Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Biokimia

Asam Amino dan Protein

Kelompok 2
Alfira Aryanti (201410410311136)
Diah Indah Kumala Sari (201310410311205)
Rahmat Hidayat (201410410311023)
Yo Masenwa A. Putri (201410410311108)
Ratmiati (201310410311136)
FARMASI C

Program Studi Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah malang
2016

Daftar Isi
Daftar Isi.....................................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
A. Tujuan.................................................................................................................................1
B. Teori Dasar..........................................................................................................................1
C. Alat dan Bahan....................................................................................................................2
D. Cara Kerja...........................................................................................................................3
E. Hasil Pengamatan...............................................................................................................4
A. Pembahasan........................................................................................................................5
B. Kesimpulan.........................................................................................................................6

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

A. Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui cara mengidentifikasi sifat dan reaksi
dari asam amino dan protein.
B. Teori Dasar
Protein adalah molekul besar (berat molekulnya dapat sampai beberapa juta).
Terdapat di semua makhluk hidup. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam
amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida yang dibentuk antara
gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino berikutnya.
Protein pada umumnya diklasifikasikan atas daya larut dan komposisi kimianya:
1. Simple protein
Merupakan protein yang hanya mengandung 1--asam amino atau derivatnya.
Contoh : albumin, globulin, glutelin, protamin, albuminoid, histon, dan lainlain.
2. Conjugated protein
Merupakan protein yang bergabung dengan zat lain yang bukan protein. Zat
yang bukan protein ini disebut gugus prostetik. Contoh : nukleoprotein,
glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, metaloprotein, dan lain-lain.
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.
Sebagai contoh : asam amino dan protein memiliki gugus asam dan basa. Kelarutan
protein dalam air juga berbeda, tergantung dari banyaknya ion positif dan ion negatif
yang terdapat di dalam protein. Protein apabila dihidrolisis akan terurai menjadi
beberapa jenis asam amino. Aktivitas biologis dari protein tergantung dari bentuk tiga
dimensi asam amino penyusunnya.
Destruksi atas bentuk tiga dimensi suatu protein disebut denaturasi. Bentuk tiga
dimensi tergantung atas ikatan hidrogen, ikatan inter-ionik/jembatan garam, dan
ikatan disulfida. Suatu agen/zat-zat tertentu yang dapat berinterferensi dengan ikatan
hidrogen, ikatan interionik dan ikatan disulfida dapat mendenaturasi proein.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada protein akibat dari denaturasi, antara lain
adalah berkurangnya daya larut enzim, hilangnya aktivitas protein (khususnya untuk
enzim dan hormon), berubah atau hilangnya antigen.
Ditinjau dari segi struktur, asam amino diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok
(Tabel 1). Klasifikasikan ini didasarkan atas sifat kimia gugus R sehingga
memudahkan dalam mengingat sifat-sifat umum masing-masing asam amino. Oleh
karena itu, klasifikasikan gugus R ini dapat digunakan untuk merancang metode
analisis suatu asam amino.
Tabel 1.1. klasifikasi asam amino berdasarkan sifat kimia gugus R
Sifat kimia gugus R
Alifatik
Aromatik
Hidroksiklik
Karboksiklik
Mengandung Sulfur

Contoh asam amino


Gly, Ala, Val, Leu
Phe, Tyr, Trp
Ser, Thr
Asp, Glu
Cys, Met
1

Imino
Amino/basa
Amida

Pro, Hyp
Lys, Arg
Asn, Gln

Sifat-sifat asam amino antara lain :


1. Krital putih yang larut dalam air, asam atau basa kuat.
2. Beberapa mempunyai rasa manis. Ada yang mempunyai rasa tawar dan ada pula
yang pahit.
3. Mempunyai atom C simetris (kecuali Glysin), sehingga mempunyai sifat optis
aktif.
4. Bersifat amfoter
5. Pada pH isoelektrik, asam amino tidak bergerak dalam medan listrik.
Asam amino yang diperlukan dalam tubuh dibagi atas 2 kelompok:
1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam makanan
karena tidak dapat disintesis oleh tubuh. Contoh : triptofan, fenilalanin, lisin,
treonin, valin, metionin, isoleusin.
2. Asam amino non-essensial yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
sendiri. asam amino ini uuga terdapat dalam makanan sebagai sumber nitrogen.
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi + rak
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Penangas air
5. Corong
6. Kertas saring
7. Batang pengaduk
8. Gelas ukur
9. Pembakar spiritus
10. Kaki tiga dan kasa
Bahan:
1. Albumin 2%
2. Kasein 0,2%
3. Putih telur
4. Fenol 2%
2

