Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PROFESI KEPENDIDIKAN

REFORMASI KEPENDIDIKAN
DI SUSUN OLEH :
ELZA FAHLEVI
NADYA ANGGRAINI
SHELLY MEIZA

PROGRAM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

REFORMASI KEPENDIDIKAN
Profesi dan penerapannya dalam dunia pendidikan
Profesi dalam bahasa latin ( proffesiio) yang berarti pekerjaan . beberapa definisi
yang dikemukakan antara lain:
1. Abbot ( 1998:1991)
Profesi adalah kelompok pekerjaan ekslusif yang melakukan yuridiksi pada bidang
pekerjaan tertentu.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian ( keterampilan ,
kejuruan , dsb) tertentu .
3. Kunandar ( 2007 )
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang .
4. Oemar hamalik (1984)
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menurut keahlian atau keterampilan
dari perilaku .
5. Vollmer dan Mills ( 1966)
Profesi adalah sebuah jabatan yang memerluhkan kemampuan intelektual khusus ,
yang diperoleh dari kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai
keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan nasehat pada orang lain
dan memperoleh upah.
Sementara itu , Ikatan Sarjana Pendidikan indonesia (ISPI) menyimpulkan ciri-ciri
profesi adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki fungsi dan signifikasi sosial


Memiliki keahlian dan keterampilan tingkat tertentu
Memperoleh keahlian dan keterampilan melalui metode ilmiah
Memiliki batang tubuh disiplin tertentu
Studi dalam waktu lama di perguruan tinggi
Pendidikan itu juga merupakan wahana sosialisasi nilai nilai profesional dikalangan

mahasiswa/siswi yang mengikutinya


7. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi dengan
sanksi sanksi tertentu
8. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah berhubungan dengan
pekerjaan dengan pekerjaannya
9. Memberi layanan sebaik baiknya kepada klien dan otonom dari campur tangan pihak
luar

10. Mempunyai presite yang tinggi dimasyarakat dan berhak mendapat imbalan yang
layak.
Selain itu , Manap Somari (1996) yang mengutip dari Vollmer 1996 dan Oteng
1989 menulis standar profesi sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Memiliki ilmu yang diperoleh melalui pendidikan lama setara dengan S1 atau lebih
Kewenangan profesional diakui oleh klien
Adanya sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya
Memiliki kode etik
Punya budaya profesi yang dinamis dan terus menerus berkembang
Ada persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh .
Sedangkan kata profesi secara umum sering dikaitkan pada kata kependidikan

dalam UU No.2/2009, tentang sisdiknas maupun dalam UU No. 20/2003 , tentang


sisdiknas tidak dikenal dengan istilah profesi kependidikan . kata profesi dalam kedua UU
itu dikenal untuk suatu gelar bersamaan dengan gelar akademik dan vokasi . kedua UU
tersebut menggunakan dua istilah sebagai pengganti kata profesi yaitu pendidik dan
tenaga kependidikan. Prihal pendidik dan tenaga kependidikan diatur dalam bab XI UU
No.20/2003, tentang sisdiknas .pasal 39 menyatakan bahwa:
1. Tenaga

kependidikan

bartugas

melaksanakan

administrasi

pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanna teknis untuk menunjangn proses


pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran , menilai hasil pembelajaran , melakukan
pembimbingan dan pelatihan, sarte melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat , terutama bagi pendidik perguruan tinggi . pada penjelasannya disebutkan
bahwa tenaga kependidikan

meliputi pengelolaan satuan pendidikan , pemilik,

pamong belajur , pengawas, penelitian , pengembangan , pustakawan , laboran dan


teknisi sumber belajar .
Perihal pendidik , yaitu guru dan dosen ,secra yuridis diakui sebagai pekerjaan
atau profesi yang profesional dalam UU No.14/2005 , tentang guru dan dosen. Pada bab 1
pasal 1 dinyatakan bahwa :
1) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar ,
membimbing , mengarahkan , melatih, menilai , dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal , pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah .
2) Dosen adalah

pendidik

profesional

mentransformasikan, mengembangkan,

dan

ilmuwan

dengan

tugas

utama

dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi , dan seni melalui pendidikan, penelitian , dan pengabdian kepada


masyarakat.
Sudah jelas bahwa ada identitas profesi yang melekat pada pekerjaan atau profesi
di dunia keguruan dan ilmu pendidikan. Dan terkait dengan definisi profesional
disinggung dalam UU No. 14/2005, tentang guru dan dosen, profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerluhkan keahlian , kemahiran dan kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau normal tertentu serta memerluhkan pendidikan profesi (pasal 1 ayat 4 ).

A. Pengertian Pendidikan dan Visi Pendidikan


Secara definisi pendidikan ( padagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan
sebagai berikut :
1. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan kecakapan kapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah dan sesama manusia.
2. Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak
anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat
mencapai keselamtan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya .

3. SA. Branata Dkk


Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun
tidak langsung dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangan kedewasaannya.
Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendiikan adalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran
yang diselenggarakan

disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan

adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubungan-hubungan dan tugas tugas sosial mereka .
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberikan informasi dan
bentuk keterampilan saja, namun diperluas sehingga mengcakup usaha untuk
mewujudkan keinginan , kebutuhan , dan kemampuan individu sehingga tercapi pola
hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan semata mata sebagai
sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk kehidupan anak
sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ketingkat kedewasaannya.
Teori umum pendidikan , konsep ini berawal dari pandangan John Dewey ,
seorang ahli pendidikan diabad ke 19 di amerika serikat. Dia mengatakan pendidikan
itu adalah the general theory of education . pendidikan merupakan sistem terbuka ,
sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia
mengisolasi diri dengan lingkungannya . fungsi pendidikan dalam arti mikro ialah
membantu ( secara sadar ) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik . fungsi
pendidikan secara makro ialah sebagai alat :
1)
2)
3)
4)

Pengembangan pribadi
Pengembangan warga negara
Pengembangan kedudayaan
Pengembangan bangsa
Pelaksanaan pendidikan selama

ini banyak diwarnai dengan pendekatan

sarwa negara ( state driven) dimasa yang akan datang

harus berorientasi pada

aspirasimasyarakat ( putting customers first ). Pendidikan harus mengenai siapa


pelanggannya, dan dari pengenalan ini pengenalan ini pendidikan memahami apa
aspirasi dan kebutuhkannyan ( need assessment ). Setelah mengetahui aspirasi dan
kebutuhan mereka, baru ditentukan sistem pendidikan , macam kurikulumnya , dan
persyaratan pengajarnya .
Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem
pendidikan. Untuk masa depan , visi pendidikan

tidak lagi berorientasi pada

sentralisasi kekuasaan, melainkan desentralisasi dan memberikan otonomi kepada


satuan dibawah atau kepada daerah. Berperannya masyarakat dalam bidang
pendidikan sekaligus menunjukkan bahwa negara bukan satu- satunya penyelenggara

pendidikan . desentralisasi dan otonomi pendidikan merupakan isu masa depan yang
harus diwujudkan dalam visi pendidikan di masa masa yang datang . di masa depan
demokrasi dalam bidang pendidikan harus menjadi rujukan bagi praktik demokrasi di
indonesia. Kita harus mampu hidup dalam suasa school and working in democratic
state. Visi itu yang harus ditempuh melalui sistem pendidikan kita diwaktu waktu
yang akan datang . pendidikan mulai tingkat dasar harus ditanamkan dan diajarkan
pemahaman demokrasi dan bagaimana praktik demokrasi dalam kehidupan sehari
hari. Kurikulum mengajarkan harus mencerminkan praktik demokrasi pada setiap
pokok pelajaran disekolah. Esensi demokrasi yang di dalamnya terkandung
pemahaman perbedaan pendapat harus ditanamkan pada kurikulum dan proses
pengajrannya.
Visi pendidikan berikutnya yang perlu memperoleh perhatian ialah meletakkan
information technology, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses
pendidikan . hal ini berarti mulai dari tingkat pendidikan rendah sampai ke perguruan
tinggi merupakan jalur linier pendidikan , pengenalan , pemahaman , dan pengalaman
ilmu dan teknologi di lembaga pendidikan dengan demikian , bangsa indonesia tidak
akan ketinggalan dengan penvaturan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di
belahan dunia luar indonesia.
Dengan memperhatikan visi pendidikan masa depan tersebut dan juga
memperhatikan prospek otonomi daerah seperti yang telah dijelaskan , maka proses
dan sistem pendidikan di negara kita harus melakukan repositioning. Atau dengan
kata lain, kita tidak bisa mempertahankan sistem lama yang telah ketinggalan
berbarengan dengan munculnya paradigma baru pendidikan.
Perbandingan tentang pendidikan dari Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989 Tentang sisdiknas dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pada bab 1 di ketentuan Umum.
Tentang pendidikan di bab 1 ketentuan umum pada undang-undang republik
Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang sisdiknas:
1. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan , pengajaran, dan atau latihan bagi perananya dimasa yang akan
datang.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa


indonesia dan yang berdasarkan pada pencasila dan undang undang dasar 1945.
3. Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
4. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan
khususan tujuannya.
5. Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta keluasan
6.

dalam kedalaman bahan pengajaran .


