XII MIA 2
A. Indonesia pada masa Orde Baru
Dalam penyelesaian krisis politik pada saat itu presiden Soekarno memiliki
pemikiran yang berbeda dengan letjen Soeharto, pemikirannya adalah:
Soeharto berpendapat bahwa satu-satuanya keluar untuk meredakan krisis
dalam negeri adalah menumpasPKI dengan antek-anteknya, dengan cara
tersebut keamanan dan keadilan rakyat terpenuhi
Presiden Soekarno berpendapat bahwa pembubaran PKI mustahil dilakukan
karena dapat menimbulkan inkonsistensi terhadap prinsip Nasakom yang
menjadi dasarpolitik Indonesia pada masa itu.
Pada tanggal 10 November presiden Soekarno mengadakan pertemuan yang
dihadiri berbagai Parpol seperti: PSII, NU, PI, Perti, Partai Katolik, Parkindo,
Muhammadiyah, PNI, Pertindo, IPKI, dan Front Pancasila.
Pada pertemuan tersebut presiden Soekarno menyatakan pendapatnya dan
menekankan agar partai-partai politik serta berbagai organisasi massa yang hadir pada
waktu itu menolak dan mengecam aksi demonstrasi mahasiswa dengan tuntutan
trituranya, tetapi pertemuan tersebut berakhir dengan deadlock karena keingan
presiden Soekarno bersebrangan dengan front pancasila.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalm bidang
Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja,
dan kesejahteraan rohani.
2. Pelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979)
Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan
Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada
awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju
inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun
menjadi 9,5%.
3. Pelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984)
Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan
penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur 4.
4.Pelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989)
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal
tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya
mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan
ekonomi dapat dipertahankan.
5. Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994 )
Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiki kondisi ekonomi
yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999 )
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan
industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama
pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam
negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
11 Agustus
1966
di
Jakarta
dengan
dimulai sejak adanya perjanjian pemberian dan bantuan IMF pada tahun 1997, perjanjian
pertama setelah krisis moneter Asia bulan oktober tahun 1997. Bantuan yang diberi IMF
tersebut memiliki 2 kelemahan yaitu :
Bantuan yang diberikan IMF merupakan utang luar negeri yang harus dibayar
beserta bunganya ( meskipun dengan presentase yang rendah).
Adanya Structural Adjusment Program yang menyertai dana bantuan yang
merupakan persyaratan IMF bagi Indonesia dalam empat bidang utama.
Perjanjian kedua dengan IMF ditandatangani pada tanggal 15 Januari 1998 dengan
syarat yang ditekankan IMF, pemotongan subsidi rakyat dan menghapus monopoli.
Dengan syarat tersebut membuat Indonesia semakin terpuruk. Dan muncullah gerakan
reformasi.
Factor Pendorong Gerakan Reformasi
a. Factor Politik
Adanya KKN dalam kehidupan pemerintah.
Adanya rasa tidak percaya kepada ismepemerintah Orde Baru yang penuh
dengan nepotisme dan merajalelanya korupsi.
Kekuasaan Orde Bau dibawah Soeharto otoriter tertutupadanya keinginan
demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa menginginkan perubahan.
b. Factor Ekonomi
Adanya krisis mata uang rupiah.
Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
Sulitnya mendapatkan barabg-barang kebutuhan pokok.
c. Factor Sosial Masyarakat, adanya kerusuhan pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 yang
melumpuhkan perekonomian rakyat.
d. Factor Hukum, adanya keadilan dalam perlakuan hokum yang sama diantara warga
negara.
Selain itu para mahasiswa juga menyusun agenda reformasi untuk pemerintah Orde
Baru, agenda tersebut adalah:
Mengadili Soeharto dan kroni-kroninya.
Melakukan amandemen terhadap UUD 1945
Menghapus dwifungsi ABRI dalam struktur pemerintah.
Penegakan supremasi hokum di Indonesia.
Menegakkan pemerintahan yang bersih dari unsure-unsur KKN.
Otonomi daerah yang seluas-luasnya.
b. Kronologi Pengunduran Diri Soeharto dari Kursi Presiden
Saat siding MPR bulan Maret 1998 para mahasiswa menginginkan agar presiden
Soeharto tidak dicalonkan lagi sebagai Presiden. Tetapi suara tersebut tidak dipedulikan,
hal tersebut terbukti dengan terpilihnya kembali Presiden Soeharto melalui siding umun
MPR tanggal 1-11 maret 1998.
Dengan terpilihnya presiden Soeharto krisis moneter menjadi semankin parah. Hal
tersebut membuat para mahasiswa menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang
menuntut turnnya harga sembako,penghapusan KKN, dan Soeharto turun dari kursinya.
Aksi mahasiswa tersebut terus bertambah dan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Mei
1998 di Universitas Trisakti.pada saat itu terjadi bentrokan antara mahasiswa dan aparat
keamanannya yang menyebabkan tertembaknya 4 mahasiswa hingga meninggal (Elang
Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, ) dan 10 lainnya
mengalami luka-luka. Keempat mahasiswa yang meninngal tersebut diberi gelar pahlawan
reformasi.
Sebagai dampak peristiwa Trisakti tanggal 13-14 Mei 1998 di Jakarta dan sekitarnya
terjadi kerusuhan. Dan muncul gerakan mahasiswa yang datang ke Jakarta. Mahasiswa
berdatanganke gedung DPR/MPR RI untuk menuntu agar segera dilakukan siding
istimewa MPR tentang pencabutan mandat kepada Presiden Soeharto.
Di hari yang sama di Yogyakarta sri sultan hamengkubuwana ke-VII mengahadiri
pisowanan ageng .dan member maklumat untuk menganjurkan kepada seluruh masyarakat
agar menggalang Persatuan dan kesatuan negara.
Pada tanggal 19 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundang Sembilan tokoh untuk
membahas segala kemungkinan krisis negara.kemudian pada tanggal 20 Mei 1998 di
Gedung MPR/DPR semua perwakilan masyarakat berkumpil untuk mengungkapkan
kekecewaan karena presiden Soeharto meminta pemberian waktu 6 bulan untuk menggelar
pemilihan umum secara Konstitusional.
Emil salim melalui gema madani menyuaraka agar presiden Soeharto lengser dari
tahta kekuasaan. Selain itu pada tanggal 20 Mei 1998 mentri luar negeri Amerika Serikat
meminta presden agar turun dari tahtanya.14 mentri juga menyatakan menolak dicalonkan
kembali ksbinet reformasi.
Pada pemilu 2009 terpilih menjadi presiden ke7 dengan wakilnya Boediono
untuk masa jabatan (2009-2015) dilantik pada tanggal 22 oktober 2009.
e. Presiden Joko Widodo
Terpilih sebagai presiden ke8 dengan wakilnya Jusuf Kalla, dilantik pada
tanggal 20 oktober 2014
Dampak Reformasi
Terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat diantaranya :
Kebebasan berekspresi dan berpartisipasi rakyat dilindungi oleh UUD 1945 sehingga
rakyat lebih berani menyuarakan aspirasi.agai yang mengikuti kemauan presiden,
tetapi menjadi lembag
DPR tidak lagi berperan hanya sebagai lembaga yang mengikuti kemauan pemerintah,
tetapi juga sangat ketat mengontrol kekuasaan presiden.
Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat sehingga mereka
memiliki legitimasi yang kuat, tidak sekedar menjalankan kehendak MPR.
Dibentuknya lembaga baru yang meningkatkan kerja pemerintahan.
Lembaga-lembaga tersebut antara lain
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM )
2. Mahkamah Konstitusional (MK)
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK )
4. dEWAN