Anda di halaman 1dari 10

NIM

: 147038003
NAMA
: ADYA ZIZWAN PUTRA
KOM
: A SEMESTER 3
UTS SEMESTER GANJIL 2016/2017
METODE PENELITIAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan penelitian ?
Jawab :
suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan
untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini
menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah
laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan
tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh
mengenai suatu subjek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau
metode ilmiah.
Ranngkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teoriteori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah
sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk
melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan
gejala-gejala alam.

2. Sebutkan beberapa kriteria kebenaran yang Anda ketahui ?


Jawab :
(1) yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita.
(2) yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen,
(3) yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis.
Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden, koherensi, dan pragmatisme) itu lebih bersifat
saling menyempurnakan daripada saling bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan
dalam suatu definisi tentang kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia dari
pertimbangan dan ide kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan
tetapi karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut
dengan konsistensinnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang kita anggap sah dan
benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis


1. Teori Koherensi
Teori koherensi ini dibangun oleh para pemikir rasionalis seperti Leibniz, Hegel dan Bradley
. Menurut teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Secara singkat paham ini mengatakan bahwa suatu proposisi cenderung benar jika proposisi
tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau
jika makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita.
Artinya suatu proposisi itu atau makna pernyataan dari suatu pengetahuan bernilai benar bila
proposisi itu mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang terdahulu yang
bernilai benar.
Sebagai suatu contoh bila kita menganggap bahwa semua manusia pasti akan mati adalah

suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa si Polan adalah seorang manusia dan
si Polan pasti akan mati adalah benar, sebab pernyataan kedua adalah konssisten dengan
pernyataan pertama.
Diantara bentuk pengetahuan yang penyusunannya dan pembuktiannya didasarkan pada teori
koherensi adalah ilmu matematika dan turunannya. Matematika disusun pada beberapa dasar
pernyataan yang dianggap benar, yakni aksioma. Dengan mempergunakan beberapa aksioma
maka disusun suatu teorema. Diatas teorema dikembangkan kaidah matematika yang secara
keseluruhan merupakan system konsisten. Contoh, 3 + 3 = 6 adalah benar karena sesuai
dengan kebenaran yang sudah disepakati bersama terutama oleh komunitas matematika.
Mengenai teori ini dapatlah disimpulkan sebagai berikut : Pertama : Kebenaran menurut teori
ini adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang sesudah lebih
dahulu kita ketahui, terima dan akui sebagai benar. Kedua: teori ini aganya dapat dinamakan
teori penyaksian (justifikasi) tentang kebenaran, karena menurut teori ini satu putusan
dianggap benar apabila ada penyaksian-penyaksian (justifikasi, pembenaran) oleh putusanputusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, dan diakui benarnya.
2. Teori Korespondensi
Eksponen utamanya adalah Bertrand Rusell (1872-1970). Menurut teori ini, suatu pernyataan
adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi
(berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Kebenaran atau keadaan
benar berupa kesesuaian (correspondence) antara makna yang dimaksudkan oleh suatu
pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh merupakan halnya, atau apa yang merupakan
fakta-faktanya. Dengan kata yang lain adalah suatu pengetahuan mempunyai nilai benar
apabila pengetahuan itu mempunyai kesesuaian dengan kenyataan yang diketahuinya.
Kebenaran dapat didefinisikan sebagai kesetiaan pada realitas objektif. Yaitu, suatu
pernyataan yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi. Kebenaran
ialah kesesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta dengan fakta
aktual; atau antara putusan (judgement) dengan situasi seputar (environmental situation) yang
diberi interpretasi.
Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa Ibu Kota Republik Indonesia adalah Jakarta
maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu dengan objek yang bersifat faktual
yakni Jakarta yang memang menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Sekiranya orang lain yang
menyatakan bahwa Ibu Kota Republik Indonesia adalah Bandung maka pernyataan itu
adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek yang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal
ini maka faktual Ibu Kota Republlik Indonesia adalah bukan Bandung melainkan Jakarta.
Dari contoh di atas kita mengenal dua hal, yaitu pertama, pernyataan dan kedua, kenyataan.
Dengan demikian ukuran kebenaran menurut teori ini adalah kesesuaian antara pernyataan
tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri.
3. Teori Pragmatis
Teori pragmatik dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang
terbit pada tahun 1878 yang berjudul How to Make Ideals Clear. Teori ini kemudian
dikembangkan oleh beberapa ahli filsafat yang kebanyakan adalah berkebangsaan Amerika
yang menyebabkan filsafat ini sering dikaitkan dengan filsafat Amerika. Ahli-ahli filasafat ini

