Anda di halaman 1dari 31

SESI PERKULIAHAN I

GBMK : Penerapan terapi diet pada kelainan metabolic dan endokrin :


1. Diabetes Melitus
2. Diabetes anak-anak/ juvenile diabetik
3. Diabetik kehamilan
4. Diabetik Related Malnutrition
5. Hiper dan hipoglikemia
6. Hipertiroid hipotiroid
7. Gout

TIU

: Mahasiswa mampu menerapkan terapi diet pada kelainan metabolic endokrin

TIK

:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan penjelasan singkat tentang
patofisiologi

penyakit diabetes melitus, diabetes pada anak-anak dan

remaja, diabetes pada kehamilan.


2. Mahasiswa dapat mengkaji data-data subjektif, objektif (antropometri,
riwayat gizi, biokimia, klinik, pengobatan) dan membuat kesimpulan.
3. Mahasiswa dapat membuat perencanaan terapi gizi meliputi:
-

Menghitung kebutuhan gizi

Menyusun tujuan dan syarat diet dan bahan makanan yang boleh
dan tidak boleh.

Menyusun menu

Membuat rencanan penyuluhan dan konsultasi gizi.

Membuat rencana monitoring terapi diet

DIABETES MELITUS
I.

DEFINISI:

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin.
II. PATOFISIOLOGI:
Dimulai dari badan memerlukan energi untuk membentuk supaya sel beta dapat
berfungsi dengan baik. Energi pada manusia berasal dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), protein (asam
amino) dan lemak (asam lemak).
1

Pengolah bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan


selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi dasar
makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak
menjadi asam lemak. Ketiga zat itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh organ-organ di
dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan
itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Proses ini disebut metabolisme.
Pada proses metabolisme insulin memegang peran yang sangat penting yaitu
bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk selanjutnya digunakan sebagai
bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di
pancreas.
III. PANKREAS
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung dan di
dalamya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, dan disebut
pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, dan
sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.
Insulin dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel untuk

kemudian di dalam sel , glukosa itu dimetabolisme

menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif atau jumlahnya kurang, glukosa tidak dapat
masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada di dalam pembuluh darah, yang
artinya kadar gula dalam darah meningkat.
Dalam keadaan seperti ini badan akan menjadi lemah tidak ada sumber energi di
dalam sel. Keadaan seperti ini disebut Diabetes Melitus Tipe I atau IDDM (Insulin
Dependent Diabetes Melitus). Tipe diabetes melitus yang lain adalah Diabetes Tipe II
atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus). Tipe ini jumlah insulin
normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang-lubang kunci pintu masuk ke dalam
sel.
Pada keadaan ini apabila insulin (anak kunci) banyak, tetapi karena lubang
kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang akan masuk sel akan sedikit, sehingga
akan kekurangan bahan bakar (glukosa) akibatnya glukosa dalam pembuluh darah
tinggi. Keadaan ini sama dengan Diabetes Melitus Tipe I.

Perbedaan DM Tipe II dengan DM Tipe I adalah DM tipe II kadar insulin tinggi


atau normal disebut resistensi insulin.
IV. FAKTOR RISIKO
Penyebab utama : keturunan
Penyebab lain disebut factor risiko: infeksi virus, kegemukan, pola makan yang salah,
minum obat, proses menua, stress dll.
V. GEJALA DIABETES
-

Rasa haus yang berlebihan,

Sering kencing terutama pada malam hari

Cepat lapar

Berat badan turun dengan cepat

Lemah

Kesemutan pada jari tangan dan kaki

Gatal-gatal

Penglihatan kabur

Gairah seks menurun

Luka sukar sembuh

Hasil gula darah penderita diabetes:


Gula darah puasa

120 mg%

Gula darah sesaat 200 mg%


VI.

AKIBAT
PANJANG
Komplikasi:
-

mata dapat buta

kaki busuk (gangren)

ginjal

jantung dll.

GLUKOSA

TINGGI

JANGKA

VII.

DASAR-DASAR PENGELOLAAN DIABETES


Dalam pengelolaan diabetes dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
1. Penyuluhan (edukasi)
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Obat hipoglikemik
Pengelolaan diabetes melitus tahap pertama adalah dengan perencanaan makan
dan latihan jasmani selama 4-8 minggu. Diharapkan kadar glukosa darah dapat
terkendali dengan baik. Apabila kadar glukosa darah belum terkendali atau masih
tinggi maka perlu ditambahkan obat hipoglikemik oral atau suntikan insulin sesuai
indikasi.
Pengendalian diabetes dengan dilakukan pemantauan kadar glukosa darah secara
teratur, diikuti pemantauan takaran makanan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik.
Pemantauan di rumah sakit biasanya sebulan sekali. Pada pasien yang menggunakan
insulin perlu dilakukan pemantauan kadar glukosa darah sendiri di rumah.

VIII.

TUJUAN PENGELOLAAN DIABETES


Pengelolaan diabetes melitus mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. TUJUAN JANGKA PENDEK:
Hilangnya berbagai keluhan diabetes sehingga pasien dapat menikmati
kehidupan yang sehat dan nyaman.
2. TUJUAN JANGKA PANJANG:
Tercegahnya berbagai komplikasi baik pada pembuluh darah maupun pada
susunan saraf sehingga dapat menekan angka morbiditas dan mortilitas.
Kriteria pengendalian diabetes melitus adalah:
1. Kadar glukosa darah puasa: 80-110 mg/dl,
Kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan (post porandial): 110-160 mg/dl
HbA1c: 4-6,5
2. Kadar kolesterol total : < 200 mg/dl, HDL >45 mg/dl, trigliserida < 200
mg/l.

IX.

PENYULUHAN (EDUKASI)
Edukasi adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan
dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada setiap pasien diabetes, anggota
keluarga, kelompok masyarakat yang berisiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan.
Materi edukasi:
1. Pengertian diabetes.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya diabetes.
3. Pengelolaan diabetes secara umum.
4. Perencanaan makan dan latihan jasmani.
5. Obat-obat hipoglikemik.
6. Komplikasi diabetes.
7. Pencegahan dan pengenalan komplikasi akut/kronik
8. Pemeliharaan kaki.

X. PERENCANAAN MAKAN
Tujuan perencanaan makan serta penatalaksanaan diet:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal.
2. Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja, ibu hamil
dan janinnya.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman 10 %
4. Mencegah komplikasi akut dan kronik
5. Meningkatkan kualitas hidup.
Dalam merencanakan makanan pada diabetes pertama-tama haruslah dipikirkan
apakah diet tersebut akan dipatuhi atau tidak. Sebaiknya perencanaan makan bagi
diabetes harus cocok untuk setiap pasien , berarti harus secara individual sesuai
dengan cara hidup, pola jam kerja, latar belakang budayanya, tingkat pendidikan,
pendapatan, riwayat penyakit lainnya, dll.
Dokter sanggup menentukan berapa kalori yang dibutuhkan seorang diabetes,
sedangkan dietisien

harus sanggup menterjemahkannya ke dalam bentuk menu

makanan sesuai dengan prinsip individualisasi. Penggunaan daftar penukar


digunakan oleh dietisien untuk mencapai tujuan perencanaan makan.
5

Komposisi diet yang seimbang menurut PERKENI 1998 dan KONSENSUS DM


TIPE 2 TAHUN 2002 adalah:
Karbohidrat

: 60-70% total kebutuhan kalori

Protein

: 10-15% total kebutuhan kalori

Lemak

: 20-25% total kebutuhan kalori

Kolesterol

: < 300 mg/hari

Serat

: 25 g/hari terutama serat larut air.

Penggunaan gula

: 5% total kebutuhan kalori dimasukkan dalam masakan.

PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI DIET DIABETES MELITUS


Diet DM diberikan 3 x makan utama dan 2-3 x makan selingan/ antara dengan jarak
waktu/ interval 3 jam
-

Makan pagi

: 10-30% total kalori

Makan siang : 25-35% total kalori

Makan malam : 25-35% total kalori

Sisanya untuk snack dibagi 2-3 x sehari.

Pengaturan makan pada penderita diabetes mellitus adalah:

Tepat jumlah (energi dan zat gizi)

Tepat jadwal ( 3x makan dan 2-3 x snack)

Tepat jenis ( BM boleh dan tidak boleh/ dibatasi).

KOMPONEN GIZI PADA DIABETES


1.

KARBOHIDRAT
Timbulnya diabetes melitus akhir-akhir ini disebabkan perubahan gaya hidup
modern yaitu sering mengkonsumsi karbohidrat sederhana (refined carbohydrate),
seperti bakeri, cakt dll. Karbohidrat sederhana akan cepat terserap ke dalam darah dan
meningkatkan kadar glukosa darah. Apabila diimbangi dengan tinggi serat minimal
30-40 g/hari toleransi glukosa akan tetap membaik, serta kadar kolesterol dan
trigliserida juga membaik. Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia)
dianjuran agar asupan serat 25 g/hari.

Pemanis Diabetes Melitus


Zat pemanis yang ada di pasaran adalah sukrosa, fruktosa, sorbitol, manitol, xylitol,
sakarin, siklamat dan aspartam. Yang mengandung kalori adalah sukrosa,
fruktosa,sorbitol dan manitoll, sehingga penggunaannya harus dibatasi atau dihindari.
Aspartam dan sakarin tidak berkalori. Penggunaan sakarin dan siklamat harus
terbatas, mengingat dapat karsinogenik yang bisa ditimbulkannya apabila dikonsumsi
dalam jumlah berlebih. Berdasarkan American Diabetes Association penggunaan
Aspartam 50 mg/kg BB/hari dan penggunaan sakarin kurang dari 25 mg/kg BB/hari.
Penggunaan sorbitol sampai 30-50 gram/hari dapat menyebabkan diare.
Gula pasir boleh digunakan tidak melebihi 5% dari kalori (3-4 sendok makan/hari),
maka baik dimasukkan ke dalam bumbu masakan. Namun gula pasir dapat digunakan
dalam jumlah lebih dari 5 % pada penyajian diet rendah protein dan makanan cair.
Alkohol
Alkohol sebagai penukar minyak karena tinggi kalori dan dimetabolisme seperti
lemak. 1 equivalent = 1 OZ = 2 penukar minyak.
2. PROTEIN
Berkurangnya aktivitas insulin pada diabetes akan menghambat sintesis protein.
Asupan protein 0,8 g/kg BB ideal dapat mempertahankan proteogenesis. Sebaiknya
50% protein berasal dari bahan makanan hewani.
3. LEMAK
Pengurangan lemak dalam makanan pada diabetes dapat menurunkan factor risiko
aterosklerosis. Maka sebaiknya diet yang diberikan adalah tinggi karbohidrat dan
rendah lemak. Anjuran ADA (American Diabetes Association) asupan lemak jangan
sampai >30% dan kolesterol < 300 mg/hari.
INDEKS GLIKEMIK BAHAN MAKANAN/MAKANAN
Indeks glikemik adalah perbandingan kenaikan gula darah setelah makan makanan
tertentu dibandingkan dengan setelah makanan standar yaitu glukosa. Atau indeks

glikemik adalah respons glukosa darah tubuh terhadap makanan dibandingkan dengan
respons glukosa darah terahadap glukosa murni.
Nilai indeks Glikemik bahan makanan Indonesia dapat terlihat pada lampiran.
Bahan makanan untuk penderita DM dipilih yang mempunyai indeks glikemik yang
rendah.
DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR
Daftar bahan makanan penukar (BMP) adalah penggolongan bahan makanan
berdasarkan nilai gizi yang setara untuk perencanaan makan. Setiap golongan bahan
makanan mempunyai kandungan kalori, protein, lemak dan karbohidrat yang hampir sama.
Untuk mempermudah dalam penyuluhan gizi atau konsultasi gizi kepada pasien,
kebutuhan makanan sehari tidak diberikan dalam ukuran gram, namun dalam ukuran
penukar (P).
Sistem Bahan Makanan Penukar (BMP) dapat digunakan untuk:
-

Anamnesa diet

Analisis diet dengan sederhana dan cepat

Penyusunan diet dengan cepat

Penyuluhan variasi menu.


Daftar bahan makanan penukar terbaru adalah versi tahun 1997 disusun oleh

Instalasi Gizi RSCM bekerja sama dengan Pusat Diabetes & lipid Bagian Ilmu Penyakit
Dalam, RSCM/FKUI. Daftar bahan makanan penurkar ini mengelompokkan bahan
makanan menjadi 8 golongan seperti terlihat table berikut ini.

Penggolongan Bahan Makanan Penukar dan Kandungan Zat Gizi


Golongan Bahan makanan

Kalori

Protein

Lemak

Karbohidrat

175

(g)
4

(g)
-

(g)
40

- Rendah lemak

50

a. Lemak sedang

75

b. Tinggi lemak

150

13

3. Sumber protein nabati


4. Sayuran

75

- Golongan A

- Golongan B

25

- Golongan C
5. Buah-buahan
6. Susu

50
50

3
-

10
12

- Tanpa lemak

75

10

- Rendah lemak

125

10

- Tinggi Lemak
7.Minyak

125

10

10

- Lemak tidak jenuh

50

- Lemak jenuh

50

1. Sumber karbohidrat
2. Sumber protein hewani:

Bahan makanan penukar dapat dilihat pada lampiran.


XI.

MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI


Sebelum menghitung kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh seorang diabetes,
terlebih dahulu harus diketahui berat badan ideal (idaman). Rumus yang digunakan
bisa dengan rumus Brocca .
Rumus Brocca
Berat badan idaman = 90% X (TB dalam cm 100) X 1 kg.
Bila laki-laki dengan TB 160 cm atau perempuan 150 cm, maka berlaku rumus:
(TB dalam cm 100) X 1 kg.

PERHITUNGAN KEBUTUHAN KALORI


Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seorang
pasien diabetes : Penambahan kalori disesuaikan dengan : status pertumbuhan/
kehamilan, gizi, umur, stress akut dan aktivitas jasmani.
A. Cara Pertama:
1. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan
idaman dengan sejumlah kalori:
a. Laki-laki : berat badan ideal dalam kg x 30 kalori
b. Perempuan : berat badan ideal dalam kg x 25 kalori
2. Menambah jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari. Lihat
tabel berikut ini:
Tingkat kegiatan sehari-hari untuk Perhitungan kalori
Ringan
Mengendarai mobil
Memancing
Kerja laboratorium
Kerja sekretaris
Mengajar

Sedang
Kerja rumah tangga
Bersepeda
Bowling
Jalan cepat
Berkebun

Berat
Aerobik
Bersepeda
Memanjat
Menari
Lari

Penambahan kalori dari kebutuhan basal disesuaikan dengan tingkat


kegiatan/aktivitas, yaitu:
- Kerja ringan

: tambah 10 % dari kalori basal

- Kerja sedang

: tambah 20% dari kalori basal

- Kerja berat

: tambah 40-100% dari kalori basal.

3. Tambahkan kalori sekitar 20-30% atau sesuai dengan tingkat kekurusan pada
keadaan sebagai berikut:
Pasien kurus
Pasien tumbuh kembang
Ada stress misalnya infeksi, hamil atau menyusui
Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat
kegemukan. Tingkat kekurusan dan kegemukan dibandingkan terhadap berat
badan idaman/ideal.

4. Pengurangan kalori berdasarkan kelompok umur.


Umur 40 59 tahaun: pengurangan 5% dari kalori basal
10

Umur 60-69ahun: pengurangan 10% dari kalori basal


Umur 69 tahun: pengurangan 15% dari kalori basal.
5. Kelompok umur.
Tahun Pertama (I) 112 kalori/kg BB, biasanya 1000 kalori.
Selanjutnya lebih dari 1 tahun ditambah 100 kalori/kg BB tiap tahun
6. Kehamilan dan laktasi.
Permulaan kehamilan ditambah 150 kalori/hari
Trimester II dan III 350 kalori/hari
Laktasi ditambah 550 kalori/hari
7. Adanya komplikasi:
Infeksi, trauma/operasi sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh, perlu tambahan
kalori13% tiap kenaikan 1o C.
B. Cara ke-dua:
Perhitungan kebutuhan kalori berdasarkan status gizi dan tingkat kegiatan, seperti
table di bawah ini:
(TB dalam cm 100) X 1 kg.
Kebutuhan kalori pada pasien Diabetes (kalori/kg BB)
Dewasa
Kerja santai
Kerja sedang
Kerja berat
Gemuk
20-25
30 - 35
35
Normal
30
35
40
Kurus
35
40
40-50
Dengan cara ini perhitungan kebutuhan kalori tidak perlu ditambah-tambahkan
lagi.
C. Cara ke-3 dengan RBW:
1. Kurus

: BB x 40-60 kal/hari

2. Normal : BB x 30 kal/hari
3. Gemuk : BB x 20 kal/hari
4. Obesitas : BB x 10-15 kal/hari
D. Penentuan kalori wanita DM dengan kehamilan dan menyusui.
(TB-100) x 30 + (T1) + 100, (T2) + 200, (T3)+ 300, (L) + 400.
CONTOH KASUS:

11

Seorang laki-laki umur 40 tahun berat badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm, bekerja
sebagai karyawan bank swasta. Hitung kebutuhan kalorinya.
Jawab:
Cara Pertama.
1. Menghitung Berat badan idaman:
160-100 X 1 kg= 60 kg.
Kategori status berat badan ideal/ idaman
2. Menghitung kebutuhan kalori dengan cara I.
Kebutuhan kalori basal = 60 X 30 kal = 1800 kalori.
Bekerja sebagai karyawan, masuk kategori bekerja sedang, maka perlu tambahan 20%,
yaitu 20% X 1800 kalori = 360 kalori.
Pasien tersebut tidak terkena penyakit infeksi, sehingga tidak perlu ada penambahan
kalori lain. Maka jumlah kalori yang dibutuhkan dalam sehari adalah 2100 kalori.
PENENTUAN STATUS GIZI
Penentuan status gizi dapat digunakan berbagai indikator, seperti IMT (indeks
Massa Tubuh), berdasarkan rumus Brocca, Relatif Body Weight (RBW)
IMT adalah BB (kg) /TB 2 (m).

a.

Kurus : IMT < 18,5


Normal : IMT 18,5-25
Gemuk : IMT > 25
b. Rumus Brocca:

c.

Hitung BB Idaman

: (tinggi badan 100) 10%

Berat badan kurang

: < 90% BB idaman

Berat badan normal

: 90-110% BB idaman

Berat badan lebih

: 110-120% BB idaman

Gemuk

: >120%
Rumus Berat Badan Relatif (BBR):
BB
BBR = _____________ X 100%
TB-100
BB dalam Kg; TB dalam m
Normal

: 90-110%
12

XII.

Gizi lebih

: >110-120 %

Gemuk (Obesitas)

: >120%

Gizi buruk

:< 90%

LATIHAN JASMANI
Terutama bagi DM Tipe 2 .
Manfaat latihan jasmani:
1. Menormalkan kadar gula darah dan lipid darah
2. Meningkatkan kerja insulin
3. Membantu menurunkan berat badan
4. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri
5. Mengurangi resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Program latihan yang dianjurkan: latihan aerobik secara teratur 3-4 kali/minggu @
30 menit. Dalam melaksanan latihan aerobik diusahakan tercapai denyut nadi
maksimal 220-umur.
Jika pasien telah melaksanakan diet dan latihan jasmani teratur, namun gula darah
belum terkendali maka perlu ditambahkan obat hipoglikemik baik oral (OHO) atau
suntikan insulin.
Jenis obat hipoglikemik adalah :
a. golongan sulfonilurea
b. golongan biguanid,
c. inhibitor glukosidase alfa.
Golongan sulfonilurea diberikan pada DM tipe 2 yang tidak gemuk, golongan
biguanid pada DM gemuk dan inhibitor glukosidase alfa dengan kadar glukosa darah
2 jam sesudah makan yang tinggi. Obat OHO tidak dianjurkan pada DM dengan
gangguan hati dan ginjal.

XIII.