Peserta didik adalah anggota masyarkat yang berusaha mengembangkan dirimya

melalui proses pendidikan pada jalur , jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
7. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggarakan pendidikan.
8. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing ,
mengajar, dan atau melatih peserta didik.
9. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar.
10. Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga , dana , sarana dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta
didik dan pemerintah , baik sendiri sendiri maupun bersamanya.
11. Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia
12. Materi adalah materi yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan nasional .
Tentang pendidikan di bab 1 Ketentuan Umum pada Undang undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas :
1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia , serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat , bangsa dan negara.
2) Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan
perubahan zaman.

3) Sistem pendidikan nasional adalah kese;uruhkan komponen pendidikan yang


saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4) Peserta didik adalah anggota masayarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur , jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
5) Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
6) Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru , dosen ,
konselor, pamong belajar widyaiswara , tutor, instruktur , fasilator dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya

, serta berpartisipasi dalam

menyelanggarakan pendidikan .
7) Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
8) Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik , tujuan yang akan dicapai , dan kemampuan
yang dikembangkan .
9) Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.
10) Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal , nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan
jenis pendidikan .
11) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar , pendidikan menengah , dan pendidikan tinggi.
12) Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan .
14) Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan. Pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
15) Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajrannya menggunakan berbagai

sumber belajar melalui

teknologi komunitas , informal dan media lain.


16) Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggara pendidikan berdasarkan
keikhlasan agama, sosial, budaya , aspirasi , dan potensi masyarakat sebagai
perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

17) Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
18) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga
negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintahan Daerah.
19) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidika tertentu.
20) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada satu lingkungan belajar.
21) Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan
jenis

pendidikan

sebagai

bentuk

pertanggungjawaban

penyelenggaraan

pendidikan.

B. Ruang Lingkup Profesi Kependidikan


Ruang

lingkup profesi kependidikan dapat dikategorikan menjadi dua

kelompok, yaitu profesi pengajaran ( teaching profession ) yang dalam konteks ini
indonesia disebut

tenaga pendidik, yaitu tenaga kependidikan yang berkualitas

sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar , tutor, instruktur, fasilator, dan lainnya,
serta berpartisipasi dalam pendidikan, dan bukan pendidikan ( non-teaching
profession ) yaitu tenaga kependidikan terdiri atas sejumlah profesi yang sebagian
besar diantaranya memperoleh satus profesi sebagai jabatan fungsional dari
pemerintah.
Program pendidikan profesi sebagaimana dimaksud memiliki beban belajar
yang diatur berdasarkan persyaratan latar belakang bidang keilmuwan dan satuan
pendidikan tempat penungasan dengan ketentuan sebagaimana berikut ini:
1. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Taman Kanak
Kanak ( TK) atau Raudhatul Athfa (RA) atau Taman Kanak-Kanak Luar Biasa
(TKLB) atau bentuk lain yang sederajat dengan yang berlatar belakang S1
atau DIV kependidikan untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 18 sampai dengan 20 satuan kredit semester.
2. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan sekolah Dasar
( SD ) atau madrasah ibtidaiyah (MI) atau Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB )
atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang S1 atau DIV
kependidikan untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk ain yang sederajat
adalaj 18 sampai dengan 20 satuan kredit semester.

