Tapi
kita berusaha untuk menerapkan syariat Allah Azza wa Jalla sekuat
tenaga; untuk menjaga kewajiban yang Allah tetapkan; dan untuk
meneladani salafu al-shlih yang memahami syariat Islam dengan baik
dan benar.
Kita ingin menjadi seperti Umar, Anas, Shakr, Numan dan lainnya dalam
memandang pentingnya shalat Subuh berjamaah, dan dalam
pandangan mereka terhadap qnun Allah Azza wa Jalla...
Untuk itu, dalam tulisan ini saya menyebutkan beberapa sarana yang
mendukung shalat Subuh. Bila ada sarana selain yang disebut di sini
maka boleh-boleh saja. Karena perbedaan itu indah. Maka setiap kita
berusaha untuk menemukan sarana yang paling baik untuk
membantunya agar mampu menjalankan syariat Allah secara kaffah.
Kita memohon kepada Allah al-taufq dan al-qabl..
Pertama: Ikhlas
Ikhlas merupakan sarana yang paling penting dalam membantu kita
untuk terbangun dan melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Tanpanya
maka akan sangat sulit sekali. Karenaseperti yang kita bahas
sebelumnyashalat Subuh merupakan ujian untuk mengetahui
perbedaan antara mukhlishn dan munfiqn.
Meninggalkan shalat Subuh berjamaah bukan penyakit, tapi ia
merupakan penyebab penyakit. Sedangkan penyakit itu adalah bahwa
Anda memandang Allah dengan pandangan yang rendah. Anda tidak
mementingkan-Nya; Anda tidak ikhlas untuk-Nya; Anda tidak
mempedulikan perintah-Nya; Anda tidak takut akan azab pedih yang
Allah janjikan bagi orang yang tidak melaksanakan shalat Subuh pada
waktunya; Anda tidak tunduk pada qnun-Nya; dan Anda berarti tidak
menjalankan syariat Islam (syariat Allah) secara kaffah. Sehingga, Anda
meninggalkan shalat wajib (shalat Subuh) pada waktunya. Dan ini
merupakan tanda yang paling nyata akan hilangnya keikhlasan.
Bukti keikhlasan adalah ketika seseorang siap mengorbankan
segalanya di jalan yang diridhai Allah. Mengorbankan harta, waktu,
berbagai kegiatan, dan seluruh kehidupan hanya karena Allah Swt.. Dan
untuk merealisasikan ini, tentunya dibutuhkan usaha yang sungguhsungguh, tahapan, latihan, dan kesabaran.
Jadi, ikhlas merupakan sarana yang terpenting untuk mampu menjaga
shalat Subuh. Bahkan ia merupakan sarana penting untuk menjaga
ketaatan dan seluruh amal kebaikan. Karena iblis mampu menggoda
seluruh hamba, kecuali mereka yang ikhlas. Allah berfirman, (Iblis)
menjawab, Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya. Kecuali hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka. (QS.
Shd: 82-83).
Kedua: Keinginan yang Kuat
Saya yakin, bila seseorang memiliki keinginan kuat untuk bangun tidur
di awal waktu fajar, maka tidak ada yang mampu menghalanginya. Ia
pasti bisa. Berkaitan dengan ini, lihatlah apa yang telah Allah firmankan
tentang orang-orang munafik, Jika mereka mau berangkat (untuk
berperang), niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk
keberangkatan itu. (QS. Al-Taubah: 46). Ayat ini menjelaskan bahwa,
jika orang-orang munafik itu benar-benar ingin berperang, maka
mereka akan mempersiapkannya sebaik mungkin. Begitu juga dengan
orang yang ingin shalat Subuh, bila ia tidak mengatur waktu agar bisa
bangun Subuh, maka berarti ia belum jujur pada dirinya.
Contoh kongkretnya, bila ada yang ingin bangun awal, tapi ia
bergadang dan tidur larut malam; ia juga tidak mengaktifkan alaram; ia
juga tidak melakukan hal-hal lainnya yang membantu agar terbangun,
maka bagaimana bisa ia mengatakan, Saya ingin, tetapi saya tidak
mampu.
Jadi berjuanglah untuk bersama orang yang shalih. Karena Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
Sifat seseorang bisa dilihat dari sifat temannya. Oleh karena itu,
setiap kalian harus melihat siapa temannya.
Bila telah bersama orang-orang yang shalih, maka akan tercipta
suasana saling mengajak dalam kebaikan. Hal inilah yang diperlihatkan
oleh Umar bin Khattab dan Sulaiman bin Abi Hatsmah, ketika suatu hari
ia tidak shalat Subuh berjamaah.
Dan bersahabat dengan orang shalih merupakan persahabatan yang
abadi. Allah berfirman, Teman-teman karib pada hari itu saling
bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (QS. AlZukhruf: 67).
Keenam: Tidur Cepat
Tidur cepat bukanlah aib. Tapi tidur cepat merupakan sunnah ilahiyah.
Ia juga merupakan sunnah nabawiyah. Dan penelitian ilmiah juga
menuntut kita untuk tidur cepat di malam hari. Dan ini merupakan
ijzu Al-Islam...
Allah telah mencipatakan seluruh isi semesta agar mereka tidur di
malam hari dan beraktifitas di siang hari. Hal ini berlaku pada hewanhewan dan tumbuh-tumbuhan. Begitu juga bagi manusia. Oleh karena
itu Allah menciptakan matahari bersinar di siang hari, sehingga
manusia mudah beraktifitas. Dan Allah menciptakan malam dibalut
kegelapan agar manusia bisa beristirahat dengan mudah. Berkaitan
dengan ini Allah Swt. berfirman, Dialah yang menjadikan malam
bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang
benderang. Sungguh yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar. (QS. Yunus: 67).
Kemudian Allah menciptakan hormon di dalam tubuh manusia. Lalu
Allah mengatur fungsinya sehingga manusia mudah tidur di malam hari
dan beraktifitas di siang hari. Jika manusia melakukan sebaliknya, maka
kerja organ tubuh tidak akan sempurna.
Hal ini dibuktikan oleh para ahli. Mereka meneliti agar dapat bekerja
pada waktu yang paling produktif. Dan ini bukanlah hal aneh bagi umat
Islam, Al-Quran lebih dahulu mengungkapkannya empat belas Abad
yang lalu. Tapi sayang, negara-negara majulah yang menerapkannya.
Saya melihat sendiri di negeri Barat, kebiasaan mereka tidur sangat
cepat. Hal ini jauh dari khayalan umat Islam. Rata-rata mereka tidur
antara jam 08:00 hingga jam 09:00 malam. Dan Anda akan menemukan
sedikit orang setelah jam ini.
Mereka tidur bukan karena tidak ada hal yang melalaikan. Bahkan
mereka memiliki seluruh melodi malam yang menghanyutkan. Mereka
memiliki televisi, kasino, klab malam yang terbuka 24 jam, diskotik, bar,
dan berbagai tempat serta acara yang melenakan lainnya. Mereka
memiliki segalanya. Tapi karena kemaslahatan dunia, mereka tidur
cepat untuk melakukan yang terbaik di hari esok. Dan dari segi dunia,
kemajuan mereka telah terbukti.
Saya mengungkapkan fakta ini bukan karena silau dengan sebahagian
gaya hidup mereka. Tapi saya hanya mengungkapkan tuntunan AlQuran dan hadis, yang diterapkan oleh pihak non-Islam. Sedangkan
umat Islam masih tertidur di pagi hari dan terbuai dalam alunan mimpi,
kecuali orang-orang yang mendapat petunjuk Ilahi.