KEPATUHAN PASIEN
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien DM, perlu dilakukan pentahapan
sebagai berikut:

Kepatuhan pasien
13

Penyuluhan bertahap
Dianjurkan 2 x sebulan untuk 2 bulan pertama (datang 2 minggu setelah
kunjungan I
1 x sebulan selama 1 tahun
Dianggap memahami diet
Evaluasi kepatuhan dan pengetahuan ( catatan harian pasien, anamnesa
diet ulang, pertanyaan lisan /tertulis).
A. MACAM-MACAM DIET DIABETES MELITUS
Diet diabetes melitus terdiri dari 2 versi, yaitu: versi RSCM-FKUI Jakarta dan versi
RSUD Dr. Sutomo Surabaya. Walaupun pada prinsip dan tujuan dietnya sama untuk
keduanya.
I.

Standar DM RSCM-FKUI
Terdiri dari dari 8 macam diet, yaitu:
Macam diet
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII

Kalori
1100
1300
1500
1700
1900
2100
2300
2500

Protein
50
55
60
65
70
80
85
90

Lemak
30
35
40
45
50
55
65
65

Hidrat arang
160
195
225
260
300
325
350
390

Diet I s/d III

: diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diet IV s/d V

: diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal.

Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kuraus, diabetes remaja (juvenile diabetes )
atau diabetes komplikasi.
Standar diet diabetes melitus dalam satuan penukar versi 1997 dapat dilihat pada lampiran.
II.

Standar DM RSUD SUTOMO


1. Diet B
Komposisi 60% kalori KH, 12% kalori Protein, 20% kalori lemak.
Diberikan kepada semua penderita DM yang kurang mampu atau penderita DM yang:
1. Kurang tahan lapar dengan dietnya
14

2. Mempunyai hiperkolesterokemia (dislipidemia tipe Iia)


3. Mempunyai penyulit makro angiopati (pernah mengalami gangguan aliran darah,
yaitu aterosklerosis serebri).
4. Mempunyai penyulit mikro angiopati (misalnya retinopati diabetik, nefropati
diabetik).
5. Telah menderita DM lebih dari 15 tahun.
2. DIET B1
Komposisi 60% kalori KH, 20% kalori lemak, 20% kalori protein.
Diberikan kepada pasien yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu:
1. Yang mempunyai kebiasaan makan tinggi protein, tetapi kadar kolesterol normal.
2. Kurus, BBR < 90%
3. Masih muda (perlu pertumbuhan), biasa DM pada anak.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil atau menyusui.
6. Menderita TBC paru.
7. Keadaan pra dan pasca bedah.
8. Menderita penyakit kelenjar gondok = Morbus Basedowi.
9. Menderita kanker.
10. Menderita selulitis atau gangren diabetik.
3. DIET B2
Diberikan kepada penderita nefropati diabetik fase pra HD Umum. Diberi kalori >35
kal/kg BB, protein 0,6 g/kg BB/hari bernilai biologi tinggi, lemak 20% total kalori.
Mineral yang perlu dibatasi adalah natrium 1000 3000 mg, fosfor 5-10 mg, kalium
40-70 mEq. Jumlah energi harus di atas 2000 kalori.
4. DIET B3
Diberikan untuk nefropati diabetik fase pra HD khusus (protein loss 3 g/hari atau
keadaan stress berat). Kandungan protein dalam makanan adalah 0,8 g/kg BB/hari.
Kebutuhan mineral dibatasi yaitu natrium 1000-3000 mg, fosfor 5-10 mg, kalium 4070 mEq. Jumlah energi harus di atas 2000 kalori
5. DIET Be (bebas)
Diberikan untuk nefropati diabeti fase Haemodialisa (HD). Kandungan protein dalam
makanan 1-1,2 g/kg BB/hari. Energi 35 kaliri /kg BB/hari. Kebutuhan mineral
dibatasi

yaitu kalium 40-70 mEq/hari, natrium 900-1000 mg/hari, fosfor 8-17

mg/hari. Kebutuhan cairan tergantung dari produksi urine. Pada keadaan anuris cairan
maksimal dapat diberikan diantara waktu HD hanya 500-750 ml/hari. Penderita
diperbolehkan minum gula dan yang manis lainnya, tetapi harus disuntik insulin.
Aturan makan 3 x makan utama dan 3 x makan kecil dengan kalori >2000 kalori/hari.
6. DIET M

15

Terdiri dari 55% kalori KH, 25% kalori protein, 20% kalori lemak, kandungan
kolesterol < 300 mg/hari. Rasio P:S = 1. Diet M diberikan pada penderita MRDM
(Malnutrition Related Diabetes Melitus) atau diabetes yang terkait malnutrisi..
7. DIET M PUASA
Diet diabetes MRDM yang berpuasa. Terdiri dari 55% kalori karbohidrat, 25% kalori
protein, 20% kalori lemak.
8. DIET G
Diet diabetes dengan gangren. Komposisi sama dengan B1 ditambah tinggi arginin,
rendah kolesterol dan tinggi serat 25 g/hari, rendah kolesterol, ekstra asam folat,
vitamin B6 dan vitamin B12.
9. DIET KV
Diet diabetes dengan penyulit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, Infark jantung,
retinopati diabetik dengan komposisi sama dengan diet B ditambah tinggi arginin,
tinggi serat, ekstra asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12.
Komposisi 68% kalori karbohidrat, 12% kalori protein, 20% kalori lemak.
10. DIET GL
Diet diabetes bagi penderita GGK stadium III-IV yang mengalami stress
11. DIET H
Diet diabetes bagi penderita DM dengan kelainan fungsi hepar dan mempunyai
komposisi sama denga diet G atau diet B1. Komposisi terdiri dari 60% kalori
karbohidrat, 20% kalori protein, 20% kalori lemak. Jumlah energi harus di atas 2000
kalori.

Standar diet DM :
Macam diet
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Diet DM I, II, III

Kalori
1100
1300
1500
1700
1900
2100
2300
2500
2700
2900
3100
3300

: diberikan pada pasien gemuk

16

Diet DM IV, V

: diberikan pada pasien dengan berat badan normal.

Diet VI, s.d XII

: diberikan pada pasien dengan berat badan kurus, remaja dan DM


yang disertai komplikasi yang memerlukan energi dan protein
tinggi.

DIABETES PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA.


