Anda di halaman 1dari 5

Blanky Days

Posted on November 7, 2012 by Yeowon

Tittle : Blanky Days


Cast : One of CN BLUE member
Genre : Angst, Romance
Length : Oneshot
By Yen Yen Mariti
(SEMUA POV MILIK NAMJA)
Blanky Days
Sepertinya pagi sudah datang, itu dapat kurasakan lewat sinar mentari yang mulai menyentuh
kulit-kulitku. Aku enggan membuka mataku sedikitpun. Aku tidak mau, meski sinar matahari
semakin menyengat kulitku dan perutku berteriak-teriak nyaring. Tetap seperti ini, dan aku akan
merasa lebih baik.

Tapi sial, kedua mataku tidak bisa diajak bekerja sama, mereka tidak mau menutup lebih lama
lagi, otot-otot mataku rasanya kaku. Hingga dengan terpaksa dan ditemani umpatan-umpatan,
kubuat celah kecil dari kelopak mataku dan mengintip dari bulu-bulu mataku. Ternyata benarbenar sudah pagi atau bahkan menjelang siang.
Tanganku dengan refleksnya meraba-raba sebelahku yang kosong. Aku tidak suka ini. Ini yang
membuatku tidak ingin bangung. Menyadari aku tidur sendirian semalaman, menyadari tidak ada
ciuman hangat yang mengisi pagiku dan tentu saja tidak akan ada sarapan yang dibuat dengan
penuh kasih sayang untukku.
Masih bisa kuingat dengan jelas kebiasaan yang kami lakukan di setiap pagi ; bergulat di tempat
tidur karena aku yang ngotot ingin menciumnya atau karena aku yang susah untuk dibangunkan.
Mengingat semuanya membuat aku merasa hari-hariku yang sekarang ini tidak berarti lagi. Tidak
ada dia, wanita tercantik setelah Ibuku, tidak ada dia istriku yang sangat kucintai dan
kurindukan.
Harum shampoonya masih memenuhi kamar mandi saat aku membasuh muka dan kulihat
pantulan wajahku di cermin, begitu menyedihkan, bisa juga dibilang seperti mayat hidup. Ini
semua karena dia, istri bodoh yang tega meninggalkan suaminya, tega membuat suaminya
menderita berkepanjangan. Dadaku bisa meledak jika lama-lama menghirup harum shampoonya.
Aku grasak-grusuk menggeledah dapur dan tidak menemukan makanan apapun. Inilah aku yang
sekarang, tidak terurus dan berada di titik kehancuran. Lagi-lagi aku mengingat wajah cantik tapi
tolol itu. Semua ini karena dia. Jika saja dia tidak pergi aku tidak akan mungkin hidup menderita
seperti ini. Dan aku menyerah, membiarkan perutku kosong (lagi).
Oppa jika terlalu lama berada di depan televisi matamu bisa rusak, sayup-sayup suara halus itu
terdengar oleh telingaku. Dengan senyum merekah dan hati yang berharap penuh aku melihat
kesamping, berharap itu dia. Dia yang kembali untuk menasehatiku, tapi senyum merekahku
meredup begitu saja, harapan itu pecah dan hancur detik itu juga. Aku hanya terlalu banyak
mengenangnya hingga hari ini (lagi) aku berhalusinasi.
Semakin lama rasa sesak itu semakin memenuhi dadaku. Aku sudah duduk di depan televisi
selama berjam-jam dengan perut kosong dan penampilan yang sangat berantakan, biasanya dia
akan datang dan mengomeliku tapi kali ini siapa yang peduli ? namun aku masih saja berharap
dia datang, mengomeliku dan memberiku makan.
Ruang keluarga ini menyimpan banyak kenangan kami, saat kami noton TV bersama, saat
membaca buku bersama, saat berciuman, saat tidur siang dan banyak lagi. Aku mengingat
semuanya, dan dia pasti melupakan segalanya. Jika dia tidak melupakannya dia pasti sudah
kembali sekarang, dia pasti tau semuanya tidak boleh berakhir dan menjadi kenangan begitu saja.
Aku lelah sayang. Sangat lelah dan lebih lelah dari apapun. Kau membuatku hancur dengan
mudahnya. Aku menjatuhkan diri di atas sofa, berbaring dengan perasaan yang tak karuan.
Kulihat di luar cuacanya sudah mendung. Sial, ini mengingatkanku akan dia. Lagi dan lagi.

