Anda di halaman 1dari 2

TRIBUNNEWS.

COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan


Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, sebagai tersangka penyalahgunaan wewenang terkait
persetujuan izin usaha pertambangan.
Wakil Ketua KPK La Ode Muhammad Syarif mengatakan pihaknya telah menemukan dugaan
tindak pidana korupsi dalam penerbitan surat izin tambah di Sulawesi Tenggara tahun 20092014.
"Penyidik KPK telah menemukan dua alat bukti dan sedang diperbanyak lagi dan menetapkan
NA sebagai gubernur Sulawesi Tenggara sebagai tersangka," kata Syarif saat memberikan
keterangan pers di kantornya, Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terakhir ke KPK tahun
Oktober 2012, Nur Alam memiliki total harta sebesar Rp 30,9 miliar.
Jumlah itu lebih kecil daripada harta yang dilaporkan Nur Alam pada 29 Mei 2012 yakni Rp 31,8
miliar.
Berikut rincian harta Nur Alam dalam LHKPN Oktober 2012:
Harta tidak bergerak (Tanah dan Bangunan) Rp 22.105.602.000
Harta Bergerak
a) Alat Transportasi dan Mesin Lainnya Rp 2.010.000.000
b) Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Pertambangan dan Usaha Lainnya
Rp 225.000.000
c) Harta Bergerak Lainnya (Logam Mulia, Batu Mulia, Barang Antik dll) Rp 195.000.000
Surat berharga
Rp 80.000.000
Giro dan setara kas Lainnya
Rp 6.500.000.000
Utang
Rp 209.000.000
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Tags
Nur Alam

Gubernur Sultra
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Berita Terkait

Kasus Korupsi di Sultra


KPK Geledah Ruangan Gubernur Sultra, PNS Kaget
Video Pilihan: Penutup Kepala Aneh Jokowi hingga Daftar Harga Rumah Murah Rp 100 Juta

Anda mungkin juga menyukai