Perencanaan makan pada anak dengan diabetes sangat penting karena disamping untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, perencanaan makan yang sesuai diperlukan
utnuk mengendalikan kadar glukosa darahnya agar tetap pada batas-batas normal. Sebagian besar
anak dengan DM termasuk di dalam DM tipe 1. DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat
terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik.
I. PEMANTAUAN KADAR GULA DARAH
Pemantauan kadar gula darah berdasarkan Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Melitus
Tipe I di Indonesia:
Target metabolic
Pre prandial (mg/dl)
Post porandial (mg/dl)
Urin Reduksi
HbA1C

Baik Sekali
<120
<140
<7

Baik
<140
<200
7-7,9%

Sedang
<180
<240
--+
8,9%

Kurang
>180
>240
>+
>10%

II. KEBUTUHAN KALORI, PROTEIN, KARBOHIDRAT DAN SERAT


Kebutuhan kalori anak ditentukan terutama dari asupan diet saat ini. Dietisien perlu
memperoleh jumlah asupan zat gizi itu dari anamnesis gizi yang seksama. Anak dengan berat
badan dan aktivitas normal pada umur 1 tahun memerlukan 1000 kalori sehari, dengan
penambahan 100 kalori sehari setiap tahun sampai masa pubertas.
III. SYARAT DIET:
1. Kebutuhan protein kira-kira 15-20% total kalori,
2. Karbohidrat 60-65% total kalori. Dianjurkan karbohidrat kompleks.
3. Lemak < 30% total kalori (10% lemak jenuh,10% lemak tidak jenuh ganda dan 10% lemak
tidak jenuh tunggal).
4. Batasi kolesterol menjadi 100 mg per 1000 kalori ( tidak lebih dari 300 mg perhari).
5. Natrium 2400-3000 mg perhari untuk mencegah hipertensi.
IV. PERENCANAAN MAKAN SECARA INDIVIDU
Perencanaan makan untuk anak diabetes perlu memperhatikan kepentingan anak seperti:
suka dan tidak suka, jadwal sekolah dan aktivitas, penggunaan fast food, makanan restoran dan
makanan keluarga. Anak yang makan siang di kantin sekolah, maka harus mempelajari menu

17

kantin sekolah, sehingga bersama orang tua dapat memelih menu yang sesuai dengan
menghindari makanan yang harus dihindari.
Pemberian makanan disesuaikan dengan macam suntikan yang diberikan. Jika diberikan
suntikan insulin kerja pendek 3 x sehari, makanan diberikan berupa makanan utama 3 x sehari
dan makanan selingan 3 x sehari. Bila diberikan insulin kerja panjang, makanan utama
diberikan 4 x sehari dengan jumlah yang sama, dan makanan selingan 2 x sehari.
Pada diabetes anak perlu pengkajian yang berkesinambungan karena kegiatan anak
cenderung berubah-rubah dalam hal kegiatan yang berubah-rubah, olahraga, kebutuhan untuk
pertumbuhan. Penggunaan daftar bahan makanan penukar untuk mempermudah dalam
merencanakan menu anak. Untuk itu telah disusun standar diet anak dalam satuan penukar
versi tahun 1997 (Lihat pada lampiran berikut.)

DIABETES IBU HAMIL /GESTASIONAL DIABETES MELITUS


Gestasional diabetes mellitus adalah pasien diabetes mellitus dengan kehamilan. Bagi ibu
hamil dengan diabetes mellitus tidaklah bisa dilepaskan dari mengatur makanan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal semasa hamil sampai persalinan. Glukosa
darah yang tidak terkendali akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya.
I.

TUJUAN PERENCANAAN MAKAN PADA DIABETES IBU HAMIL


Tujuan perencanaan makan pada diabetes ibu hamil adalah:
1. Mencegah terjadinya komplikasi atau masalah pada janin serta dapat mempersiapkan diri
untuk masa persalinan dan menyusui.
2. Mengendalikan tekanan darah.
3. Mencapai normoglikemia.
4. Mencegah terjadinya penurunan berat badan dan menghindari kenaikan berat badan secara
berlebihan.
5. Mencapai rata-rata kenaikan berat badan 10-12 kg.
6. Dapat menghasilkan ASI yang berkualitas dan cukup jumlahnya.

II. SYARAT PERENCANAAN MAKAN:


1. Energi dan zat gizi diberikan sesuai kebutuhan.
2. Batasi penggunaan bahan makanan sumber karbohidrat sederhana, dan meningkatkan
karbohidrat kompleks.
3. Porsi makan kecil bisa empat sampai enam kali sehari.
4. Batasi asupan natrium hingga 3000 mg/hari
5. Jangan melewati waktu makan
III. KEBUTUHAN ZAT GIZI
18

1. Energi
Asupan energi diatur untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal, serta
mengendalikan kadar gula darah agar tetap normal. Kebutuhan energi ibu hamil sudah
diperhitungkan pertumbuhan janin dan semua kebutuhan metabolic. Kebutuhan energi
adalah 35 kal/kg BBI, kecuali pada kasus kegemukan harus diperhitungkan kalori yang
sedikit rendah. Penambahan kalori sesuai trimester kehamilan, yaitu TM I ditambah 100150 kal/hari, TM II ditambah 200-300 kal/hari, TM III ditambah 300 kal/hari (Barushek,
1994; Muhilal. 1993).
2. Karbohidrat .
Komposisi dalam hidangan sehari-hari adalah 60-70 % total kalori. Sebagian besar
karbohidrat kompleks sisanya karbohidrat sederhana seperti buah dan susu. Untuk
penderita yang mendapat insulin, maka malam diberikan snack malam yang mengandung
karbohidrat berasal dari protein dan karbohidrat, contoh: roti isi daging/ayam/susu.

3. Protein
Kebutuhan protein selama hamil yaitu 1-1,5 g/kg BB atau 10-15% total energi.
Fungsi utama protein ibu hamil adalah:
a. Memperbesar dan menguatkan uterus, kelenjar susu dan jaringan lain.
b. Mendukung pada saat kehamilan.
c. Mempersiapkan masa menyusui 0-6 bulan
Penambahan protein diberikan berupa 1-2 gelas susu rendah lemak atau 1 atau 2 penukar
daging dengan menyumbang 10 gr/hari.
4. Lemak
Kebutuhan lemak

sebesar 20-25% total kalori. Hindari penggunaan bahan

makanan mengandung asam lemak jenuh berlebihan, tingkatkan sumber asam lemak tak
jenuh baik tunggal maupun asam lemak tak jenuh ganda. Cadangan lemak untuk persiapan
produksi ASI.
5. Vitamin
Selama kehamilan perlu penambahan vitamin untuk disalurkan kepada bayinya
melalui plasenta.
Tabel. Kebutuhan Vitamin Selama Hamil
Vitamin
Vitamin A (RE)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Niacin (mg)
Vitamin B12 (mg)

KEBUTUHAN VITAMIN
TIDAK HAMIL
HAMIL
500
+200
1,0
+0,2
1,0
+0,2
1,0
+1,0
1,0
+0,3
19

Asam Folat (ug)


160
Vitamin C (mg)
60
Sumber: SK MenKes No.332/Menkes/SK/IV/1994

+150
+10

Daftar Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan (orang perhari)


