Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI KEPENDUDUKAN

1. TEORI TEORI KEPENDUDUKAN


A. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus)
Orang yang pertama-tama mengemukakan

teori

mengenai

penduduk adalah Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776
1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan
teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798
Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :
a. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
b. Nafsu manusia tak dapat ditahan
B. Aliran Neo Malthusian
Pada akhir abad ke-1 9 dan permulaan abad ke-20 teori Malthus
mulai diperdebatkan lagi. Kelompok yang mendukung aliran Maithus
tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok Neo Maithusian. Untuk
keluar dan perangkap Maithus, mereka menganjurkan menggunakan
semua cara preventive checks penggunaan alat kontrasepsi untuk
mengurangi kelahiran, guguran kandungan. Paul Ehrlich (1971) dalam
bukunya The Population Bomb ambarkan penduduk dan lingkungan
yang ada di dunia ini sebagai dunia ini telah terlalu banyak manusia.
Keadaan bahan makanan terbatas, karena terlalu banyak hianusia di dunia
ml lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1972
Meadow menulis buku The Limit to Growth memuat ungan variabel
lingkungan, yaitu penduduk, produksi pertanian, Industri, eraaya alarn,
dan polusi. Pada waktu persediaan sumberdaya alam masih maka bahan
makanan per kapita, hasil industri dan penduduk bertambah dan cepat.
Pertumbuhan

ini

akhimya

menurun

sejalan

dengan

menurunnya

persediaan sumberdaya alam yang akhirnya menurut model ini habis pada
tahun 2100. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, yaltu
membiarkan malapetaka itu terjadi, atau manusa ini membatasi
pertumbuhannya dan mengeola Iingkungan alam dengan baik (Jones,
1981).
C. Aliran Marxis Marx dan Engels

Aliran Marxis Marx dan Engels tidak sependapat dengan yang


menyatakan

bahwa

apabIa

tidak

diadakan

pembatasan

terhadap

pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekuranqan bahan pangan.


Menurut Marx tekanan penduduk di suatu negara bukannya tekanan
penduduk terhadap bahan pangan, tetapi tekanan penduduk terhadap
kesempatan

kerja.

Kaum

Kapitalis

membeli

mesin-mesin

untuk

menggantikan pekerjaanyang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang


melarat tidak disebabkan oleh kekurangan bahan makanan, karena kaum
Kapitalis mengambil sebagian pendapatan mereka. Untuk mengatasi halhal tersebut maka struktur masyarakat harus dirubah dan sistim kapitalis
dengan sistem sosialis.
D. Beberapa Teori Kependudukan Mutakhir Pada akhir abad ke.19 dan awal
abad ke-20 diadakan reformulasi kembali teori kependudukan terutama
teori Maithus dan Marx yang merupakan rintisan teori kependudukan
mutakhir. Teori ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Teori Fisiologis dan Sosial Ekonomi
2) Teori Teknologi
2. IDENTIFIKASI MASALAH KEPENDUDUKAN MASA LAMPAU DAN
MODERN
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat
dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang
besar antara penduduk dan kebutuhan hidup sehingga akan terjadi masalah.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk
cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan
kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut
pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi
kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan
manusia yaitu dengan jalan :
a. Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain:
1) Penundaan masa perkawinan
2) Mengendalikan hawa nafsu
3) Pantangan kawin

b. Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian,
termasuk di dalamnya antara lain :
1) Bencana Alam
2) Wabah penyakit
3) Kejahatan
4)

Peperangan

3. KLASIFIKASI STRUKTUR DAN PENYEBARAN PENDUDUK


klasifikasi PENDUDUK
A. berdasarkan aspek biologis
Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan
jenis kelamin. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur penduduk dikelompok]\an menjadi 3 yaitu:
Umur 0 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
Umur 15 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia
jompo
B. Berdasarkan aspek sosial
Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan
status perkawinan. Komposisi penduduk menurut pendidikan Berdasarkan
tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat
pendidikan penduduk.
C. Berdasarkan aspek ekonomis
Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat
pendapatan. Komposisi penduduk menurut pekerjaan Penduduk dapat
dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap
orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI,
POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
D. Berdasarkan aspek geografis
Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal.
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat
tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti
Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.
4. SUMBER-SUMBER DAN DATA KEPENDUDUKAN

- Menghitung Jumlah Penduduk


Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu daerah, provinsi, atau Negara,
dapat dilakukan berbagai cara, seperti sensus penduduk, registrasi/
pencatatan dan survey.
1. Sensus Penduduk
Sensus berasal dari bahasa Latin censere yang berarti penaksiran
harta benda seseorang warga Negara dan pencatatan nama warga
Negara.Sensus diartikan sebagai perhitungan jumlah penduduk suatu
Negara dengan cara mengumpulkan,menghitung,dan menyusun data
penduduk baik penduduk asli maupun pendatang,pada waktu tertentu
dan diwilayah tertentu.sensus dapat dibedakan atas dua macam
yaitu,sensus de facto dan de jure.
a. Sensus De Facto
Sensus de facto adalah penghitungan penduduk atau pencacahan
penduduk yang dilakukan terhadap setiap orang yang berada dalam
wilayah sensus ketika sensus diadakan.
b. Sensus De Jure
Sensus de jure adalah penghitungan/pencacahan yang hanya
dilakukan pada penduduk yang benar-benar bertempat tinggal
dalam wilayah sensus
2. Registrasi
Registrasi
merupakan
kelahiran,kematian,dan
seseorang,misalnya

kumpulan
kejadian

keterangan
penting

perkawinan,perceaian,adopsi

mengenai

yang
anak

dialami
dan

perpindahan penduduk.Kumpulan catatan tersebut dapat digunakan


untuk mengetahui jumlah penduduk.
3. Survei
Survei merupakan pencacahan penduduk dengan cara mengambil
daerah sampel.Pencacahan penduduk dengan metode survei tidak
dilakukan diseluruh wilayah Negara,melainkan hanya pada daerah
daerah tertentu yang dianggap mewakili.
5. UPAYA PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN
Menurut Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah
seperti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...), sedangkan pertambahan jumlah produksi

makanan adalah bagaikan deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, ...). Hal ini tentu saja
akan sangat mengkhawatirkan di masa depan di mana kita akan kerurangan
stok bahan makanan.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk
:
A. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi
jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan
mengurangi jumlah angka kelahiran.
B. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka
kelahiran yang tinggi.
- Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan
jumlah penduduk :
1) Penambahan

dan

penciptaan

lapangan

kerja

Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan


hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula
diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah
pola pikir dalam bidang kependudukan.
2) Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan
yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara
sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3) Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki
kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju
pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4) Meningkatkan produksi dan pencarian

sumber

makanan

Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan


tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan
mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan
daerah lainnya.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPENDUDUKAN
A. Faktor-faktor Pendukung/Pronatalitas
a. Nikah usia muda.

Apabila seorang perempuan nikah usia muda maka masa


reproduksi

perempuan

tersebut

menjadi

lebih

lama.Artinya,kesempatan bagi perempuan itu untuk mempunyai anak


akan lebih besar dibandingkan perempuan yang nikah pada usia
dewasa.
b. Tingkat kesehatan.
Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orag tua cendrung
memilih mempunyai banyak anak. Hal ini bertujuan apabila ada satu
anak yang meninggal masih ada anak yang lain.
c. Tanggapan banyak anak banyak rezeki.
Pada kehidupan masyarakat agraris kuno,semboyan banyak anak
banyak rezeki memang beralasan kuat.Karena masyarakat agraris
kuno,bekerja dengan lebih banyak mengandalkan tenaga manusia dan
hewan.

B. Faktor-faktor Penghambat/Antinatalitas
c. Pembatasan usia menikah
DiIndonesia,batas usia menikah bagi perempuan minimal 16 tahun
sedangkan bagi laki-laki minimal 19.
d. Program keluarga berencana(kb)
Pemerintah membatasi jumlah kelahiran dengan memasyarakatkan
program keluarga berencana dan menyediakan berbagai peralatan
kontrasepsi.
e. Pembatasan tunjangan anak.
Pada pegawai negri dan karyawan perusahaan tertentu,diberlakukan
pembatasan

tunjangan

anak.

Pembatasan

tunjangan

ini

akan

mendorong para pegawai untuk memiliki jumlah anak sesuai syarat


untuk mendapatka tunjangan.
f. Anak merupakan beban.
Pada kehidupan masyarakat modern,muncul anggapan sebagian orang
tua bahwa anak merupakan beban bagi orang tua.Orang tua harus
menyiapkan berbagai fasilitas seperti kesehatan,social.pendidikan bagi
anak-anak.

7. HUBUNGAN KEPENDUDUKAN DENGAN KESEHATAN


Kematian(mortalitas)
Kematian merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat
mengurangi jumlah penduduk.
1) Faktor-faktor Promortalitas
a) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
b) Kurangnya fasilitas yang memadai.
c) Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
d) Terjadi bencana alam.
e) Terjadi peperangan.
2) Faktor-faktor Antimortalitas
a) Fasilitas kesehatan yang memadai.
b) Lingkungan yang bersih dan teratur.
c) Ajaran agama yang melarang bunuh diri.
d) Tingkat kesehatan yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai