Anda di halaman 1dari 21

Nama :

1. Edit

(06113040 edit)

2. Edit

(06113040 edit)

2. Edit

(06113040 edit)

3. Edit

(06113040 edit)

4. Edit

(06113040 edit)

6. Edit

(06113040 edit)

Kelas :

Edit

Group :

Edit

Dosen Pembimbing : Edit

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tulisan Ilmiah
Populer dalam Media Massa. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas (Edit : nama mata
pelajaran) yang diberikan oleh Dosen pembimbing kami (Edit : nama beri gelar).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami menerima dengan senang hati apabila terdapat kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang dibuat ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat serta
memperluas wawasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palembang, November 2011

Penyusun

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami,
dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan
informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin urgen untuk ditekuni. Ada banyak jenis tulisan
yang dapat dinikmati di zaman sekarang. Kecanggihan teknologi telah mewujudkan

hal-hal

yang dulu hanya menjadi khayalan para pendahulu kita. Hari ini, kumpulan karya tulis dapat
dinikmati dengan mudah. Dari Koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet
yang secara cuma-cuma mengobral informasi dan ilmu dari dunia maya. Perkembangan dunia
tulis menulis demikian pesatnya. Bentuk karya tulis semakin berwarna dan beragam. Tapi pada
hakikatnya, karya tulis terbagi kepada dua pembagian besar: fiksi dan non-fiksi.

Satu

diantara jenis tulisan non-fiksi yang banyak kita temukan adalah karya tulis ilmiah populer.
Hampir setiap surat kabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan tulisan ilmiah populer
ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan iptek
tidak lagi dipandang sebagai suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi masyarakat
luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh teknologi
informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap sains. Belum
lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit, hingga kecelakaan
pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains, membuat
masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying capacity),
daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus hingga H5N1.
Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan pembacanya
akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda, setiap media
akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen pembacanya.
Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih dekat, akan lebih baik bila
dilakukan terlebih dahulu pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu
sendiri. Dari sana akan ditemukan makna yang utuh tentang tulisan ilmiah populer. Disini juga
kita akan memahami tentang karya ilmiah, jenis tulisan ilmiah populer, dan tulisan ilmiah
populer dalam media massa.

I.

PENGERTIAN
Tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun

berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. Orang yang menyusun
kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain itu disebut penulis. Ia bukan pengarang.
Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan menggabungkan menjadi satu)
pelbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta sebuah cerita baru lagi yang lebih
utuh.
Ilmiah berarti bersifat ilmu, atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya
ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah
dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah,
serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris
(berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Karya tulis ilmiah diartikan sebagai
karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metode dan
kaidah penulisan yang baik dan benar. Menurut Suhardjono karya tulis ilmiah adalah berbagai
macam tulisan yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah
atau dengan kata lain karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis hasil kegiatan ilmiah. Kegiatan
ilmiah dapat berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah popular, buku, dan lain-lain.
Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran ke
dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu pengetahuan, sehingga
menghasilkan informasi ilmiah yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat.
Karya tulis ilmiah adalah modifikasi realita menjadi data kegiatan penuilisan, tersusun dalam
struktur bagian-bagian yang sistematis dan tersaji dalam bahasa dimana kata demi kata, kalimat
demi kalimat, paragraph demi paragraph diatur sesuai langkah-langkah yang umum disepakati
dalam penyajian suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain karya tulis ilmiah adalah kegiatan
penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan mengikuti

aturan dan metode ilmu pengethuan, sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang dapat
didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat.

II.

CIRI CIRI KARYA TULIS ILMIAH


Suatu tulisan dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah apabila memiliki ciri sebagai
berikut:

a. disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi;
b. disajikan dengan bentuk ilmiah, objektif atau apa adanya;
c. menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas, jelas, dan jauh dari makna konotasi/ambiguous.

Lebih spesifik, karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mendalam/tuntas, yaitu masalah dibahas sampai kepada masalah dasarnya.


b. Objektif, yaitu masalah diungkapkan sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh opini
subjektif penulisnya.
c. Sistematis, yaitu masalah dibahas menurut pola tertantu sehingga jelas urutan dan kaitan
d.
e.
f.
g.
h.

antar unsure-unsur dalam tulisan tersebut.