di antaranya adalah William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), George Hobart
Mead (1863-1931) dan C.I. Lewis.
Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Artinya, suatu pernyataan
adalah benar, jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan
praktis dalam kehidupan manusia. Jadi menurut teori ini bahwa suatu proposisi bernilai benar
bila proposisi itu mempunyai konseuensi-konsekuensi praktis seperti yang terdapat secara
inhern dalam pernyataan itu tadi.
Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan,
apabila ia berlaku dalam praktik, apabila ia mempunyai nilai praktis. Kebenaran terbukti oleh
kegunaannya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat praktisnya. Jadi bagi penganut pragmatis,
batu ujian kebenaran ialah kegunaan (utility) dapat dikerjakan (workability), akibat atau
pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequenced).
Yang dimaksud dengan hasil yang memuaskan antara lain :
a. Sesuatu itu benar apabila memuaskan keinginan dan tujuan manusia
b. Sesuatu itu benar apabila dapat diuji benar dengan eksperimen,
c. Sesuatu itu benar apabila ia mendorong atau membantu dalam perjuangan hidup biologis
untuk tetap ada.
Sebagai contoh sekiranya ada orang yang menyatakan sebuah teori X dalam pendidikan, dan
dengan teori X tersebut dikembangkan teknik Y dalam meningkatkan kemampuan belajar,
maka teori X tersebut dianggap benar, sebab teori X ini fungsional dan mempunyai
kegunaan.
Kriteria pragmatisme juga dipergunakan oleh ilmuan dalam menentukan kebenaran ilmiah
dalam prespektif waktu. Secara historis pernyataan ilmiah yang sekarang dianggap benar
suatu waktu mungkin tidak lagi demikian. Dihadapkan dengan masalah seperti ini maka
ilmuan bersifat pragmatis selama pernyataan itu fungsional dan mempunyai kegunaan maka
pernyataan itu dianggap benar, sekiranya pernyataan itu tidak lagi bersifat demikian,
disebabkan perkembangan ilmu itu sendiri yang menghasilkan pernyataan baru, maka
pernyataan itu ditinggalkan.

3. Sebutkan beberapa kerangka ilmiah yang Anda ketahui ?


Jawab :

Pengantar
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-bagian yang harus
dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain berfungsi sebagai acuan
dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk memaparkan alur tulisannya. Untuk
itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan
langkah awal yang harus dilalui oleh penulis.

Standar Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan
memahami kerangka penulisan karya ilmiah, dan metode penulisannya.

Kompetensi dasar
Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan:
1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel dan makalah
2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah penulisan karya
ilmiah)
3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan
4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran
A. JUDUL
Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian di
tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
(a) Dirumuskan secara singkat
(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi
(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian
(d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap
B. KATA PENGANTAR
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orangorang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut. Tulisan kata
pengantar dikerik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih
dari dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan
kata penulis tanpa menyebut nama terang.
C. ABSTRAK
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari kata
abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika
ada), diakhiri titik. Tahun penulisan ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak
miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan
diakhiri dengan titik. Kata jenis karya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis
setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat,
nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama pembimbing
penulisan karya ilmiah tersebut.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing.
Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi
sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian dan
lapotran penelitian dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian yang
mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.

Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya
skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari
mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir,
atau Kata Pengantar pada bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni
rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya.
Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap
secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang
minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih
dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup
penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang
ditarik.
Contoh Abstrak Artikel Jurnal:
Abstract
The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is
one indicator of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and
Anthropology Study Program graduates in opportunities of employment is much needed.
Most of the Sociology and Anthropology Study Program graduates are become teacher, both
in state or private school. Beside become a teacher, they work in non educational field, such
as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study
Program graduate seek the information through asking friends, internet media, mass media,
and trial and error method.
Key words: absorption, graduates, job opportunity.
Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:
Abstrak
Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang
mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan
memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar
hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.
Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu
upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan
utama penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian
dan analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat
responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis
tanaman PLDT ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam
mendukung ketahanan pangan.
Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap
berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data
Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan
ekologi bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan
pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan
hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b)
Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat

responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud
dalam bentuk berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi
LMDH; Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah
Lingkungan yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung,
ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung
Desa Klakah Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung
ketahanan pangan.
D. PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal
topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam laporan
penelitian lebih kompek daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk
jurnal. Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsurunsurnya tidak harus dicantumkan secara eksplisit.
a. Latar Belakang Masalah
Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada
judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan
dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian diterangkan argumen yang
malatarbelakangi pemilihan topik itu dari sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi
yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep
dalam topik.
b. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang
perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat
tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau
pertanyaan. Yakni apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara
atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan
dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada pengaruh X terhadap
Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada
antara hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan
antar X dan Y, (3) bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik, maka
tujuannya ialah mendeskripsikan persepsi..dst.
d. Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi
pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini sekaligus berfungsi untuk
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan metodologis. Kerangka
teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka
metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk langkalangkah pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas
instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya.

Keduanya diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka
teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.
F. METODE PENULISAN/PENELITIAN
Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri.
Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri
tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode
penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.
Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif
dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur
penelitian dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data.
Yang perlu diuraikan dalam bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan
desain penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel yang
dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian disertai penentuan validitas dan
reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik pengolahan dan analisis data.
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat
bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat
berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan
pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab.
Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab
tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan
demikian hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel
atau gambar).
H. PENUTUP
Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel
bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau
bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini
diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.
Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan
penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan
dan saran. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian
dan pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus
terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan
masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.
Saran harus sejalan dengan simpulan atau temuan. saran hendaknya disertai dengan
argumentasinya. kalau mungkin juga disertai jalan keluarnya. saran dapat bersifat praktis atau
teoritis termasuk saran yang berharga adalah saran tentang perlunya dilakukan penelitian
lanjutan, mengingat bahwa belum tentu semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas atas
dasar penelitian yang telah dilakukan atau setelah selesainya penelitian ini timbul masalah
lain yang terkait.
I. DAFTAR PUSTAKA
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah lain
yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah
rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta
penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka merlu juga memberikan isyarat apakah karya
ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak

dipublikasi, dokumen WEB, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar
pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masingmasing bidang.

4. Sebutkan sedikitnya lima macam tujuan penelitian ?


Jawab :

1. Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas, bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik
(permasalahan), atau untuk mulai memahami suatu topik, maka kita la-kukan penelitian
eksplorasi. Penelitian esplorasi (menjelajah) berkaitan den-gan upaya untuk menentukan
apakah suatu fenomena ada atau tidak. Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dip akai
untuk menjawab ben-tuk pertanyaan Apakah X ada/terjadi?. Contoh penelitian sederhana
(dalam ilmu sosial): Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan duduk di bagian
depan kelas atau tidak? Bila salah satu pihak atau keduanya mem-punyai kecend erungan itu,
maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian
eksplorasi dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti memilih tujuan eksplorasi karena
tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih
memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam
nantinya, dan (c) mengembangkan metode yang akan di-pakai dalam penelitian yang lebih
mendalam. Hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering
dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait
dengan masalah sampling (representativeness)menurut Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita
sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan, sehingga setelah pintu terbuka
lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari
ruang di balik pintu yang telah terbuka tadi.
2. Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain. Sebagai contoh, meneruskan contoh pada
bahasan penelitian eksplorasi di atas, yaitu misal: ternyata wanita lebih cenderung duduk di
bagian depan kelas daripada laki-laki, maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci:
misalnya, apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas? Apakah
duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran? tingkat kemenarikan guru
yang mengajar? ukuran kelas? Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek,
seseorang, atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan, dan ciri khas tersebut mungkin
berubah dengan perkembangan waktu. Tapi hal ini bukan berarti hasil penelitian waktu lalu
tidak berguna, dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu
fenomena dari masa ke masa.
3. Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan
kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang
lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita

gunakan skor minimal tertentuyang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai
kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk
dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).
4. Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih.
Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebabakibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih)
eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan
menjelaskan, misalnya, mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih
tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa
tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak
dijelaskan mengapa (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.
5. Aksi
Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas den-gan penetapan
persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak se-suatu. Penelitian ini umumnya
dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun
persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih
din-gin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen
penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah
lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu, ada satu yang paling dapat
diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas.


5. Sebutkan empat ragam penelitian menurut strategi dan jelaskan
Jawab :
1. Penelitian Opini
Bila peneliti mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan,
maka ia melakukan penelitian opini. Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau
perorangan (jadi domain-nya dapat berupa kelompok atau individual). Terdapat banyak
ragam metode/teknik yang dapat dipakai untuk penelitian opini perorangan, salah satunya
yang populer dan formal adalah: metode penelitian survei (survey research)1. Selain itu,
penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara.
Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode
ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensusatau tidak
adanya konsensusdengan menghindari pengaruh opini antar pakar2. Teknik informal untuk
menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming)3.
Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua
ide, tanpa disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut.
2. Penelitian Empiris
Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti. Penelitian
empiris dapat dibedakan dalam tiga macam bentuk, yaitu: studi kasus, studi lapangan, dan
studi laboratorium. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dari dua sudut pandang,
yaitu: (a) keberadaan rancangan eksperimen, dan (b) keberadaan kendali eksperimenseperti
terlihat pada tabel berikut:
Teknik observasi merupakan teknik yang dapat dipakai untuk ketiga macam penelitian
empiris di atas. Selain itu, untuk studi lapangan dapat dipakai teknik studi waktu dan gerak

(time and motion study), misal dibantu dengan peralatan kamera video, TV sirkuit rertutup,
atau alat penangkap kejadian (sensor) dan perekam yang lain. Untuk studi laboratorium
dapat dilakukan antara lain dengan simulasi (misal dengan komputer).
3. Penelitian Kearsipan
Arsip, dalam hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe
arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama berkaitan dengan
arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi. Arsip primer adalah rekaman fakta
langsung oleh perekamnya (misal: data perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan
hasil rekaman orang/pihak lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak
kaki, dan sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning dan
observasi.
Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content
analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap
arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian
arkeologi).
4. Penelitian Analitis
Terdapat problema penelitian yang tidak dapat dipecahkan dengan penelitian opini, empiris
atau kearsipan. Penelitian tersebut perlu dipecahkan secara analitis, yaitu dilakukan dengan
cara memecah problema menjadi sub-sub problema (atau variabel-variabel) dan dicari
karakteristik tiap sub problema (variabel) dan keterkaitan antar sub problema (variabel).
Penelitian analitis sangatmenggantungkan diri pada logika internal penelitinya, sehingga
subyektivitas peneliti perlu dihindari. Untuk itu, penelitian analitis perlu mendasarkan diri
pada filsafat atau logika. Terdapat berbagai teknik formal dalam penelitian analitis, antara
lain: logika matematis, pemodelan matematis, dan teknik organisasi formal (flowcharting,
analisis jaringan, strategi pengambilan keputusan, algoritma, heuristik).

Anda mungkin juga menyukai