5. Serbuk albumin
6. Urea
7. Aquadest
8. Pereaksi millon
9. H2SO4 pekat
10. Larutan Hopkins-cole
11. Larutan (NH4)2SO4
12. Larutan Ninhidrin 0,1%
13. NaOH 10%
14. Larutan CuSO4
15. HNO3 pekat
16. Larutan alkali pekat (NaOH atau NH4OH)
17. HgCl2 2%
18. Pb-asetat 2%
19. FeCl3 2%
D. Cara Kerja
UJI HOPKINS COLE
Campurlah 2 mL larutan albumin 2%, kasein dan putih telur dengan larutan Hopkins
Cole 1 mL. tambahkan dengan hati-hati melalui dinding tabung H2SO4 pekat 1 pipet.
Amati warna pada pertemuan kedua cairan
UJI BIURET
Dalam tabung reaksi, isi dengan larutan albumin. Tambahkan larutan CuSO4 sebanyak
1 mL kocok lalu tambahkan kembali 2 mL larutan CuSO 4. Ulangi percobaan dengan
larutan kasein, putih telur dan fenol 2%.
XANTHOPROTEIN
Campurlah 2 mL larutan albumin 2% dengan 1 mL HNO 3 pekat. Perhatikan
terbentuknya endapan berwarna putih. Panaskan hati-hati endapan akan larut kembali
dan larutan akan berubah menjadi berwarna kuning. Dinginkan dibawah kran dengan
hati-hati (tetes demi tetes) tambahkan larutan alkali pekat (NaOH atau NH 4OH).
Ulangi percobaan dengan larutan kasein, putih telur dan fenol 2%.
NINHIDRIN
Dalam tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan (NH4) 2SO4, albumin 2%, kasein 0,2%
dan putih telur ditambah dengan 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1%. Letakkan pada air
mendidih selama 10 menit.
LOGAM BERAT
Siapkan 4 tabung reaksi, isi tabung reaksi masing-masing 3mL dengan:
3

Tabung A

: albumin 2%

Tabung B

: kasein 2%

Tabung C

: putih telur 2%

Tabung D

: fenol

Lalu tambahkan masing-masing tabung dengan 5 tetes HgCl 2 2% dan amati perubahan
yang terjadi.
Ulangi prosedur diatas menggunakan penambahan 5 tetes PbAc 2% dan FeCl3 2%.
E. Hasil Pengamatan
UJI HOPKINS COLE
ALBUMIN

: muncul cincin coklat

KASEIN

: muncul cincin violet

PUTIH TELUR

: muncul cincin putih

UJI BIURET
ALBUMIN

: larutan berwarna hijau tua

KASEIN

: larutan berwarna ungu keruh

PUTIH TELUR

: larutan berwarna ungu jernih

FENOL

: larutan tidak berwarna dan muncul cincin berwarna biru muda

XANTHOPROTEIN
ALBUMIN

: larutan tidak berwarna dan muncul cincin berwarna kuning

KASEIN

: larutan berwarna kuning muda

PUTIH TELUR

: larutan jernih dengan endapan coklat

FENOL

: larutan berwarna coklat dengan lapisan berwana kuning

NINHIDRIN
ALBUMIN

: larutan berwarna biru tua keruh

KASEIN

: larutan berwarna ungu jernih

PUTIH TELUR

: larutan tak berwarna

(NH4)2SO4

: larutan berwarna ungu muda keruh

LOGAM BERAT
+ HgCl2
ALBUMIN

: larutan berwarna kuning keruh

KASEIN

: larutan berwarna putih keruh

PUTIH TELUR

: larutan berwarna putih dengan endapan putih


4

FENOL

: larutan jernih berwarna kekuningan

+ PbAc
ALBUMIN

: larutan tidak berwarna dengan endapan putih

KASEIN

: larutan berwarna putih keruh

PUTIH TELUR

: larutan berwarna putih keruh

FENOL

: larutan tidak berwarna

+ FeCl3
ALBUMIN

: larutan berwarna kuning keruh

KASEIN

: larutan berwarna putih kekuningan

PUTIH TELUR

: larutan berwarna oranye kecoklatan keruh

FENOL

: larutan tidak berwarna

A. Pembahasan
Uji Ninhidrin
Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak
terikat.Pada praktikum diatas hampir semua sampel memberikan hasil positif
(berwarna ungu) kecuali sistin dan sistein karena dapat bereaksi dengan ninhidrin dan
menunjukan bahwa adanya asam amino bebas, sedangkan sistin dan sistein tidak
diperoleh indikasi adanya asam amino bebas karena reaksi dengan ninhidrin tidak
menghasilkan warna ungu tetapi memberikan hasil warna kuning. Semakin banyak
ninhidrin pada zat uji yang bereaksi ,hasil warna yang diperoleh akan semakin pekat.
Hal ini juga mendasari bahwa uji ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam
amino secara kuantitatif.
Uji Millon
Pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung asam amino
dengan rantai samping gugus fenolik akan menghasilkan endapan putih yang akan
berubah menjadi endapan merah oleh pemanasan.
Endapan putih yang diperoleh setelah penambahan reagen millon pada sampel
tersebut berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut dalam
HNO3 pekat teroksidasi menjadi ion Hg+ . Ion Hg+ ini selanjutnya membentuk
garam dengan gugus karboksil dari tirosin. Ketika dipanaskan endapan putih tersebut
menjadi endapan merah karena asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut
mengoksidasi Hg+ menjadi Hg2+ . Bersamaan dengan hal itu tirosin
ternitrasi,kemudian terjadi pembentukan HgO yang berwarna merah. (Kristanti,2012).
Pada percobaan dengan uji millon sampel yang memberikan hasil positif
( endapan merah) adalah tirosin , triptofan dan kasein . Seharusnya triptofan dan
kasein memberikan hasil negatif karena kedua sampel tersebut tidak memiliki gugus
fenolat. Hasil positif palsu ini dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya adalah
kesalahan pada saat pengambilan sampel,penambahan reagen dan pada saat proses
pemanasan.
5

Uji Biuret
Prinsip dari reagen ini menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa
CuSO4 pada suasana basa sehingga menghasilkan warna ungu. Komposisi dari reagen
ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsure C, H, O, dan N yang
merupakan hasil reaksi antara 2 senyawa urea (CO(NH2)2 pada suhu tinggi. Fungsi
dari reagen ini adalah untuk mengetahui adanya ikatan peptide pada suatu protein..
Sampel yang memberikan hasil positif pada uji biuret adalah albumin , putih telor, dan
kasein yang merupakan protein, sedangkan sampel lain hanyalah asam amino yang
mana tidak memiliki ikatan peptide.
Test Xantoprotein
Prinsip dari uji ini ialah prinsip nitrasi inti benzene oleh asam nitrat pekat
sehingga menghasilkan reaksi berwarna kuning dan juga orange setelah penambahan
alkali. Fungsi dari uji ini adalah untuk mengetahui adanya asam amino berantai
samping inti benzene. Sampel yang memberikan hasil positif pada uji ini adalah
tirosin, triptofan , albumin dan gelatin , ini menunjukkan sampel tersebut mengandung
inti benzene pada rantai sampingnya. Seharusnya sampel fenilalanin juga memberikan
hasil positif karena fenilalanin mengandung inti benzene, hasil negatif pada sampel ini
dapat disebabkan oleh kesalahan-kesalahan pada saat melakukan uji.
Uji Hopkins- Cole
Pereaksi dalam uji ini mengandung asam glioksilat ,uji ini merupakan uji spesifik
terhadap asam amino yang bergugus indol (triptofan). Sampel sampel pada saat
pengujian dengan pereaksi ini yang memberikan hasil positif adalah triptofan dan
albumin. Albumin merupakan protein, jika albumin positif dalam uji ini,
menunjukkan bahwa triptofan adalah salah satu asam amino penyusun albumin.
Cincin ungu yang terbentuk pada sampel yang positif disebabkan pereaksi yang terdiri
dari asam glioksilat dalam asam sulfat. Triptofan akan berkondensasi dengan aldehid
dan membentuk kompleks berwarna dari jenis 2,3,4,5-tetrahidro--karbolin-4karboksilat. Asam sulfat berperan sebagai oksidator kuat agar terbentuk cincin ungu.
(Kristanti,2012)
Pengaruh Logam Berat
Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan.
Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang
bermuatan negatif. Dengan adanya muatan positif dari logam beratakan terjadi
netralisasidari protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap.
Endapan protein ini akan larut kembali dalam penambahan alkali (NH3, NaOH, dan
lain-lain). Sifat pengendapan protein ini adalah reversibel.
Setelah penambahan garam (Pb-asetat) dan HgCl tetes demi tetes dan dikocok,
protein akan mengandap karena kelarutan protein dalam larutan logam tersebut
terbatas. Baik pada larutan HgCl2 maupun Pb-asetat diperoleh endapan berwarna
putih. Namun, diatas endapan pada larutan HgCl diperoleh cairan bening sedangkan
di atas endapan pada larutan Pb-asetat teramati bahwa terdapat cairan yang sedikit
keruh.
B. Kesimpulan

Dalam percobaan di atas yang termasuk protein adalah Albumin, putih telur, dan
Kasein. Sedangkan fenol merupakan asam amino.

Anda mungkin juga menyukai