Cermat, yaitu pembahasan dan penulisan sedapat mungkin tanpa kesalahan.
Lugas tanpa basa basi tetapi langsung mengenai masalah yang dikaji.
Tidak melibatkan perasaan seperti keharuan, kebencian, dan kekaguman.
Berlaku umum, artinya kesimpulan berlaku bagi semua populasi kajian.
Menggunakan bahasa baku, tepat, ringkas, dan jelas.

Selain dari itu, suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah bilamana minimal memenuhi
syarat sebagai berikut:

a. isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah;


b. langkah-langkah kegiatannya dijiwai atau menggunakan metode berpikir ilmiah;
c. sosok tampilannya sesuai dan telah mempunyai persyaratan sebagai suatu sosok tulisan
keilmuan.
Karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk menuangkan gagasan, pemikiran, dan
hasil pencarian manusia terhadap sesuatu yang ingin diketahuinya.
III.
MACAM MACAM KARYA TULIS ILMIAH
Secara umum karya tulis ilmiah terbagi atas beberapa jenis, antara lain :
Laporan Hasil Kegiatan Ilmiah
Tulisan Ilmiah Populer (Artikel)
Tulisan Ilmiah Murni (Skripsi/Tesis)
Makalah Ilmiah
Buku Ilmiah

Membuat Karya Tulis Ilmiah Populer


Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David
Nunan, yakni:
1. tahap pra-penulisan
2. tahap penulisan
3. tahap perbaikan (editing)
Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
1. tahap persiapan (pra-penulisan)
2. tahap inkubasi
3. tahap iluminasi
4. tahap verifikasi/evaluasi
Hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistic, dan lain-lain) melalui
keempat tahap ini. Berikut paparan keempat fase ini:

Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri,
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah
informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,
mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses
selanjutnya.

Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimilikinya
sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah
atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog dengan ayam yang
mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam.

Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan
datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang
telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi
tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang
mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan,
sedang mandi, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan
amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu
biasanya tidak berlangsung lama. Agar gagasan tidak menguap begitu saja, seorang
pembelajar menulis yang baik selalu menyediakan ballpoint atau pensil dan kertas di
dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi.

Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap
iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan.
Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang
peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa
menghilangkan esensinya.
Beberapa Catatan Penting yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Karya tulis

Ilmiah Populer
1.

Dalam konsep penulisan hard news (berita singkat) ada sistem yang disebut alur piramida
terbalik, yang berarti dimulai dari informasi yang terpenting sampai ke detail yang kurang
penting. Keuntungannya, pembaca cepat mendapat informasi utama. Untuk sebuah karya
ilmiah seperti ilmiah populer, model ini kurang tepat untuk digunakan. Sebab terkesan
membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa sudah cukup
dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut.
Walau tidak salah, sistem penulisan seperti ini akan mengurangi daya tarik sebuah karya
tulis ilmiah.

2.

Tentukan secara pasti, Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda, media apa yang anda
pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb), gaya penulisan apa yang paling tepat,

serta kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda. Walau
factor-faktor ini lazim digunakan untuk semua jenis karya tulis, tapi untuk penulisan ilmiah
populer ia menjadi lebih urgen. Karena sekali lagi, sesungguhnya ilmiah populer adalah
papan yang menjembatani antara ilmu dengan masyarakat umum. Sehingga pemilihan kata,
pertimbangan segmen tulisan, termasuk kemungkinan waktu pembaca amat penting
dipertimbangkan.
3.

Kecerdasan menentukan topik bahasan akan sangat berpengaruh kepada menarik atau
tidaknya hasil karya tulis. Ada beberapa kiat untuk menarik minat pembaca terhadap sebuah
tulisan seperti ilmiah populer, di antaranya:
1. Kaitkan dengan kondisi actual
2. Kaitkan dengan aktivitas sehari-hari
3. Perkenalkan ilmu atau temuan baru
4. Bahas permasalahan dengan sudut pandang yang baru, atau berbeda dengan bahasanbahasan topik sejenis.

IV.

TULISAN ILMIAH POPULER


Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai

orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya,
atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa yang
relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu
beragam.
Setelah pemaparan singkat ini, kita dapat menarik kesimpulan tentang apa yang dimaksud
dengan karya tulis ilmiah populer. Maka karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang
berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum sehingga mudah
dipahami oleh masyarakat awam. Dengan pengertian seperti ini, benar bila dikatakan bahwa
ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dengan masyarakat awam. Bila ingin

ditambahkan dengan penjelasan kata tulisan di awal tadi, maka dapat kita katakan bahwa tulisan
ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu
informasi dari berbagai tulisan orang lain, dari pada menulis murni gagasan, pendapat, dan
pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah lebih cocok disebut sebagai tulisan ketimbang
karangan. Satu hal yang pasti kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban
penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
Perbedaan Antara Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni
Dapat disimpulkan bahwa beda antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis,
desertasi, dll) sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis
ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia
resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat
dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang
berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih
sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.

