Anda di halaman 1dari 13

I.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit), jumlah
sel darah putih (leukosit), kadar hemoglobin dan menentukan golongan darah.
II. Dasar teori
1.1 Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lainnya, berada
dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai
pembuluh darah dan menjalankan fungsi transfor berbagai bahan serta fungsi hemostasis.
Sifat utama dari darah yaitu suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah.
Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul,
dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah. Warna merah,
yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah, disebabkan oleh adanya senyawa yang
berwarna merah dalam darah. Dengan adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel sel
darah merah ( SDM ) yang tersuspensi dalam darah.
1.2 Eritrosit

Dalam darah manusia mengandung 5 sampai 6 juta darah setiap milimeter kubik. Dalam 5 L
darah dalam tubuh terdapat 25 triliun jenis sel. Sel darah merah atau eritrosit mengandung
sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi dengan jumlah 250 juta
molekul hemoglobin.
Sel darah merah berbentuk bi-concave disc shaped cell. Membran eritrosit terdiri dari lipid
dan protein. Hemoglobin adalah yang menyebabkan eritrosit berwarna merah. Sel darah merah
tidak memiliki nucleus. Diameter sel darah merah sekitar 7,5 m dengan tebal 2,5 m di perifer
dan 1,0 m di sentral. Area permukaanya 140 m. Sel darah merah hanya memiliki umur 120
hari. Sel darah merah memiliki fungsi utama yaitu membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan.
Eritropoiesis merupakan proses pembentukan eritrosit yang diregulasi ketat melalui kendali
umpan balik. Kadar hemoglobin diatas normal dan rangsangan keadaan anemia dan hipoksia
menghambat pembentukan eritrosit. Pada masa awal janin, eritropoiesis terjadi dalam yolk sac,

pada bulan kedua kehamilan eritropoiesis berpindah ke liver dan saat bayi lahir eritropoiesis di
liver berhenti dan pusat pembentukkanya berpindah ke sumsum tulang.
1.3 Hemoglobin
Hemoglobin ditranspor oleh eritrosit, hemoglobin ini
terdapat di dalam eritrosit. Hemoglobin akan membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh.
Hemoglobin juga berfungsi untuk mengkatalisis reaksi
antara karbon dioksida dengan air. Sel darah merah
normal merupakan cakram bikonkaf yang mempunyai
garis tengah rata-rata 8 m, tepi luar tebalnya 2 m dan
bagian tengahnya 1 m. Bentuk has ini ikut berperan
melalui dua cara, terhadap efisiensi eritrosit terhadap
pengangkutan O2 dalam darah. Pertama, bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang
lebih besar bagi difusi O2 dalam menembus membran daripada yang dihasilkan oleh sel bulat
dengan volume yang sama. Kedua, tipisnya sel kelenturan (flexibilitas) membrannya sehingga
memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara bagian paling dalam sel dengan
eksteriornya.
Hemoglobin merupakan protein heme sama seperti myoglobin, myoglobin yang bersifat
monomeric(mengandung satu subunit) banyak ditemukan di otot, sedangkan hemoglobin yang
ditemukan di darah memiliki empat subunit polipeptida maka disebut tetramerik. Masing-masing
subunit dari hemoglobin mengandung satu bagian heme dan satu polipeptida yang secara kolektif
disebut globin, terdapat dua pasang polipeptida dalam setiap molekul hemoglobin dimana 2 dari
subunit tersebut mengandung satu jenis polipeptida dan 2 lainnya mengandung polipeptida jenis
lain. Pada orang dewasa normal 2 subunit mengandung polipeptida rantai sedangkan subunit
lainnya mengandung polipeptida , sehingga hemoglobin jenis ini disebut hemoglobin A dengan
kode 22.
1.3.1

Kesalahan-kesalahan Pada Penetapan Kadar Hemoglobin Cara Sahli


1. Tidak tepat mengambil 20 l darah.
2. Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCL karena tidak dibilas.
3. Tidak baik mngaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan.

4. Tidak

memperhatikan

waktu

yang

seharusnya

berlalu

untuk

mengadakan

pembandingan warna.
5. Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung itu dibolakbalikkan dengan menutupnya memakai ujung jari.
6. Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.
7. Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
8. Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.
1.4 Leukosit
Leukosit adalah sel darah ang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Leukosit
merupakan unit yang aktif dari system pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan
tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing yang berpotensi merugikan atau sel yang
abnormal. Leukosit dan turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma,
membentuk system imun, suatu system pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan
atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi diri normal.
Sebagian besar leukosit diproduksi di sumsum tulang yaitu granulosit, monosit dan
sedikit limfosit. Sebagiannya lagi di produksi di jaringan limfe (limfosit damsel-sel plasma).
Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh yang
digunakan. Manfaat sesunguhnya dari sel darah putih ialah sebagian besar diangkut secara
khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius. Jadi, sel-sel tersbut dapat
menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap agen-agen infeksius.
Pada orang dewasas didapatkan jumlah leukosit sekitar 4000-10.000. Bila jumlahnya lebih
dari 10.000/mm3 disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Pada granulosit
terdapat granul atau butiran di sitoplasma sel leukosit. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil
dan basofil. Sedangkan agranulosit pada sitoplasmanya tidak memiliki butiran. Terdiri atas sel
limfosit T, limfosit B, monosit dan natural killer cell.

1.4.1 Jenis Sel Darah Putih


1. Neutrofil
Neutrofil (polimorf) berdiameter 12 -15 m memiliki inti yang khas padat terdiri atas
sitoplasma pucat diantara 2 5 lobus dengan rangka tidak teratur dan mengandung
banyak granula merah jambu (azuropilik) atau merah lembayung. Granula terbagi
menjadi granula primer yang muncul pada stadium promielosit, dan sekunder yang
muncul pada stadium mielosit dan terbanyak pada neutrophil matang. Kedua granula
berasal dari lisosom, yang primer mengandung mieloperoksidase, fosfatase asam dan
hydrolase asam lain, yang sekunder mengandung fosfatase lindi dan lisosom.
2. Eosinofil
Sel ini serupa dengan neutrophil kecuali grannula sitoplasmanya lebih kaar dan
berwarna lebih merah gelap (karena mengandung protein basa) dan jarang terdapat lebih
dari tiga lobus inti. Mielosit eosinofil dapat dikenali tetapi stadium sebelunya tidak da[at
dibedakan dari precursor neutrophil. Waktu perjalanan dalam darah untuk eosinofil lebih
lama daripada untuk neutrophil. Eosinofil memasuki eksudat peradangan dan nyata
memainkan peranan stimewa pada respon alergi, pada pertahanan melawan parasti dan
dalam pengeluaran fibrin yang terbentuk selama peradangan.
3. Basofil
Basofil hanya terlihat kadang-kadang dalam darah tepi normal. Diameter basofil
lebih kecil dari neutrophil yaitu sekitar 9-10 m. Jumlahnya 1 % dari total sel darah
putih. Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang menutupi inti dan mengandung
heparin dan histamin. Dalam jaringan, basofil menjadi mast cells. Basofil memiliki
tempat-tempat perlekatan IgG dan degranulasinya dikaitakan dengan pelepasan
histamine. Fungsinya berperan dalam respon alergi.
4. Monosit
Rupa monosit macam-macam, dimana ia biasanya lebih besar daripada leukosit darah
tepi yaitu diameter 16-20 m dan memiliki inti besar di tengah oval atau berlekuk dengan
kromatin mengelompok. Sitoplasma yang melimpah berwarna biru pucat dan
mengandung banyak vakuola halus sehingga memberi rupa seperti kaca. Granula
sitoplasma juga sering ada.
5. Limfosit

Sebagian besar limfosit yang teradapat dalam darah tepi merupakan sel kecil yang
berdiameter kecil dari 10 m. Intinya yang gelap berbentuk bundar atau agak berlekuk
dengan kelompok kromatin kasar dan tidak berbatas tegas. Nukleoli normal terlihat.
Sitoplasmanya berwarna biru-langit dan dalam kebanyakan sel, terlihat seperti bingkai
halus sekitar inti.
1.4.1 Kesalahan-Kesalahan Pada Tindakan Menghitung Leukosit
1. Jumlah darah yang diisap ke dalam pipet tidak tepat jika :
a. Bekerja terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah.
b. Tidak mencapai garis tanda 0,5.
c. Membaa dengan paralaks.
d. Memakai pipet basah.
e. Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah diisap karena melewati garis tanda
0,5.
2. Pengenceran dalam pipet salah jika terjadi gemebung udara di dalam pipet pada waktu
mengisap larutan Turk.
3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Turk.
4. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
1.5 Sistem Golongan Darah ABO
Golongan darah secara umum terbagi menjadi empat golongan darah yaitu A,B,O
dan AB. Dalam darah terdapat antigen dan antibodi dimana antigen berada pada sel sel
darah merah dan antibodi berada dalam serum.
Sel sel yang hanya memiliki antigen A dan mempunyai anti-B didalam serum
disebut golongan A. Sedangkan sel - sel yang hanya memiliki antigen B dan mempunyai
anti-A dalam serum disebut golongan B. Sel sel yang memiliki antigen A dan antigen
B dan tidak mempunyai anti-A dan anti-B dalam serum disebut golongan AB. Sel-sel
yang tidak memiliki antigen A dan antigen B, mempunyai anti-Adan anti-B dalam
serum disebut golongan O
Eritrosit terdapat sejumlah besar antigen genetik tertentu. Hal ini khusus hanya
dapat diperlihatkan dengan pertolongan badan anti (zat zat anti). Kelompok darah
yang ditentukan oleh gen gen yang termasuk didalam lokus tertentu ( allela ),
membentuk suatu sistem kelompok darah. Kelompok darah ini penting, karena eritrosit
donor dimana terdapat suatu antigen ( kelompok darah ) yang badan antinya dimiliki

oleh penderita, biasanya dihancurkan secara cepat atau bahkan sangat cepat.
Sistem kelompok darah Fenotip

Frekuensi ( % )

ABO

45

43

A1

80% dari A

A2

20% dari A

A3 Ax Am

Jarang

8,8

AB (A1B dan A2B) 3,2

Segala penampilan dan karakteristik golongan darah, dikendalikan oleh gen gen
yang ada dalam inti sel sel tubuh kita. Tiap sel memiliki 23 pasang kromosom, kita
diwariskan salah satu kromosom dari tiap pasangannya dari masing masing orang tua
kita. Diantara karakteristik golongan darah yang diwariskan, terdapat sebuah gen yang
bertanggung jawab atas spesifisitas golongan ABO darah kita. Dengan kata lain kita
mewarisi dua gen golongan darah, kromosom dari ibu membawa salah satu dari gen A,
B, O. Hal yang sama, kromosom yang lain dari ayah juga membawa salah satu dari gen
A,B atau O.
Gen gen yang diturunkan dari masing masing golongan darah orang tua yang
ada pada kromosom disebut genotip. Sedangkan efek yang bisa terlihat dari gen gen
yang diwariskan disebut fenotip.
1.5.1

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pengujian Golongan Darah antara


lain

1. Kesalahan teknik ( kaca kotor, kontaminasi reagen, sentrifuge yang tidak baik,
pembacaan salah ).
2. Kelainan dalam serum yang menyebabkan pembentukan rouleaux.
3. Eritrosit yang dilapisi antibodi dapat menimbulkan aglutinasi dalam lingkungan

protein tinggi.
4. Tranfusi yang diberikan sebelum pengujian menyebabkan sampel yang diperiksa
mengandung bermacam macam populasi eritrosit.
5. Hipogama globunemia yang menyebabkan titer antibodi rendah.
6. Obat obat yang dimasukkan intravena dapat menyebabkan eritrosit
menggumpal.
III. Prosedur Kerja
1.1 Menghitung Jumlah Erotrosit/Sel Darah Merah
Prinsip : Sel darah merah dalam larutan hayem akan tetap stabil bentuknya, sedangkan protein
plasma akan mengalami denaturasi.

1. Alat dan Bahan


a. Mikroskop
b. Larutan Hayem
c. Improve Neubauer
d. Pipet Thoma
e. Syringe
f. Tabung EDTA
g. Kapas Alkohol
h. Alat penghitung
i. Cawan Kecil
2. Cara Kerja :
a. Dihisap darah vena dengan pipet thoma sampai angka 0,5 lalu diencerkan
dengan larutan hayem sampai angka 101, diharuskan untuk tidak ada
b.
c.
d.
e.

gelembung udara.
Dikocok selama 5 30 dan didiamkan pada suhu kamar.
Disiapkan bilik hitung yang sudah dibersihkan.
Disiapkan mikroskop.
Diamati bilik hitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x(obyektif

10x dan okuler 10x).


f. Dihitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak R kecil.
1.2 Menghitung Jumlah Sel Darah Putih
Prinsip : Sel darah putih menyerap warna biru violet sedangkan sel darah merah hancur oleh
asam cuka 2% yang ada pada reagen turk membentuk hematin asam. Kemudian sel yang
tinggal (sel darah putih) dihitung dengan menggunakan bilik hitung.

1. Alat dan Bahan


a. Mikroskop
b. Larutan Turk
c. Improve Neubauer
d. Pipet Thoma
e. Syringe
f. Tabung EDTA
g. Kapas Alkohol
h. Alat penghitung
i. Cawan Kecil
2. Cara Kerja :
a. Dihisap darah vena dengan pipet lueco sampai angka 0,5 lalu diencerkan
dengan larutan turk sampai angka 11, dihindari untuk tidak ada gelembung
b.
c.
d.
e.

udara.
Dikocok selama 15 30 detik dan didiamkan pada suhu kamar.
Disiapkan bilik hitung yang sudah dibersihkan.
Disiapkan mikroskop.
Dibuang larutan yang diujung pipet 3-4 tetes lalu diisikan ke dalam bilik

hitung.
f. Diamati bilik hitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x).
g. Dihitung jumlah sel darah putih

1.3 Menentukan Kadar Hemoglobin dengan Cara Sahli


1. Alat dan Bahan
a. Hemoglobinometer (hemometer) Sahli,terdiri dari;
- gelas berwarna untuk warna standar
- tabung hemometer
- pengaduk
- pipet sahli
- pipet pasture
- tisue / kertas saring
b. Reagen,terdiri dari;
- Larutan HCL 0,1 N
- Aquadest
3. Cara kerja
a. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai angka 2
b. Hisaplah darah kapiler/darah vena sampai tepat pada angka 20 ul
c. Hapuslah kelebihan darah yang menempel pada pipet dengan tissue /kertas saring

d. Masukan darah sebanyak 20 ul itu kedalam tabung yang berisi larutan HCL 0,1N
tadi,tanpa menimbulkan gelembung udara
e. Tunggu 5 menit untuk pembentukan hematin asam
f. Asam hematin yang terjadi di encerkan dengan aquades setetes demi setetes
sambil diaduk hingga di dapat warna yang sama dengan warna standart
g. Miniskus dari larutan dibaca,miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah
dari larutan.
1.4 Menentukan Golongan Darah
Prinsip : Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat aglutinasi yaitu penggumpalan sel
darah merah akibat reaksi antara antibodi dalam serum/plasma dengan antigen pada sel darah
merah.
1. Alat dan Bahan :
a. Lancet
b. Kertas golongan darah
c. Tusuk gigi
d. Darah manusia
e. Reagen anti A
f. Reagen anti B
g. Reangen anti AB
h. Reagen rhesus
2. Cara Kerja :
a. Teteskan serum yang mengandung antibodi Anti-A,antibodi Anti-B dan antibodi Anti
AB pada kertas golongan darah

b. Tambahkan pada masing-masing serum tadi setetes darah yang akan diperiksa
golongan darahnya dari ujung jari yang telah dituduk dengan lanset steril
c. Aduk pelan-pelan masing-masing campuran serum dan darah dengan tusuk gigi/lidi
yang berbeda.
d. Amati masing-masing ada/tidaknya aglutinasi
e. Tentukan golongan darahnya

IV.

Hasil Praktikum
Terlampir

V.

Pembahasan
Didapatkan hasil laboratorium dari menghitung jumlah sel darah putih atas nama Galuh

yaitu :
W1 = 28; W2 = 32; W3 = 27; W4 = 30
4W = 128
W = 4W x FB x P
= 128 x 2,5 x 20
= 6.400 sel/mm3
Didapatkan hasil 6.400 sel/mm3 untuk jumlah sel darah putih. Jumlah sel darah putih
memiliki nilai normal 4000 10.000 sel/mm 3. Maka jumlah sel darah putih dari Galuh adalah
normal.

Didapatkan hasil laboratorium dari menghitung jumlah sel darah merah atas nama Galuh
yaitu :

R1 = 110; R2 = 109; R3 = 88; R4 = 98; R5 = 110


5R = 515
R = 5R x FB x P
= 515 x 50 x 200
= 5.150.000/mm3
Nilai normal dari hitung jumlah eritrosit adalah 4,0 5,5 juta/ mm 3. Pada Sample darah
Galuh didapatkan hasil 5,15 juta/ mm3. Maka jumlah sel darah merah dari Galuh adalah normal.
Didapatkan hasil penetuan kadar Hemoglobin dengan menggunakan cara Sahli yaitu
sebesar 16,0. Nilai normal dari Hemoglobin untuk wanita adalah 12-16 g/dL. Maka kadar
hemoglobin dari Galuh adalah normal.
Penentuan golongan darah ditentukan dengan system ABO. Didapatkan golongan darah
dari Galuh adalah golongan darah B dengan rhesus positif.

VI.

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan untuk pemeriksaan sample dalam

menghitung jumlah sel darah putih, menghitung jumlah sel darah merah, penentuan kadar
hemoglobin dan penentuan golongan darah dengan sample atas nama Galuh adalah normal
karena nilai yang dihasilkan sesuai dengan nilai normal.

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes, 2002. Pedoman Pelayanan Trasfusi Darah dan Serologi Golongan Darah.
Dinkes Prov. Jateng : Semarang.
Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : Jakarta.
http://www.healthline.com/health/wbc-count#Overview1 Diunduh pada 27 November 2016
https://www.britannica.com/science/red-blood-cell Diunduh pada 27 November 2016

http://www.medicinenet.com/hemoglobin/article.htm Diunduh pada 27 November 2016

Inas K. 16-21

Anda mungkin juga menyukai