3. Beban belajar untuk menjadi guru satuan pendidikan TK atau RA atau TKLB
atau bentuk lain yang sederajat

yang berlatar belakang SI atau DIV

kependidikan selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
4. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD atau MI atau
SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang SI atau DIV
kependidikan salin untuk SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain yang
sederajat adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
5. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK atau RA atau
TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD atau MI
atau SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang belatar belakang sarjana
psikolog adalah 36 sampai dengan 40 setuan kredit semester .
6. Beban belajar untuk menjadi guru pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ) atau Madrasah tsanawiyah ( MTs) atau Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa ( SMPLB ) atau bentuk lain yang sederajat dan satuan
pendidikan sekolah Menangah Atas ( SMA ) atau Madrasah Aliyah ( MA) atau
Sekolah Menangah Atas Luar Biasa ( SMALB ) atau Sekolah Menangah
Kejuruan ( SMK ) atau Madrasah Aliyah Kejuruan ( MAK ) atau bentuk lain
yang sederajat baik yang belatar belakang SI atau DIV non kependidikan
adalah 36 sampai dengan 40 satuan kredit semester.
Beban belajar diatur dalam kerangkah dasar dan struktur kurikulum oleh
perguruan tinggi penyelenggarakan pendidikan profesi yang mengacu pada
standar nasional pendidikan. Muatan belajar pendidikan profesi meliputi
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian , kompetensi sosial . dan
kompetensi profesional. Bobot muatan belajar disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan sebagai berikut :
1. Untuk lulusan program strata satu SI atau DIV kependidikan dititik beratkan
pada penguatan kompetensi profesional.
2. Untuk lulusan program SI atau DIV non kependidikan dititik beratkan pada
pengembangan kompetensi pedagogik.
Beberapa profesi yang termasuk dalam ruang lingkup profesi kependidikan
dimaksud antara lain:
1) Guru

UU No. 20/2003 , tentang sisdiknas ; UU No.20/2005 tentang guru dan


dosen , PP No. 74/2008 tentang guru , mendefinisikan guru sebagai pendidik
profesional

dengan

tugas

utama

mendidik,

mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada


pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Profesi guru dikukuhkan sebagai jabatan fungsional
berdasarkan keputusan presiden No.87/1999 tentang rumpun jabatan
fungsional pegawai Negeri Sipil ( PNS) , dan peraturan Mentri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi No. 16/2009 tentang
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pengertian fungsional guru
adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup , tugas , tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar ,
membimbing, mengarahkan, melatih , menilai, dan mengevaluasi, peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal , pendidikan
dasar, pendidikan menengah, sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang diduduki oleh PNS.
2) Dosen
UU No. 20/2003 tentang sisdiknas;UU No. 14/2005 tentang guru dan
dosen ; PP No.37/2009 tentang dosen , mendefinisikan dosen sebagai pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan ,
mengembangkan, dan menyebarkan ilmu ilmu pengetahuan , teknologi, dan
seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat .
profesi dosen dikukuhkan sebagai jabatan fungsional berdasarkan keputusan
presiden No.87/1999 , tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai Negri Sipil
( PNS ) , dan keputusan Mentri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan

dan

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

( MENKOWASBANGPAN ) No.38/KEP/MK. WASPAN/8/1999 tentang


jabatan fungsional dan angka kreditnya. Yang kemudian disempurnakan
melalui peraturan Men-PAN No.PER/60/M . dosen berkedudukan sebagai
pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi.
3) Pengelolah satuan pendidikan
Sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang sisdiknas; PP No. 17/2010
tentang pengelolahan dan penyelenggaraan pendidikan; PP No. 66/2010
tentang perubahan terhadap PP No.17/2010 yang dimaksud dengan pengelola
satuan pendidikan adalah pemegang

pengaturan kewenangan dalam

menyelenggaraan sistem pendidikan nasional yaitu pemerintah, pemerintah


provinsi, pemerintah Kab/Kota , penyelenggaraan pendidikan yang didirikan
masyarakat , dan satuan pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam bahasa teknis , pengelola
satuan pendidikan adalah para manager dan birokrasi pendidikan, baik dalam
lingkungan pemerintah maupun swasta.
4) Penilik
Profesi penilik dikukuhkan sebagai jabatan fungsional berdasarkan
keputusan presiden No. 87/1999 . tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai
Negri Sipil ( PNS ) dan berdasarkan Mentri Negara Pemberdayaan Aparatur
Negara

dan Reformasi Birokrasi No. 14/2010 tentang jabatan fungsional

penilik dan angka kreditnya. Penilik adalah tenaga kependidikan dengan tugas
utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak progaram
pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta khusus
pada jalur Pendidikan non Formal dan Informal ( PNFI ) . jabatan fungsional
adalah jabatan fungsional yang memiliki ruang lingkup , tugas , tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu dan
evaluasi dampak PAUD.

C. Pengertian Reformasi Pendidikan


Setelah dibahas sebelumnya tentang pendidikan , profesi , serta ruang lingkup
profesi kependidikan maka tidak lepas dari kegiatan reformasi pendidikan yang terjadi
di indonesia saat ini. Reformasi memiliki arti memperbaiki , membetulkan,
menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Reformasi
berimplikasi pada merubah sesuatu, menhilangkan yang tidak sempurna menjadi
lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijaksanaan institusional . sedangkan
pendidikan adalah pengetahuan tentang mendidik. Sehingga reformasi pendidikan
merupakan upaya perubahan dalam bidang pendidikan. Reformasi pendidikan dapat
diibaratkan sebagai pohon yang terdiri dari empat bagian yaitu : akar , batang, cabang
dan daunnya. Akar reformasi yang merupakan landasan filosofi yang tidak lain
bersumber dari cara hidup masyarakat . sebagai akarnya reformasi pendidikan adalah
masalah sentralisasi disentralisasi. Masalah pemerataan mutu dan siklus politik
pemerintah setempet. Sebagai batangnya adalah berupa mandat dari pemerintah dan
standar standar nya tentang struktur dan tujuannya. Cabang cabang reformasi

pendidikan adalah manajemen lokal, pemberdayaan guru , perhatian pada daerah


setempat. Sedangkan daun daun reformasi pendidikan adalah keterlibatan orang tua
peserta didik , dan keterlibatan masyarakata untuk menentukan misi sekolah yang
dapat diterima dan bernilai bagi masyarakat setempat. Berdasarkan perumpamaan
tersebut dapat diketahui bahwa dalam menjalankan reformasi pendidikan diindonesia
harus dilaksanakan secara bersama dengan melibatkan semua aspek dimulai dari
pihak keluarga, masyarakat , sekolah serta pemerintah yang saling berkesinambungan
menjalankan reformasi pendidikan yang ada sesuai dengan tujuan awal dibentuknya
reformasi pendidikan di indonesia.

D. Pentingnya

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dalam

Reformasi Pendidikan
Di penghujung abad ke 20 dan memasuki milenium ke 3 yang ditandai dengan
era globalisasi , semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Termasuk sumber daya pendidikan , oleh sebabtu dibutuhkan reformasi pendidikan
yang dapat memberikan perubahan pendidikan menjadi lebih baik lagi dan
menghasilkan suber daya yang bermutu. Seperti yang kita ketahui bahwa keadaan
pendidikan di indonesia pada masa sekarang sangat mengkhawatirkan sebab
pendidikan di indonesia sehingga saat ini belum mampu membawa indonesia keluar
dari lingkungan krisi yang berkepanjangan . bukan saja hal itu, krisi moral juga
menjadi bagian yang menambah deret persoalan yang dihadapi bangsa kita.
Contohnya kasus tawuran antar pelajar , mahalnya biaya masuk sekolah, tragedi
contek massal yang mewarnai moment ujian nasional, dan lain-lain. Berdasarkan
persoalan yang melanda dunia pendidikan tersebut, reformasi pendidikan saat ini
dituntut untuk dapat memperbaiki permasalahan tersebut dengan membentuk peserta
didik menjadi sumber daya manusia yang bermutu dan berdedikasi tinggi sehingga
tidak semakin memperbutruk kondisi pendidikan di indonesia. Selain itu, dapat
menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kreativitas ( merupakan proses
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun
kembali elemen tersebut . ( downing, 1997).

Dalam menciptakan sumber daya

pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan


sumber daya pendidik. Ada dua metafora untuk menggambarkan pentingnya
pengembangan sumber daya

pendidik.

Pertama, jabatan pendidik diumpamaan

sebagai sumber air. Sumber air tersebut harus terus menerus . jika tidak maka sumber

air tersebut akan kering , demikian bila seorang pendidik tidak pernah membaca
informasi yang baru , tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan ,
maka tidak mungkin guru tersebut dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dengan
cara yang lebih menyegarkan kepada peserta didik.

Kedua, jabatan pendidik

diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan . pohon itu tidak akan berbuah
lebat, bila akar induk pohon itu tidak menyerap zat zat makanan yang berguna bagi
pertumbuhan pohon itu. Pohon itu tidak akan berbuah dan menghasilkan buah yang
lebat dan bermutu tinggi. Begitu juga dengan jabatan pendidik yang perlu bertumbuh
dan berkembang. Baik pertumbuhan pribadi ( personal growth ) maupun pertumbuhan
profesi ( proffession growth ) . itulah sebabnya setiap pendidik harus balajar terus
menerus , membaca informasi yang paling baru, mengembangankan ide ide yang
kreatif. Jika kualitas sumber daya pendidikan telah sesuai dengan tuntutan pendidikan
saat ini maka dapat dipastikan akan diciptakannya proses belajar mengajar sesuai
dengan sistem pendidikan yang ada dan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi dengan sesuai era globalisasi saat ini . jika kualitas sumber daya
manusia

di indonesia telah memiliki mutu yang tinggi maka akan lebih

mempermudah negara indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju lagi.