Sepertinya aku tidak kuat lagi. Pertahananku runtuh, air mataku jatuh pelan dan teratur. Rasa
sesaknya tidak bisa dipungkiri lagi. Dan kepalaku berkunang-kunang.
Sayang kumohon kembalilah aku membutuhkanmu. Maafkan aku, ini semua salahku. Aku yang
bodoh. Masa lalu biarlah masa lalu, dan kumohon kembalilah. Tetap bersamaku dan aku tidak
akan kembali melakukan hal bodoh. Istriku, harta karun berhargaku..
Aku merindukanmu. suara serak itu dapat terdengar oleh telingaku, ternyata itu suaraku
sendiri. Aku bergumam tidak jelas sejak tadi. Badanku rasanya panas, mungkin aku sakit.
Aku masih di ruang keluarga, berbaring di depan TV, sungguh menyedihkan sekali. Tapi lagi-lagi
aku bermimpi melihat wajah istriku. Dia membawa nampan dengan mangkuk-mangkuk yang
mengepulkan asap yang beraroma harum. Bahkan sekarang aku sudah menjad gila karenanya.
Oppa sudah bangun? suara itu bagai nyata, dan bodohnya aku malah tersenyum dan
menganggukkan kepala. Baguslah jika begitu. Oppa sakit, membuatku khawatir saja, suara itu
kembali terdengar. Ya, kau memang harus mengkhawatirkanku.
Tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini, aku memeluk pinggangnya saat dia duduk
di tepi sofa tempatku tidur. Aku berucap dengan suara yang begitu serak,meskipun begitu aku
menyukainya karena dia membelai rambut-rambutku dengan penuh kasih sayang.
Kumohon.
Apa efek demamnya separah ini? Kau bahkan sudah seperti setengah gila, dia tertawa
menatapku tapi aku tidak ikut tertawa. Tidak ada yang lucu, tahu?! Ayo bangun, kau harus
mengisi perutmu dan minum obat demam.
Aku menggeleng.
Jangan bodoh, cepat bangun.
Aku menggeleng lagi.
YAAA!! teriakan menggema di ruangan ini, wanita yang kutangisi menarik kasar telingaku
dan kuyakin pasti telingaku sudah memerah. Tapi.? apakah mimpi bisa senyata ini?
Sampai kapan kau akan berpikir ini mimpi. Aku disini, benar-benar hidup. Bukan ilusi, kenapa
suamiku bodoh sekali?! wanita cantik itu mendengus dan menatapku dengan jengkel. Aku
hanya mengernyitkan dahi tidak percaya. Tapi sepertinya dia benar, ini memang
bukanlah..mimpi?
Kupeluk erat tubuh mungil itu, benar-benar hangat dan nyaman. Aku bahkan menciumi
rambutnya berkali-kali, aroma shampoonya menusuk hidungku dan aku menyukainya. Dan yang
lebih kusukai lagi ini memang bukanlah mimpi. Aku memeluk sosok yang sangat kurindukan
selama ini, dia kembali, istriku bersamaku sekarang.

Kupikir kau tidak akan kembali, bisikku pelan setelah puas menciumi rambutnya. Kudengar
suara tawa konyolnya.
Suamiku kenapa kau begitu berlebihan. Aku hanya menginap di rumah nenekku selama dua hari
dan kau berkata seolah-olah aku ini pergi jauh meninggalkanmu.
Kenyataannya memang seperti itu, kau pergi jauh ! meninggalkanku.
Itu semua salahmu, kau tidak mau mengantarku kerumah nenek. Jika kau ikut menginap di sana
kau pasti tidak akan semenderita seperti ini !
Aku terdiam dan tidak merespon ucapannya. Memang benar ini semua salahku. Aku menolak
mengantarnya kerumah neneknya dua hari yang lalu, dan aku benar-benar menyesali itu. Aku
menderita tanpanya, meski hanya dua hari.
OPPAAAAA!! dia berteriak nyaring saat aku mengecupi leher putih bersihnya, tapi apa
peduliku. Aku tetap melanjutkan. Dasar kau, cepat lepaskan. Aku tidak mau dicium olehmu.
Aku tersinggung dengan ucapan wanita tolol ini, Aku suamimu, lalu apa yang salah?
Tentu saja salah, kau bau, kau berantakan, kau jorok dan lihat bahkan lendir-lendir di hidungmu
itu hampir menetes kekulitku. Aaahhh ! aku bisa gila ! dia memberontak dan akhirnya lepas dari
pelukanku. Lalu berjalan melewatiku begitu saja, Jika mau memelukku kau harus bersih !
Senyum terukir jelas di bibirku, aku ikut mensejajari langkah dengannya. Menggandeng
tangannya, Ayo kita mandi bersama, aku rindu gosokanmu.
Sialan kau !
Wanita bodoh itu meninju pelan bahuku dan berusaha menyembunyikan wajah malu-malunya.
Aku menertawainya kemudian menggendong tubuhnya dengan cekatan, dia tertawa dan aku
semakin tertawa lalu kami siap untuk menghabiskan waktu bersama lagi.
Inilah aku, pria tampan yang begitu mencintai istriku. Aku tidak bisa hidup tanpanya walau
hanya setengah haripun. Aku bukanlah pria kuat, tapi bersama istriku aku akan menjadi pria
terkuat di seluruh dunia. Aku juga bukan pria sempurna, tapi percayalah aku akan menjadi pria
paling sempurna saat aku memeluk istriku.
Ini ceritaku, apa ceritamu?
#THE END
Dooh ini ff apaan ya ? sumpah ini ngetiknya benerbener singkat (sesuai sih sama kualitasnya)
-___-ahhaha. Saya membayangkan sosok istri itu adalah saya dan si pria itu adalah Kang
Minhyuk xD bagaimana dengan kalian? (`)

Anda mungkin juga menyukai