Apa yang dilakukan oleh Amerika, Jepang, Cina, Jerman, Inggris dan
lainnya adalah bagian Islam. Bukan hal baru. Kemajuan mereka di
bidang materi hanya karena mereka mengikuti hukum alam yang Allah
ciptakan. Dan Allah menjanjikan, barangsiapa yang bersungguhsungguh maka ia akan meraih yang diinginkan; apakah ia Mukmin,
fsiq, maupun kafir... Allah berfirman, Barangsiapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasaannya, pasti kami berikan (balasan)
penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka
di dunia tidak akan dirugikan. (QS. Hud: 11).
Sekarang, mengapa sebagian umat Islam tidak tidur cepat dan
beraktifitas hingga larut malam? Tidak sedikit yang bergadang hingga
larut malam hanya untuk menghabiskan waktu di depan televisi.
Sebagian lainnya menghabiskan waktu malam dengan bekerja. Hal ini
walaupun merupakan sebuah kerja keras, tapi mereka akan kehilangan
waktu yang lebih berkah di pagi hari. Karena akan sulit bagi mereka
untuk mampu bangun cepat di waktu Subuh dan beraktifitas
setelahnya.
Dan sebagian lainnya yang manyoritasnya pelajar, mereka bergadang
hingga larut malam untuk belajar. Padahal seluruh ahli kedokteran
sepakat bahwa belajar yang paling baik adalah di pagi hari. Karena
pada saat itulah otak mampu berkonsentrasi secara optimal. Oleh
karena itu, belajar di pagi hari seribu kali lebih berkah dari pada belajar
terlampau larut malam.
Ini bukan berarti harus tidur panjang di malam hari. Tapi tidur cepat
tujuannya agar bisa terbangun lebih cepat. Dengan ini akan tercipta
tidur efektif walau durasinya tidak lama. Inilah tuntunan Allah dalam AlQuran, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam
taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa
yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik;
mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di waktu sahur mereka
beristighfar kepada Allah. (QS. Al-Zriyt: 15-18).
Shalat Subuh dan Kebangkitan Islam
Shalat subuh berjamaah di masjid bagi laki-laki dan tepat waktu bagi
perempuan merupakan permasalahan yang sungguh sangat penting
bagi umat Islam, untuk membangun sebuah peradaban.
Permasalahannya bukan sekedar dua rakaat, dan bukan sekedar pahala
melimpah di sisi Allah. Tapi permasalahannya sungguh jauh lebih besar
dari pada itu.
Shalat Subuh mengaitkan hamba dengan Allah pada hari itu; sejak awal
terbitnya fajar hingga penghujung hari. Dan khali balak... bila umat
Islam shalat Subuh berjamaah di masjid maka mereka akan menjadi
umat yang di setiap harinya dalam lindungan Allah Swt..
Shalat Subuh juga merupakan tolak ukur nilai dan kekuatan sebuah
umat. Dan umat yang malalaikan shalat Subuhnya merupakan umat
yang tidak pantas untuk bangkit. Bahkan, mereka hanya pantas untuk
diganti oleh umat lainnya. Sungguh aneh, ada di antara umat Islam
yang melalaikan shalat Subuhnya, kemudian ia berbicara menggebugebu tentang syariat Islam, kebangkitan Islam, dan sebagainya.
Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Allah menolong orang-orang
yang melalaikan hak-Nya?
Ingatlah, Allah tidak akan pernah memberi keberkahan amal bagi
orang-orang perusak (mufsidn). Dan kerusakan apa lagi yang lebih
besar dari pada melalaikan fardhu yang telah Allah tetapkan..
melalaikan hak-Nya.. dan ia terus berada dalam kelalaian berulang kali?
Baik. Apa sifat utama yang membuat umat Islam pantas untuk
menggenggam dunia?! Simaklah firman Allah berikut, ...Allah pasti
akan menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh,
Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (Yaitu), orang-orang yang jika Kami
beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan
zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al-Haj: 4041).
Dari ayat di atas jelaslah bahwa sifat pertama yang membuat umat
Islam pantas menguasai dunia adalah menegakkan shalat. Menegakkan
shalat tidak sama dengan sekedar mengerjakannya. Apalagi bila
mengerjakannya di luar waktu. Tapi menegakkan shalat berarti
sempurna rukun dan syaratnya, tepat waktu, dan di tempat yang telah
Allah perintahkan. Selain itu juga dilakukan dengan penuh kekhusukan
dan mengharap keridaan Allah semata. Maka shalat seperti inilah yang
menjadi penghubung antara Allah Azza wa Jalla dengan hamba-Nya.
Dan shalat seperti inilah yang merupakan kunci kemenangan bagi umat
Islam.
Kita semua telah mendengar ungkapan salah seorang pemimpin Yahudi,
bahwa mereka tidak akan takut kepada umat Islam kecuali bila umat
Islam melakukan satu hal. Yaitu, bila jumlah umat Islam yang
melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid sama dengan jumlah
umat Islam yang melaksanakan shalat Jumat berjamaah.
Ungkapan Yahudi inibaik telah diungkapkan atau tidakadalah benar.
Karena tanpa shalat Subuh berjamaah, umat Islam sangatlah lemah.
Dan mereka adalah umat yang sama sekali tidak menakutkan.
Ada hal penting yang harus kita perhatikan dalam suarat Al-Isr.
Perhatikanlah. Dan Anda akan menemukan bahwa tidak ada meminta
kemenangan kepada Allah kecuali setelah perintah menegakkan shalat
Subuh dan shalat lainnya. Simaklah ayat ini yang artinya, Tegakkanlah
shalat sejak matahari tergelincir hingga gelapnya malam dan
(laksanakan pula shalat) Subuh. Sungguh, shalat Subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjut
(sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isr: 78-79).
Jadi setelah penjelasan shalat Subuh dan shalat Malam, barulah Allah
menlanjutkan firman-Nya, Dan katakanlah (Muhammad), Ya
Tuhanku... masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar dan
keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar. Dan berikanlah
kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong-(ku). Dan
katakanlah, Kebenaran telah datang sehingga lenyaplah yang batil.
Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (QS. Al-Isr: 80-81)
Subhanallah... ayat yang sungguh luar biasa wahai saudaraku. Ayat ini
meyakinkan kita, bahwa tidak ada permintaan kekuasaan untuk
kemenangan (sulthnan nashra) dari Allah dan bangkitnya kebenaran
serta runtuhnya yang batil, kecuali setelah perintah untuk menegakkan
shalat; khususnya shalat Subuh dan shalat Malam.
Inilah modal yang paling penting untuk sebuah kebangkitan umat
Islam. Ingatlah ketika perang Salib berkecamuk. Bahwa hal yang sangat
dipentingkan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi adalah mengarahkan pasukan
untuk shalat berjamaah di masjid. Dan ia mengajarkan bahwa pasukan
yang menegakkan shalat berjamaah, merekalah tentara yang meraih
kemenangan yang gemilang; kemenangan atas pasukan Salib dan atas
musuh-musuh Islam lainnya.
Shalahuddin bukanlah seorang pendeta yang hanya duduk di masjid,
berzikir, shalat, dan kemudian tidak melakukan apa-apa untuk
Al-Nur: 56)
Inilah jalan menuju khilafah. Yaitu menegakkan shalat sebagaimana
yang Allah perintahkan. Inilah jalan menuju khilafah, tamkn, dan
keamanan dunia. Kita berdoa kepada Allah agar memudahkan jalan
untuk menerapkan syariatnya secara sempurna. Sesungguhnya Allah
mampu untuk mewujudkan itu semua. Fasatazkurna m aqlu lakum.
Wa ufawwidhu amri ilallh. Wallhu bashrum bil ibd. Wa
jazkumullhu khair.