Anda di halaman 1dari 14

I.

Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan cita-cita sebuah perguruan tinggi untuk

menghasilkan lulusan yang handal dan profesional di bidang Batubara yang


mampu menerapkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta mampu berkembang
dalam era globalisasi seiring tuntunan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
terapan yang memiliki integritas, daya saing serta kemandirian, maka perlu
adanya kajian-kajian yang di aplikasikan dalam bentuk praktik kerja baik di
perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Tugas Akhir merupakan salah
satu syarat untuk dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Program
Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
Salah satu mata kuliah di Program Studi Teknik Pertambangan Batubara
Politeknik Akamigas Palembang adalah mekanika batuan yang didalamnya
terdapat pedoman khusus untuk mengkaji dan menganalisis suatu kemantapan
lereng penambangan sehingga mahasiswa dapat mengetahui esensi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, mekanisme, jenis dan arah
longsoran, serta metode analisis yang tepat untuk diaplikasikan sesuai dengan
kondisi geologi dan karakteristik material pembentuk lereng yang berkembang
disuatu daerah penambangan.
Dalam kesempatan ini, Penulis mengajukan proposal penelitan Tugas
Akhir kepada PT. Bukit Asam (persero) Tbk,, dengan judul Analisis Kestabilan
Lereng Berdasarkan Hasil Pemantauan Deformasi Oleh Slope Stability
Radar Pada Metode Penambangan Open Pit Di Tambang PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk, Muara Enim Sumatera Selatan. Adapun judul yang Penulis
ajukan diatas dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan nantinya.
II.

Latar Belakang
Kestabilan lereng tambang terbuka pada industri pertambangan merupakan

salah satu isu penting saat ini mengingat sebagian besar perusahaan tambang di
Indonesia meningkatkan produksinya. Akibatnya perusahaan tambang tersebut
melakukan pelebaran dan pendalaman penggalian. Semakin lebar dan dalam
tambang terbuka tersebut dilakukan penggalian, maka tentunya akan semakin

besar risiko yang akan muncul, atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng tambang terbuka. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya risiko kelongsoran lereng mencakup sifat
fisik dan mekanik batuan, kondisi air tanah, karakterisasi massa batuan dan
struktur geologi yang ada.
Menyangkut kemantapan lereng, Kepmen Pertambangan dan Energi
No.555.K/26/M.PE/1995 dalam Bab VI pasal 240 sampai pasal 242 berisi tentang
peraturan mengenai tinggi, lebar jenjang dan sudut lereng yang sangat tergantung
pada ukuran peralatan, jenis batuan, sistem penambangan serta kondisi geologi
yang bekerja. Dalam kepmen tersebut hanya mewajibkan suatu perusahaan untuk
melakukan kajian geoteknik sebelum penambangan dan belum dijelaskan secara
spesifik untuk monitoring pada saat proses penambambangan berjalan. Desain
lereng merupakan seni dalam menentukan keseimbangan antara kemiringan
lereng dan keuntungan bagi perusahaan tambang. Lereng yang semakin curam
akan memaksimalkan perolehan penambangan, namun meningkatkan risiko
kestabilan lereng. Sebaliknya lereng yang semakin landai akan menurunkan
perolehan penambangan, namun merendahkan risiko kestabilan lereng (lereng
cenderung lebih stabil). Sejumlah ketidakpastian yang menjadi faktor minimnya
informasi atau data geoteknik yang dimiliki akan menyebabkan para ahli
geoteknik selalu bekerja pada kondisi pesimis. Salah satu cara yang dilakukan
dalam analisis dampak kelongsoran lereng dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan data monitoring pergerakan lereng. Observasi visual juga
dilakukan guna mengkonfirmasi pergerakan lereng tersebut dan pada akhirnya
waktu dan radius (termasuk volume) longsoran dapat diprediksi, yang
memungkinkan tindakan pencegahan dilakukan guna meminimkan dampak
fatalitas dan kerugian ekonomi. Maka dibutuhkan suatu strategi yang didukung
dengan manajemen resiko geoteknik yang baik untuk menjamin keselamatan
pekerja dan peralatan tambang dari bahaya longsoran. Pemantuan lereng secara
real time dilakukan untuk memberikan informasi terpercaya dan akurat dari
pergerakan

lereng

kepada

tim

geoteknik

dan

operasional

tambang.

Belum ada metode yang umum digunakan dalam memprediksi longsor di lereng
tambang, karena perbedaan dari karakteristik lereng penambangan. Beberapa
penelitian sebelumnya tentang prediksi waktu longsor di tambang terbuka seperti
Zavodni dan Broadbent (1980), Fukuzono (1985), Voight (1988), Mercer (2006)
dan Mufudirwa (2010) belum bersifat universal, sementara dalam pemantauan
deformasi oleh slope stability radar fungsi yang umum digunakan adalah
berdasarkan Crosta and Agliardi 2003 yakni fungsi eksponen dan fungsi linier.
Pengembangan

grafik

stabilitas

lereng,

dilakukan

dengan

cara

menghubungkan antara parameter karakteristik struktur geologi terutama area


lowwall dengan grafik deformasi hasil monitoring oleh slope stability radar.
Grafik stabilitas lereng dari hasil pemantauan ini diharapkan dapat memberikan
solusi praktis di lapangan pada lereng tambang terbuka yang memiliki struktur
geologi yang sangat berpengaruh terhadap kestabilan lereng dengan catatan
memilki kondisi batuan sedimen yang sama dan tentu saja dengan kondisi struktur
geologi yang sama.
III.

Maksud Dan Tujuan Penelitian


Maksud dan tujuan dari penelitian mengenai kemantapan lereng

penambangan batubara menggunakan slope stability radar adalah:


1.3.1.

Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis


kondisi kestabilan lereng penambangan batubara di tambang PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan, yakni dengan melakukan kegiatan pemantauan lereng oleh
slope stbility radar.
1.3.2.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kemantapan lereng


dengan menggunakan hail dari kegiatan pemantauan deformasi batuan dan
membuat rancangan ulang atau stabilisasi (reinforcement) pada lereng yang
berpotensi terjadi kelongsoran.

IV.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini, adalah:

1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan


guna pengambilan keputusan yang terkait dengan kemantapan lereng
penambangan batubara di PT. Bukit asam (persero) Tbk,.
2. Hasil penelitian dapat menjadi masukan atau bahan perbandingan bagi
V.

peneliti lain yang melakukan penelitian serupa.


Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang akan dilaksanakan di PT. Bukit Asam

(Persero) Tbk, Kecamatan Tanjung Enim Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan adalah menganalisis kestabilan lereng dengan menggunakan
data yang didapat dari hasil monitoring deformasi oleh slope stability radar.
VI.
4.1.

Kerangka Teori
Rock Mass Rating (RMR)
Rock Mass Rating (RMR) disebut juga Geomechanics Classification

dibuat oleh Bieniawski (1973). Klasifikasi ini sudah dimodifikasi beberapa kali
sesuai dengan adanya data baru agar dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
dan sesuai dengan standar Internasional Pada dasarnya pembuatan klasifikasi
massa batuan bertujuan untuk:
1

Mengidentifikasi

parameter-parameter

penting

yang

mempengaruhi

perilaku massa batuan.


membagi formasi massa batuan kedalam grup yang mempunyai perilaku

sama menjadi kelas massa batuan.


Memberikan dasar-dasar untuk pengertian karakteristik dari setiap kelas

massa batuan.
Menghubungkan pengalaman dari kondisi massa batuan di satu lokasi

dengan lokasi lainnya.


Mengambil data kuantitatif dan pedoman untuk rancangan rekayasa

(engineering).
Memberikan dasar umum untuk kemudahan komunikasi diantara para
insinyur dan geologiwan.
Dengan menggunakan klasifikasi massa batuan akan diperoleh paling tidak

tiga keuntungan bagi perancangan kemantapan lereng, yaitu;

Meningkatkan kualitas hasil penyelidikan lapangan dengan data masukan

2
3

minimum sebagai parameter klasifikasi.