V.

TULISAN ILMIAH POPULER DALAM MEDIA MASSA


Artikel merupakan jenis tulisan ilmiah populer yang dipublikasikan kepada umum.

Artikel merupakan karya tulis ilmiah yang sudah dikemas dengan menggunakan bahasa yang
diperkirakan akan dapat dipahami oleh para pembaca dalam lingkup yang lebih luas. Karya tulis
ini biasanya disajikan dalam media cetak, dan berupa opini yang dikemas dalam bentuk karya
tulis ilmiah populer. Masalah yang diasajikan dalam artikel biasanya persoalan yang sedang
hangat dibicarakan.
Ulasan dan kajian dalam artikel berisi pandangan, tanggapan, harapan, dan penilaian
disertai saran-saran pemecahannya. Untuk memperkuat argument dalam artikel bias digunakan
landasan teori dari berbagai literature, kebijakan, fakta-fakta, atau logika umum.
Pedoman Penulisan pada Tulisan Ilmiah Populer (Artikel)

Artikel hendaknya berisi tema dan masalah yang aktual, memberi manfaat kepada
masyarakat, kebenaran isi dapat dipertanggungjawabkan, objektif, dan tiadak mendiskreditkan
pihak-pihak tertentu.
Penyajian artikel dalam media masa tidak memerlukan kata pengantar, daftar isi, bahkan
kepustakaan, yang paling penting adalah isi kajiannya. Judul dari artikel di media masa harus
menarik atau menggugah pembaca, tetapi tidak terlalu panjang. Menurut Sudjana, dkk. Ada tiga
hal yang perlu dituis dalam tulisan ilmiah di media masa, yakni deskripsi permasalahan, ulasan
permasalahan, dan kesimpulan atau saran pemecahan.
Karakteristik Media Massa
Hampir setiap surat kabar harian dan mingguan memuat berita-berita dan tulisan ilmiah
populer ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan dekade sebelumnya, berita dan tulisan
iptek tidak lagi dipandang sebagai suatu yang eksklusif, tetapi sudah menjadi bacaan bagi
masyarakat luas. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didorong oleh
teknologi informasi seperti Internet, berhasil menggugah keingintahuan masyarakat terhadap
sains. Belum lagi peristiwa-peristiwa alam, mulai dari banjir, gempa bumi, wabah penyakit,
hingga kecelakaan pesawat terbang, yang semuanya itu bisa dijelaskan melalui pendekatan sains,
membuat masyarakat mulai akrab misalnya dengan istilah daya dukung lingkungan (carrying
capacity), daerah tangkapan air (DTA), retakan bawah di permukaan bumi, evolusi virus hingga
H5N1. Maka tidaklah mengherankan, media massa terus mencoba memenuhi kebutuhan
pembacanya akan sajian-sajian Iptek. Dengan intensitas dan visi redaksional yang berbeda-beda,
setiap media akan mencoba menyajikan tulisan-tulisan Iptek sesuai selera dan segmen
pembacanya.
Berita IPTEK dan Artikel IPTEK
Berita-berita Iptek : bisa berupa laporan peristiwa,liputan dan wawancara maupun hasil
penelitian para ilmuwan dan peneliti,yang disiapkan oleh redaksi media massa itu sendiri.
Sebaliknya artikel iptek berasal dari luar media, yakni dari para penulis, peneliti, ilmuwan,
dan pencinta iptek. Berbeda dengan staf redaksi media yang lebih berbekal pengalaman riset,
wawancara dan reportase di lapangan, kalangan penulis luar ini berasal dari disiplin ilmu
dan latar pendidikan yang memadai. Mereka ini adalah ilmuwan itu sendiri. Karenanya, para