E. Perubahan Kurikulum di Indonesia


Tidak dapat dipungkiri pendidikan di indonesia mengalami perubahan
disebabkan kurikulum yang berubah juga. Sebab kurikulum merupakan pedoman
dalam penyelenggaraan pendidikan . sehingga jika kurikulum diindonesia berubah
maka pendidikan di indonesia pun otomatis ikut berubah. Memiliki pengertian dari
kurikulum itu sendiri, maka bisa dikatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang
sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan . kurikulum di ibaratkan jantung
pendidikan , jika jantung itu berfungsi baik maka keseluruhan badan pun akan
berfungsi dengan baik. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat . maka tujuan dan
sasaran dari pendidikan sebagus apapun akan tetap sulit dicapai.
Adapun kurikulum itu bersifat dinamis, kurikulum tidak bisa bersifat stagnan
karena kurikulum itu sendiri terikat erat dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat , berbangsa dan bernegara . serta tidak leas dari
pengaruh global , perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dseni dan
budaya.
Dalam reformasi pendidikan yang terprogram yang mengarah kekurikulum .
dimana diharapkan terdapat ide terbaru, motedo baru, atau sarana baru untuk

meningkatkan beberapa aspek dalam proses pendidikan sehingga terjadi perubahan


secara signifikan dari sebelumnya. Sehingga suatu kurikulum harus terus beradaptasi
dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada. Oleh karna itu, perubahan
kurikulum adalah sesuatu memang yang sangat mungkin terjadi. Kurikulum akan
terus menerus mengalami perubahan agar suatu kurikulum mampu menjawab
tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat di cegah dan untuk mempersiapkan
peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi .
Dalam sejarah pendidikan di indonesia sudah beberapa kali diadakan
perubahan dan perbaikan kurikulum . perubahna kurikulum tersebut didasari n pada
kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlu nya
perbaikan sistem pendidikan nasional , termasuk penyempurnaan kurikulum untuk
mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan
perubahan .
1. Tahun 1947 Leer Plan ( Rencana Pelajaran )
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan menggunakan
istilah Leer Plan, yang artinya rencana pelajaran. Kurikulum ini lebih lebih
bersifat politis dimana terdapat perubahan orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata
pelajaran dan jam pelajarannya, plus garis garis besar pengajaran. Rencana
pembelajaran 1947

memberikan keutamaan pendidikan watak, kesadaran

bernegara dan bermasyarakat , materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian


sehari hari . perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2. Tahun 1952 Rencana Pelajaran Terurai
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran dengan merincikan
silabus setiap mata pelajaran. Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah
setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari hari .
3. Tahun 1964 Rentjana Pendidikan
Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di indonesia .
kali ini diberi nama rentjana pendidikan 1964. Pokok pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri

dari kurikulum ini adalah : bahwa

pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan


akademik untuk pembekalan pada jenjang SD , sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral
kecerdasan , emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

4. Tahun 1968 Kurikulum 1968


Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964 , yaitu
dilakukannya perubahan struktuk kurikulum pendidikan dari pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila , pengetahuan dasar , dan kecakapan
khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuensi .
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama. Beberapa
mata pelajaran seperti sejarah , ilmu bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial
mengalami fusi menjadi ilmu pengetahuan sosial. Beberapa mata pelajran ,
seperti ilmu hayat , ilmu alam dan sebagainya mengalami fusi menjadi ilmu
pengetahuan Alam ( IPA ) atau yang sekarang sering disebut sains.
Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis : menganti Rentjana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama . tujuannya pada
pembentukkan manusia

pancasila sejati : kurikulum 1968 menekankan

pendekatan organisasi materi pelajaran : kelompok pembinaan pancasila ,


pengetahuan dasar , dan kecapakan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
5. Tahun 1975 Kurikulum 1975
kurikulum 1975 menekankan pada tujuan , agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. yang melatar belakangi adalah pengaruh konsep dibidang
manajemen , yaitu MBO ( management by objective ) yang terkenal saat itu .
metode, meateri, dan tujuan pengajaran dirinci dalam produser pengembangan
sistem intruksional ( PPSI ) . zaman ini kenal istilah satuan pelajaran ,
yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan , setiap satuan pelajaran dirinci
lagi: petunjuk umum , tujuan instruksional khusus (TIK ) , materi pelajaran ,
alat pelajaran , kegiatan belajar mengajar , dan mengevaluasi. Pada
kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar
mengajar.
6. Tahun 1984 Kurikulum 1984
Kurikulum
1984 mengusung process skill approach . meski
mengutamakan pendekatan process , tapi faktor tujuan tetap penting .
kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan ,
posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu ,
mengelompokkan , mendiskusikan , sehingga melaporkan . Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ) atau student active learning ( SAL ) .
7. Tahun 1994 dan 1999 Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 lebih pada upaya memadukan kurikulum kurikulum


sebelumnya

yaitu

mengkombinasikan

antara

kurikulum

1975

yang

berorientasi tujuan dan pendekatan proses yang dimiliki Kurikulum 1984.


Beban belajar siswa dinilai terlalu berat . dari muatan nasional hingga
lokal . materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing masing , misalnya bahasa daerah kesenian , keterampilan daerah , dan lain
lain . berbagai kepentingan kelompok -

kelompok masyarakat juga

mendesakkan agar isu isu tertentu masuk dalam kurikulum sehingga


Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat .
Kejatuhan rezim soeharto pada 1998, diikuti kehadiran suplemen
kurikulum 1999 . tapi perubahannya pada merevisi dan pengurangan beban
sejumlah materi.
8. Tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) . setiap pelajaran diurai
berdasarkan kompetensi yang harus dicapai siswa . kurikulum ini cenderung
sentralisme pendidikan , kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci :
Daerah / Sekolah hanya melaksanakan . kurikulum yang tidak disahkan oleh
keputusan / peraturan Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan
dibandingkan kurikulum

sebelumnya baik dari orientasi , teori teori

pembelajaran pendukungnya bahkan jumlah jam pelajaran dan durasi tiap jam
pelajarannya.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah baru menguji coba KBK di
sejumlah sekolah kota kota di pulau jawa, dan kota besar di pulau jawa saja .
hasilnya keruang memuaskan . maka sebagian pakar pendidikan menganggap
bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi perubahan kurikulum yang ada adalah Uji
Coba Kurikum di sebagian sekolah yang disebut dengan KBK untuk kemudian
disempurnakan pada tahu 2006.
9. Tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Awal 2006 uji coba KBK dihentikan . muncullah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan . Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran olej siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol pada
kurikulum ini adalah lebih kontruktif sehingga guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi
siswi serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar ( KD ) ,
standar kompetensi lulusan ( SKL ) , standar kompetensi dan kompetensi

dasar ( SKKD ) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah
ditetapkan oleh departemen

Pendidikan Nasional . jadi pengambangan

perangkat pembelajaran seperti silabus dan sistem sistem penilaian merupakan


kewenangan satuan pendidikan ( sekolah ) dibawah koordinasi dan supervisi
pemerintah kab / kota.
Perubahan perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi di
indonesia sejak bernama rentjana pembelajaran 1947 , kurikulum berbasis
kompetensi ( KBK ) tahun 2004 , hingga kurikulum tingkat satuan pendidikan
( KTSP ) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argumen argumen ilmiah,
pendekatan pendekatan mutakhir , lengkap dan background teori teori
belajar terbaru dan rasionalisasi dari masing masing itu yang tidak
terbantakan .
Dampak reformasi pendidikan dengan perubahan kurikulum menbuat
perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada
pendidik ( teacher center ) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik ( student center ). Pada tahap ini profesionalisme guru atau pendidik
sangat dibutuhkan karna dengan adanya perubahan paradigma ini diharapkan
pembelajaran yang semula menoton di berikan oleh pendidik di gantikan
dengan

memberikan

kesempatan

peserta

didik

membangun

sendiri

pengetahuannya dan mengajak peserta didik terlibat secara aktif

dalam

pembelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang


mendalam dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas Sumber Daya
Manusia di Indonesia seperti kreatifitas , kepemimpinan , rasa percaya diri ,
kemandirian , kedisplinan , kekritisan dalam verpikir, kemampuan
berkomunikasi dan bekerja dalam tim , keahlian teknis serta wawasan global
untuk dapat selalu beradapatasi terhadap perubahan dan perkembangan . hal
ini tentu akan lebih menekannkan pada minat, kebutuhkan dan kemampuan
individu , menjanjikan model belajar yang mengali motivasi instriksi untuk
membangun masyarakat yang tertarik dan sesalu belajar. Namun berubah
paradigma

pembelajaran ini tidak semudah membalikan telapak tangan.

Pendidik di indonesia sudah terlampau biasa mengajar dengan pendekatan


konvensional ( ceramah ) ` peserta didik pun ditempatkan tetap sebagai objek
dari tranfer ilmu sang pendidik. Para pendidik di indonesia seakan belum
mengajar jika tidak berbicara panjang lebar di depan kelas. Artinya jika ingin

meribah paradigma proses pembelajaran maka yang harus dibenahi terlebih


dahulu

adalah pendidik . pendidik lah yang harus dirubah mindset cara

mengajar peserta didik.


Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari peserta didik
yang diberitahu menjadi peserta didik mencari tahu itu, bukanlah hal yang
baru . KBK 2004 dan KTSP 2006 dalam konsepnya juga menghendaki
peserta didik yang lebih aktif di dalam kelas . namun pada praktiknya tetap
saja pendidik mendominasi kelas sehingga pendidik tetaplah menjadi bejana
kosong yang menunggu untuk disuapi oleh pendidik . artinya dibutuhkan
upaya yang serius untuk mentransformasikan pandangan para guru dalam
mengajar di kelas .
Perubahan paradigma ini , perlu dilakukan semanjak penyiapan calon
pendidik di Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan ( LPTK ) . dengan
demikian akan lahir pendidik pendidik baru yang memiliki pandangan ,
paradigma dan mindset yang juga baru dalam mengajar.
Bagaimana pun, semua ini membutuhkan kesiapan dari pendidik.
Semua pendidik terbiasa menilai siswa mereka hanya dengan menggunakan es
. mereka terbiasa membuat soal untuk tes sehingga mengabaikan keaktifan
dan sikap siswa dalam penilaian . namun pada kurikulum 2013 ini, menuntut
para pendidik untuk melakukan evaluasi yang kompprehensif dalam portofolio
. oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan , pembelajaran , strategi pembelajaran
atau metode pembelajaran inkuiri yang merupakan proses berpikir untuk
memahami tentang suatu dengan mengajukan pertanyaan .
10. Tahun 2013-2014, K13 dan revisi
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,
kurikulum 2013 diimplementasikan secara terbatas pada sekolah
perintis, yakni kelas I dan IV untuk Sekolah Dasar, kelas VII untuk
SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK. Jumlah sekolah yang
menjadi sekolah perintis adalah sebnayak 6.326 sekolah tersebar di
seluruh provinsi di Indonesia. Kurikulum ini memiliki empat aspek
penilaian yaitu aspek pengetahuan,aspek keterampilan, sikap dan
perilaku. Materi pelajaran terutama IPA dan Matematika disesuaikan
dengan materi pembelajaran standar internasional. Berdasarka
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan,
nomor 60 tahun 2014, pelaksanaan kurikulum 2013 dihentikan

sementara dan sekolah-sekoalah kembali menggunakan KTSP.


Penghentian sampai tahun ajaran 2019/2010. Penilaian untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan
huruf dan angka dengan skala 1,00 (D) 4,00 (A).Setelah direvisi
namanya menjadi kurikulum 2013 edisi revisi.
Galileo Educational Network ( 2004) memberikan defini yang lebih
luas tentang inkuiri yakni : inquiry is the process of being open to wonder
and puzzelements and coming to know and understand the world
Dalam metode pembelajaran inkuiri ini , peserta didik diharapkan untuk lebih
inovatif. Menurut Dyer Dkk, dalam membentuk keterampilan inovatif meliputi
:
1.
2.
3.
4.
5.

Observasi
Bertanya
Melakukan pertanyaan
Asosiasi ( menghubungkan atau menalar )
Membangun jaringa ( networking )
Menurut Dyer Dkk, seorang inovator dalah pengamat yang baik dan

selalu mempertanyakan suatu kondisi yang ada dengan mengajukan ide baru .
berdasarkan pemaparan tersebut jika seorang pendidik yang menerapkan
profesionalisme mampu menggunakan metode pembelajaran inkuiri dalam
proses pembelajaran maka transisi teacher center menjadi student center dapat
berjalan sesuai tujuan reformasi pendidikan saat ini .

Anda mungkin juga menyukai