Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 3

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Parlindungan S. Simanjuntak
Prorida Sari
Saraswati R
Supriyono
Wiwin Winarti
Nuon, Udom
NGO Pheaktra

15/391172/PTK/10676
15/391173/PTK/10677
15/391174/PTK/10678
15/391177/PTK/10681
15/391178/PTK/10682
15/391194/PTK/10697
15/391195/PTK/10698

TASK (TUGAS BPPBD Prov. SUMATERA BARAT)


BPBD Sumbar dibentuk berdasarkan Perda Sumatera Barat No. 19 th. 2009 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja BPBD. Secara umum tugas pokok yang diemban Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat adalah:
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan Bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil
dan setara.
2. Menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
berdasarkan peraturan perundangundangan.
3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana.
4. Menyusun dan menetapkan Prosedur Tetap Penanganan Bencana.
5. Melaporkan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana kepada kepala daerah setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam tugas pokok diatas, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien.
2. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan
menyeluruh.
AUTORITY (KEWENANGAN)
Kewenangan BPBD Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai koordinator Penanggulangan bencana
pada 19 Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat
1. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan umum dibidang penanggulangan bencana pada
tahap pra-bencana serta pemberdayaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi
perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat;

1. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana


pada pra-bencana serta pemberdayaan masyarakat;
2. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada para-bencana serta
pemberdayaan masyarakat;
3. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di
bidang penanggulangan bencana pada pra-bencana serta pemberdayaan masyarakat.
Sub-Bidang Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi : pengkoordinasian penyusunan rencana
dan pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang kesiapsiagaan;
1.
2.
3.
4.

penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang peringatan dini;


penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang perencanaan siaga;
penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan di bidang penyiapan sumberdaya;
penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pemberdayaan peran serta
masyarakat/organisasi sosial masyarakat daerah, nasional dan internasional dalam
membangun kesiapsiagaan
5. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan di bidang kesiapsiagaan.
Sub-Bidang Pencegahan menyelenggarakan fungsi: pengkoordinasian penyusunan rencana dan
pelaksanaan kebijakan umum, dan hubungan kerja di bidang pencegahan;
1. penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang
pencegahan;
2. penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan dukungan teknis di bidang mitigasi;
3. penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi
peningkatan kesadaran masyarakat serta fasilitasi penyuluhan bencana berbasis masyarakat
4. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan pelaksanaan kebijakan umum di bidang
pengurangan risiko bencana.
2. Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
kebijakan
umum
dibidang
penanggulangan
bencana
pada
pascabencana.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi:
perumusan kebijakan umum dibidang penanggulangan bencana pada tahap pasca-bencana
1. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum dibidang penanggulangan bencana
pada pasca-bencana
2. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca-bencana
3. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaankebijakan umum di bidang
penanggulangan bencana pada pasca-bencana
Sub-Bidang Rehabilitasi mempunyai tugas :
melaksanakan pengkoordinasian penyusunan kebijakan umum, hubungan kerja, rencana dan
pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan dibidang rehabilitasi akibat
bencana.
Dalam melaksanakan tugas Sub-Bidang Rehabilitasi menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan dukungan teknis dibidang rehabilitasi
2. penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan inventarisasi kerusakan akibat
bencana

3. penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan estimasi pembiayaan rehabilitasi


fasilitas sosial/umum, perumahan penduduk, sarana dan pasarana
4. penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi pasca-bencana
5. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan dibidang rehabilitasi pascabencana
SubBidang Rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan ke
bijakan umum,hubungan kerja, rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan
analisis pelaporan dibidang rekonstruksiakibat bencana.
6. Dalam melaksanakan tugas Sub-Bidang Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi:
a.penyiapan
penyusunan
perencanaan
dan
pelaksanaan
dukungan
teknis dibidang rekonstruksi
b.penyiapan
penyusunan
perencanaan
dan
pelaksanaan
inventarisasi kerusakan akibat bencana
c.penyiapan
penyusunan
perencanaan
dan
pelaksanaan
estimasi pembiayaan rekonstruksi fasilitassosial/umum, perumahan penduduk, sarana dan p
asarana
d.penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan rekonstruksi pasca-bencana
e.penyiapan
bahan
pemantauan,
evaluasi
dan
analisis
pelaporan
dibidang rekonstruksi pasca-bencana
3. Bidang Kedaruratan dan logistik
Bidang Kedaruratan & Logistik mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan
umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, pengelolaaan logistik dan
peralatan.
Dalam melaksanakan tugas Didang Kedaruratan & Logistik menyelenggarakan fungsi :
perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan
penanganan pengungsi;
1. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi;
2. perumusan kebijakan dibidang logistik dan peralatan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
3. pelaksanaan penyusunan perencanaan di bidang logistik dan peralatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana;
4. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat;
5. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
dan penanganan pengungsi;
6. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di
bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi.
7. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang logistik dan
peralatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Sub-Bidang Kedaruratan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan
dibidang
penanggulangan
bencana
pada
saat
tanggap
darurat.
Dalam melaksanakan tugas, Sub-Bidang Kedaruratan menyelenggarakan fungsi :
perumusan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan
penanganan pengungsi

1. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana


pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi
2. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
3. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
dan penanganan pengungsi
4. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan umum di
bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan penanganan pengungsi.
Sub-Bidang Logistik & Peralatan mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan
perumusan kebijakan,rencana dan pelaksanaan serta pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan
dibidang
logistik
&
peralatan
penanggulangan
bencana.
Dalam melaksanakan tugas, Sub-Bidang Logistik & Peralatan menyelenggarakan fungsi :
perumusan kebijakan dibidang logistik & peralatan dalam penyelengaraan penanggulangan bencana
1. penyiapan penyusuna perencanaan dan pelaksanaan dibidang inventarisasi kebutuhan dan
pengadaan logistik & peralatan
2. penyiapan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan penyimpanan dan distribusi bidang
logistik & peralatan
3. pemantauan, evaluasi, analisis, pelaporan pelaksanaan kebijakan dibidang logistik &
peralatan

PERFORMANCE
1. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
1. Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Sumatera Barat, yaitu di wilayah:
a. Forum Pengurangan Risiko Kota Padang
b. Forum Pengurangan Risiko Kabupaten Pesisir Selatan
c. Forum Pengurangan Risiko Kabupaten Agam
d. Forum Pengurangan Risiko Kabupaten Padang Pariaman
e. Forum Pengurangan Risiko Kabupaten Solok
f. Forum Pengurangan Risiko Kabupaten Kepulauan Mentawai
2. Pembentukan 5 Nagari/Desa Tangguh Bencana sesuai dengan Perka BNPB No. 1 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yaitu di wilyah:
a. Kabupaten Agam
Nagari Tiku Selatan
Nagari Tiku Lima Jorong
b. Kabupaten Solok
Nagari Selayo
Nagari Batu Bajanjang
c. Kabupaten Pesisir Selatan
Nagari Salido
Nagari Ampang Pulai
d. Kota Pariaman
Kelurahan Kampung Pondok
Desa Naras Satu

e. Kabupaten Padang Pariaman (masih dalam proses)


Nagari Katapiang
Nagari Kuranji Hilir

3. Pembuatan Peta Evakuai Sementara Kota Padang

Gambar Error! No text of specified style in document.1 Peta Tempat Evakuasi Sementara Kota
Padang

Tabel 1 Daftar Shelter yang sudah ada sampai dengan tahun 2015
No.

Nama shelter

No.

Nama shelter

1.

Gedung fak. Olahraga unp

15.

Smpn 25 padang

2.

Gedung pascasarjana univ. Bung hatta

16.

Fly-over duku

3.

Masjid raya sumatera barat

17.

Sma 1 padang

4.

Masjid nurul iman padang

18.

Sd negeri 24 purus

5.

Masjid al mujahirin pasir putih padang

19.

Hotel mercure padang

6.

Bpk perwakilan sumatera barat

20.

Hotel grand zuri pdg

7.

Kanwil ditjen perbendaharaan negara

21.

Gedung bank indonesia

8.

Perumahan rusunawa purus padang

22.

Gedung kesenian unp

9.

Kantor gubernur sumatera barat

23.

Shelter villa hadis pdg

10.

Kantor dinas prasjal & tarkim prov.


Sumatera barat

24.

Shelter mandiri keluarga

11.

Kantor bappeda prov. Sumatera barat

25.

Tempat evakuasi painan

12.

Gedung dprd prov. Sumatera barat

26.

Mesjid darussalam

13.

Tk. Al-azhar

27.

Mesjid nurul haq

14.

Smkn 5 padang

4. Pembuatan Jalur Evakuasi Penunjuk Lokasi Shelter di Kota Padang

Gambar 2 Penempatan petunjuk arah jalur evakuasi


5. Sistem Peringatan dini (early warning system)
a. Sirine EWS Tsunami di Pesisir Barat Sumatera Barat, dari perkiraan kebutuhan di 7
Kab/Kota rawan Tsunami adalah sekitar 149 buah baru terpasang 95 buah atau sekitar
64%.
b. Alat pengukur ketinggian air laut di Pesisir Barat Sumatera Barat, dari perkiraan
kebutuhan sekitar 30 buah baru terpasang 1 buah atau sekitar 3% dimana alat
tersebut berada di Kota Padang teaptnya di Danau Cimpago.
c. EWS Kegunung apian di Sumatera Barat dari perkiraan kebutuhan 32 buah baru
terpasang 4 buah atau sekitar 12,5% dimana alat tersebut berada di Kab. Tanah Datar
dan Kab. Solok
d. EWS Bencana Banjir di Sumatera Barat dari perkiraan kebutuhan 51 buah baru
terpasang 1 buah atau sekitar 2% dimana alat tersebut berada di Kota Padang.

e. EWS Bencana Tanah Longsor di Sumater Barat dari perkiraan kebutuhan sekitar 40
buah baru terpasang 4 buah atau sekitar 10% dimana alat tersebut terpasang di Kota
Padang dan Kota Sawahlunto.
Dalam hal kebutuhan EWS di Sumatera Barat sebenarnya sangat banyak, namun karena
keterbatasan anggaan maka realisasinya sangat kurang dari kebutuhan yang ada.
6. BPBD Provinsi Sumatera Barat dibantu oleh MERCI CORPS Indonesia untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi Kab/Kota dan Masyarakat Kota Padang khususnya, dengan 2 kegiatan
utama yaitu Pendampingan teknis bagi BPBD dan Peningkatan kapasitas BPBD (dengan
training dan membentuk pool of fasilitator)
2. Bidang Kedaruratan dan logistik
Belum terdapat SOP Kedaruratan, Tim Reaksi Cepat dalam masa tanggap darurat bencana

3. Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi


Rehabilitasi dan Rekonstruksi

1. Kejadian Gempa Bumi 30 September 2009


a. Kekuatan Gempa : 7,9 SR
b. Kedalaman : 71km
c. Jarak : 57km Barat Daya Pariaman
d. Dampak :
Meninggal : 1.195 orang
Kerusakan Perumahan : 181.995 unit (rusak berat dan sedang)
Gedung perkantoran : 442 unit

Gambar 3 Realisai Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana


Gempa 30 September 2009

2. Kejadian Gempa Bumi dan Tsunami 25 Oktober 2010


a. Kekuatan Gempa : 7,2 SR dan tsunami
b. Kedalaman : 10km
c. Jarak : 78km Barat Daya Pagai Selatan
d. Dampak :

Meninggal : 509 orang


Kerusakan Perumahan : 721 unit (rusak berat dan sedang)
Gedung perkantoran : 29 unit

Gambar 4 Rencana Teknis Ruang Kawasan Hunian Tetap (Huntap) Kab. Kep.
Mentawai

Gambar 5 Kegiatan Rehabilitasi dan Rekobstruksi di Kepulauan Mentawai


4. Prestasi yang diraih oleh BPBD Sumatera Barat

BPBD raih penghargaan di acara tangguh award 2016 dengan kategori Website
terbaik pada acara penanggulangan bencana 2016 di Manado
5. Kelebihan dan Kelemahan BPBD Sumatera Barat
Kelebihan:

Dalam menghadapi bencana peran BPBD Provinsi Sumatera Barat dalam kegiatan
sosialisasi mengenail bencana sudah cukup baik dengan diadakannya kegiatan
jambore pengurangan bencana, kegiatan jambore dalam peningkatan kapasitas,
kerjasama dengan
Peranan BPBD dalam pembinaan desa tangguh bencana dilakukan selama 3 tahun
yaitu:
o Tahun 1 Desa tangguh pratama tahap pertama dilakukan identifikasi dan
pengkajian resiko
o Tahun 2 Dilakukan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana
o Tahun 3 Dilakukan monitoringkerjasama dengan NGO

Kelemahan:

Kurang adanya koordinasi dengan BPBD Daerah Kabupaten dan Kota sehingga pada
saat terjadi bencana, informasi yang cepat, tepat dan akurat tidak dikuasai dan
dikelola secara baik sehingga dalam pengambilan keputusan bagi kebijakan
Penanggulangan Bencana terutama di daerah mengalami kesulitan.
Kurangnya kesiapan BPBD Provinsi Sumatera Barat dalam fase mitigasi kurangnya
kesiapan dalam pemasangan alat sistem peringatan dini baru terpenuhi 64 % dari
kebutuhan alat early warning system yang dibutuhkan
Belum adanya shelter khusus untuk evakuasi yang dibangun BPBD Provinsi
Sumatera Barat baru menetapkan tempat yang berpotensi untuk dijadikan shelter
Dalam mengatasi bencana tsunami melalui alat Inatews, Pusdalops sudah bisa
mendapat informasi potensi tsunami dalam waktu kurang 10 menit. Tapi untuk
menyebarkan informasi yang cepat ke masyarakat ini yang belum ada alatnya. Hal
tersebut sangat menghambat informasi terhadap masyarakat dan sangat fatal,
sehingga, saat gempa masyarakat menunggu pengumumannya, perintah evakuasi
atau tidak

Anda mungkin juga menyukai