Anda di halaman 1dari 11

NIA INDRIYANI(25)

XII MIA 2
A. Indonesia pada masa Orde Baru

Lahirnya Pemerintahan Orde Baru


Orde baru adalah suatu tatanan seluruh peri kehidupan rakyat, bangsa, negara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Lahirnya orde baru ditandai dengan dikeluarkannya :Surat Perintah 11 Maret 1996
(supersemar). Orde baru dipimpin oleh presiden Soeharto (1967-1998)

a. Latar Belakang Lahirnya Pemerintahan Orde Baru


Usaha penumpasan terhadap PKI selain dilakukan oleh pemerintah juga
dilakukan oleh masyarakat. Diantaranya adalah:
i. Aksi Mahasiswa Indonesia(KAMI)
ii. Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)
Disebut
iii. Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)
Angkatan 66
iv.
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)
Mereka sering mengadakan demonstrasi dijalan-jalan, kemudian demonstrasi
tersebut diarahkan ke gedung secretariat negara (8 Januari 1966) dengan agenda
menuntut perbaikan terhadap kebijaka ekonomi.
Tanggal 12 Januari 1996 kesatuan aksi berkumpul di depan gedung DPR-GR,
dan mengajukan TRITURA (tri tuntutan rakyat). Yang berisi tentang:.
Pembubaran PKI beserta organisasi massanya.
Pembersihan cabinet DWIKORA dari unsure PKI.
Penurunan harga-harga barang.
Untuk menghadapi tuntutan tersebut,pada tanggal 15 januari 1956 diadakan Sidang
Paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor yang dihadiri oleh wakil mahasiswa dan
tuntutan mengenai perombakan cabinet dikabulkan oleh presiden Soekarno, namun
presiden menuduh jika dalang dari aksi tersebut adalah CIA. Namun dalam cabinet
baru yang disebut dengan Kabinet Seratus Mentri itu terdapat banyak anggota G-30S/PKI, sehingga tidak memuaskan hati rakyat.
Saat pelantikan cabinet tersebut (24 februari 1996) para pelajar,pemuda, dan
mahasiswa memenuhi jalan menuju Istana Merdeka,namun aksi tersebut dihadang
oleh Pasukan Cakrabirawa dan terjadi bentrokan antara pelajar,pemuda, dan
mahasiswa dengan Pasukan Cakrabirawa. Peristiwa tersebut menyebabkan gugurnya
salah satu mahasiswa bernama Arief Rachman dan oleh para pendemonstran Arief
Rachman dijadikan pahlawan Ampera.

Dalam penyelesaian krisis politik pada saat itu presiden Soekarno memiliki
pemikiran yang berbeda dengan letjen Soeharto, pemikirannya adalah:
Soeharto berpendapat bahwa satu-satuanya keluar untuk meredakan krisis
dalam negeri adalah menumpasPKI dengan antek-anteknya, dengan cara
tersebut keamanan dan keadilan rakyat terpenuhi
Presiden Soekarno berpendapat bahwa pembubaran PKI mustahil dilakukan
karena dapat menimbulkan inkonsistensi terhadap prinsip Nasakom yang
menjadi dasarpolitik Indonesia pada masa itu.
Pada tanggal 10 November presiden Soekarno mengadakan pertemuan yang
dihadiri berbagai Parpol seperti: PSII, NU, PI, Perti, Partai Katolik, Parkindo,
Muhammadiyah, PNI, Pertindo, IPKI, dan Front Pancasila.
Pada pertemuan tersebut presiden Soekarno menyatakan pendapatnya dan
menekankan agar partai-partai politik serta berbagai organisasi massa yang hadir pada
waktu itu menolak dan mengecam aksi demonstrasi mahasiswa dengan tuntutan
trituranya, tetapi pertemuan tersebut berakhir dengan deadlock karena keingan
presiden Soekarno bersebrangan dengan front pancasila.

b. Pembentukan Kabinet Ampera


Tindakan letjen Soeharto untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai
UUD 1945
Tanggal 12 Maret 1996 dikeluarkan surat keputusan tentang pembubaran
dan larangan PKI beserta ormas-ormasnya .diperkuat dengan keputusan
presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS Nomor 1/3/1966 tanggal12
Maret 1966.
Tanggal 18 Maret 1966 letjen Soeharto mengamankan 15 mentri yang
dinilai tersangkut G-30-S/PKI dan diragukan etikabaiknya, dituangkam
dalam kepres Nomor 5 tanggal 18 Maret 1996.
Tanggal 27 Maret 1996 Letjen Soeharto membentuk Kabinet Dwikora
untuk menjalankan pemerintah dengan tokoh yang tidak terlibat G-30S/PKI.
Membersihkan anggota legislative dari G-30-S/PKI dimulai dari pimpinan
MPRS dan DPR-GR.
Memisahkan jabatan DPR GR dari lembaga eksekutif sehingga DPR GR
tidak berkedudukan sebagai menteri.MPRS dibersihkan dari unsur G-30S/PKI dan MPRS mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari presiden.
MPRS pada tanggal 20 Juni-5 Juli 1966 mengadakan sidang umum IV, dan
menghasilkan 24 ketetapan penting. Ketetapan tersebut diantaranya

Ketetepan MPRS Nomor


IX/MPRS/1966 tentang pengesahan dan
pengukuhan Supersemar.
Ketetepan MPRS Nomor X/MPRS/1966 mengatur lembaga-lembaga
negara tingkat pusat dan daerah.
Ketetepan MPRS Nomor XII/MPRS/1966 tentang kebijakan luar negeri
Indonesia bebas aktif.
Ketetepan MPRS Nomor XV/MPRS/1966 tentang pemilihan/penunjukan
wakil presiden dengan tatacara pengangkatan pejabat presiden.
Ketetepan MPRS Nomor XIX/MPRS/1966 tentang peninjauan kembali
ketetepan MPRS yang bertentangan dengan UUD 1945.
Ketetepan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang sumber tertib hokum
republic Indonesia dan tata perundang-undangan di Indonesia.
Ketetepan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI dan
pernyataan PKI dan ormas-ormasnya sebagai organisasi terlarang di
Indonesia.
Dengan adanya ketetepan MPRS Nomor XIII/MPRS/1966 tentang kabinet
Ampera, presiden Soekarno membubarkan kabinet Dwikora. Kemudian tanggal
25 Juli 1966 Presiden Soeharto membentuk kabinet Ampera.
Pertimbangan yang mendasari dibentuknya kabinet Ampera
Pidato presiden yang berjudul Nawaksara dan Pelengkap Nakaswara
tidak memenuhi harapan rakyat khususnya anggota MPRS karena tidak
memuat secara jelas pertanggung jawaban tentang kebijakan presiden
mengenai pemberontakan G-30-S/PKI, kemunduran ekonomi dan
kemerosotan akhlak.
Presiden telah menyerahkan pemerintahan kepada pengemban ketetapan
MPRS Nomor IX/MPRS/1966.
Kemudian Letjen soeharto dilantik menjadi presiden pada tanggal 27
Maret 1968 berdasrkan ketetapan MPRS Nomor XLIV/MPRS/1966 , dan
berdasarkan ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1966 kukuasaan
presiden Soekarno sebagai presiden resmi berakhir.Dan secara resmi terjadi
pergantian pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru.

Kebijakan-Kebijakan Pemerintahan Orde Baru


a) Kebijakan-Kebijakan Ekonomi
Tujuan ketetapan MPRS Nomor XXII/MPRS/1966 yang berisi mengenai
Pembaruan Kebijakan Landasan Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan adalah
untuk mengatasi krisis dan kemerosotan ekonomi yang melanda Indonesia.
Pasca-Orde lama Indonesia memiliki utang mencapai US$2,2-2,7 miliar. Untuk
melunasi utang tersebut Indonesia meminta negara kreditur untuk menunda
pembayaran utang Indonesia. Pada tanggal 19-20 September 1966 diadakan
perundingan yang disebut Tokyo Club di Tokyo, Jepang. Kemudian diadakan
perundingan lanjutan di Paris, Prancis ( Paris Club ). Hasil perundingannya
adalah sebagai berikut :
Indonesia mendapat penangguhan pembayaran utang luar negerinya
( yang seharusnya dibayar tanggal 1968 menjadi ditangguhkan hingga
kurun waktu tahun 1972-1978.
Utang Indonesia yang jatuh tempo tanggal 196 dan1970 mendapat
pertimbangan untuk ditunda dan pemberian syarat-syarat yang lunak
dalam pembayarannya.
Selain itu Indonesia juga bergabung dengan World Bank, IMF, IDA, dan ADB.
b) Kebijakan Pembangunan Pada Masa Orde Baru
Tujuan pembangunan nasional pada masa Orde Baru adalah mewujudkan
masyarakat adil makmur secara materiel dan spiritual berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. Landasan yang digunakan adalah landasan idiil (Pancasila), landasan
konstitusional (UUD 1945), dan landasan operasional ( GBHN ). Pelaksanaan
pembangunanan tersebut diarah kan di segala bidang, dan bertumpu pada program
Trilogi Pembangunan. Isi dari Trilogi Pembangunan adalah:
o Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju pada terciptanya
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
o Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
o Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan dilakukan secara bertahap (dilaksanakan dengan tahapan yang
telah ditentukan dan dalam jangka waktu tertentu, dan berkesinambungan
(tahapan yang satu dan yang lain tidak berpisah dan saling berkaitan). Pada masa
ini pemerintah merencanakan program pembangunan lima tahun (Repelita).
Repelita disususn oleh MPR yang tertuang dalam GBHN.Pada tanggal 31 Maret
1994 indonesia telah menyelesaikan Repelita tahap 5 dengan nama
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama ( PJPT I). Dan pada tanggal 1
April 1994 indonesia memulai PJPT II, yakni dimulainya pelita VI.
Berikut adalah pelita pada masa Orde Baru:

1. Pelita I (1 April 1969 hingga 31 Maret 1974)

Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang
Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja,
dan kesejahteraan rohani.
2. Pelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979)
Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan
Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada
awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju
inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun
menjadi 9,5%.
3. Pelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984)
Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan
penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur 4.
4.Pelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989)
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal
tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan
ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994 )
Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi
yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999 )
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan
industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama
pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam
negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

c) Kebijkan Sosial Politik Orde-Baru


Tahun 1975 Soeharto melakukan Fusi atau penggabungan partai politik
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975. Fusi dari partai tersebut
diantaranya adalalah :
1. Partai Persatuan Pembangunan ( 5 Januari 1973)

Terdiri dari Nahdatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia, Partai


Syarikat Islam Indonesia(PSII),Partai
Islam Persatuan Tarbiyah
(PI.Perti)
2. Partai Demokrasi Indonesia (11 Januari 1973)
Terdiri dari Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia
(Parkindo), Partai Katolik, Ikaatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
(IPKI), dan Partai Murba.
3. Partai Golongan Karya
Terdiri dari berbagai organisasi profesi, seperti organisasi profesi, buruh,
pemuda, tani dan nelayan, seniman, dan masyarakat.

Penataan Kembali Politik Luar Negeri Bebas Aktif


Tindakan pemerintah Orde Baru terhadap Politik Luar Negeri Indonesia:
1) Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Pada tanggal 7 Januari 1966, dalam sebuah rapat umum anti pangkalan militer
asing, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB. Namun pada
tanggal 28 September 1966, Indonesia masuk sebagai anggota Perserikatan BangsaBangsa (PBB), dan diterima sebagai anggota yang ke-60.
Penyebab keluarnya Indonesia dari PBB waktu itu adalah karena tidak
menyetujui Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Manfaat Indonesia menjadi anggota PBB:
PBB turut berperan dalam penyelesaian konflik Indonesia-Belanda pada masa
Perang Kemerdekaan (1945-1949) dengan mengirim KTN dan UNCI.
PBB berjasa menyelesaikan masalah pengembalian Irian Barat ke pangkuan
RI.
PBB banyak memberikan bantuan dalam bidang ekonomo, social, dan budaya
melalui organisasi khususnya :UNESCO, WHO dan lainnya.
2) Normalisasi Hubungan Indonesia dengan Malaysia
Pada tanggal 29 Mei 1 Juni diselenggarakan perundingan antara Indonesia
dengan Bangkok.Indonesia diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia diwakili oleh Tun
Abdu Razak.
Pada pertemuan tersebut Menghasilkan Persetujuan Bangkok yang isinya :
Rakyat Sabah dan Serawak diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan
yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi
Malaysia.
Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
Tindakan permusuhan di antara kedua belah pihak harus dihentikan.
Normalisasi dimulai tanggal
ditandatangani Jakarta Accord.

11 Agustus

1966

di

Jakarta

dengan

3) Pembentukan ASEAN (Association Of Southeast Asia Nations )


Berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan ditandatangani Deklarasi Bangkok atau
ASEAN oleh 5 mentri luar negeri yaitu:

Adam Malik ( Indonesia )


Narsisco Ramos ( Filipina )
Thanat Khoman ( Thailand )
Tun Abdul Razak ( Malaysia )
S. Rajaratnam ( Singapura )

Selanjutnya anggota ASEAN terus bertambah, diantaranya adalah


Brunai Darussalam ( anggota keenam, 7 Januari 1984)
Vietnam (anggota ketujuh, 28 Juli 1995 )
Laos ( anggota kedelapan, 23 Juli 1997 )
Myanmar ( anggota kesembilan, 23 Juli 1997 )
Kamboja ( anggota kesepuluh, 30 April 1999 )
4. Menguatnya Peran Negara pada Mas Orde Baru dan Dampaknya bagi Masyarakat
Pada masa ini kinerja dan peran negara sangat kuat, karena didukung pemusatan dan
penguatan 3 sektor, yaitu; militer, ekonomi, dan budaya. Hal tersebut berdampak pada
terhadap kehidupan masyarakat, diantaranya:
a) Dampak dalam Bidang Politik

Adanya Pemerintah yang Otoriter


Presiden mempunyai kekuasaan yang sangat besar dalam mengatur
jalannya pemerintahan.
Dominasi Golkar
Golkar merupakan partai yang paling diandalkan dan satu-satunya
kekuatan politik di Indonesia yang paling dominan.
Pemerintah yang Sentralistis
Adanya pemusatan penentuan kebijakan publik pada pemerintah pusat.
Pemerintah daerah hanya berpeluang kecil mengatur pemerintahan dan
mengelola anggaran daerahnya sendiri.
b) Dampak Dalam Bidang Ekonomi
Munculnya Korupsi Kolusi dan Neotisme
Adanya Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Disebabkan karena pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi denganterbukanya
akses dan distribusi yang merata.
Konglomerasi
Sector usaha yang lebih mementingkan usahanya daripada negaranya.
B. Indonesia pada Masa Awal Reformasi
Reformasi ditandai dengan berakhirnya pemerintahan Soeharto, pada tanggal 21 Mei
1998.
1. Kronologi Berakhirnya Kekuasaan Orde Baru
Gerakan reformasi adalah gerakan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang bertujuan
untuk mengadakan pembaruan dan perubahan terutama dalam bidang social, politik, ekonomi,
dan hukum menuju perbaikan secara hokum.
a. Gerakan Reformasi
Reformasi adalah susunan tatanan peri kehidupan lama diganti dngan tatanan peri
kehidupan baru secarahukum menuju perbaikan. Menurut pamor pemerintah Orde Baru

dimulai sejak adanya perjanjian pemberian dan bantuan IMF pada tahun 1997, perjanjian
pertama setelah krisis moneter Asia bulan oktober tahun 1997. Bantuan yang diberi IMF
tersebut memiliki 2 kelemahan yaitu :
Bantuan yang diberikan IMF merupakan utang luar negeri yang harus dibayar
beserta bunganya ( meskipun dengan presentase yang rendah).
Adanya Structural Adjusment Program yang menyertai dana bantuan yang
merupakan persyaratan IMF bagi Indonesia dalam empat bidang utama.
Perjanjian kedua dengan IMF ditandatangani pada tanggal 15 Januari 1998 dengan
syarat yang ditekankan IMF, pemotongan subsidi rakyat dan menghapus monopoli.
Dengan syarat tersebut membuat Indonesia semakin terpuruk. Dan muncullah gerakan
reformasi.
Factor Pendorong Gerakan Reformasi
a. Factor Politik
Adanya KKN dalam kehidupan pemerintah.
Adanya rasa tidak percaya kepada ismepemerintah Orde Baru yang penuh
dengan nepotisme dan merajalelanya korupsi.
Kekuasaan Orde Bau dibawah Soeharto otoriter tertutupadanya keinginan
demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa menginginkan perubahan.
b. Factor Ekonomi
Adanya krisis mata uang rupiah.
Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
Sulitnya mendapatkan barabg-barang kebutuhan pokok.
c. Factor Sosial Masyarakat, adanya kerusuhan pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang
melumpuhkan perekonomian rakyat.
d. Factor Hukum, adanya keadilan dalam perlakuan hokum yang sama diantara warga
negara.
Selain itu para mahasiswa juga menyusun agenda reformasi untuk pemerintah Orde
Baru, agenda tersebut adalah:
Mengadili Soeharto dan kroni-kroninya.
Melakukan amandemen terhadap UUD 1945
Menghapus dwifungsi ABRI dalam struktur pemerintah.
Penegakan supremasi hokum di Indonesia.
Menegakkan pemerintahan yang bersih dari unsure-unsur KKN.
Otonomi daerah yang seluas-luasnya.
b. Kronologi Pengunduran Diri Soeharto dari Kursi Presiden
Saat siding MPR bulan Maret 1998 para mahasiswa menginginkan agar presiden
Soeharto tidak dicalonkan lagi sebagai Presiden. Tetapi suara tersebut tidak dipedulikan,
hal tersebut terbukti dengan terpilihnya kembali Presiden Soeharto melalui siding umun
MPR tanggal 1-11 maret 1998.

Dengan terpilihnya presiden Soeharto krisis moneter menjadi semankin parah. Hal
tersebut membuat para mahasiswa menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang
menuntut turnnya harga sembako,penghapusan KKN, dan Soeharto turun dari kursinya.
Aksi mahasiswa tersebut terus bertambah dan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Mei
1998 di Universitas Trisakti.pada saat itu terjadi bentrokan antara mahasiswa dan aparat
keamanannya yang menyebabkan tertembaknya 4 mahasiswa hingga meninggal (Elang
Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, ) dan 10 lainnya
mengalami luka-luka. Keempat mahasiswa yang meninngal tersebut diberi gelar pahlawan
reformasi.
Sebagai dampak peristiwa Trisakti tanggal 13-14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya
terjadi kerusuhan. Dan muncul gerakan mahasiswa yang datang ke Jakarta. Mahasiswa
berdatanganke gedung DPR/MPR RI untuk menuntu agar segera dilakukan siding
istimewa MPR tentang pencabutan mandat kepada Presiden Soeharto.
Di hari yang sama di Yogyakarta sri sultan hamengkubuwana ke-VII mengahadiri
pisowanan ageng .dan member maklumat untuk menganjurkan kepada seluruh masyarakat
agar menggalang Persatuan dan kesatuan negara.
Pada tanggal 19 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundang Sembilan tokoh untuk
membahas segala kemungkinan krisis negara.kemudian pada tanggal 20 Mei 1998 di
Gedung MPR/DPR semua perwakilan masyarakat berkumpil untuk mengungkapkan
kekecewaan karena presiden Soeharto meminta pemberian waktu 6 bulan untuk menggelar
pemilihan umum secara Konstitusional.
Emil salim melalui gema madani menyuaraka agar presiden Soeharto lengser dari
tahta kekuasaan. Selain itu pada tanggal 20 Mei 1998 mentri luar negeri Amerika Serikat
meminta presden agar turun dari tahtanya.14 mentri juga menyatakan menolak dicalonkan
kembali ksbinet reformasi.

2. Perkembangan Kehidupan Bangsa Indonesia pada Awal Masa Reformasi


a. Presiden B.J Habibie
Pemerintahan B.J Habibie dimulai sejak tanggal 21 Mei- 20 Oktober
1999,pengangkatan B.J Habibie menjadi presiden menimbulkan kontroversi
dikalangan masyarakat. Karena sebagian masyarakat menilai hal itu konstitusional,dan
sebagian lagi menilai hal tersebut inkonstitusional. B.J Habibie menjadi presiden
secara konstitusional terdapat dalam pasal 8 UUD 1945 (Bila presiden mangkat,
berhenti,atau tidak dapat melakukan kewajibannya, ia digantikan oleh wakil presiden
sampai habis masa waktunya.
Secara inskonstitusional B.J Habibie menjadi presiden sesuai pasal 9 UUD
1945 (sebelum presiden memangku jabatan maka presiden harus mengucapkan
sumpah dan janji di depan MPR atau DPR.Tetapi B.J Habibie mengucapkan janji di
depan MA dan personel di depan MPR dan DPR.
Langkah-langkah yang dilakukan presin B.J Habibie adalah :
A) Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan ( 22 Mei 1998 )
Focus dari kabinet ini adalah memulihkan ekonomi Indonesia yang hancur
akibat krisis yang terjadi di ASIA. Kabinet ini memfokuskan pada lima bidang
kerja utama, yaitu:
Melakukan proses rekapitulasi perbankan Indonesia.
Melaksanakan likuidasi bank-bank yang bermasalah.

Memperbaiki angka nilai tukar rupiah terhadap dollar.


Membangun konstruksi baru perekonomian Indonesia.
Melaksanakan syarat-syarat reformasi ekonomi yang diberikan IMF
kepada Indonesia.

Pertemuan pertama Kabinet Reformasi Pembangunan dilakukan pada


tanggal 25 Mei 1998. Pada pertemuan tersebut berhasil dibentuk komite
merancang undang-undang politik yang longgar dalam 2 periode (1 periode = 5
tahun )
B) Perbaikan Ekonomi
Pemerintah membentuk badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN ),
selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No 5 tahun 1999 tentang praktik
larangan monopoli dan persaingan tidak sehat, serta UU No 8 thn 1999
tentang perlindungan konsumen.
C) Reformasi di Bidang Politik
Adanya kebebasan untuk membentuk partai politik serta pelaksanaan
pemilu yang luber jurdil. Diharapkan dengan adanya pemilu yang luber jurdil
akan diperoleh lembaga negara yang representative.
D) Kebebasan Menyatakan Pendapat
Presiden mengeluarka UU no 9 thn 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum dengan ketentuan yang tedapat dalam
UU pasal 9 (2) UU No 9 thn 1998.
Presiden juga membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) yang
bertugas mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan kerusuhan tanggal
13-14 mei 1998 di Jakarta, yang diketuai oleh Marzuki Darusman yang
menjabat sebagai ketua komnas HAM.r
E) Reformasi Bidang Hukum
Target reformasi hokum yakni substansi hokum,aparatur penegak
hukum yang bersih dan berwibawa, serta institusi peradilan yang independen.
b. Presiden K.H.Abdurahman Wahid (20 oktober1999)
Presiden yang ke 4 dengan masa bakti thn 1999-2004 didampingi oleh wakil
presiden Megawati Soekarno Putri.pasangan ini dilantik tanggal 28 oktober 1999.
Kabinet pada masa ini terdiri dari tokoh professional dan wakil partai pendukung
K.H.Abdurahman Wahid. Dana pada masa pemerintahannya presiden membentuk
Dewan Ekonomi Nasional (DEN ), untuk mmperbaiki ekonomi yang belum pulih
akibat krisis berkepanjangan.
c. Presiden Megawati Soekarno Putri
Menjadi presiden ke 5 dan dilantik pada tanggal 23 Juli 2001. Presiden
Megawati Soekarno Putri didampingi wakil presiden Hamzah Haz. Pada masa
pemerintahanya presiden membentuk kabinet gotong royong. Pada saat itu berhaasil
diadakan pemilu yang aman dan damai.
d. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Dialntik pada tanggal 20 oktober 2004 untuk periode 2004-2009 dengan
wakilnya Jusuf Kalla.

Pada pemilu 2009 terpilih menjadi presiden ke7 dengan wakilnya Boediono
untuk masa jabatan (2009-2015) dilantik pada tanggal 22 oktober 2009.
e. Presiden Joko Widodo
Terpilih sebagai presiden ke8 dengan wakilnya Jusuf Kalla, dilantik pada
tanggal 20 oktober 2014

C. Perubahan Politik dan Ketatanegaraan Indonesia


1. Pemilihan Umum Tahun 1999
Pada masa pemerintahan B.J habibie dengan prinsip luber jurdil.terdapat
48 partai yang lolos dari112 partai yang mendaftar.panitia yang menyaring partai
ini disebut panitia 11. Pemilihan umum dilaksanakan oleh KPU, beberapa partai
yang mendapat suara terbanyak adalah PDIP, Golkar, PPP,PKB, dan PAN.
2. Pemilihan Umum Tahun 2004
Dilaksanakan dalam 3 tahap
Tahp pertama untuk memilih calon legislative mulai dari tingkat pusat
hingga daerah.
Meilih caoln presiden Dan wakil presiden yang mencalonkan diri
Pemilu dimenagkan pasangan Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kalla
3. Pemilihan Umum Tahun 2009
Terpilih presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Bodiono.
Terpilih presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla.
4.

Dampak Reformasi
Terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat diantaranya :

Kebebasan berekspresi dan berpartisipasi rakyat dilindungi oleh UUD 1945 sehingga
rakyat lebih berani menyuarakan aspirasi.agai yang mengikuti kemauan presiden,
tetapi menjadi lembag
DPR tidak lagi berperan hanya sebagai lembaga yang mengikuti kemauan pemerintah,
tetapi juga sangat ketat mengontrol kekuasaan presiden.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat sehingga mereka
memiliki legitimasi yang kuat, tidak sekedar menjalankan kehendak MPR.
Dibentuknya lembaga baru yang meningkatkan kerja pemerintahan.
Lembaga-lembaga tersebut antara lain
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM )
2. Mahkamah Konstitusional (MK)
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK )
4. dEWAN

Anda mungkin juga menyukai