6. Mineral
Mineral kalsium dan fosfor perlu ditambah untuk membantu pembentukan tulang
dan gigi. Serta zat besi (fe) selama hamil juga perlu ditambah untuk produksi hemoglobin
ibu dan janin. Anjuran rata-rata tambahan zat besi bagi ibu hamil yaitu 30 mg.
Tabel. Kebutuhan Mineral Selama Hamil
Jenis mineral

KEBUTUHAN M NINERAL
TIDAK HAMIL
HAMIL
Kalsium (mg)
500
+400
Fosfor (mg)
450
+200
Magenesium (mg)
250
+30
Zat Besi (fe) (mg)
26
+30
Seng ( mg)
15
+5
Iodium (ug)
150
+25
Selenium (ug)
50
+15
Sumber: SK MenKes No.332/Menkes/SK/IV/1994
Daftar Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan (orang perhari)
7. Serat
Kebutuhan serat sehari rata-rata adalah 25-35 gr/hari, diutamakan serat larut air
yang terdapat dalam wortel, kacang-kacangan, kentang, jagung, gandum, bayam, buncis
dan buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel. Imbangi konsumsi serat dengan
jumlah cairan yang cukup, agar tidak menjadikan konstipasi.
8. Natrium
Ibu hamil sering terjadi hipertensi, sehingga perlu pembatasan asupan natrium
dalam makanan sehari-hari. Anjuran sama dengan keadaan tidak hamil yaitu 3000 mg/hari
atau 5-6 gram (1 sdt) dalam pemasakan. Hindari bahan makanan yang diawetkan.
IV. PENYULUHAN GIZI
1. Makan dengan macam makanan menu seimbang agar saling melengkapi.
2. Pengaturan waktu makan harus tepat waktu untuk menghindari terjadi hipoglikemia,
terutama pada TM I karena terjadi mual dan muntah.
3. Makanan selingan baik diberikan berupa buah dan susu. Jika mendapat insulin perlu
diberikan makanan selingan tengah malam yaitu pukul 22.00.
4. Kegiatan olahraga sesudah makan, seperti jalan kaki untuk mengendalikan kadar gula
darah.
20

5. Dianjurkan konsultasi secara teratur kepada dokter dan dietisien.


6. Dianjurkan memberikan ASI.

CONTOH KASUS
Seorang ibu rumah tangga berobat jalan ke poli gizi untuk mendapatkan konsultasi gizi.
Umur ibu 35 tahun, saat ini hamil 8 minggu dan baru diketahui bahwa dia menderita DM. TB : 155
cm. BB saat ini : 55 kg. Berat badan sebelum hamil 51 kg. Hasil pemeriksaan glukosa darah
puasa : 160 mg/dl, 2 jam PP: 205 mg/dl. Dokter belum memberikan insulin, tetapi hanya dengan
diet dan olahraga saja.
Pemecahan kasus:
BBI

= (TB-100) x 1 kg X 90%

= (155,5-100) x 90% = 50 kg

Kalori basal

= 50 x 25 kalori

= 1250 kalori

Aktivitas ringan = 20% x 1250 kalori

= 250 kalori
_____________________+
= 1500 kalori

Tambahan kalori trimester I

= 150 kalori
______________________+

Total kebutuhan kalori

= 1650 kalori

Diet yang diberikan adalah : DM 1700 kalori


Contoh menu sehari:
Pagi

Roti tawar
Selai diabetes mellitus
Telur ayam rebus
Margarin
Tomat dan slada

10.00

Mangga
Susu

Siang

Nasi putih
Semur hati sapi + tahu
Tumis kangkung
Lalap ketimun + slada
Buah Jeruk

16.00

Es buah

Malam

Nasi putih
21

Ayam panggang bumbu merah


Tempe goreng tepung
Sup sayuran wortel dan buncis
Lalap sayuran
Apel
CONTOH KASUS:

DM Tipe 2, CHF dan Celulitis


Ny. M berusia 67 tahun memiliki TB = 163 cm dan LLA = 30 cm mengeluh demam sejak
1 HSMRS. OS adalah seorang penderita DM terdiagnosa kurang lebih sejak 14 tahun yang
lalu, control rutin di poli endokrin dengan gula darah rerata < 200 terakhir dengan
novomix 4-4-4. 6 BSMRS OS mengeluh bengkak di kaki kanan, tidak merasa nyeri dan
tidak demam, namun merasa hangat dan sesak nafas, memberat saat aktivitas. OS merasa
nyaman tidur dengan dua bantal. Tidak terbangun malam hari karena sesak nafas. 1
HSMRS OS mengeluh demam, kaki bertambah bengkak dan nyeri, HSMRS keluhkan
sesak memberat.
OS memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu positif DM dan Hipertensi, Dislipidemia,
Obesitas, Menopouse. Tidak ada riwayat penyakit keluarga. OS biasa makan 3x sehari
dengan 1-2x selingan, tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan tidak memiliki
pantangan.
Kebiasaan makan:
-

Makanan pokok:
o Nasi setiap hari: 3x /hari; 6 sdm @120 gr
o Roti 3-7x /minggu @30 gr
Lauk hewani:
o Ayam, Telur, Ikan, 3-7x /minggu; 1 ptg sedang @50 gr
Lauk nabati:
o Tahu dan Tempe 3-7x /minggu; 1 ptg sedang @25 gr
Sayuran:
o Semua sayuran
Buah:
o Pepaya 4x /minggu; 1 ptg @100 gr
o Melon 2x /minggu; 1 ptg @100 gr
o Pear 2x /minggu; 1 ptg @100 gr

22

Gambaran Umum Pasien


1

Identitas pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Agama
Alamat
Tanggal Masuk
Tanggal Kasus
No. RM
Lantai/Bangsal/Ruang
Diagnosa Medis

: Ny. M
: Perempuan
: 67 Tahun
: IRT
: SD
: Islam
: Yogyakarta
: 04 Mei 2013
: 06 Mei 2013
: 00.98.44.55
: 1/Bugenvil 4/2
: DM2, CHF, Celulitis

Data Subyektif
a Keluhan utama
Demam sejak 1 HSMRS
b Riwayat penyakit sekarang
Os adalah penderita DM. terdiagnosa sejak 14 th yang lalu,
control rutin di poli endokrin dengan GD rerata < 200 terakhir dengan
novomix 4-4-4.
6 BSMRS Os mengeluh bengkak di kaki kanan. Nyeri (-), hangat
(+), demam (-), sesak (+), memberat saat aktifitas. Os nyaman tidur dengan
2 bantal. Riwayat terbangun malam hari karena sesak (-), 1 HSMRS Os
mengeluh demam, kaki bertambah bengkak nyeri, HSMRS keluhan sesak
c

d
e

memberat.
Riwayat penyakit dahulu
DM (+)
HT (+)
Dislipidemia (+)
Obes (+)
Menopause (+)
FHC (-)
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga
Riwayat kebiasaan makan
Ny. M biasa makan 3 kali sehari dengan 1-2 kali selingan
Ny. M tidak mempunyai alergi terhadap makan dan tidak memiliki

pantangan makanan
Kebiasaan makan :
Makanan pokok : nasi setiap hari 3x/hr 6 sdm @120 gr, roti 37x/mgg @80 gr
23

Lauk hewani : ayam, telur, ikan 3-7x/mgg 1 ptg sdg @ 50gr


Lauk nabati : tahu dan tempe 3-7x/mgg 1 ptg sdg @ 25 gr
Sayuran : semua sayuran
Buah : papaya 4x/mgg 1 ptong @ 100 gr, melon 2x/mgg 1 ptg @
100 gr, pir 2x/mgg 1 ptg @ 100 gr

Data obyektif
1 Antropometri
Tabel III. 1 Data Antropometri tanggal 6 Mei 2013
LLA
TB
30
163 cm
Sumber : Data Primer Mei 2013
Kesimpulan dan pembahasan
Pengukuran Sebenarnya
Deviasi Standar=
100
Nilai Standar

Biokimia
Tabel III. 2 Data Laboratorium Tanggal 4 Mei 2013
Pemeriksaan
Hemoglobin
AL
AE
AT
S
L
H
E
B
MCV
MCH

4 Mei 2013
Normal
Hasil
12-14
10,2
4,8-10,8
27,3
4,7-6,1
3,53
130-400
167
50-70
80,3
20-40
17
40-48
14,7
2-4
0,1
0-1
0,6
79-99
77
27-31
39

Satuan
Gr/dl
Ribu/mm3
Jt/mm3
Ribu/mcl
%
%
%
%
%
FI
Pg
24

Keterangan
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi

BUN
mg/dl
Creat
mg/dl
GDS
mg/dl
Urat
mg/dl
Natrium
mmol/l
Kalium
mmol/l
Cl
mmol/l
SGOT
U/l
SGPT
U/l
GDP
mg/dl
Kol. Total
mg/dl
HDL
mg/dl
LDL
mg/dl
TG
mg/dl
Sumber : Rekam Medik 4 Mei 2013

6-20
0,6-1,3
80-140
3,4-7
136-145
3,4-5,4
98-107
<37
<42
<126
<200
35-55
<130
3,5-5

32
3,2
264
5,2
136
3,1
103
32
29
264
49
186
-

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
Rendah
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
-

Pemeriksaan fisik dan klinis

Vital Sign
Hasil Ukur
Tekanan Darah
150/70
Nadi
88
Respirasi
24
Suhu
36,5
Sumber : Rekam Medik 6 Mei 2013

Batas Normal
120/80
60-100
20-30
36-37

Satuan
mmHg
x/menit
x/menit
C

Keterangan
Tinggi
Normal
Normal
Normal

Kepala/abdomen/extremitas dll :
Kep
: CA (-) SI (-)
Leher
: JVP 5+4
Thx
: 461-2 murni reg
Bising (-), kardiomegali (+)
Abd
: DD/DP
4

Anemnesis Gizi
Anamnesis dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013, hasil anamnesis berupa
recall asupan makanan pasien pada tanggal 5 Mei 2013
Tabel III. 4 Data Hasil Recall 24 jam

Tanggal
Asal
Energy
5 Mei 2013 Mak. RS
1325
Total
1325
Standar Diet RS
1615,68
% Asupan
82 %
Sumber : Data Primer Terolah Mei 2013
5

Diagnosis medis
DM2, CHF dan Celulitis
25

Protein
37,9
37,9
56,34
67%

Lemak
6,06
6,06
53,77
11,27

KH
275,2
275,2
236,51
116

Pengobatan
Tabel III. 5 Terapi Pengobatan
Pengobatan
Dosis
Injeksi ceftazidin
2 gr/8 jam
Metronidazoln
500 ml/8 jam
Inj. Lasix
Aspilet
1x80 gr
Valsartan
2x80 gr
Simvastatin
1x10 gr
Spinoroklaton
3x50 gr
Herbesser CD
Sumber : Rekam Medik 6 Mei 2013

Fungsi
Antibiotic
-

NCP (Nutrition Care Process)


A Assesment Gizi
1 Antropometri

LLA=

LLA Pengukuran 30
=
=98 (Status Gizi Baik )
LLA Standar
30,5

TB = 163 cm
BBI = TB 100
= 163 100
= 63 kg

Biokimia
Data Laboratorium Pasien tanggal 4 Mei 2013
Pemeriksaan
Hemoglobin
AL
AE
AT
S
L
H
E
B
MCV
MCH
BUN
Creat
GDS
Urat
Natrium
Kalium

4 Mei 2013
Normal
Hasil
12-14
10,2
4,8-10,8
27,3
4,7-6,1
3,53
130-400
167
50-70
80,3
20-40
17
40-48
14,7
2-4
0,1
0-1
0,6
79-99
77
27-31
39
6-20
32
0,6-1,3
3,2
80-140
264
3,4-7
5,2
136-145
136
3,4-5,4
3,1

Satuan
gr/dl
ribu/mm3
jt/mm3
ribu/mcl
%
%
%
%
%
FI
Pg
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mmol/I
mmol/I
26

Keterangan
Rendah
Tinggi
Rendah
Normal
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Normal
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Rendah

Cl
mmol/I
SGOT
U/I
SGPT
U/I
GDP
mg/dl
Kol Total
mg/dl
HDL
mg/dl
LDL
mg/dl
TG
mg/dl
A1b
g/dl
3 Klinik dan Fisik
Tabel pemeriksaan klinis
Vital Sign
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu

98-107
<37
<42
<126
<200
35-55
<130
40-155
3,5-5

Hasil Ukur
150/70
88
24
36,5

103
32
29
264
49
186
110
-

Batas Normal
120/80
60-100
20-30
36-37

Normal
Normal
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
Normal
-

Satuan
mmHg
x/menit
x/menit
o
C

Keterangan
Tinggi
Normal
Normal
Normal

Kepala/abdomen//extremitas dll :
Kepala
: CA (-) SI(-)
Leher
: JVP 5+4
Thx
: 461-2 murni reg
Bising (-), Kardiomegali (+)
Abdomen : DD/DP
4

Dietery History
Ny. M biasa makan 3 kali sehari dengan 1-2 kali selingan
Ny. M tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan tidak memiliki

pantangan makanan
Kebiasaan makan :
Makan pokok

: nasi 6 sdm @120 gr setiap 3x/hari, roti 3-

7x/minggu @80 gr
Lauk hewani
: ayam, telur, ikan 3-7x/minggu 1 ptg sdg
@50 gr
Lauk nabati
Sayutan
Buah

: tahu dan tempe3-7x/minggu 1 pt sdg @25 gr


: semua sayuran
: pepaya 4x/minggu 1 ptg, melon 2x/minggu

1 ptg, pir 2x/minggu 1 ptg (@100 gr)


Dari data diatas, dilakukan recall 24 jam untuk melihat persentase asupan
gizi yang telah dipenuhi oleh pasien.

Tanggal

Asal

Energi
27

Protein

Lemak

KH

5 Mei 2013 Mak. RS


1325
37,9
Total
1325
37,9
Standar Diet RS
1615,68
56,34
% Asupan
82
67
Asupan berdasarkan pola makan sehari-hari kurang,

6,06
275,2
6,06
275,2
53,77
236,51
11,27
116
dimana pasien

mengalami sesak nafas sejak masuk RS, sehingga pasien hanya dapat
menghabiskan makanan sedikit.
5

Klien History
Nama
: Ny. M
JK
: Perempuan
Umur
: 67 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SD
RPD
: DM (+)
HT (+)
Dislipidemia (+)
Obes (+)
Menopause (+)
FHC (+)
RPS
: Os adalah penderita DM terdiagnosis sejak 14 th yang lalu,
control rutin di poli endokrin dengan GD rata-rata <200, terakhir dengan
novomix 4-4-4.
6 BSMRS Os mengeluh bengkak di kaki kanan. Nyeri (-), hangat (-), demam
(-), sesak (+), memberat saat aktivitas. Os nyaman tidur dengan 2 bantal.
Riwayat terbangun malam hari karena sesak (-). 1 HSMRS Os mengeluh
demam, kaki bertambah bengkak nyeri. HSMRS keluhan sesak berat.

B Diagnosis
1 Diagnosis Medik
DM2, CHF, Celulitis
2

Diagnosis Gizi
N.I.2.1. Asupan makan tidak adekuat berkaitan dengan gangguan patologi,
yaitu sesak nafas ditandai dengan hasil recall kurang dari standar
rumah sakit.
N.I.5.4. Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik, yaitu kolesterol yang berkaitan
dengan pola makan yang salah yang ditandai dengan kadar
Kolesterol Total 264 mg/dl dan LDL 186 mg/dl.
N.C.2.2. Perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit DM ditandai dengan
GDS 264 mg/dl.

28

C Intervensi Gizi
1 Planning
Terapi Diet
: DM 2100 kalori R.Chol dan RG III
*Ket : Pemberian secara bertahap, dimulai dari Diet DM 1700

kalori
Bentuk Makanan : Tim
Cara Pemberian : Oral
Siklus Makan
:

Tujuan Diet
1 Membantu menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
2 Membantu meningkatkan asupan gizi untuk mempertahankan status gizi
3

normal
Mencapai dan mempertahankan kadar LDL dan kolesterol normal

Prinsip Diet
1 Energi sesuai dengan kebutuhan
2 Protein cukup, yaitu 15% dari total kebutuhan
3 Lemak rendah, yaitu 20 % dari total kebutuhan
1) KH 65 % dari total kebutuhan

Syarat Diet
Energi 2080,34 kkal
Protein 78,01 gr
Lemak 46,23 gr
Karbohidrat 338,06 gr
serat 25 gr/1000 kalori

Perhitungan
BEE

TEE

= 655 + 9,6 (BBI) + 1,8 (TB) 4,7 (U)


= 655 + 9,6 (63) + 1,8 (163) 4,7 (67)
= 655 + 604,8 + 293,4 314,9
= 1238,3 kkal
= BEE x FA x FI
= 1288,5 x 1,2 x 1,4
= 2080,34 kkal

Perhitungan Zat Gizi

KH

Protein

Lemak

= 65 % x TEE/hari
= 65 % x 2080,34 : 4
= 338,06 gr
= 15 % x TEE/hari
= 15 % x 2080,34 : 4
= 78,01 gr
= 20 % x TEE/hari
= 20 % x 2080,34 : 9
= 46,23 gr
29

Rencana Konsultasi Gizi


a Sasaran
: Pasien dan keluarga pasien
b Tempat
: Bangsal Bugenvil 4, kamar 2
c Media
: Leaflet DM R.Chol dan Daftar Bahan Penukar
d Metode
: Konseling, Tanya Jawab
e Waktu
: 15 menit
f Materi
: Menjelaskan mengenai penatalaksanaan diet DM R.Chol
pada pasien

Parameter Monitoring dan Evaluasi


a Antropometri : b Biokimia
: Kadar GDS, Kadar Hb dan Kadar Kolesterol
c Klinis & Fisik : TD, nadi, respirasi dan suhu
d Dietery
: Asupan makanan (E, P, L, KH)

Implementasi Gizi

Standar Diet RS
Kebutuhan/Planning
% Standar Kebutuhan
Kategori

Energi (kal)
1501,2
1575
95
Sedang

Protein (g)
48,1
59
81,5
Sedang

Lemak (g)
40,1
35
114
Baik

KH (g)
284,3
255
111
Baik

Kategori asupan menurut Supariasa tahun 2002 :


>100 % Baik
80- 99 % Sedang
70 80 % Kurang
<70 %
Defisit
Diet yang diberikan RS merupakan Diet Jantung II, karena pasien menderita
penyakit jantung dan DM, maka direkomendasikan diet DM rendah Kolesterol.

PROSEDUR PRAKTEK.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mempelajari kasus yang ada


Menghitung kebutuhan energy dan zat gizi dari kasus
Menentukan prinsip, tujuan dan syarat diet dari kasus
Menentukan diet : bentuk, frekuensi dan cara pemberian
Menyusun menu sehari
Merekap bahan makanan yang akan dipraktekan
Mengevaluasi hasil praktek dengan menggunakan formulir evaluasi meliputi: tata
tertib (cara kerja, kerapian, sanitasi) dan hasil praktek (rasa, tekstur, porsi, variasi
bahan makanan, variasi menu, bahan makanan yang dianjurkan).

30

DAFTAR PUSTAKA
1

FKUI. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Balai penerbit FKUI. 2002

FKUI. Indeks Glikemik Berbagai Makanan Indonesia. Pusat Diabetes dan Lipid
RSCM/FKUI dan Instalasi Gizi RSUPN Dr. CiptoMangunkusumo. 2003

Tjokroprawiro Askandar. Diabetes Melitus Klasifikasi, Diagnosis dan Dasar-dasar Terapi.


PT. Gramedia, Jakarta.1989.

Moore Mary Courney. Terapi Diet dan Nutrisi.Hipokrates, Jakarta. 1993

Rukman Yusuf. Diabetes Melitus pada Anak dan Remaja dalam Hidup sehat dengan
Diabetes Melitus. Pusat Diabetes dan Lipid RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 1993.

PERKENI. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta. 2002.

Stump Sylvia Escott. Nutrition Diagnosis Related Care. Lea & Febriger, Third ed. 1992.

31

Anda mungkin juga menyukai