Memberikan informasi/data kuantitatif untuk tujuan rancangan.
Penilaian rekayasa dapat lebih baik dan komunikasi lebih efektif pada
suatu proyek.
Beberapa klasifikasi massa batuan yang banyak dipakai atau dimodifikasi

untuk kepentingan kemantapan lereng, antara lain:


1
2

Rock Mass Rating (RMR, Bieniawski, 1973 & 1989), dan


Slope Mass Rating (SMR, Romana, 1985 & 1991).
Rock Mass Rating terdiri dari enam parameter untuk mengklasifikasi

massa batuan (lihat Tabel 1) yaitu, nilai kuat tekan batuan (UCS), Rock Quality
Designation (RQD), jarak kekar (discontinuity), kondisi kekar, kondisi air tanah
dan orientasi kekar.
Tabel 1
Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989)
A. Parameter klasifikasi dan bobot
Parameter
1 Kuat
tekan
batuan

2
3
4

PLI

> 10

Selang pembobotan
4 - 10
2-4

12

Diperlukan

(MPa)
UCS

> 250

100 - 250

25 - 50

pengujian UCS
5-25 1-5 < 1

utuh
(MPa)
Bobot
RQD (%)
Bobot
Jarak kekar
Bobot
Kondisi kekar

50 - 100

15
12
7
4
90 100
75 - 90
50 - 75
25 - 50
20
17
13
8
>2m
0.6-2 m
0.2-0.6 m
0.06-0.2 m
20
15
10
8
muka
sgt muka agak muka agak muka

2
1
0
< 25
3
< 0.06 m
5
gouge lunak > 5

kasar,

mm pemisahan > 5

tak kasar

kasar

slikensided

menerus, tak pemisahan< pemisahan< gouge < 5 mm, menerus


terpisah,
dinding

Bobot

mm, 1

tak dinding agak dinding

mm, mm,
pemisahan 1-

lapuk

lapuk

sangat lapuk 5

30

25

20

menerus
10

mm,
0

Aliran

per Kosong

10

< 10

10 - 25

25 - 125

> 125

< 0.1

0.1 - 0.2

0.2 - 0.5

> 0.5

Kering

Lembab

Basah

Menetes

Mengalir

15

10

panjang
singkapan
5

(Lt/men)
Air tanah Tekanan
air/teganga
n

utama

major
Kondisi
umum
Bobot

B. Pengaruh orientasi kekar dalam pembuatan terowongan dan penggalian


Pengaruh jurus dan kemiringan kekar untuk
penerowongan
Jurus tegak lurus sumbu

Jurus

Dip 0

terowongan
Galian

paralel
Sumbu

20O
Tidak

kemiringa

terowonga

terga

ntung

//

kemiringan

= 45-

= 20-

90O

45O

Galian

\\

jurus
Tidak

= 20-

= 45-

untun

45O

90O

gkan

meng

5-

0-

Sanga

Meng

Tidak

Sanga

untun

meng

t tidak

meng

gkan

untun

meng

untun

gkan

untun

gkan

gkan

C. Penyesuaian bobot untuk orientasi kekar


Strike & dip
Tunnel
Bobot Fondasi
Lereng

Sangat

Menguntung- Sedang Tak

Sangat

menguntungkan

kan

-2

-5

- 10

- 12

-2

-7

- 15

- 25

-5

- 50

- 60

tak

menguntungkan menguntungkan

- 25

D. Kelas massa batuan menurut bobot total


Bobot
No. Kelas.
Deskripsi

100 81
I
Batu

80 - 61
II
Batu

sangat baik

baik

60 - 41
III
Batu

40 - 21
IV
Batu

< 20
V
Batu

sedang

buruk

sangat buruk

E. Arti kelas massa batuan


No. Kelas
I
Stand up time rata-rata & 20 th, 15 m

II
1 th, 10 m

III
IV
V
1 minggu, 5 10 jam, 2.5 30 menit, 1 m span

span
Kohesi massa batuan (kPa) > 400
Sudut gesek dalam massa > 450

300 - 400
350- 450

m
200 - 300
250- 350

m
100 - 200
150 - 250

< 100
< 150

batuan

Untuk menggunakan Rock Mass Rating, penentuan bobot pengatur


orientasi bidang lemah memerlukan pengertian sifat-sifat bidang lemah yang ada
pada massa batuan dimana lereng dibentuk. Maka dalam menggunakan klasifikasi
massa batuan untuk evaluasi kemantapan lereng harus memperhatikan berbagai
model longsoran yang tentunya diatur oleh karakteristik bidang lemah. Teori dasar
kelongsoran lereng akibat bidang lemah dapat dijelaskan sebagai (lihat Gambar
1):

