Desa atau Kelurahan dipandang sebagai titik awal pemberdayaan potensi
daerah, penyelesaian masalah dalam masyarakat, dan komunitas terkecil yang
harus diperhatikan kesejahteraannya. Menurut catatan statistik jumlah desa atau yang setara dengan desa sekitar 81.000 lebih di Indonesia. Inventarisasi informasi spasial oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk saat ini masih sebatas pada peta berskala 1:25000 sehingga data dan informasi detail tentang desa-desa tersebut masih terbatas. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan bagi pemerintah kita mengingat pembangunan desa menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah yang terkandung dalam Nawa Cita. Pentingnya pembuatan peta desa ini juga disampaikan oelh para ahli seperti Prof. Dr. Aris Marfai., Guru Besar Geografi UGM yang mengemukakan enam urgensi pembuatan peta desa, yaitu untuk mengetahui posisi desa terhadap kawasan di sekitarnya, melihat potensi desa, menyelesaikan sengketa batas wilayah, inventarisasi aset desa dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, membantu perencanaan pembangunan infrastruktur desa, serta sebagai dasar informasi untuk integrasi spasial pembangunan wilayah. Batas wilayah desa terkait erat dengan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia sejak ditetapkanya Undang-undang No. 22/1999 yang sekarang sudah diganti dengan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam UU No. 32/2004, disebutkan perlunya penetapan dan penegasan batas daerah, dalam hal ini propinsi dan kabupaten/kota. Sebagai implementasi penetapan dan penegasan batas daerah di kabupaten/kota, hal serupa juga perlu dilakukan untuk wilayah desa. Peraturan terbaru adalah UU nomor 6 tahun 2014 pasal 8 ayat 3 butir f menyatakan bahwa batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati/Walikota. Dengan dimilikinya Peta Desa maka aparat desa dapat mengetahui batas wilayah desa, mengidentifikasi dan inventarisasi potensi atau aset desa sebagai langkah awal untuk perencanaan pemberdayaan potensi yang dimiliki desa. Selain itu, dengan Peta Desa, dapat diketahui pula hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam upaya pemberdayaan potensi tersebut, sehingga dapat dilakukan langkah penyelesaiannya. Alasan pemilihan lokasi pada Desa