penulis ini dituntut menulis lebih mendalam, tajam, akurat, dan tentu saja dengan gaya
penulis yang populer sehingga lebih mudah dimengerti masyarakat luas.
Media massa nasional, pada umumnya menyediakan tempat yang luas untuk pemuatan
artikel-artikel iptek populer ini. Namun masalahnya, mereka kesulitan mendapatkan artikel iptek
yang menarik dari segi topik, baru dari segi sudut pandang (angle) dan aktual dari segi
peristiwanya. Tidak sedikit artikel-artikel yang bagus dari sisi kajiannya, tapi tidak bisa
dimuat karena sama sekali tidak relevan dengan peristiwa yang sedang terjadi di tengah
masyarakat.
Kiat-kiat agar Tulisan Ilmiah Populer layak di muat di Media Massa
Selain dengan dengan cara mencermati tulisan-tulisan ilmiah yang sudah dimuat. Berikut
beberapa kriteria utama agar artikel-artikel iptek yang bisa dipertimbangkan untuk dimuat:
1. Aktual.
Hal pertama yang diperhatikan redaktur media ketika menerima kiriman artikel adalah
aktualitasnya. Adakah newspeg-nya? Adakah cantolan aktualitasnya pada peristiwa atau
kegiatan yang sudah dan sedang berlangsung? Newspeg ini bisa berupa peristiwa itu
sendiri, misalnya wabah demam berdarah, banjir, pendaratan wahana robotik di Mars
atau aktivitas ilmiah seperti adanya kongres ilmuwan nasional maupun dunia mengenai
suatu topik ilmu. Peristiwa penganugerahan Hadiah Nobel dll. juga bisa dijadikan peg,
bisa ke peristiwanya sendiri, atau terkait pada temuan ataupun biografi para pemenang
Nobel itu sendiri. Jadi, jika tidak ada angin, tidak ada ribut tiba-tiba Anda menulis
tentang bioteknologi misalnya, tulisan Anda tidak akan berada pada daftar prioritas yang
akan dimuat.
2. Mengandung unsur baru.
Jika tulisan Anda sudah aktual, hal lain yang akan diperhatikan redaktur adalah adakah
unsur baru dalam tulisan tersebut. Unsur baru ini bisa dilihat dari angle (sudut pandang)
tulisan dalam penulisan karya ilmiah angle ini mungkin mirip dengan perumusan
masalah maupun data-data dan informasi baru yang disajikan. Apakah angle tulisan
Anda menarik atau tidak? Sekarang kita ambil contoh. Taruhlah Anda ingin menulis soal
wabah flu burung. Jika Anda mengambil angle soal karakteristik flu burung ini, angle

serupa pasti banyak dipilih oleh penulis lain. Akibatnya, tulisan Anda harus bersaing
dengan para penulis lain, syukur-syukur bisa lolos. Namun, jika Anda memilih angle
yang lain, yang menurut Anda pasti tidak banyak diperhatikan oleh penulis lain, berarti
Anda sudah selangkah lebih maju dan kemungkinan tulisan Anda untuk dimuat tentu
lebih besar lagi. Lalu, seperti apa misalnya angle yang tampil beda itu? Banyak sekali.
Anda misalnya, bisa memilih angle evolusi yang sedang berlangsung. Jika dulu, virus
tertentu hanya bisa berpindah antara sesama hewan, kini sudah terjadi perpindahan antara
hewan dan manusia dengna merujuk ada kasus mad cow, SARS dan flu burung (jadi
wabah SARS atau flu burung sebagai peg saja). Jika Anda berhasil mengungkapkan
argumen yang meyakinkan soal evolusi virus, akan sulit bagi redaktur untuk tidak
memuat tulisan Anda.
3. Kerangka atau sistematika tulisan.
Secara substansial, tidak ada perbedaan antara kerangka penulisan artikel iptek populer
dengan

artikel

ilmiah;

setidaknya mengandung

tiga

komponen

utama,

yakni

pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir yang berisi kesimpulan dan saran.
4. Gaya penulisan.
Sering kali tulisan yang menarik tapi harus ditolak hanya karena gaya penulisannya
sangat academic-heavy dan dipenuhi dengan istilah-istilah yang tak disertai
padanannya dalam bahasa Indonesia. Anda harus membayangkan, redaktur tidak punya
banyak waktu untuk mengedit kembali tulisan Anda, jadi dia cenderung akan memuat
tulisan yang sudah jadi dan siap muat saja. Karenanya, cobalah tulis gagasan dan
pemikiran Anda dalam bahasa yang sederhana, populer dan hidup. Tempatkan diri Anda
sebagai pembaca awam ketika Anda sedang memeriksa hasil akhir tulisan Anda. Kalau
Anda merasa istilah yang digunakan masih terlalu berat, carilah padanan lain yang
yang lebih pas tentunya dengan tidak mengurangi makna ilmiah yang sebenarnya.
5. Lakukan editing.
Pengeditan akan semakin menyempurnakan bahasa yang kita gunakan. Anda bisa minta
bantuan kepada rekan atau dosen Anda yang telah biasa menulis di media massa untuk
tahap pengeditan ini. Atau kalau artikel tersebut ditujukan untuk konsumsi surat kabar,
Anda bisa meminta adik Anda yang masih SMA untuk membacanya.

6. Siapkan Bahan pendukung.


Jangan lupa melengkapi tulisan Anda dengan dengan bahan, foto, gambar, grafik, ilustrasi
dan tabel pendukung. Ingat, sebagai artikel iptek, Anda tentu berurusan dengan data,
skema, angka, rumus dan referensi tertentu, yang dapat mendukung argumen Anda dalam
tulisan tersebut dan Anda merasa hal itu penting untuk diketahui masyarakat.
7. Mengirimkannya ke media massa, buat Release atau lakukan Media Visit.
Dalam surat pengantar kepada Redaksi, Anda dapat melampirkan riwayat hidup singkat
maupun status Anda saat ini. Pengalaman menunjukkan, Redaksi amat menghargai
apabila kita sudah mempunyai pengalaman menulis atau pernah terlibat dalam dunia pers.
Pengalaman menulis di pers kampus seperti majalah Ekonomika, Keadilan, Equlibrium,
Balairung dapat dijadikan referensi. Apalagi kalau Anda pernah menjadi sebagai staf
redaksi atau bahkan pemimpin redaksi suatu media.
8. Menunggu lampu hijau.
Dari Redaksi apakah memuat tulisan kita atau tidak. Ini membutuhkan waktu yang
berkisar dari sehari hingga 3 bulan; tergantung kepada media mana Anda mengirim
artikel. Untuk harian biasanya tenggang waktu menunggu berita pemuatan lebih cepat
dibanding majalah atau jurnal ilmiah. Untuk surat kabar atau majalah berkaliber nasional,
biasanya Redaksi secara otomatis akan mengirim kembali artikel Anda apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dimuat dengan disertai alasan tidak layak muatnya. Untuk
majalah atau jurnal ilmiah yang terbitnya bulanan atau triwulanan, Redaksi biasanya
mengabarkan bahwa artikel yang kita kirim akan dimuat pada edisi tertentu.
9. Terus motivasi dan milintasi.
Militansi akan membuat motivasi Anda menjadi efektif dan bisa digerakkan. Ketika Anda
ingin menulis sesuatu karena topik tersebut memang sangat hangat, lakukanlah segera,
dan jangan menunda-nundanya agar tulisan tidak menjadi basi. Ketika tulisan-tulisan
Anda dimuat di media massa, sesungguhnya banyak sekali keuntungan yang bisa
diperoleh. Selain masyarakat mendapatkan manfaat setelah membacanya.

JENIS-JENIS ARTIKEL
Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau

kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel

umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu yang
menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum
(bukan redaksi). Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel
sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor ialah
artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.

1.

MENULIS TULISAN ILMIAH POPULER DALAM MEDIA MASSA


Menguji Gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis ialah menentukan atau
memastikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Ketika sudah menentukan gagasan
tersebut, kita bisa melakukan sejumlah pengujian. Pengujian ini terdiri dari lima tahap sebagai
berikut (Georgina dalam Pranata 2002: 124; band. Nadeak 1989: 44).

1.

Apakah gagasan itu penting bagi sejumlah besar orang?

2.

Dapatkah gagasan ini disempitkan sehingga memunyai fokus yang tajam?

3.

Apakah gagasan itu terikat waktu?

4.

Apakah gagasan itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?

5.

Apakah gagasan Anda akan lolos dari saringan penerbit?

2. Pola Penggarapan Artikel


Ketika hendak menghadirkan artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu
kemungkinan. Soeseno (1982: 16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa kita
gunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Berikut kelima pola yang dimaksudkan.
3. Pola pemecahan topik
Pola ini memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang
ditemakan menjadi subtopik atau bagian-bagian yang lebih kecil dan sempit kemudian
menganalisa masing-masing.
4. Pola masalah dan pemecahannya

Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah (bisa lebih dari satu) yang masih berada
dalam lingkup pokok bahasan yang ditemakan dengan jelas. Kemudian menganalisa
pemecahan masalah yang dikemukakan oleh para ahli di bidang keilmuan yang
bersangkutan.
5. Pola kronologi
Pola ini menggarap topik menurut urut-urutan peristiwa yang terjadi.
6. Pola pendapat dan alasan pemikiran
Pola ini baru dipakai bila penulis yang bersangkutan hendak mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang topik yang digarapnya, lalu menunjukkan alasan pemikiran
yang mendorong ke arah pernyataan pendapat itu.
7. Pola pembandingan
Pola ini membandingkan dua aspek atau lebih dari suatu topik dan menunjukkan
persamaan dan perbedaannya. Inilah pola dasar yang paling sering dipakai untuk menyusun
tulisan.

8. Menulis Bagian Pendahuluan


Untuk bagian pendahuluan, setidaknya ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang
bisa digunakan (Soeseno 1982: 42). Salah satu dari ketujuh bentuk pendahuluan berikut ini
dapat kita jadikan alternatif untuk mengawali penulisan artikel kita.

Ringkasan
Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok isi tulisan secara

garis besar.
Pernyataan yang menonjol
Terkadang disebut juga sebagai "pendahuluan kejutan", diikuti kalimat kekaguman untuk
membuat pembaca terpesona.
Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca

karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan

dalam artikel itu nantinya.


Anekdot
Pembukaan jenis ini sering menawan karena memberi selingan kepada nonfiksi, seolah-

olah menjadi fiksi.


Pertanyaan
Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang

bagus.
Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa pembaca,
sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel nanti.
Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab
karena seolah-olah tertuju kepada perorangan.
Meskipun merupakan pendahuluan, bagian ini tidaklah mutlak ditulis pertama kali.

Mengingat tugasnya untuk memancing minat dan mengarahkan pembaca ke arah


pembahasan, sering kali menulis bagian pendahuluan ini menjadi lebih sulit daripada
menulis judul atau tubuh tulisan. Oleh karena itu, Soeseno (1982: 43) menyarankan agar
menuliskan bagian lain terlebih dahulu.
9. Menulis Bagian Pembahasan atau Tubuh Utama
Bagian ini disarankan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian. Masing-masing
dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar pembaca beristirahat
sejenak, subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar, pemberi semangat baca yang baru
(Soeseno 1982: 46). Oleh karena itu, ada baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku.
Pada bagian ini, kita bisa membahas topik secara lebih mendalam. Uraikan persoalan yang
perlu dibahas, bandingkan dengan persoalan lain bila diperlukan.
10. Menutup Artikel
Kerangka besar terakhir dalam suatu karya tulis ialah penutup. Bagian ini biasanya
memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa juga berupa saran, imbauan,
ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005: 88). Ketika hendak mengakhiri tulisan, kita tidak
mesti terang-terangan menuliskan subjudul berupa "Penutup" atau "Simpulan". Penutupan

artikel bisa kita lakukan dengan menggunakan gaya berpamitan (Soeseno 1982: 48). Gaya
pamit itu bisa ditandai dengan pemarkah seperti "demikian", "jadi", "maka", "akhirnya", dan
bisa pula berupa pertanyaan yang menggugah pembaca.
11. Pemeriksaan Isi Artikel
Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan ialah melakukan
pemeriksaan menyeluruh. Untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita hasilkan memang
baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk memudahkan pengoreksian artikel,
beberapa pertanyaan berikut perlu kita jawab (Pranata 2002: 129-130). Untuk pembukaan,
misalnya, apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai
mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita serius, adakah kata-kata yang sembrono?
Apakah pembukaan kita menyediakan cukup banyak informasi? Untuk isi atau tubuh,
apakah kalimat pendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan? Apakah masingmasing kalimat berhubungan dengan ide pokok? Apakah ada urutan logis antar paragraf?
Untuk simpulan, apakah disajikan dengan cukup kuat? Apakah mencakup semua ide tulisan?
Bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam simpulan tersebut? Sudah cukup yakinkah
kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi seperti kita? Jika kita menjawab "tidak" untuk
tiap pertanyaan tersebut, berarti kita perlu merevisi artikel itu dengan menambah,
mengganti, menyisipi, dan menulis ulang bagian yang salah.

ASPEK BAHASA DALAM ARTIKEL


Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa
yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah
(karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk
kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca
umum. Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan
kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun di lapisan
bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus
disebut kata-kata ilmiah (Keraf 2004: 105-106).

Berikut daftar kata ilmiah dan populer :

KATA ILMIAH DAN POPULER


analogi

Kiasan

anarki

Kekacauan

bibliografi

daftar pustaka

biodata

biografi singkat

definisi

Batasan

diskriminasi

perbedaan perlakuan

eksentrik

Aneh

final

Akhir

formasi

Susunan

format

Ukuran

friksi

bagian, pecahan

indeks

Penunjuk

konklusi

Kesimpulan

kontemporer

masa kini, mutakhir

kontradiksi

Pertentangan

menganalisa

Menguraikan

prediksi

Ramalan

pasien

orang sakit

Gambaran Umum tentang Sistimatika Penulisan Artikel di Media Cetak

Judul harus menggambarkan masalah secara umum dari tulisan (menarik singkat dan
padat)

Prolog berisi tentang pandangan yang dihadapi terhadap suatu permasalahan tulisan

Analisis dan argumentasi

Solusi pemecahan masalah

Perbandingannya dengan Karya Ilmiah

Struktur Penulisan (Anatomi Karya Ilmiah) :

Mengatur tentang Pengetikan jenis dan ukuran kertas, besar jenis, tipe huruf

Pola Umum 3 bagian :

- Bagian Pembuka (Halaman sampul halaman pernyataan, abstrak, halaman hak cipta, judul
dst)
- Tubuh tulisan : Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Bahan dan Metode, hasil, pembahasan dan
simpulan
-

Bagian akhir (Daftar Pustaka, Lampiran, Catatan Kaki).

Perbedaan Karya Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam
Media Massa
Karya Ilmiah Populer yaitu Karya Ilmiah lebih sering digunakan untuk suatu kegiatan
akademik/pendidikan, lembaga-lembaga riset/penelitian

terhadap suatu permasalahan dan solusinya

dengan sistimatika dan metodologi penulisan yang ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah akademik
untuk kepentingan tertentu atau terbatas dalam lingkup kepentingan kegiatan yang dilakukan.
Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam Media Massa Merupakan suatu bentuk tulisan yang
dibuat untuk dipublikasikan di media massa dengan sistimatika penulisan yang dapat dibuat sedemikian
rupa (tujuannya agar menarik dibaca dan cepat dimengerti) dengan tidak terpaku pada kaidah-kaidah
penulisan akademik, biasanya berisikan pandangan terhadap suatu persoalan sosial, dampak dan solusi
yang ditawarkannya.

Pesamaan Karya Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Populer (Artikel) dalam
Media Massa

Sama-sama berisikan tentang pandangan dan analisis terhadap suatu persoalan/kebijakan

Sama-sama memiliki argumentasi data dan fakta (Artikel biasanya mendapat sanggahan jika ada
pandangan yang berbeda karena terpublikasi secara luas, contoh rubrik Opini)

Keduanya selalu menawarkan solusi/pemecahan masalah.

Suherli, 2007. Menulis Karangan Ilmiah; Kajian dan Penuntun dalam Menyusun Karya Tulis
Ilmiah. Depok: Arya Duta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Soeseno, Slamet. 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.
STIMIK JABAR, 2005. Pedoman Prosedur Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah; Revisi III.
Brotowidjoyo, M.D. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Day, R. (1983). Write and Publish a Scientific Paper. New York: Cambridge University Press.
Departeman Agama RI, 2004. Panduan Penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah Guru Pendidikan
Agama Islam; Edisi Revisi. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Tim Instruktur PLPG, 2010. Materi Pendidikan dan Pelatihan Guru Bahasa Inggris.
Tasikmalaya: UNSIL.

American National Standards Institute, Inc. (1979). American National Standards for Writing
Abstracts. ANZI Z39.14-1979. American National Standards Institute, Inc., New York.
Arifin, E.Z. (1987). Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Mediyatama Sarna Perkasa.
Sumber Lain :
http://bukurobek.blogspot.com/2011/04/mengenal-karya-tulis-ilmiah-populer.html
http://pelitaku.sabda.org/menulis_artikel_ilmiah_populer
http://bahasa.kompasiana.com/2011/07/13/tulisan-ilmiah-vs-tulisan-populer/
http://kuntum2008.multiply.com/journal/item/157
http://bengkeljurnalistik.wordpress.com/2007/05/02/menulis-ilmiah-populer-di-media-massa/

Anda mungkin juga menyukai