Gambar 1
Tipe-Tipe Utama Longsoran pada Massa Batuan Menurut Kriteria Geologi
Struktur dan Stereonet
a

Longsorang busur (tipikal longsoran tanah/material lepas) : kekar menerus


sepanjang sebagian lereng menyebabkan longsoran geser permukaan,

massa batuan sangat terkekarkan atau tanah.


Longsoran bidang (planar) : terjadi disepanjang bidang luncur yang
dianggap rata, bidang luncur tersebut dapat berupa rekahan, sesar maupun

bidang perlapisan batuan.


Longsoran baji : terjadi bila terdapat dua bidang lemah atau lebih saling

berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng.


Longsoran topling : massa batuan terdiri dari kekar-kekar kolum agak
tegak dan bila terjadi pada massa batuan kuat, rekahan tarik akan melekuk

4.2.

terus dan miring ke arah kemiringan lereng.


Slope Mass Rating (SMR)
Slope Mass Rating adalah penerapan nilai RMR untuk memperkirakan

sudut kemiringan lereng penambangan. Romana (1990) mengaitkan nilai RMR


dengan faktor penyesuaian dari orientasi kekar terhadap orientasi lereng, dan
metode peledakan dalam bentuk angka pembobotan, yaitu:
F1 : mencerminkan kesejajaran antara arah kekar dan arah lereng.

F2 : memperlihatkan kemiringan kekar.


F3 : memperlihatkan hubungan kemiringan kekar dengan kemiringan lereng.
F4 : merupakan penyesuaian untuk metode penggalian/peledakan.
Romana (1990), memberikan nilai SMR dari keempat faktor tersebut
sebagai berikut :
SMR = RMR (F1 x F2 x F3) + F4
Dimana pembobotan dari masing-masing nilai F1, F2, F3, dan F4, dapat
dilihat (pada Tabel 2):
Tabel 2
Bobot pengatur untuk kekar, F1, F2 dan F3 (Romana, 1980)
Kasus Kriteria
P
T
P/T
P
P
T
P
T
P/T

faktor koreksi
|aj - as|
|aj - as - 180|
F1
|bj|
F2
F2
bj - bs
bj + bs
F3

Sangat

me- Menguntung-

Sedang

Tak

tungkan
10 - 5

menguntungkan
<5

0.85
35 - 45
0.85
1
0 - (-10)

1.00
> 45
1.00
1
< -10

-50

-60

nguntungkan
> 30

kan
30 20

20 - 10

0.15
< 20
0.15
1
> 10
< 100
0

0.40
20 30
0.40
1
10 0
110 120
-6

0.70
30 - 35
0.70
1
0
> 120
-25

mengun- Sangat

Dimana:
aj = Arah dip kekar

as = Kemiringan lereng

bj = Dip kekar

bs = Dip lereng

P = Longsoran planar

T = Longsoran topling

tak

Bobot pengatur untuk metode penggalian/peledakan, F4 :


Metode

Lereng alami

Presplitting

Smooth

Peledakan

Peledakan

F4

+ 15

+ 10

blasting
+8

baik
0

massal
-8

Berikut akan disajikan deskripsi tentatif dari kelas Slope Mass Rating
(SMR) (lihat Tabel 3):
Tabel 3
Deskripsi Kelas SMR
Kelas
I
II

