PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan
kebutuhan
pangan oleh cemaran mikrobiologis, logam berat, dan bahan kimia yang
membahayakan kesehatan. Untuk dapat memproduksi pangan yang
bermutu baik dan aman bagi kesehatan, tidak cukup hanya mengandalkan
pengujian akhir di laboratorium saja, tetapi juga diperlukan adanya
penerapan sistem jaminan mutu dan sistem manajemen lingkungan, atau
penerapan sistem produksi pangan yang baik (GMP Good Manufacturing
Practices) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (HACCPHazard Analysis and Critical Control Point).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan makanan jajanan nasi
pecel yang aman untuk dikonsumsi, baik secara organoleptik,
keamanan, dan mutu dari makanan jajanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel Makanan
Jajanan Nasi Pecel.
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan MPN Coliform dari
makanan jajanan nasi pecel.
c. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan usap alat makan dan
peralatan yang digunakan dalam pembuatan makanan jajanan nasi
pecel.
d. Mahasiswa
mampu
melakukan
pemeriksaan
organoleptik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
dimaksud dengan keamanan pangan adalah suatu kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan manusia. Agar kita dapat memilih makanan
yang aman, perlu diketahui hal-hal yang merupakan sumber dan penyebab
ketidakamanan makanan. Sumber ketidak amanan makanan berasal dari :
1) Bahan makanan
2) Kontaminasi mikroba dan toksin yang dihasilkan
3) Kandungan gizi
4) Cemaran lingkungan
5) Bahan tambahan makanan
F. Bahaya Bahan Tambahan Makanan
Penggunaan bahan tambahan makanan yang berlebihan terutama bahan
tambahan makanan sintesik dapat membahayakan kesehatan tubuh.
a. Formalin
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh,
akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabkan keracunan pada tubuh. Tingginya kandungan
formalin dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi,
bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker), dan bersifat mutagen
(menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan). Orang yang
mengonsumsinya dapat muntah, diare bercampur darah, kencing
bercampur darah, dan meninggal disebabkan oleh adanya
kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara,
berubah menjadi gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam
menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan
mata.
b. Boraks
Boraks berfungsi sebagai pengempal yang mengandung
logam berat Boron. Boraks merupakan bahan untuk membuat
deterjen. Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan
Penguat
rasa
ini
mempunyai
batas
maksimum
2. Penjamah
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
Jasaboga syarat penjamah yang dapat mengolah makanan adalah tidak
mengidap penyakit menular dan memiliki sertifikat.
3. Makanan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga
syarat makanan yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah tidak
terdapat E. Coli, tidak terdapat bahan tambahan makanan yang
berbahaya bagi kesehatan manusia seperti boraks dan formalin
4. Lingkungan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga
standar angka kuman udara yang ada di lingkungan tempat produksi
makanna adalah untuk dapur 5 juta/m3
BAB III
PELAKSANAAN
a. Waktu Pelaksanaan
a. Lokasi survey
b. Produk yang dijual
c. Lokasi pemeriksaan
10
dan
waktu
pengambilan,
nama
dan
tempat
11
sarung
tangan
steril
untuk
memulai
pengambilan sampel.
3) Menyiapkan alat yang akan diperiksa.
4) Menyiapkan lidi kapas steril, kemudian membuka tutup
tabung yang berisi media transport (PBS) dan masukkan lidi
kapas steril kedalamnya.
5) Lidi kapas steril dalam tabung ditekan ke dinding tabung
untuk membuang airnya, angkat, dan mengusapkan pada
setiap alat makan sampai satu kelompok alat selesai diusap
a) Cara melakukan pengusapan :
- Pada piring yaitu permukaan tempat makanan dengan
menggunakan plastic transparan yang dilubangi seluas
-
2x5 cm.
Pada sendok dan pisau yaitu seluruh permukaan luar dan
dalam.
Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali
pengusapan dengan satu lidi kapas dan digunakan untuk
makan.
Setelah semua alat makan lidi kapas dimasukkan dalam
tabung, ujung lidi dipatahkan atau dibakar kemudian
mulut tabung dipanaskan dengan lampu spirtus dan
13
kirim ke laboratorium.
3) Setelah dilakukan pengambilan sampel dilanjutkan dengan
pemeriksaan laboratorium :
b) Alat dan Bahan
- Alat :
Rak tabung
Pipet steril
Petridish steril
Lampu Bunsen
Incubator
- Bahan :
PBS yang berisi sampel
PBS steril
Media PCA
c) Prosedur Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengambil 3 ml larutan PBS dari tabung yang berisi
sampel, masukkan dalam petridish 1,2,dan 3. Masingmasing tabung diisi 1ml. lakukan secara aspetis.
3) Mengambil 1 ml larutan PBS dari tabung yang berisi
sampel, masukkan dalam petridish control.
4) Menuangkan media PCA kira-kira 10-15 ml pada
masing-masing petridish.
5) Membungkus semua petridish menggunakan kertas kayu
dan tali kenur untuk diinkubasi.
6) Memberi label.
7) Menginkubasi dengan suhu 37oC selama 1x24jam.
8) Menghitung jumlah koloni kuman yang tumbuh.
c. Pemeriksaan Formalin
Alat dan Bahan
1. Alat :
Becker glass
Pengaduk
14
Tabung reaksi
Rak tabung
Pisau
Baki/ nampan
Talenan
2. Bahan :
Pereaksi I Formalin
Pereaksi II Formalin
Sampel makanan
Aquadest
3. Prosedur Kerja :
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Potong sampel makjan kecil masukkan dalam becker glass
lalu diberi aquadest secukupnya.
c) Mengambil
kurang lebih 1 ml, lalu masukkan dalam
tabung reaksi.
d) Menambahkan 3-5 tetes pereaksi I formalin dengan hati
hati tetes demi tetes dan segera botol ditutup.
e) Menambahkan pereaksi II formalin kurang lebih 1 mg
(gunakan ujung stick yang tersedia) kedalam tabung dan
kocok.
f) Menunggu kurang lebih 5 menit
g) Jika formalin positif jika terbentuk warna ungu kebiruan
d. Pemeriksaan Boraks
Alat dan Bahan
1) Alat :
Borax test kit
Tabung reaksi
Rak tabung
Talenan
Pisau
Becker glass
2) Bahan :
Sampel makanan
Aquadest
Pereaksi I borax
Pereaksi II borax
b. Prosedur Kerja :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Memotong sampel makjan menjasi bagian kecil-kecil, masukkan
sebagian kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2-3 ml aquadest.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PEMERIKSAAN
1. Mutu
16
Organoleptik
N
o
Parameter
Hasil
Keterangan
1.
Bau
Normal
Bau kacang
2.
Warna
Normal
3.
Tekstur
Normal
Normal
Enak, Gurih
4. Rasa
2. Keamanan
Piring
P1 = 44
P2 = 80
P3 = 44
17
34 +7 0 0+3 4 100
3
= 1,378 koloni
Karena luas permukaan yg diambil adalah 10 cm2, maka :
=
1,378 koloni
10 cm 2
= 137,8 koloni/cm2
Karena diambil 5 sampel piring, maka :
=
=27,56 koloni/cm2
Angka kuman pada sendok
= 150 koloni
Karena luas permukaan yang diambil adalah 10 cm2, maka :
=
150 koloni
10 cm 2
= 15 koloni/cm2
Karena diambil 10 sampel sendok, maka :
18
15 koloni / cm2
5 sampel
= 3 koloni/cm2
3) Hasil Pemeriksaan Usap Alat
Jumlah koloni dari hasil pemeriksaan usap alat :
Kontrol
10 koloni
Sendok
3 koloni/cm2
Piring
27,56 koloni/cm2
Parameter
Hasil
.
1.
Formalin
2.
Boraks
c. Pemeriksaan Angka Kuman (E coli)
Negatif
Negatif
Point
Total
Jawaban
soal
Ya
Tidak
1.
Hygiene Perorangan
18
16
2.
Sanitasi Peralatan
3.
Air
4.
Bahan makanan
5.
6.
Penyajian makanan
19
7.
10
8.
Total
51
37
14
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan pemeriksaan yang dikukan didapatkan hasil yang berupa
mutu dan hasil keamanan pangan. Pada hasil mutu yang diukur uji
organoleptik yang berupa bau, warna, tekstur dan rasa sedangkan pada hasil
keamanan yang diperiksa coliform, formalin, boraks dan angka kuman.
Bau pada uji organoleptik didapatkan hasil berbau bumbu sambal
yang dipakai untuk pembuatan nasi pecel. Warna didapatkan berwarna
kecoklatan hal ini dikarenakan warna nasi yang bercampur dengan sambel
kacang,sayur dan kerupuk. Tekstur yang didapat berupa nasi utuh butir
nasinya
dikarenakan cabai dan manis dikarenakan selera orang jogja adalah makanan
manis.
Pada hasil uji keamanan pada pengujiancoli hasil positif. Kemudian
ditanam ke dalam media BGLB dengan ose tumpul kemudian dieramkan
selama 1x24 jam dengan suhu 440C didapatkan gelembung pada tabung
durham sehingga hasil menunjukkan positif. Karena hasilnya positif langsung
ditanam kedaalam media TBX agar plate lalu di eramkan selama 1x 24 jam
dengan suhu 370C. setelah itu diamati koloni yang tumbuh berwarna hijau
kebiruan, e.coli (positif) maka ditanam pada media SIM dengan ose tusuk
lalu dieramkan selama 1x24 jam dengan suhu 37 0C. Setelah dieramkan
kemudian ditetesi larutan Indol 1-2 tetes (untuk memastikan bahwa yang
tumbuh pada media sim adalah e.coli) lalu ditunggu jika terbentuk warna
merah seperti cincin maka sampel makjan positif mengandung e.coli
20
hasilnya,
maka
dari
itu
dilakukan
pemeriksaan
dengan
dilakukan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dan berdasarakan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003
tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan syarat makanan yang
aman dikonsumsi oleh manusia:
1. Pemeriksaaan E coli pada makanan jajanan nasi pecel didapatkan
hasil positif..
2. Pemeriksaan angka kuman pada makanan jajanan jenis sampel alat
makan (pring dan sendok) masih memenuhi persyaratan (kurang dari
100 koloni/cm2)
3. Pemeriksaan Bahan Tambahan Makanan dengan jenis pemeriksaan
Boraks dan Formalin didapatkan hasil negatife
4. Perilaku Hygiene dan Sanitasi Pedagang Makanan Jajanan hasilnya
adalah 56,86% masih memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 50%.
B. SARAN
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
24
25
Nama
:X
Umur
: 50 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Masa Kerja
:-
Pendidikan
: SMA
: Nasi Pecel
Lokasi
Wilayah Puskesmas
: Gamping II
No
Aspek Keterangan
A.
Hygiene Perorangan
a. Tidak sedang menderita penyakit batuk
b. Tidak sedang mengidap penyakit pilek
c. Tidak sedang menderita penyakit
influenza
d. Tidak sedang menderita penyakit diare
e. Tidak sedang menderita typhus
f. Ada luka terbuka
g. Ada bisul
h. Menutup luka terbuka/bisul
i. Menjaga kebersihan tangan
j. Menjaga kebersihan rambut
k. Menjaga kebersihan kuku
l. Menjaga kebersihan pakaian
m. Memakai celemek
n. Menjamah
makanan
dengan
alat/perlengkapan atau alas tangan
o. Tidak sambil merokok
p. Tidak sambil menggaruk anggota badan
q. Tidak bersin di hadapan makanan
r. Tidak batuk di hadapan makanan
Pengamatan
Ya
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
26
No
Aspek Keterangan
Sanitasi Peralatan
a. Mencuci peralatan dengan air bersih
dan sabun
b. Mengeringkan alat dengan lap yang
bersih
c. Menyimpan peralatan bersih di tempat
yang bebas pencemaran
d. Tidak
menggunakan
kembali
peralatan/sekali pakai
Air
a. Air bersih memenuhi persyaratan
hygiene bagi air bersih
b. Air bersih untuk minuman dimasak
sampai mendidih
Bahan Makanan
a. Mutu bahan makanan baik
b. Bahan makanan dalam keadaan segar
c. Bahan makanan tidak busuk
Bahan Tambahan Makanan
a. Bahan tambahan makanan disimpan
terpisah dari bahan makanan
b. Bahan makanan cepat rusak disimpan
dalam wadah terpisah
Penyajian Makanan
a. Penyajian makanan dengan tempat/alat
yang bersih dan aman bagi kesehatan
b. Bungkus makanan bersih dan tidak
mencemari makanan
c. Penutup makanan jajanan bersih dan
tidak mencemari makanan
d. Tidak meniup pembungkus makanan
sebelum digunakan
e. Pengangkutan makanan jajanan dalam
keadaan tertutup/terbungkus dalam
wadah yang bersih
f. Pengangkutan makanan jajanan dalam
wadah terpisah dari bahan mentah
g. Makanan jajanan siap saji yang lebih
dari 6 jam, diolah kembali sebelum
disajikan
Penyediaan Sarana Penjaja
Pengamatan
Ya
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
27
Aspek Keterangan
b. Konstruksi sarana penjaja mudah
dibersihkan
c. Tersedia air bersih
d. Tersedia tempat penyimpanan bahan
makanan
e. Tersedia penyimpanan makanan jadi
atau siap saji
f. Tersedia tempat cuci tangan
g. Tersedia tempat cuci peralatan
h. Tersedia tempat cuci bahan makanan
i. Tersedia tempat sampah tertutup
j. Konstruksi sarana penjaja dapat
melindungi makanan jajanan dari debu
Pembinaan dan Pengawasan
a. Penjamah
makanan
mempunyai
pengetahuan hygiene sanitasi makanan
b. Penjamah
makanan
mempunyai
pengetahuan tentang gizi
c. Penjamah makanan pernah mengikuti
kursus hygiene sanitasi makanan
d. Makanan jajanan terdaftar pada Dinas
Kesehatan setempat
e. Inspeksi berkala terhadap makanan
jajanan oleh Dinas Kesehatan setempat
V
Pengamatan
Ya
Tidak
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
28
LAMPIRAN 2
29