Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila dalam Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Selain itu makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi
wahana dalam melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Muhamad Soleh, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pembina mata kuliah ini.
Tiada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran
konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya. Akhirnya penulis tetap
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, September 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektifitas
penyelenggaraan suatu negara. Pancasila sebagai dasar negara dalam
mengatur penyelenggaraan negara disegala bidang, baik bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan. Berdasar
pada latar belakang historis yang sulit dibantah , bahwa 1 Juni 1945 yang
disebut sebagai lahirnya pancasila, Ir. Soekarno sebagai tokoh nasional
yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara ataupun menulis tentang
pancasila, baik dalam sebagai pandangan hidup, atau apalagi sebagai
dasar negara. Dalam pidatonya, beliau menyebutkan atau menjelaskan
bahwa gagasan tentang pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham
setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu
beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan ketua BPUPKI
Dr. Radjiman Widyodiningrat mengenai apa yang akan dijadikan dasar
negara Indonesia yang akan dibentuk?
Lima dasar atau sila yang buliau ajukan itu dinamakan filosofische
grondslag yaitu nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila,
yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan,
dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya
negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan
pada abad ke IV dan ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia
telah mulai nampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan-kerajaan
besar di Jawa Timur dan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan
pada sumpah pemuda pada tahun 1928.

II.

Perumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah


dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Bagaimana nilai-nilai pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa
2. Bagaimana pancasila pra kemerdekaan
3. Bagaimana pencasila era kemerdekaan
4. Tujuan Penulisan

A. Memahami pancasila secara lengkap dan utuh sebagai jati


diri bangsa Indonesia.
B. Untuk membentuk kehidupan suatu negara yang berdasarkan
suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup yang
berlandaskan pancasila.
C. Sebagai epistimologi dan kebenaran ilmiah.

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah


Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam
pertengahan zaman tersier kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada
jaman quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang silam Indonesia
didiami

oleh

manusia,

dan

berdasarkan

hasil

penemuan

fosil

Meganthropus Paleo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis,


Homo Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga
zaman yaitu :
1.

Paleolitikum

2.

Mesolitikum

3.

Neolithikum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masa Pra Sejarah hakekatnya
adalah nilai-nilai Pancasila itu sendiri, yaitu :
1. Nilai Religi
Adanya
adanya

kerangka

mayat

penguburan,

pada

terutama

Paleolitikum
Wajakensis

menggambarkan
dan

mungkin

Pithecanthropus Erectus, serta dalam menghadapi tantangan alam


tenaga gaib sangat tampak. Selain itu ditemukan alat-alat baik dari
batu maupun perunggu yang digunakan untuk aktifitas religi seprti
upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya keyakinan terhadap
pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempattempat yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur,

tempat yang penuh keajaiban dan slelebagai batas antara dunia


manusia dan roh leluhur.
Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan
religi dalam makna animisme dan dinamisme sebagai wujud dari
religious behavior.
2. Nilai Peri Kemanusiaan
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya
penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan
penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah
meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhaap
sesama

manusia,

yang

pada

hakekatnya

merupakan

wujud

kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi


wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok
pedalaman dengan pantai dan persebaran kapak. Selain itu mereka
juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
3. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa
Austronesia, sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan
kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa
menurut H.Kern dan benda-benda kebudayaan Pra Sejarah Von
Heine Gildern. Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan
tentang laut, musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya
kesamaan karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain
daratan. Itulah sebabnya mereka menyebut negerinya dengan
istilah Tanah Air.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan

bercocok

tanam

dilakukan

secara

bersama-sama.

Mereka sudah memiliki aturan untuk kepentingan bercocok tanam,


sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau
suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih secara

musyawarah

berdasarkan

Primus

Inter

Pares

(yang

pertama

diantara yang sama).


5. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong
berarti masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola
hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan
kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.
6. Nilai-Nilai Pancasila Sebelum Kemerdekaan
Nilai-nilai esensial Pancasila sebelum disahkan tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI nilainya telah ada pada bangsayang terkandung
Indonesia sejak zaman dahulu dalam pancasila yaitu : Nilai Nilai
Adat

Kemanusiaan

Persatuan

Kebudayaan

Religius

Istiadat

Ketuhanan Kerakyatan Keadilan telah dimiliki bangsa Indonesia


sejak bangsa Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang ,
yaitu

pada

zaman

Batu.

Kemudian

dasar-dasar

kebangsaan

Indonesia mulai tampak pada abad ke VII ketika timbulnya kerajaan


Sriwijaya, Airlangga dan Majapahit serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan
ditemukannya prasasti 7 Yupa . Raja Mulawarman menurut prasasti
tersebut mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada
Brahmana dan para Brahmana membangun Yupa itu sebagai tanda
terima kasih kepada Raja yang dermawan. Sosial Masyarakat Kutai
yang membuka zaman sejarah Politik Indonesia pertama kalinya
Kerajaan,

menampilkan

nilai-nilai

Kenduri,

berupa

Sedekah

Ketuhanan Brahmana.
Pada abad ke VII muncullah sebuah kerajaan di Sumatera yaitu
kerajaan Sriwijaya, dibawah kekuasaan wangsa Syailendra . Hal ini
termuat dalam prasasti Kedukan Bukit. Perdagangan dilakukan
dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai Raja
yang

disebut

Tuha

An

Vatakvurah

sebagai

pengawas

dan

pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk


memasarkan barang dagangannya. Demikian pula dalam sistem

pemerintahannya

kerajaan

dalam

menalankan

sistem

pemerintahannya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan.


Sedangkan agama dan kebudayaan dikembangkannya dengan
mendirikan suatu Universitas agama Buddha.
Sebelum

kerajaan

Majapahit,

muncul

kerajaan-kerajaan

yang

memancangkan nilai-nilai Nasionalisme. Muncul kerajaan-kerajaan


di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Di Kerajaan
Isana,

Jawa

Tengah

muncul

Kerajaan

Kalingga

(abad

ke

Darmawangsa, VII) dan Sanjaya pada (abad ke VIII) . dan Airlangga.


Raja Airlangga Membangun bangunan Keagamaan dan Asrama
sebagai sikap toleransi dalam beragama Membuat Hubungan
dagang dan kerja sama dengan Benggala, Chola dan 1037, Raja
Airlangga Champa yg membuat tanggul 1019 , para pengikutnya ,
rakyat, menunjukkan nilai-nilai dan waduk demi dan para brahmana
bermusyawarah dan kemanusiaan keseahteraan memutuskan untuk
memohon pertanian Rakyat, Airlangga bersedia menjadimerupakan
nilai nilai Raja sebagai nilai-nilai sila ke IV.
Pada tahun 1293, berdirilah keraaan Majapahit yang mencapai
zaman

keemasannya

pada

pemerintahan

Raja Hayamwuruk.

Pada waktu itu, agama Hindu dan Budha hidup berdampingan


dalam satu Kerajaan, bahkan salah satu bawahan kekuasaannya
yaitu Pasai justru memeluk agama Islam. Toleransi positif dalam
beragama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia
dan

banyak

meninggalkan

nilai-nilai

yang

diangkat

dalam

nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945.


Namun, sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar
dan

akhirnya

mengalami

keruntuhan

dengan

Sinar

Hilang

Kertaningbumi pada permulaan abad ke XVI (1520).


Patimura di Maluku Akhir abad ke XVI , Belanda Abad XVII , pada
awalnya (1817) datang ke Belanda menguasai daerah-daerah yang
Indonesia. Strategis dan kaya akan Baharuddin di hasil rempahrempah Palembang (1819) Imam Bonjol di Minangkabau (18211837). Namun kedudukannya semakin diperkuat dengan kekuatan
Pangeran Diponegoro di militer Jawa Tengah (1825-1830). Melihat

praktek-praktek Jelentik , Polim, Teuku Tjik penjajahan Belanda


tersebut di Tiro, Teuku Umar maka meledaklah perlawanan rakyat di
berbagai wilayah dalam perang Aceh Nusantara (1860).
Pada

abad

XX

di

panggung

politik

internasional

terjadilah

pergolakan. Adapun di Indonesia , kebangkitan dunia Timur dengan


bergolak lah kebangkitan suatu kesadaran akan kekuatannya
kesadaran

akan

berbangsa sendiri

yaitu kebangkitan

Nasional

dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomo-nya.


Budi Utomo yang didirikan pada 20 Mei 1908, dan inilah yang
merupakan pelopor pergerakan Nasional, sehingga segera setelah
itu muncul lah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda Jepang Pemimpin
Asia,

Jepang

dukungan

saudara

dari

tuabangsa

bangsa

Indonesia.

Indonesia

Agar

mendapat

pemerintahan

Jepang

menjanjikan Indonesia Merdeka kelak di kemudian hari. Pada


tanggal 29 April 1945 , Jepang memberikan hadiah ulang tahun
kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kedua pemerintah Jepang
berupa kemerdekaan tanpa syarat sebagai realisasi janji-janji
tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia
yaitu

Badan

Penyelidik

Usaha-usaha

Persiapan

Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI).
Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945 ,
pada tanggal 29 Mei 1945, dalam pidato Muh. Yamin, beliau
mengusulkan calon rumusan dasar negara-negara Indonesia. Pada
tanggal 31 Mei 1945, dalam pidato Prof. Dr. Peri Peri Peri Supomo
mengemukakan Kebangsaan Kemanusiaan Ketuhanan teori-teori
Negara yaitu

Teori Negara Perseorangan (Individualis)


Paham Negara Peri Kesejahteraan Kelas ( Class Theory)
Paham Kerakyatan Rakyat Negara Integralistik
5 Prinsip sebaga dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno
pada tanggal 1 Juni 1945, dalam agar diusulkan agar dinamakan
pidato

Ir.

Soekarno

mengusulkan

Pancasila.

Beliau

juga

mengusulkan dasar negara yang terdiri atas 5 bahwa Pancasila


adalah sebagai prinsip yakni :

Nasionalisme (Kebangsaan dasar filsafat negara dan Indonesia)


Internasionalisme (Peri pandangan hidup Bangsa Kemanusiaan)
Mufakat (Demokrasi)
Indonesia Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan YME (Ketuhanan yang berkebudayaan)
Pada tanggal 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan
untuk membentuk panitia kecil yang terdiri atas sembilan orang dan
dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan. Panitia ini mencapai
suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara
golongan Islam dan golongan kebangsaan. Pada tanggal 11 Juli
1945

keputusan

menghendaki

penting

dalam

rapat

Raya

yang

Indonesia

BPUPKI

kedua

sesungguhnya

adalah
yang

mempersatukan semua kepulauan Indonesia yang pada bulan Juli


1945 itu sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Irian, Tarakan
dan Morotai yang masih dikuasai Jepang. Pada tanggal 14 Juli badan
penyelidik bersidang lagi dan melapirkan hasil pertemuannya terdiri
atas susunan UU yang terdiri dari 3 bagian.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon ,
Jakarta. Dan diperoleh kepastian bahwa Jepang telah menyerah ,
maka Soekarno dan Hatta setuju untuk dilaksanakannya proklamasi
kemerdekaan yang dilaksanakan di Jakarta. Kemudian pada tanggal
17 Agustus 1945, di Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta, pada hari
Jumat pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta
membacakan naskah proklamasi dengan hikmat. Sehari setelah
proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama, dilanjutkan dengan sidang
PPKI kedua, ketiga dan keempat.
Masa

Setelah

Proklamasi

Kemerdekaan

Setelah

proklamasi

kemerdekaan 17 Agustus Maklumat Wakil presiden No. X 1945


ternyata

bangsa

Indonesia

masih

tanggal

16

Oktober

1945

menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali


kekuasaan Belanda di Maklumat Pemerintah tanggal 3 Indonesia,
yaitu pemaksaan untuk mengakui November 1945 pemerintah

NICA.

Untuk

melawan

propaganda

Belanda

Pemerintah

RI

mengeluaran tiga buah maklumat Maklumat Pemerintah tanggal 14


November 1945 yakni
ketidakstabilan
parlementer

di

: Keadaan

bidang

tersebut

maka

Politik.

demikian
Akibat

pemerintahan

telah

membawa

penerapan
Negara

sistem

Indonesia

mengalami jatuh bangun cabinet sehingga membawa konsekuensi


yang sangat serius terhadap kedaulatan Negara Indonesia saat ini.

II.

Pancasila Era Kemerdekaan


Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang.
Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan
keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Bom atom kedua
dijatuhkan di Nagasaki yang membuat Jepang menyerah kepada Amerika
dan sekutunya. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan

kemerdekaannya.

Untuk

merealisasikan

tekad

tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan antara


golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks proklamasi
yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari. Teks
proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr.
Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di
jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno.
Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani
teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia.
Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan
semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.
Piagam ini berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialismekapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan Negara
Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perjanjian
San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu
ialah sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia (Yamin, 1954: 16). Piagam Jakarta ini kemudian
disahkan oleh sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menjadi
pembentukan UUD 1945, setelah terlebih dahulu dihapus 7 (tujuh) kata

dari kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemelukpemeluknya, diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada tahun 1950-an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak
melakukan interpretasi ulang terhadap Pancasila. Saat itu muncul
perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam dua kubu. Pertama,
beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari sekedar
kompromi politik atau kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak
hanya

kompromi

politik

atau weltanschauung bangsa.

melainkan
Kedua,

sebuah

mereka

yang

filsafat

sosial

menempatkan

Pancasila sebagai sebuah kompromi politik. Dasar argumentasinya adalah


fakta yang muncul dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI. Pancasila pada
saat itu benar-benar merupakan kompromi politik di antara golongan
nasionalis netral agama (Sidik Djojosukarto dan Sutan takdir Alisyahbana
dkk) dan nasionalis Islam (Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad
Natsir dkk) mengenai dasar negara.

BAB III
PENUTUP

I.

Kesimpulan
Nilai-nilai

Pancasila

lahir

tidak

terlepas

dari

nilai-nilai

kehidupan

masyarakatnya pada jaman pra sejarah.


Pancasila yang tidak hanya didasarkan pada tafsir penguasa seperti
dipraktekkan selama ini, melainkan menggali kembali nilai-nilai Pancasila
yang berkembang di masyarakat. Sehingga Pancasila terus mengalami
artikulasi dalam kehidupan keseharian dan tetap membumi, tidak
teralienasi dari nilai-nilai (yang masih) dianut oleh masyarakat Indonesia.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian
bangsa ini, Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila
harus tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan kebangsaan yang
kompleks seperti globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang
belum terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi
disintegrasi, dan segregasi sosial dan konflik komunalisme yang masih
rawan.
1. Saran-saran
2. Seharusnya mahasiswa lebih memahami seberapa pentingnya
Pendidikan Pancasila agar dapat menjalani kehidupan sesuai
dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
3. Bagi pemerintah diharapkan mampu mempertahankan Pendidikan
Pancasila

sebagai

modul

pembelajaran

sebagai

( Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).

DAFTAR PUSTAKA

modal

P4

Budiyanto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga


Tim Dosen Pendidikan Pancasila.2011.Modul Pendidikan Pancasila.Surabaya:UNESA
UNIVERSITY PRES

Anda mungkin juga menyukai