SMR
81-100
61-80

Deskripsi
Sangat baik
Baik

Stabilitas
Sangat stabil
Stabil

Kelongsoran
Tidak ada
Beberapa blok

Penyangga
Tidak ada
Sedikit di

III

41-60

Normal

Sebagian stabil

Beberapa kekar

tempat tertentu
Sistematis

IV

21-40

Buruk

Tidak stabil

atau banyak baji


Planar atau baji

Penting

0-20

Sangat buruk

Sangat tdk stabil

besar
Planar

Penggalian ulang

besar

beberapa

atau busur

Dari beberapa riset dan penelitian para ahli, didapat :


1

Laubscher (1975, dalam Djakamihadja & Soebowo, 1996), membahas hubungan


antara RMR dan SMR sebagai berikut:
Nilai RMR

Sudut lereng yang disarankan


(pembobotan

81-100
61-80
41-60
21-40
0-20

massa

SMR)
75O
65O
55 O
45O
35O

Hall (1985, dalam Djakamihadja & Soebowo, 1996), memberikan nilai SMR
sebagai berikut:
SMR = 0,65 x RMR + 25

lereng,

Orr (1992, dalam Djakamihadja & Soebowo, 1996):


SMR = 35 ln x RMR 71

Zulfadi Zakaria, melakukan penelitian di daerah batu gamping formasi


rajamandala, Padalarang, Bandung Barat:
SMR = 8.499 x RMR0,503 x 0,98234
VII.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan oleh penulis dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut:
1 Studi literatur.
Kajian literatur yang berhubungan dengan penelitian Tugas Akhir.
2 Proses pengumpulan data.
Mengadakan penelitian secara langsung di lapangan terhadap objek yang akan
diteliti.
3 Pengolahan data.
Dilakukan dengan menggunakan metode analisis dan perhitungan yang telah
didapat di bangku kuliah.
4 Penyusunan laporan.
Format penyusunan laporan secara baku, sistematis, faktual, dan cermat.
VIII.

PERSIAPAN
Kegiatan persiapan merupakan suatu keharusan bagi Penulis sebelum berangkat
ke tempat tujuan penelitan. Beberapa hal yang perlu disiapkan adalah:
1
2
3
4
IX.

Surat-surat pengantar ke perusahaan tujuan penelitian.


Buku-buku referensi yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir.
Kartu identitas diri (Kartu Tanda Mahasiswa dan Kartu Tanda Penduduk).
Alat penunjang penyusunan penulisan laporan Tugas Akhir, dan lain-lain.
WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan di PT. Bukit Asam

(persero) Tbk, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi


Sumatera Selatan, adalah selama 2 bulan yaitu pada tanggal 16 Februari 2016
sampai dengan 16 April 2016, dengan perincian jadwal dapat dilihat sebagai
berikut:
No
Kegiatan
.

Februari

Maret

April

Minggu ke

Minggu ke

Minggu ke

Orientasi Lapangan
Pengumpulan
data

data-

penunjang

3
kegiatan dan Studi
Literatur
Pengamatan dan
4

pengambilan data
kegiatan di lapangan

Pengolahan data

Penulisan laporan

Evaluasi

X.

PESERTA
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Batubara

Politeknik Akamigas Palembang


Nama

: Nauka Anastasia

NPM

: 1404012

Alamat

: Desa Kampung Muara Aman, Kabupaten Lebong,


Provinsi Bengkulu

Email

: naukaanastasia.na@gmail.com

Tlp/Hp

: 0821-86469507

Mengajukan permohonan untuk melakukan Tugas Akhir di PT. Bukit Asam


(persero) Tbk, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan.
XI.

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan Tugas Akhir ini dibuat. Semoga usulan


kegiatan ini mendapat sambutan baik dari pihak perusahaan. Dengan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki, maka Penulis sangat mengharapkan dukungan
moril/materil dari pihak perusahaan untuk membantu kelancaran Tugas Akhir
yang akan Penulis laksanakan ini.
Besar harapan Penulis untuk dapat melaksanakan penelitian Tugas Akhir
di PT. Bukit Asam (persero) Tbk, Kecamatan Tanjung Enim, Kabupaten Muara
Enim, Provinsi Sumatera Selatan yang merupakan salah satu perusahaan
pertambangan batubara terkemuka dan terbesar di Indonesia.
Atas perhatian penulis ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai