptakan
suatu persatuan agar semakin harmonis lagi. Jiwa yang rela berkorban untuk Indonesia.
Namun bukan berarti harus seperti para penjajah dahulu yang harus berperang untuk
membela Indonesia. Jiwa dan semangat45 saat ini dapat di artikan seperti
Peduli terhadap lingkungan,
Tidak korupsi,
Bahkan juga jiwa dan semangat45 dapat diartikan seperti menghormati sesama umat
yang beragama.
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara ialah Pancasila berperan sebagai landasan dan
dasar bagi pelaksanaan pemerintahan, membentukan peraturan, dan mengatur
penyelenggaraan negara.
Melihat dari makna pancasila sebagai dasar negara kita tentu dapat menyimpulkan bahwa
pancasila sangat berperan sebagai kacamata bagi bangsa Indonesia dalam menilai
kebijakan pemeritahan maupun segala fenomena yang terjadi di masayrakat.
7. Jelaskan makna penetapan pancasila oleh PPKI sebagai penjelmaan takyat Indonesia?
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 mengandung
maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa
suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang
merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai perwujudan
kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.
Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia
merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang menjadi
sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan
hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.
Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan yang
timbul sehubungan dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara harus didasarkan atas
dan berpedoman pada UUD. Peraturan-peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut
peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.
Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan
dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
(Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya) yang
dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan
dengan Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundangundangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan
dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber
dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat,
jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).
Adalah suatu hal yang membanggakan bahwa Indonesia berdiri di atas fundamen yang kuat,
dasar yang kokoh, yakni Pancasila dasar yang kuat itu bukanlah meniru suatu model yang
didatangkan dari luar negeri.Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa
Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah
air kita sejak dahulu hingga sekarang.
Pancasila mengandung unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia
sebagai dasar negara, tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya.
Pancasila bersifat universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara
kesatuan Republik Indonesia secara kekal dan abadi.
Menurut Dewan Perancang Nasional yang dipimpin oleh Muhammad Yamin, yang dimaksudkan
dengan kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia
sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi
bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa.
Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan
bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian
bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah
tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun
pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia
secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari
Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari
bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonesia sendiri merupakan :
a.Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku di negara kita.
b.Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk
dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
1. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.
Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat
universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia.
2. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
3. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia
menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar
karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia
yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah
mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan
Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan
rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan
perumusan yang baku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Menurut Meyer dan Allen (1991, dalam Soekidjan, 2009), komitmen dapat juga berarti
penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai -nilai organisasi, dan individu berupaya
serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut.
Menurut Van Dyne dan Graham (2005, dalam Muchlas, 2008), faktor -faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi adalah: personal, situasional dan posisi. Personal
mempunyai ciri-ciri kepribadian tertentu yaitu teliti, ektrovert, berpandangan positif (optimis),
cendrung lebih komit.
Lebih lanjut Dyen dan Graham (2005, dalam Muchlas, 2008) menjelaskan karakteristik dari
personal yang ada yaitu: usia, masa kerja, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, dan
keterlibatan kerja. Situasional yang mempunyai ciri-ciri dengan adanya: nilai (value) tempat
kerja, keadilan organisasi, karakteristik pekerjaan, dan dukungan organisasi. Sedangkan
posisional dipengaruhi oleh masa kerja dan tingkat pekerjaan.
Menurut Quest (1995, dalam Soekidjan, 2009) komitmen merupakan nilai sentral dalam
mewujudkan soliditas organisasi. Hasil penelitian Quest (1995, dalam Soekidjan, 2009) tentang
komitmen organisasi mendapatkan hasil :
1. Komitmen tinggi dari anggota organisasi berkorelasi positif dengan tingginya motivasi
dan meningkatnya kinerja;
2. Komitmen tinggi berkorelasi positif dengan kemandirian dan Self Control;
3. Komitmen tinggi berkorelasi positif dengan kesetiaan terhadap organisasi;
4. Komitmen tinggi berkorelasi dengan tidak terlibatnya anggota dengan aktifitas kolektif
yang mengurangi kualitas dan kuantitas kontribusinya.
tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali
dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara
tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia;
c. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;
d. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan
yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.
11. Komitmen generasi muda terhadap bangsa dan negara
- Pemuda merupakan generasi yang akan mewarisi kepemimpinan bangsa ini. Masa depan
bangsa ini sudah pasti ditentukan oleh para pemudanya. Jika pemuda Indonesia sudah
banyak yang kehilangan nasionalismenya, tentunya bangsa ini berangsur-angsur akan
mengalami kemunduran. Dan jelas ini merupakan sebuah kerugian besar bagi negara
Indonesia.
- Pemuda Indonesia angkatan 1928 telah menorehkan sejarah dengan tinta emas untuk
negeri ini. Kala itu mereka bersumpah untuk bersama-sama memperjuangkan Indonesia
agar menjadi sebuah negara yang merdeka seutuhnya. Memang kala itu, apa yang di
lakukan para pemuda tidak mendapatkan respons baik dari golongan tua pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Namun justru karena itulah para pemuda semakin antusias untuk
mewujudkan cita-citanya yaitu untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan
berbahasa satu, Indonesia.
- Kalau mau kita telaah lebih dalam, adanya sumpah pemuda pada waktu itu adalah karena
adanya cita-cita untuk bersatu dengan mendirikan sebuah negara yang mandiri dan
berdaulat. Namun sekarang ini eranya sudah berbeda. Cita-cita para pemuda harusnya
juga berbeda karena saat inipun bangsa ini sudah merdeka. Hal yang pernah disumpahkan
oleh para pemuda Indonesia kala itu saat inipun sudah menjadi tanggung jawab pribadi
masing-masing warga Indonesia.
- Ancaman yang dihadapi bangsa ini sudah berubah. Lebih berbahaya lagi adalah hal yang
mengancam bangsa ini tidak disadari sebagian warga negara ini dan jauh lebih berbahaya.
Maka untuk menjaga harkat dan martabat bangsa Indonesia kita harus melakukan sumpah
kembali. Mungkin bisa dengan melakukan sumpah pemuda ke dua, atau bisa juga
berkomitmen dalam diri sendiri dengan setulus hati.
- Kami Putra Putri Indonesia Bersumpah, Berideologi Satu Ideologi Pancasila
- Ancaman-amcaman dari luar yang ingin menggeser posisi pancasila sebagai ideologi
bangsa tentunya patut kita waspadai. Adanya trauma terhadap pancasila pasca orde baru
oleh masyarakat kita tentunya patut di sayangkan. Hal yang harusnya menjadi sebuah
pandangan hidup dan pribadi bangsa justru semakin hari semakin ditinggalkan oleh
masyarakatnya. Maka dari itu dirasa perlu kita untuk bersumpah untuk berideologi satu,
ideologi pancasila.
-
Kami Putra Putri Indonesia Bersumpah, Untuk Menjaga Kearifan Lokal Indonesia
Local Wisdom bukan berarti sebuah keterbelakangan. Justru hal tersebut adalah sebuah
kekayaan yang telah diwariskan oleh pendahulu kita. Bangsa ini mempunyai banyak
sekali hal yang patut dilestarikan dan di jaga. Karena memang jika kearifan lokal bangsa
ini tidak di jaga, maka akan tergerus oleh moderinsasi yang saat ini sedang gencar
menyerang generasi bangsa.
Sayangnya, saat ini banyak dari kita yang menganggap bahwa kearifan lokal itu penting,
namun sedikit dari kita yang bersedia turut serta dalam melestarikannya. Coba lihat
indahnya alam Indonesia yang telah di anugerahkan pada kita, banyaknya budaya yang
ada di masyarakat kita, akan menjadi sebuah kebanggaan jika kita mampu menjaganya
dan memperkayanya.
Kami Putra Putri Indonesia Bersumpah, Turut Serta Mencapai Tujuan Bangsa
Indonesia
Banyak yang bingung ketika ada orang bertanya tentang tujuan negara Indonesia. Padahal
jika orang hidup tanpa tujuan akan tersesat kemudian. Begitu pula dengan bangsa ni.
Tujuan bangsa ini sudah jelas tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
Norma Kesopanan
Norma kesopanan ialah aturan di dalam masyarakat yang bersumber dari kebiasaan serta
kepatuhan di dalam masyarakat itu sendiri.
Contoh Norma Kesopanan dalam Masyarakat
1. Menngucapkan salam ketika bertamu..
2. Mengucapkan kata-kata yang sopan dan tidak menyakiti hati orang lain.
3. Menghormati orang yang lebih tua.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan atau kaidah pedoman hidup yang bersumber dari hati nurani
manusia.
Contoh Norma Kesusilaan dalam Masyarakat
1. Menghargai serta menghormati orang lain.
2. Menghormati orang yang lebih tua.
Agar masyarakat dapat berprilaku tertib, disiplin, jujur, mempererat tali persaudaraan
dengan orang yang berbeda agama dan suku, melupakan perbedaan yang ada dan mampu
bertanggung jawab untuk menciptakan rasa aman dan tentran dalam pergaulan
dimasyarakat.
Untuk mencegah dan menghindari konflik atau salah paham yang akan berujung menjadi
pertengkaran, pertikaian dan perkelahian yanag hanya akan memicu sebuah prilaku yang
diskriminasi.
Untuk menciptakan keadilan dan menumbuhkan rasa patriotisme terhadap tanah air dan
agar setiap individu dapat menyadari bahwa hidup saling menghormati dan saling
menghargai adalah kunci dari terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa .
Jika ada prilaku yang tidak sesuai dengan norma norma dan tata cara kehidupan didalam
bermasyarakat dan tidak menjalankan keputusan terhadap norma yang telah dibentuk ,
maka seseorang akan menerima hukuman dalam bentuk sansksi, peringatan dan
sebagainya.
Norma norma yang harus dipatuhi masyarakat demi terciptanya masyarakat yang
aman, tentram dan penuh dengan rasa persaudaraan adalah;
1.Norma agama
Dimana segala tingkah laku kita dan perbuatan dilakukan sesuai dengan yang
diperintahkan oleh tuhan yang didalam ajarannya terdapat larangan, perintah atau saran
saran baik yang tidak boleh membedakan bedakan sesama didalam hidup bermasyarakat.
2. Norma Kesusilaan
Dimana segala aturan aturan yang datang dari prilaku kita sendiri terhadap orang lain dan
masyarakat banyak pada umumnya, sehingga masyarakatlah yang akan menilai kita
sebagai manusia yang bersusila baik atau tidak.
3. Norma Kesopanan
Dimana prilaku yang kita ciptakan sendiri terhadap orang lain di dalam pergaulan dan
tata krama serta kebiasaan sehari hari dalam kehidupan, hanya masyarkatlah yang akan
menilai kita termasuk manusia yang sopan , santun, bijaksana , bertutur kata baik atau
tidak.
4. Norma hukum
Norma hukum adalah aturan aturan yanag dibuat dan ditetapkan oleh negara yang harus
dipatuhi oleh seluruh warga negara . Ini adalah sebuah pedoman hukum yang bertujuan
untuk menciptakan rasa nyaman, aman, tentram, rukun dan terhindar dari konflik apapun
didalam masyarakat yang nantinya hanya akan memecah belah persatuan.
terbanyak yang sama sama mempunyai tujuan utama yang sama yaitu norma yang
diperuntukkan sebagai pondasi dan landasan dalaam berprilaku dan bertatakrama dalam
pergaaulan sehaari hari tanpa memandang status sosial seseorang atau status agama dan
suku tertentu.
Menurut R. Djokosutono, Pengertian Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara
dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di depan pengadilan
karena perbuatan melanggar hukum.
Di Indonesia, Konsep negara hukum tercantum di dalam UUD 1945, yang menjelaskan bahwa
negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(machstaat). Oleh karena itu negara tidak boleh melaksanakan aktivitasnya atas dasar kekuasaan
belaka, tetapi harus berdasarkan pada hukum.
Selanjutnya dalam UUD 1945 tersebut menerangkan bahwa pemerintah berdasarkan atas sistem
konstitusional (hukum dasar) tidak bersifat (absolutisme (kekuasaan yang terbatas), karena
kekuasaan eksekutif dan administrasi di Indonesia berada dalam satu tagan, yaitu ada pada
presiden. Artinya bahwa administrasi dalam menjalankan tugasnya dibatasi oleh peraturan
perundang-undangan.
19. Apakah dasar hukum Negara Indonesia adalah neagara hukum , pasal ?
a. Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal
1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara
Hukum. Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian
Penjelasan Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai
berikut:
1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat), tidak berdasar
atas
kekuasaan
belaka.
2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum
dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
b. TUGAS PENEGAK HUKUM
POLISI
polisi bertugas:
*. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli masyarakat dan kegiatan
pemerintah yang diperlukan;
*. mengatur semua kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di
jalan;
*. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
masyarakat dan kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang dan peraturan masyarakat;
*. berpartisipasi dalam pembangunan hukum nasional;
*. menjaga ketertiban dan menjamin keamanan umum;
*. koordinasi, pengawasan, dan bimbingan teknis kepada polisi khusus, penyidik pegawai negeri
sipil, dan bentuk spontan keamanan;
*. melakukan penyelidikan dan penyidikan semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara
pidana dan peraturan lainnya. Mengenai ketentuan ini penyelidikan dan investigasi, lebih
jelasnya telah disediakan dalam konsep KUHAP (KUHP), yang meliputi pemahaman yang rumit
penyidikan, penyelidikan, penyelidik dan penyidik dan tugas dan wewenang.
*. mengadakan identifikasi polisi, polisi medis, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian
untuk kepentingan tugas kepolisian;
*. melindungi keselamatan jiwa dan raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan dari
gangguan dan / atau bencana, termasuk memberikan bantuan dan bantuan untuk menegakkan
hak asasi manusia;
*. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi
dan / atau otoritas lokal;
*. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan mereka dalam lingkup
tugas polisi, dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan undang-undang.
*. melaksanakan tugas lain sesuai dengan undang-undang.
HAKIM
Hakim bertugas:
hakim yang bertugas membentuk hukum, hakim harus memastikan sebenarnya hukum tetap, dll,
kita perlu menyadari tugas utama adalah untuk menilai
menyelesaikan perselisihan di-antara para pihak, memberi
JAKSA
jaksa bertugas:
* Menentukan dan mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam lingkup
tugas dan wewenang jaksa
* Merampingkan proses penegakan disediakan oleh Undang-Undang
* Mengesampingkan kasus untuk kepentingan umum
* Mengajukan banding untuk kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam kasus pidana,
perdata, dan administrasi
* Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam kasus pidana
pemeriksaan banding;
* Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena keterlibatannya dalam kasus pidana sesuai dengan hukum dan
peraturan
* Jaksa Agung memberikan izin kepada tersangka atau terdakwa untuk menjalani pengobatan
atau rawat inap di negara ini, kecuali dalam keadaan tertentu bisa diobati di luar negeri, atas
rekomendasi dokter.
Jaksa * memiliki tugas utama sebagai jaksa, tapi dalam pemberantasan Korupsi dan Pelanggaran
Hak Asasi Manusia dalam kategori berat, maka Jaksa juga bertindak langsung sebagai
Investigator (Pemeriksa).
* Menetapkan dan mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam lingkup
tugas dan wewenang jaksa.
* Merampingkan proses penegakan disediakan oleh hukum, mengecualikan kasus untuk
kepentingan umum.
a.
Pengadilan Anak (UU No. 3 Tahun 1997)
b.
Pengadilan Niaga (Perpu No. 1 Tahun 1989)
c.
Pengadilan HAM (UU No. 26 Tahun 2000)
d.
Pengadilan TPK (UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 tahun 2002)
e.
Pengadilan Hubungan Industrial (UU No. 2 Tahun 2004)
f.
Mahkamah Syariah NAD (UU No. 18 Tahun 2001)
g.
Pengadilan Lalu Lintas (UU No. 14 Tahun 1992)
II.
PERADILAN AGAMA
Mahkamah Syariah di Nangro Aceh Darussalam apabila menyangkut peradilan Agama.
III.
PERADILAN MILITER
(1) Pengadilan Militer untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat prajurit.
(2) Pengadilan Militer Tinggi, untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat perwira
s.d kolonel
(3) Pengadilan Militer Utama, untuk mengadili anggota TNI yang berpangkat Jenderal.
(4) Pengadilan Militer Pertempuran, untuk mengadili anggota TNI ketika terjadi perang.
IV.
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Pengadilan Pajak (UU No. 14 Tahun 2002)
V.
PERADILAN LAIN-LAIN
a)
Mahkamah Pelayaran
b)
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)
B. MAHKAMAH KONSTITUSI (UU No. 24 Tahun 2003)
Tugas Mahkamah Konstitusi adalah :
(1) Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
(2) Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberi oleh
UUD 1945.
(3) Memutus Pembubaran Partai Politik.
(4) Memutus perselisihan tentang PEMILU.
(5) Memberikan putusan atas pendapat DPR tentang dugaan Presiden/Wakil Presiden
melanggar hukum, berupa : mengkhianati negara, korupsi, suap, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela lainnya.
SISTEM PERADILAN DI INDONESIA
A. Kekuasaan Kehakiman dan Sistem Peradilan (Era Penjajahan)
a)
Sistem ketatanegaraan yang dianut berpedoman kepada teori klasik montesquieu,
yaitu kekuasaan negara di tangan eksekutif, legislatif dan yudikatif
b)
Yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan
Negeri (namun dalam hal ini wewenangnya hanya terbatas teknis yuridis)
c)
Dalam setiap pengadilan negeri, diatur juga suatu lembaga yang disebut kejaksaan
pada pengadilan negeri tersebut
d) Badan peradilan yang ada saat itu baru pengadilan umum dan pengadilan agama
B. Kekuasaan Kehakiman (Sebelum Amandemen UUD)
a)
mengatur tentang hierarki lembaga negara (tertinggi, tinggi dan lembaga Negara saja).
b)
Menganut teori ketatanegaraan klasik (Montesquieu), dimana kekuasaan negara
dijalankan oleh lembaga eksekutif, lembaga yudikatif dan lembaga legislatif
c)
Format lembaga kekuasaan kehakiman masih setengah independen, yaitu hanya dalam
hal pemikiran, sedangkan dalam hal kedudukan dan sarana prasarana operasional lainnya
masih berada di bawah kekuasaan lembaga negara lainnya
C. Sistem Peradilan (Sebelum Satu Atap)
a)
Pembinaan organisasi dan sumber daya manusia dibawah dephukham (kekuasaan
eksekutif) dan hal-hal yang berkaitan dengan teknis yuridis (manajemen pekara) dibawah
wewenang MA
b)
Badan peradilan hanya terdiri dari badan peradilan umum, TUN, agama dan militer
yang masing-masing mempunyai jejang pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat
banding dan pengadilan tingkat kasasi
c)
Struktur MA sebagai badan peradilan tertinggi terdiri dari satu orang ketua, satu orang
wakil ketua, beberapa ketua muda, Beberapa dir, satu orang pansekjen, beberapa orang
kepala pusat, beberapa orang kepala bagian dan struktur2 lain di bawahnya
D. Kekuasaan Kehakiman (Setelah Amandemen UUD)
a)
Didasarkan pada konstitusi baru hasil amandemen yang memuat prinsip checks and
balances (tidak ada lagi definisi lembaga tertinggi dan tinggi, tapi semuanya disebut lembaga
negara)
b)
Disesuaikan juga dengan perkembangan teori ketatanegaraan modern dimana
kekuasaan di suatu negara dilaksanakan oleh lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga
yudikatif dan lembaga independen dengan fungsi khusus
c)
Dibentuk suatu lembaga kekuasan kehakiman yang lebih independen (terutama dari
pengaruh kekuasaan negara lainnya) dengan apa yang disebut konsep satu atap dan dibuatnya
lembaga kekuasaan baru yaitu MK
E. Sistem Peradilan (Setelah Satu Atap)
a)
Pembinaan Organisasi dan Sumber daya manusia serta hal-hal yang berkaitan dengan
teknis yuridis diatur MA
b)
Dibentuknya badan-badan peradilan baru (terutama di bawah peradilan umum dan tun)
yang berstatus ad-hoc (mis: HAM, Tipikor, Niaga, Perindustrian, Perikanan, Kedokteran,
Pajak)
c)
Dilakukannya restrukturisasi di MA (akibat adanya 1 atap ini), terutama dilevel
pimpinan dan eselon 1 (mis: wakil ketua MA dibagi atas yudisial dan non yudisial, panitera
dan sekretaris jenderal di pegang oleh 2 orang yang berbeda, adanya direktorat badilumtun
yang sebelumnya di dephukham sebagai eselon 1, diubahnya status beberapa pusat menjadi
badan seperti pusdiklat- dan adanya badan-badan baru seperti badan pengawasan-)
F. Lembaga Negara Independen Menurut Dasar Hukumnya
a)
Dengan Dasar Hukum UUD : BI, MK, KY, KPU
b)
Dengan Dasar Hukum UU : KPK, KPI, Komnas HAM, KKR, KPPU
c)
Dengan Dasar Hukum Perpres : KON, Komisi Kejaksaan, KomisiKepolisian
G. Lembaga Negara Independen Menurut Areanya
Organisasi tersebut bisa bermacam-macam bentuk dan strukturnya, mulai dari organisasi
mahasiswa, serikat buruh, sampai organisasi internasional seperti PBB dan sebagainya,
semuanya membutuhkan dokumen dasar yang disebut konstitusi. Adapun yang disebut
konstitusi dalam konsepnya yang modern ini menurut Soetandyo Wignjosoebroto ialah
tatanan yang menjadi bangunan dasar suatu organisasi negara, yang berfungsi sebagai
rujukan normatif yang akan memberikan dasar pembenar, baik secara moral maupun
secara legal kepada segala aktivitas para pejabat pengemban kekuasaan negara. Suatu
konstitusi yang dalam tradisi hukum tatanegara negara-negara Eropa Kontinental lebih
dikenali sebagai undang-undang dasar, yang oleh sebab itu selalu tertulis menetapkan
batas-batas kewenangan setiap institusi dan mengatur hubungan kewenangan antara
lembaga-lembaga negara, seperti antara lain antara badan legislatif, badan eksekutif dan
badan yudisial.
Sedangkan konstitusionalisme menurut Soetandyo wignjosoebroto adalah pembatasan
kewenangan yang dimiliki oleh suatu lembaga negara, tidak hanya terhadap sesamanya
namun juga terhadap hak kebebasaan warga negara. Bahwa apabila lembaga-lembaga
negara baik terhadap sesamanya maupun dihadapan hak warganegara- pada asasnya
terbatas, sedangkan hak-hak konstitusional warga negara (yang dinalar sebagai bagian
dari hak kodrati) pada asasnya tidak terbatas. Pembatasan, apabila diperlukan hanya
bisa dilakukan berdasarkan kesepakatan para warga negara sendiri, lewat suatu proses
yang dilaksanakan dalam suasana yang bebas. Jadi antara konstitui dengan
konstitusionalime sangat erat hubungannya, jika konstitusi merupakan suatau dasar
atau landasan yang digunakan oleh sebuah negara, maka konstitusionalisme
merupakan sebuah paham atau ajaran tentang tata cara/proses dalam pembatasan
hak-hak kodrati warganegara yang ada di dalam konstitusi itu sendiri.
Kendati belum terinstitusi secara apik, dan tegas disebut sebagai konstitusionalisme,
dalam sejarahnya, paham konstitusionalismeconstitutionalismpada dasarnya
sudah hadir semenjak tumbuhnya demokrasi klasik Athena. Politeia yang menjadi
bagian dari kebudayaan Yunani, merupakan embrio awal lahirnya gagasan
konstitusionalisme. Dalam istilah Politeia mengandung makna: all the innumerable
characteristic which determine that states peculiar nature, and these include its whole
economic and social texture as well as matters governmental in our narrower modern
sense. It is a purely descriptive term, and as inclusive in its meaning as our own use of the
world constitution when we speak generally of mans constitution or of the constitution of
matter[2]. Kemudian berkembang ke zaman romawi kuno melalui Cicero (constitutio),
konstitusionalisme dalam piagam madinah, hingga akhirnya konstitusi dan
konstitusionalisme di zaman modern seperti saat ini.
Negara, pada umumnya selalu memiliki naskah yang disebut sebagai konstitusi atau
Undang-Undang Dasar . Hanya Inggris dan Israel saja yang sampai sekarang
dikenal tidak memiliki satu naskah tertulis yang disebut Undang-Undang Dasar.
UUD di kedua negara ini tidak pernah dibuat, tetapi tumbuh menjadi kontitusi
dalam pengalaman praktik ketatanegaraan.[3] Namun para ahli tetap dapat
menyebut adanya konstitusi dalam konteks hukum tata negara Inggris maupun
Israel, hanya saja konstitusi yang di maksud dalam konstitusi Inggris maupun
Israel tidak hanya mencakup pada konstitusi tertulis melainkan juga kebiasaan,
dan konvensi-konvensi kenegaraan (ketatanegaraan) yang menentukan susunan
dan kedudukan organ-organ negara, mengatur hubungan antar organ negara itu,
dan mengatur hubungan organ-organ negara tersebut dengan warga negara.
Semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan sebagai pusat perhatian, karena
kekuasaan itu sendiri pada intinya memang perlu diatur dandibatasi sebagai mana
mestinya. Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat
didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang di anut dalam
suatu negara, jika negara itu menganut faham kedaulatan rakyat, maka sumber
legitimasi konstitusi itu adalah rakyat, jika yang berlaku adalah faham kedaulatan
raja, maka raja yang menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal inilah
yang disebut oleh para ahli sebagai constituent power.
Dalam konteks Indonesia, Soedjatmoko, salah seorang anggota Dewan Konstituante
mengemukakan, bahwa ciri-ciri dasar negara konstitusional adalah sebagai
berikut:
Fungsi daripada konstitusi di dalam masyarakat itu ialah, tentunya menentukan
batas-batas daripada kekuasaan politik terhadap kebebasan anggota masyarakat
itu, akan tetapi di samping itu juga hal lain yang ini saya tegaskan, fungsinya
konstitusi di dalam suatu masyarakat yang bebas itu ialah untuk menentukan
prosedur serta alat-alatnya untuk menyalurkan dan menyesuaikan pertentangan
politik serta pertentangan kepentingan yang terdapat di dalam tubuh
masyarakat.[4]
Sementara Jimly Ashiddiqie menguraikan, bahwa konsensus yang menjaga
tegaknya konstitusionalisme Indonesia adalah lima prinsip dasar Pancasila, yang
berfungsi sebagai landasan filosofis-ideologis dalam mencapai dan mewujudkan
empat tujuan negara. Kelima prinsip dasar tersebut adalah: (1) ke-Tuhanan Yang
Maha Esa; (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4)
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan; dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sedangkan
keempat tujuan negara yang musti dicapai meliputi: (1) melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesai; (2) meningkatkan kesejahteraan umum; (3)
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan kedilan sosial.[5] Berangkat
dari konsensus yang berfungsi sebagai landasan filosofis-ideologis itulah
selanjutnya disusun konstitusi Indonesia, yang materi muatannya merupakan
cerminan dari paham konstitusionalisme yang dianut Indonesia.-
3) Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai
saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad menjadikan Pancasila sebagai
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
bersama dengan Gubernur;
Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama
lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.
Undang-Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hokum dasar, melainkan hanya
merupakan sebagian dari hukum dasar, masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar
yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis tersebut merupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara -meskipun tidak tertulis yaitu
yang biasa dikenal dengan nama Konvensi. Konvensi merupakan aturan pelengkap atau pengisi
kekosongan hukum yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan ketatanegaaan,
dimana Konvensi tidak terdapat dalam UUD 1945 dan tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.
28. Apa akibatnya jika UUD negara Republik Indonesia tidak dilaksanakan ?
Salah satu tujuan penyusunan konstitusi adalah membatasi kekuasaan negara. Dengan
adanya konstitusi, penyelenggara negara diharapkan dapat menggunakan kekuasaannya
secara bertanggung jawab. Hal itu setidaknya ditunjukkan melalui kesediaan para
pemegang kekuasaan negara untuk menaati ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan
alam konstitusi.
Dalam kenyataannya, ada banyak penyimpangan dalam pelaksanaan konstitusi kita.
Berikut akan dikemukakan sejumlah penyimpangan konstitusi yang terjadi pada masa
UUD 1945 (Konstitusi I), Konstitusi RIS 1949, dan UUDS1950. Penyimpangan
konstitusi paling parah terjadi pada masa berlakunya UUD 1945 (Konstitusi I), baik pada
masa Orde Lama (1945 1949, 1959 1966) maupun Orde Baru (1967-1998).
Penyimpangan relatif kecil paa masa berlakunya Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950.
Bahkan, penyimpangan terhadap Konstitusi RIS 1949 bisa dikatakan tidak ada. Ini karena
Konstitusi RIS hanya berlangsung beberapa bulan saja (Desember 1949 Agustus 1950).
Penyimpangan yang mencolok pada masa UUDS 1950 adalah praktik adu kekuatan
politik. Akibatnya, dalam rentang waktu 1950 1959 terjadi 7 kali pergantian kabinet.
Selain itu ada pertentangan tajam dalam Konstituante yang merembet ke masyarakat,
termasuk partai politik.
Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, ada begitu banyak penyimpangan konstitusi. Adapun
bentuk-bentuk penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Lama, misalnya : 1. Kekuasaan
Presiden dijalankan secara sewenang-wenang; hal ini terjadi karena kekuasaan MPR, DPR,
dan DPA yang pada waktu itu belum dibentuk dilaksanakan oleh Presiden. 2. MPRS
menetapkan Oresiden menjadi Presiden seumur hidup; hal ini tidak sesuai dengan ketentuan
mengenai masa jabatan Presiden. 3. Pimpinan MPRS dan DPR diberi status sebagai menteri;
dengan demikian , MPR dan DPR berada di bawah Presiden. 4. Pimpinan MA diberi status
menteri; ini merupakan penyelewengan terhadap prinsip bahwa kekuasaan kehakiman
merupakan kekuasaan yang merdeka. 5. Presiden membuat penetapan yang isinya
semestinya diatur dengan undang-undang (yang harus dibuat bersama DPR); dengan
demikian Presiden melampaui kewenangannya. 6. Pembentukan lembaga negara yang tidak
diatur dalam konstitusi, yaitu Front Nasional. 7. Presiden membubarkan DPR; padahal
menurut konstitusi, Presiden tidak bisa membubarkan DPR>
Sedangkan bentuk-bentuk penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Baru meliputi, antara
lain : 1. Terjadi pemusatan kekuasaan di tangan Presiden, sehingga pemerintahan dijalankan
secara otoriter. 2. Berbagai lembaga kenegaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
29. Jelaskan sikap Patriotisme dan rasa kebangsaan para pendiri Negara ?
Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi patriot
yang berarti seseorang yang mencintai tanah air. Seorang patriotic adalah orang yang
cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan negaranya. Patriotisme
berarti paham tentang kecintaan pada tanah air. Semangat patriotisme semangat untuk
mencintai tanah air. Gerakan patriotisme muncul setelah terbentuknya bangsa yang
dilandasi nasionalisme. Pada dasarnya patriotisme berbeda dengan nasionalisme,
meskipun berdekatan dan umumnya dianggap sama. Patriotisme lahir dari semangat
nasiionalisme dengan terbentuknya negara.
Sikap patriotisme yang diwujudkan delama semangat sinta tanah air dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Perbuatan rela berkorban untuk membela dan mempertahankan negara dan bangsa
b. Perbuatan untuk mengisi kelangsungan hidup negara dan bangsa.
Perbuatan membela dan mempertahankan negara diwujudkan delam bentuk kesediaan
berjuang untuk menahan dan mengatasi serangan atau ancaman bangsa lain yang akan
menghancurkan begara. Selain itu, ancaman negara lain, ancaman dari kelompok bangsa
sendiri, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan ancaman alam dapat mengakibatkan
kerusakan dan kehancuran negara. Kelangsungan hidup negara dapat diwujudkan dengan
kesediaan bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitasnya dalam rangka meningkatkan
harkat dan martabat bangsa, serta pencapaian tujuan negara.
Pengembangan semangat kebangsaan atau nasionalisme pada generasi bangsa harus
disertai maksud mengambangkan semangat patriotic dalam setiap jiwa generasi muda.
Penanaman jiwa patriotisme harus dilandasi oleh semangat kebangsaan atau
nasionalisme. Sebaiknya, jiwa nasionalisme dalam setiap pribadi warga perlu dilanjutkan
dengan semangat patriotic untuk mencintai dan rela berkorban demi kemampuan bangsa.
.
A. MAKNA NASIONALISME
Negara kebangsaan dibangun atas dasar nasionalisme. Selanjutnya, nasionalisme yang
tertanam dalam setiap warga negara akan memperkuat tegaknya negara kebangsaan. Gerakan
untuk senantiasa mencintai dan membela bangsanya dari ancaman negara lain atau ancaman
kehancuran melahirkan patriotisme.
Namun, perlu diperhatikan bahwa rasa mencintai dan berkorban untuk bangsa dan negara
bukan berarti mencintai dan loyal kepada pemerintah negara. Pemerintah hanyalah salah satu
bagian atau unsur dari negara selain rakyat dan wilayah. Warga negara dapat saja tidak
mencintai atau patuh pada pemerintahnya karena pemerintahnya telah melakukan korupsi,
penyalahgunaan kekuasaan, berbuat kejam kepada warga, dan serba berkuasa. Warga negara
yang mencintai dan loyal pada bangsa dan negara menumbuhkan kekhawatiran jika bangsa
dan negaranya rusak atau hancur gara-gara pemerintahannya yang buruk.
B. MACAM-MACAM PERWUJUDAN NASIONALISME DALAM
KEHIDUPAN
Semangat kebangsaan atau nasionalisme dan patriotisme telah dibuktikan keberhasilannya
ketika bangsa Indonesia merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Sifat dan semangat
apa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga mampu merebut kemerdekaannya?.
Semangat yang dimiliki tiada lain adalah semangat nasionalisme dan patriotisme. Nilai-nilai
semangat nasionalisme dan patriotisme yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada
generasi penerus bangsa, agar mampu mempertahankan kemerdekaan serta megisi
kemerdekaan sehingga mampu mensejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia adalah :
a
Sifat dan jiwa nasionalisme dan patriotisme, contohnya antara lain :
1
Pro-Patria dan Primus Patria, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan atanh air.
2
Jiawa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
3
Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, golongan, dan bangsa.
4
Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
5
Jiwa kestaria, kebebasan jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
b
Semangat nasionalisme dan patriotisme, contohnya antara lain :
a.
Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk
b.
Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda dan jiwa raga.
c.
Senmangat tahan derita dan tahan uji.
d.
Semangat kepahlawan
e.
Semangat persatuan dan kesatuan
f.
Percaya pada diri sendiri
30. Jelaskan Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan
Penetapan Pancasila ?
1. Nilai Semangat Pendiri Negara
Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau
hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki
semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi
negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia
Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk dalam diri warga negara Indonesia. Semangat
kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan
Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai
bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika bendera Merah Putih berkibar dalam kejuaraan
olahraga antarnegara.
Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya merupakan salah satu bukti
cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat
kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga. Segenap pengorbanan rakyat
tersebut bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.
Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah
suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan
kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu
nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas. Nasionalisme dalam arti
sempit, juga disebut dengan nasionalisme yang negatif karena mengandung makna perasaan
kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya
memandang rendah terhadap bangsa lain.
Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan chauvinisme. Chauvinisme ini pernah
dipraktikkan oleh Jerman pada masa Hitler tahun 19341945. Paham tersebut menganggap
Jerman di atas segala-galanya di dunia (Deutschland Uber Alles in der Wetf).
Jenis nasionalisme yang kedua adalah nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif.
Nasionalisme dalam pengertian inilah yang harus dibina oleh bangsa Indonesia karena
mengandung makna perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air akan tetapi idak
memandang rendah bangsa lain. Dalam mengadakan hubungan dengan negara lain, kita selalu
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara sendiri serta menempatkan negara lain sederajat
dengan bangsa kita.
Patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah
menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Patriotisme berarti
semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya
untuk mempertahankan bangsanya. Patriotisme muncul setelah lahirnya nasionalisme, tetapi
antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama.
Jiwa patriotisme telah tampak dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, antara lain
diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk
merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai jiwa dan semangat 45. Jiwa dan semangat 45
di antaranya adalah:
1. pro-patria dan primus patrialis mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah
air;
2. jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan
kemerdekaan;
3. jiwa toleran atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan antarbangsa;
4. jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab; serta
5. jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup
dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet
yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya.
Salah satu semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila adalah
semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun
golongan.
2. Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian,
serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh.
Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut.
Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam
memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan
tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali
dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara
tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. e. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal
pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara
walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.
Sebagai siswa dan generasi muda, tentu kalian juga harus memiliki komitmen dalam berbangsa
dan bernegara. Komitmen berbangsa dan bernegara bagi generasi muda salah satunya dilakukan
dengan berkomitmen untuk mempersiapkan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Salah
satu upaya untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik adalah giat belajar.